Warning :
AU, TYPO, Gaje, jelek, abal
.
.
Chocolate! By Ichikawa Hikaru
Standard Desclaimer applied.
.
.
"Ohayo Naruto-senpai! Sasuke-senpai!"
"Ohayo senpai-tachi!"
Halaman utama Konoha high school pagi itu, separti biasa. Hampir semua siswi putri berbaris berjejer memberi jalan bak pagar ayu untuk kedua orang yang bisa dikatakan sangat keren ini, sedangkan siswa putra sebagian ada yang ikut dalam barisan ada juga yang melempar pandangan kesal kemudian mendecih pergi karena dua orang ini. Oh siapa yang tidak mengenal Naruto Namikaze dan Sasuke Uchiha? Keduanya merupakan public figure yang sedang hangat di perbincangkan oleh media dan khalayak ramai dan berasal dari keluarga yang terpandang, dalam hal ini mereka berkarya dalam hal bermusik. Naruto yang ramah dan memiliki senyum secerah matahari serta dianugrahi pita suara emas menjadi vocal di duo mereka sedangkan Sasuke yang dingin dan cenderung anti sosial namun dianugrahi tangan yang sangat terampil memainkan alat musik apa saja membuatnya memegang gitar dalam duo mereka. Sama-sama berbakat, sama-sama tampan dan sama-sama dari keluarga yang terpandang, plus mereka adalah teman dari kecil namun memiliki sifat yang 180 drajat berbeda membuat duo ini menanjak ke puncak popularitas dengan sangat cepat.
Mereka berjalan tenang menuju gedung sekolah dengan ekspresi yang 180 drajat berbeda pula. Naruto yang tidak ragu-ragu melemparkan senyum cerahnya kepada siapa saja sedangkan Sasuke yang memasang wajah datar dan terkesan dingin.
"Ohayo minna!" Naruto lagi-lagi tersenyum cerah membuat para gadis itu sesak napas.
Tiba-tiba kerumuunan menjadi tidak terkendali. Oh ya kalau kalian lupa, hari itu tanggal 14 februari. Kalian tahu artinya hari apa? Yup, valentine! Gadis-gadis ini sudah memegang coklatnya masing-masing untuk diberikan kepada idola mereka, salah satu dari kedua pemuda tampan ini. Para siswi pun maju, mengerubungi kedua pemuda ini untuk memberikan coklat mereka masing-masing.
"Naruto-senpai, ini coklat dariku, mohon di terima!"
"Sasuke-senpai, coklatku mohon di terima!"
"Aku juga Naruto-sama!"
"Sasuke-sama!"
Dalam sekejap kedua tangan kedua pemuda ini telah memeluk coklat dalam jumlah yang tidak bisa di bilang sedikit. Sasuke memberikan senyum tipis kepada fans nya sedangkan Naruto tetap mempertahankan senyum cerahnya. Walaupun tangan mereka sudah epenuh tapi masih banyak diantara gadis-gadis itu yang belum menyerahkan coklatnya.
"Gomen ne, minna. Tanganku sudah penuh, rasanya aku tidak bisa menerima coklat dari kalian lagi. Tapi aku sangat menghargainya. Arigato~" Naruto tersenyum menyesal pada fansgirl mereka. Tapi tetap saja diantara wajah-wajah itu ada yang sedih karena tidak bisa memberikan coklat kepada pemuda yang mereka suka.
Tanpa memperdulikan sekitarnya Naruto berjalan mendahului Sasuke, masuk kedalam gedung sekolah sementara yang ditinggal hanya menghela nafas singkat sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan teman pirangnya itu. Kemudia Sasuke melihat para fansclubnya yang masih kecewa karena tidak bisa memberikan coklat.
"Sumimasen, ada yang bisa memberiku dua kantung besar?" Sasuke buka suara. Sesaat hening. Kemudian...
"Ini dia Sasuke-samaaaa!" tidak lama setelah itu tidak kurang dari 10 kantung kertas sudah ada di hadapannya dipagang oleh 10 gadis yang berbeda pula.
"Aku hanya butuh dua," Sasuke mengambil dua diantaranya kemudian meletakkannya di tanah, didepannya lalu menaruh semua coklat yang ada di tangannya ke kantung kertas sebelah kanan "Minna, silahkan bagi yang belum memberikan coklatnya kepada ku ataupun Naruto meletakkan coklatnya di kantung kertas ini. Yang sebelah kanan untukku dan yang kiri untuk Naruto. Maaf Naruto seperti itu karena ada yang salah dengan kepala bodohnya." Sasuke berkata dengan nada cueknya yang seperti biasa.
Detik selanjutnya dua kantung kertas yang berukuran besar itu telah penuh dengan berbagai jenis coklat. Sasuke lalu mengangkat kedua kantung kertas itu dengan kedua tangannya.
"Arigato gozaimasu." Kata pemuda tampan itu sambil berlalu.
"Sasuke-sama!" Saat baru mau masuk gedung sekolah Sasuke mandengar seseorang memanggilnya. Dengan enggan dia berbalik untuk mengetahui siapa yang telah memanggilnya. Sasuke mengetahui itu adalah salah satu fan girl Naruto, walaupun dia tidak ingat namanya.
"Apa Naruto-sama baik-baik saja? Biasanya Naruto-sama akan menerima semua coklat dari kami. Naruto-sama kan baik sekali."
"Keh. Jangan tanya padaku, mana aku tahu." Sasuke lagi-lagi dengan suara yang dingin membuat gadis itu membeku seketika.
"Se-seram!"
=00=
Sasuke membuka pintu atap sekolah dengan agak susah payah karena tangannya memegang dua kantung besar yang penuh terisi dengan coklat beraneka bentuk. Matanya langsung mendapati seorang pemuda pirang yang tengah bersandar dengan nyaman di dinding penghalang yang pendek. Yah, sekolah itu memang tidak mempunyai pagar pembatas, hanya tembok yang setinggi pinggang sebagai penghalang. Lagi pula jarang ada siswa yang kesini, tentu saja selain mereka berdua. Tempat membolos yang aman.
Sasuke menghampiri Naruto yang sedang memejamkan mata. Pemuda itu seperti sedang tertidur, tapi Sasuke tahu kalau temannya itu sedang tidak tidur. Sasuke lalu mengambil sebuah coklat batang dari kantung besar coklatnya kemudian tak segan-segan melempar coklat itu ke kepala pirang sahabatnya.
"Teme! Ittai!" Naruto mengambil coklat yang baru dilempar Sasuke dan dengan cepat memberikan serangan balik. Namun Sasuke dengan mudah berkelit sehingga coklat itu menghantam pintu.
"Nih coklatmu. Aku benci saat kau bertingkah seperti ini. Merepotkan, tahu!" omel Sasuke sembari meletakkan kantung coklat Naruto.
"Cih, buang saja. Fans apanya! Harusnya mereka sudah tahu kalau aku tidak suka coklat." Naruto merongoh saku celananya seperti mencari sesuatu.
"Lalu coklat yang kau terima tadi dimana? Sudah habis dimakan?" Sasuke ikut duduk di sebelah Naruto. Tapi Naruto hanya mengendikkan dagu nya ke arah tong sampah yang berada di sebelah pintu karena dia masih sibuk mencari. Ah! Naruto lalu mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya, menyelipkan ke bibir kemudian merongoh lighter perak yang ada di sakunya. Tanpa ragu Naruto menghidupkan rokoknya, menghisapnya dalam-dalam lalu menghembuskan asap dengan cepat tanpa memindahkan rokok itu dari bibirnya. Baru saja hendak menghisap lagi rokoknya tapi sebuah tangan merenggut rokok itu dari bibirnya. Sasuke lalu menyulut rokok itu ke lantai diiringi dengan tatapan kesal dari Naruto.
"Baka dobe! Kita ada konser besok malam. Aku tidak perduli dengan paru-paru mu tapi rokok ini merusak pita suara, bodoh." Omel Sasuke lagi. Bukannya melakukan apa yang disuruh oleh sahabatnya, Naruto malah mengambil sebatang rokok dan menyulutnya lagi.
"Aku tahu, cerewet sekali. Ayolah teme, jangan seperti ibuku! Berpura-pura jadi pangeran itu menyebalkan tahu! Kau mau?" Naruto malah menyodorkan bungkus rokoknya ke Sasuke.
"Tidak erima kasih. Aku masih punya otak." Balas Sasuke dingin.
"Ck, ya sudah." Naruto kembali memasukkan bungkus rokoknya ke saku celana, lalu menghirup lagi rokoknya dalam-dalam. Kali ini Sasuke hanya menghela nafas, tidak berusaha menghentikan Naruto lagi. Naruto itu lebih keras kepala dari kelihatannya.
Angin berhembus cukup kencang membuat rambut mereka agak berantakan saat lonceng jam pelajaran kedua berbunyi.
"Aku akan masuk sekarang. Kau ikut?" Basa-basi Sasuke, walaupun dia sudah tahu jawaban Naruto.
"Tidak. Katakan pada sensei nya aku keracunan coklat." Jawab Naruto sekenanya membuat bola mata Sasuke berputar bosan. Sasuke pun berdiri dan mengambil kantung coklatnya sendiri. Bersiap-siap untuk pergi.
"Teme, kau tidak suka coklat kan? Mau kau apakan benda menjijikkan sebanyak itu?" Naruto masih menghisap rokoknya.
"Kaa-san membuka tempat penampungan baru. Pagi-pagi dia sudah pesan untuk tidak membuang coklatku."
"Hoo, bisa sekalian kau urus coklatku?" mendengar ini Sasuke tidak bisa menahan seringainya.
"He? Mau kau sumbangkan juga? Baik sekali." Sasuke menyeringai lebar dan Naruto membalas nya dengan tatapan bosan.
"Tidak, aku mau kau membuang coklatku sekalian di tong sampah itu. Benda itu racun, menjijikkan." Naruto menghisap lagi rokoknya.
"Buang sendiri. Jangan menyuruhku." Sasuke pun berlalu dan menghilang di balik pintu.
"Cih." Setelah Sasuke benar-benar telah turun, Naruto berdiri. Pemuda pirang itu menghisap dalam-dalam rokoknya lalu menyulut rokok tersebut ke dinding pendek pembatas sebelum melemparnya jauh-jauh ke halaman sekolah yang ada di bawahnya. Kemudian Naruto membawa tas dan kantung coklatnya ke tempat yang teduh di atas pintu masuk yang tertutup bayang-bayang bangunan yang lebih tinggi. Tempat yang cocok untuk tidur atau sekedar merokok. Dan soal coklat itu, dia akan membuangnya nanti.
=00=
Jam makan siang.
Koridor sekolah tidak terlalu ramai karena kebanyakan siswa sedang menikmati bento di kelas masing-masing. Tapi tidak dengan gadis yang satu ini. Paras gadis ini cantik tapi guratan-guratan amarah dan sedih menghiasi wajahnya. Air mata memang belum menggenang di emerald itu, tapi dia yakin sebentar lagi itu akan terjadi, yang paling buruk, air mata itu pasti akan tumpah. Rambut soft pink gadis itu ikut bergoyang-goyang seirama dengan langkah gadis itu yang menghentak dan terkesan cepat menuju suatu tempat. Entah kemana itu. Gadis itu makin mempercepat langkahnya, seakan akan dia akan meledak sebentar lagi. Gadis itu bahkan tidak menyadari seseorang yang hendak berbelok dari lorong kiri sehingga tabrakan itu tidak bisa dihindari. Sakura menabrak bahu kiri orang itu, membuat buku-buku yang dibawa orang itu berjatuhan. Sasuke menatap kesal pada gadis yang menabraknya tadi, apa lagi cara gadis ini yang sangat murahan untuk menarik perhatiannya. Lihat saja sebentar lagi gadis ini akan memasang senyum menyebalkan sambil berpura-pura membantu pemuda itu, setidaknya itulah yang ada di pikiran Sasuke. Tapi gadis itu malah terdiam berdiri sambil memegangi bahu kanannya yang tertabrak tadi, tidak membantu Sasuke yang sibuk mengumpulkan bukunya. Sasuke baru saja hendak menghentakkan semua buku yang sudah berhasil di kumpulkannya dengan marah karena ketidaksopanan gadis itu, namun segera diurungkannya karena Sasuke dapat melihat ekspresi gadis itu yang tertutupi helaian soft pink. Marah dan... terluka.
"Gomen." Gadis itu berucap lirih kemudian melanjutkan langkahnya tanpa memperhatikan Sasuke yang masih tidak bergerak dari tempatnya.
'Apa-apaan cewek itu!' pikir Sasuke kesal. Berusaha tidak terlalu perduli, Sasuke kembali melanjutkan langkahnya.
Gadis itu menghentakkan kaki di tiap anak tangga yang didaki nya untuk menuju ke atap sekolah. Kemudian dengan kasar gadis itu membanting pintu hingga menjeblak terbuka dengan suara yang sangat keras. Kemudian gadis itu berlari lagi ke tembok pendek pembatas, memukul tembok itu dengan tangan-tangan kecilnya yang tampak kurus.
"Sasori-kun bodoh! Aku tidak tidur semalaman untuk membuat coklat yang kau bilang tidak enak itu, dasar bodoh! Aku membencimu! Bodoh bodoh bodoh bodoh!" teriaknya lantang dan marah. Marasa Air mata itu telah menggenang di pelupuk mata, Gadis itu mengadahkan wajah kelangit, mencegah agar tidak ada setetespun air mata yang keluar.
"Cih, air mata ku, Haruno Sakura, terlalu mahal untuk orang bodoh seperti mu! Aku tidak akan membuat coklat untukmu lagi! Lebih baik aku makan sendiri! Berengseeek!" gadis yang bernama Sakura itu berteriak lagi, lalu merongoh saku rok nya untuk menarik sebatang coklat yang dibungkus dengan kertas alumunium berwarna madu serta pita yang berwarna merah menyala. Dengan kasar Sakura menyobek bungkus itu dan memasukkan separuh coklat itu ke mulutnya. Begitu coklat itu masuk ke mulutnya, Sakura langsung ingin memuntahkannya. Rasanya terlalu pahit dan ada rasa gosong yang menyertainya. Namun dengan cepat Sakura membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangan, mengunyah coklat itu tiga kali sebelum menelannya bulat-bulat dengan susah payah.
"Aku suka coklat! Suka sekali! Aku sampai mau mati kalau tidak makan coklat!" teriak Sakura lagi. Dengan paksu gadis itu memasukkan semua sisa coklat yang ada di tangannya. Setelah menelannya bulat-bulat lagi (masih sangat terpaksa) Sakura mengatur nafasnya yang sempat tidak beraturan. Tiba-tiba Sakura merasakan ada sesuatu yang mengenai kepalanya. Seseorang melemparnya dengan sesuatu!
"Aww~" Sakura mengelus-elus kepalanya yang baru saja dilempari seseorang dengan...sebuah coklat? Gadis itu memungut coklat yang terbungkus kertas berwarna kuning cerah kemudian mengedarkan pandangan ke semua arah.
"Siapa orang brengsek yang berani melempar benda menjijikkan ini ke kepalaku!" Sakura berteriak-teriak lagi sambil mengacungkan coklat temuannya ke udara. Tidak ada jawaban, sampai sebuah coklat mendarat lagi di dahinya.
"Aww! Kurang ajaaar kau!" tiga detik awal Sakura tidak bisa melihat siapa yang melemparnya karena orang tersebut berdiri membelakangi matahari. Detik berikutnya...oh Sakura bisa tersedak karena ludahnya sendiri! Siapa yang tidak mengenal cowok dengan rambut pirang, kulit tan yang sexy dan mata sewarna lautan? Itu Naruto! Cowok terakhir yang gadis itu kira bakal meliriknya. Sakura bisa sudah membayangkan Naruto yang akan menghiburnya seperti pangeran.
"Kau ini berisik sekali. Kepalaku mau pecah mendengar suara cempreng mu itu. Sedikit lagi aku mendengarnya telingaku pasti berdarah." Kata cowok itu dingin. Hancurlah bayangan Sakura sepuluh detik yang lalu. Gadis itu hanya bisa menganga shock, itu benar Naruto kan? Naruto yang ramah itu? Kenapa lidahnya tajam sekali? Dan apa itu di bibirnya? Rokok?
Sakura masih tidak bergerak dari tempatnya sementara Naruto sudah memungut tas dan coklatnya. Lalu Naruto melompat dari atas dan dengan sekali lompatan itu mengantarnya tepat dihadapan Sakura yang belum kembali ke bumi. Ditengah otaknya yang sedang membeku sesaat setidaknya Sakura mampu memberikan sedikit gerak reflek. Gadis itu mundur sedikit membuat dirinya terjepit di antara dinding pembatas yang pendek dan cowok paling keren di sekolah dengan seringai dingin tidak ketinggalan rokok di bibir merah itu yang sedang menatap wajah Sakura intens.
Tiba-tiba Naruto mengambil rokok dari bibirnya dan menghembuskannya tepat di wajah Sakura. Bau tembakau terbakar sebenarnya membuatnya ingin muntah, tapi otak gadis itu belum mau bekerja karena shock yang baru saja di dapatnya. Naruto memadamkan rokoknya di dinding pendek lalu dengan senyum dingin pemuda itu memasukkan puntung rokok itu ke saku baju Sakura.
"Kau itu berisik dan menyebalkan. Kau sudah sangat mengganggu." Kata Naruto pelan masih tepat di depan wajah Sakura. Segera saja wangi citrus, mint dan sedikit bau tembakau menyeruak ke indra penciumannya. Bau yang menyenangkan, membuat otaknya tambah tidak mau bekerja.
"Eh? Apa itu? Coklat di bibirmu?" Naruto lebih mendekatkan wajahnya pada Sakura, cewek itu hanya bisa mengedipkan matanya beberapa kali dengan bibir terkunci. Tiba-tiba Naruto mendekatkan bibirnya sambil memejamkan mata dan...cup! Bibir merah cowok itu mengecup bibir mungil sakura dan lidah lembut milik Naruto menjilat lembut bekas coklat yang ada di bibir Sakura. Naruto mengecup bibir itu sekali lagi sebelum menarik wajahnya dan menyeringai dingin pada gadis yang tengah menatapnya dengan dua permata emerald yang tampak shock.
"Keh, cowok mu benar. rasa coklat itu memuakkan dan menjijikkan. Tapi aku suka rasa cherry nya. lipgloss mu, eh?" Naruto menyentuh sedikit ujung bibir Sakura dengan ibu jarinya, lalu jari-jarinya berpindah ke dahi lebar gadis itu lalu mendorong kepala Sakura sedikit dengan telunjuknya.
"Cewek bodoh, kalau kau ceritakan ini pada orang lain aku akan membunuhmu, mengerti? Jangan pernah muncul lagi di hadapanku. Kau menjijikkan, Haruno Sakura." Mata biru itu berkilap kejam namun menawan disaat yang bersamaan. Sakura masih belum bisa menggerakkan tubuhnya.
"Oh, kau bilang suka coklat? Ini hadiah dariku. Mau kau bakar atau kau makan terserah padamu. Asal jangan kembalikan padaku saja." Naruto memberikan kantung coklatnya pada Sakura dengan menekan kantung itu ke dada Sakura. Reflek lagi, Sakura mendekap kantung coklat itu.
Setelah memberikan seringai dinginnya Naruto berbalik tanpa mengatakan apapun. Berjalan santai menuju pintu.
Setelah kepergian Naruto, Sakura merosot terduduk lemas sambil tetap mendekap kantung coklatnya. Dengan cepat disentuhnya bibir mungil miliknya yang baru saja dijilat oleh seseorang yang sama sekali tidak dia kenal, tentu saja selain nama. Sakura masih merasa apa yang dialaminya tadi hanya mimpi. Bagaimana mungkin? Naruto yang ITU menciumnya! Naruto yang ITU punya seringai dingin! Naruto yang ITU ternyata brengsek!
Sakura manjilat sedikit bibirnya dan oh, rasa tembakau dan mint itu masih terasa! Lalu Sakura menunduk dan memandangi coklat-coklat milik cowok tadi, yang sekarang menjadi miliknya. Ini bukan mimpi!
"Bibirku...ciuman pertama ku...PIRANG BRENGSEEEEK!"
Tsuzuku/Owari?
Yeah fic baru, nambah lagi utang hamba pada para readers sekalian wkk padahal fic yang lain belum dilanjutin malah buat fic baru ._. ga papa kan? Ga papa dong. Fic ini dengan senang hati hamba persembahkan untuk minna-sama yang sudah merequest NaruSaku! Arigato minna-sama!
Saa~ Lanjutin apa kagak? *digeplak
REVIEW ONEGAISHIMASU! ^O^9
