.

Even though the world will against us..

Even though this love is forbidden..

As long as you love me,

I'll fight for you..

My precious one.

.

.

.

Author Ela-ShimSparCloud presents

An Alternate Universe fanfiction

"My Hyung" ch 1

Pairing : HoMin (Jung Yunho X Shim Changmin)

Rate : T

Length : 1 of ?

Desclaimer : They're belongs to GOD, themselves and DBSK

Warn : TYPO's! , semi-incest! , semi-pedo!(7years gap) , Chibi!Min , cerita amburadul dengan alur yang sangat lambaaat.

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

.

Jung Yonghwa dan Jung Seohyun. Sepasang suami-istri ideal dimana sang suami adalah salah satu pemilik perusahaan yang cukup besar, dan sang istri adalah seorang singer yang memiliki suara yang memukau. Pasangan paling di berkahi restu dari banyak orang, dan hampirsemuanya mendoakan kesejahteraan dan kebahagiaan pasangan itu.

Namun untung tak dapat di raih, dan malang tak dapat di tolak, sang istri yang baru satu tahun melahirkan putra pertama mereka yang di beri nama Jung Yunho itu terdiagnosis menderita tumor serviks yang penanganannya harus mengangkat rahimnya.

Akhirnya, demi keselamatan sang istri tercinta, operasi pengangkatan rahim itu dilakukan, dan pupuslah harapan seorang Jung Yunho untuk memiliki saudara kandung.

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

"Umma~!" seru seorang bocah berusia sepuluh tahun yang kini berlari memasuki rumah besarnya.

Umma dari sang bocah yang kini tengah ber-eksperimen dengan bahan makanan dan resep masakan itu menghentikan kegiatannya. Yeoja yang masih nampak ayu di usianya yang berada di awal tiga puluhan itu tersenyum kecil melihat betapa semangatnya sang anak.

"Waeyo Yunnie?" tanya yeoja itu sambil menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan sang anak.

"Umma, Yunnie sekarang punya namdongsaeng~!" cerita sang bocah itu dengan tatapan penuh binar-binar bahagia.

Senyum kecil di wajah cantik yeoja itu memudar sedikit, dan tanpa disadari sang bocah, hati sang umma merasakan perasaan sakit mendengar ucapan sang anak mengenai dongsaeng. Hal yang tak akan pernah bisa ia berikan pada anaknya yang sangat menyukai anak kecil dan ingin memiliki banyak saudara.

"..namdongsaeng?"

Tanpa mengetahui hal itu, sang anak mengangguk dengan penuh semangat. "Ne, Umma! Namdongsaeng baruku itu namanya Min! Dia lucuuuuu sekali Umma. Aku mau membawanya ke rumah, tapi kata suster di panti, aku tak boleh membawanya pulang.."

Seohyun, nama dari yeoja itu tertegun mendengar ucapan sang anak. Dengan perlahan ia mencerna ulang ucapan anaknya itu, sebelum pemahaman itu membanjiri benaknya.

"Tunggu dulu Yunnie. Suster di panti? Apakah itu di panti asuhan yang ada di seberang sekolahmu itu?"

Bocah kecil yang sebenarnya bernama lengkap Jung Yunho itu mengangguk dengan semangat. "Ne, Umma. Karena sudah hampir dua bulan aku tak kesana, tadi aku mampir sebentar kesana dan bertemu dengan Min. Aku suka dengannya. Jadikan dia namdongsaengku ya Umma~ Pweaseee~" rengek bocah itu.

Seohyun terdiam sejenak sementara ide mengenai permintaan anaknya itu mengendap di dalam benaknya. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan dari hal baik dan buruk mengenai ide itu, Seohyun menatap pada anaknya yang kini terlihat amat sangat gembira.

"Tapi Yunnie, kalau kau ingin Min itu jadi namdongsaengmu, kau harus berjanji pada Umma untuk memperlakukannya seperti saudara kandungmu. Apa kau mau berjanji?"

Namja kecil itu membulatkan kedua matanya, dan langsung menganguk dengan sangat antusias. "Jadi Umma, Min bisa jadi namdongsaengku?"

"Umma tak bisa berjanji, tunggu Appa pulang kerja dulu, dan nanti Umma akan mendiskusikannya dulu dengan Appamu."

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

Tak perlu waktu lama bagi keluarga Jung untuk mendatangi panti asuhan itu. Dengan dibujuk oleh Seohyun dan Yunho, Yonghwa setuju untuk melihat dulu seperti apa namja kecil itu sebelum memutuskan semuanya.

Dalam tatapan pertama, Seohyun langsung memberikan sinyal positif karena anak kecil yang di gendong oleh Yunho itu benar-benar terlihat sangat manis dan lucu.

Kemudian keduanya berdiskusi dengan pemilik Panti Asuhan itu dan bertanya-tanya mengenai anak manis itu.

Yang suster kepala itu kepala itu ketahui, satu bulan yang lalu pintu gerbang panti asuhan mereka di ketuk dengan kencang. Namun saat pintu itu dibuka, hanya ada kardus besar berlapis kain yang berisikan bocah kecil itu. Selimut yang terdiri dari kain berlapis-lapis dan sebotol susu yang masih berada di mulutnya membuat bocah itu tak terbangun sama sekali.

Setelah itu, dari catatan yang ada, diketahui kalau namja itu bernama Changmin, tanpa ada nama marga yang dituliskan. Bocah yang sudah berusia tiga tahun itu ditinggalkan orang tuanya karena mereka tak sanggup lagi membiayai kehidupan sang bocah.

Mendengar itu, Seohyun merasakan kasih sayang yang tumbuh begitu saja mendengar kisah anak manis itu. Dan setelah keduanya mendengar tawa senang, dan betapa akrab dan bahagianya Yunho bermain bersama dengan anak manis itu, Yonghwa akhirnya menyetujui untuk mengambil Changmin sebagai anak kedua mereka.

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

"Huufth... hujan. Kalau begini, bagaimana aku bisa pulang? Padahal aku sudah kangen berat dengan Chami.." gerutu Yunho sambil menatap langit gelap yang masih terus menjatuhkan pasokan airnya ke bumi.

Namja yang kini sudah menginjak tahun terakhirnya di elementary school itu menghela nafas berat sambil duduk di anak tangga. Sekolah sudah sepi karena jam pulang sudah berlalu. Selain karena ia mengikuti latihan hapkido, sebagai ketua kelas yang baik dan bertanggung jawab, Yunho selalu pulang yang terakhir untuk mengecek keadaan kelas mereka.

Biasanya setelah ini ia akan berlari kencang untuk sampai ke rumah, dan langsung menghampiri sang adik yang sudah menunggunya di depan pintu rumah mereka.

Ngomong-ngomong soal adiknya, Yunho jadi kembali menghela nafasnya dengan berat menyadari kalau ia akan membuang waktu sia-sia disini, dan mengurangi waktu bermain dengan Chami-nya itu. Pemikiran itu membuat ia mengerutkan dahinya dengan sebal, dan ia menatap derasnya hujan yang mengguyur bumi sambil menimbang-nimbang.

Kalau ia pulang menerobos hujan, meskipun dengan berlari, pasti sampai rumah ia akan basah kuyub. Tapi setelah itu, ia akan bisa mandi air hangat—bersama dongsaengnya sekalian kalau bisa, dan kemudian ia bisa main sepuasnya bersama Chami.

'Yup! Ide yang sangat bagus! Kau jenius, Jung Yunho.'

Yunho segera bangkit dari duduknya. Ia sudah akan bersiap-siap berlari menembus derasnya hujan saat suara kecil yang familiar meneriakkan namanya dari kejauhan.

"Yuno hyuuunggg~!"

Kedua mata beruang Yunho membulat sempurna melihat sosok kecil yang memakai jas hujan kuning cerah itu berlari ke arahnya dengan semangat. Satu payung lipat tergenggam di tangan kirinya.

"Chami?"

"Yunho hyung! Chami jemput hyung~ " ucap namja kecil yang kini ber-usia lima tahun itu sambil tersenyum senang pada hyung kesayangannya itu.

Yunho membalas senyum dongsaengnya itu dengan tak kalah senang. Rasanya seperti pucuk di cinta ulam pun tiba, saat ia merindukan dongsaengnya dan berniat menerobos hujan, sang dongsaeng menunjukkan dirinya sambil membawakan payung untuknya.

"Aigoooo, namdongsaeng hyung pintar sekali~" puji Yunho sambil meraih sang adik ke dalam gendongannya, dan mengecup pipi chubby Changmin. Dengan latihan hapkido yang ia ikuti semenjak memasuki tingkat empat di sekolah, ia jadi bisa menggendong dongsaengnya itu dengan mudah.

"Hwaaaa! O.O! Hyuuuung..! Chami bacah...hyung jadi ikut bacah.. T^T "

Yunho tertawa kecil melihat adik semata wayangnya itu berusaha menjauh dari tubuhnya, dengan wajah yang sedih dan bibir yang mengerucut lucu.

"Gwaencana Chami. Kalau cuma basah sedikit kan tak apa. Ayo kita pulang." ajak Yunho sambil membuka payung lipat itu dan memayungi mereka berdua.

Changmin tersenyum senang mendengar ucapan hyungnya, dan ia langsung mengalungkan kedua lengan mungilnya itu ke leher sang hyung.

"Hyung, Yuno hyung, tadi Chami di malahi Umma T^T " adu sang bocah kecil itu pada hyungnya itu.

Yunho mengerutkan kedua alisnya mendengar ucapan sang dongsaeng. Rasa-rasanya Umma mreka itu orangnya tak mudah marah, dan Changmin sendiri bukan tipe yang mudah membuat Ummanya marah. Jadi kalau ada sesuatu yang sampai membuat Ummanya marah pada Changmin, itu berarti ini adalah hal yang gawat.

"Wae? Kenapa Chami di marahi Umma?"

Bibir sintal yang mengerucut semakin dalam itu membuat Yunho nyaris saja tak bisa menahan tawanya kalau saja Changmin tak menatapnya dengan tatapan super memelas yang membuat bambi eyes itu jadi terlihat semakin cute.

"...tapi Yuno hyung janji tak akan malah cama Chami?"

Yunho terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab."Itu tergantung. Kalau Chami yang salah, hyung nggak janji untuk tak marah."

"Huuuuuu, kalo begitu Chami mau diam caja ,." rajuknya sambil menenggelamkan wajahnya di bahu Yunho, menolak untuk menatap hyungnya itu.

Yunho tertawa melihat tingkah dongsaengnya itu. Terkadang ia heran dengan adiknya satu ini. Padahal meskipun Changmin memecahkan celengan babi kecil kesayangannya dan bahkan meminta bambi—boneka rusa kecilnya, ia tak sekalipun marah pada dongsaengnya itu. Tapi entah kenapa, Changmin selalu percaya setiap kali ia bilang ia akan marah pada sang adik.

"Hahahaha, hyung bercanda Chami. Ayo, sekarang bilang pada hyung dan hyung berjanji kalau hyung tak akan marah."

"Jinjja? Yuno hyung janji?"

Yunho mengangguk memastikan.

"..nnggg.." namja kecil itu menatap hyungnya ragu-ragu, sebelum ia bergerak dan menempatkan bibirnya di telinga sang hyung. "Yuno oppa~ "

Degg!

Tubuh Yunho membeku seketika. Langkahnya langsung terhenti dan tombol pause di tubuhnya seolah di tekan, menjadikannya terdiam seperti patung.

Lalu kemudian kesadaran itu menghampirinya dengan cepat, membuat jantungnya ikut berdetak dengan kecepatan yang di atas normal.

Ia menatap sang dongsaeng yang menatapnya dengan tatapan malu dan takut, dan meskipun langit masih begitu gelap, itu tak menghalangi Yunho untuk melihat ada semburat merah yang menghiasi kedua pipi chubby dongsaengnya itu.

"K-kau tadi memangilku apa, Chami?"

Changmin menggigit bibir bawahnya dengan khawatir saat melihat reaksi hyungnya itu.

"Oppa—hyung... Yuno hyung malah..? h-hiks... T^T "

Yunho cepat-cepat menghilangkan ekspresi tak percaya dari wajahnya, dan langsung tersenyum menenangkan pada sang adik. "Aniya. Hyung tak marah padamu Chami. Hyung tadi hanya... kaget."

"Jinjja?"

"Ne." Yunho mengangguk mantap. "Tapi Chami, kenapa kau tiba-tiba memanggil hyung begitu?"

"Itu kalena tadi ada teman yeoja Chami yang memanggil oppa pada hyungnya. Lalu Chami tanya, kenapa panggil begitu, dan dia bilang karena dia cayaaaang cekali dengan hyungnya." jelas bocah kecil itu dengan penuh semangat karena kini ia tahu kalau hyungnya itu tak marah padanya.

"Lalu Chami ingat, Umma di lumah juga cuka panggil Appa dengan oppa, jadi Chami bilang ke Umma kalau Chami mau panggil Yuno hyung begitu juga. Tapi, tapi Umma bilang kalena Chami namja, jadi Chami nggak boleh panggil Yuno hyung dengan cebutan oppa."

Yunho mengangguk-angguk mengerti saat mendengar penjelasan namdongsaengnya itu. Mau tak mau ia jadi tertawa di dalam hati melihat kesalah pahaman yang di alami Changminnya itu.

"Bukan begitu Chami. Karena teman Chami dan Umma itu yeoja, makanya ia memanggil orang yang disayang dengan sebutan oppa. Tapi karena Chami itu namja, kalau Chami sayang sekali dengan seseorang, Chami memanggilnya dengan sebutan hyung. Arra?"

Namja kecil yang barusan di beri penjelasan itu mengerutkan kedua alisnya dengan wajah yang terlihat seperti tengah berpikir keras.

"Jadi... kalau Chami cayang dengan hyung, Chami panggilnya Yuno hyung, dan bukan Yuno oppa?"

"Yap! Chami pintar~!" puji Yunho sambil mengesekkan pipinya ke surai lembut dongsaengnya itu. Ia tertawa gemas melihat semua tingkah namdongsaengnya yang terlihat begitu lucu dan imut di matanya itu.

Changmin kembali mengerucutkan bibirnya, dan Yunho menatapnya heran.

"Waeyo Chami?"

"Hyung... kalena Chami pintal... poppo~" pinta bocah kecil itu sambil menyodorkan pipi gembilnya yang terlihat seperti bakpao putih kenyal itu.

Yunho tertegun sejenak, dan tanpa ia mengerti kenapa, kali ini ia merasakan jantungnya berdentum-dentum dengan keras dan cepat di dalam rongga tulang rusuknya. Ia sudah sering memberikan kecupan pada pipi Changmin, tapi kenapa baru kali ini saja jantungnya jadi menggila?

"Hyuuuuung~ ~ poppoo~ "

Rengekan dongsaengnya itu membuat Yunho kembali ke alam sadar, dan dengan perlahan ia menyentuhkan bibirnya pada kulit lembut pipi Changmin itu.

"Yeeaayyy~! Yuno hyung neomu caranghae~"

Degg!

Tubuh Yunho kembali membeku sejenak, sebelum kembali aliran darahnya mengalir lebih deras mengikuti pompaan jantung yang semain menggila. Kesadarannya seolah berkurang, dan ia sudah akan mendekatkan wajahnya pada wajah manis sang adik sebelum namja dalam gendongannya itu bergerak-gerak senang dan melambaikan tangan dengan kuat ke arah depan.

"Ummaaaa~!"

Tubuh Yunho tersentak kaget dan ia kembali sadar seutuhnya. Dengan ekspresi dan tingkah yang ia buat setenang mungkin, ia membawa mereka berdua masuk ke dalam rumahnya.

Namun saat ia mandi air hangat—sendirian— benaknya kembali memutar ingatan kejadian beberapa menit lalu.

Ia tadi mencondongkan wajahnya ke arah Changmin, dan kalau tak ada gerakan Changmin melambaikan tangannya... apa yang akan ia lakukan pada Changmin, dongsaengnya?

.

.

.

.

.

~TBC~

Annyeong~!

Author yang lagi bersyukur dengan kembalinya lepy di tangan apdet satu FF homin lagi!

Kali ini semi incest dan agak pedo, dengan cast-nya chibi Changmin~! Mungkin chap pertama ini pndek, karena ini semacam test pendahuluan gitu. Kalo banyak yang minta lanjut, ya author lanjut. Tapi kalo yang suka cuman dikit, ya ntar author delete aja.

Ah, sekalian klarifikasi, di FF yang Jung Yunho's ideal itu, sebenernya OneShot doang, Cuma author salah ketik kata END jadi kata TBC.. miaann ya #deepbow.

Oh, dan yang buat add fb-nya author dan minta d masukkin grup TV2XQ dan HoMinoids Indonesia, tolong sekali buat kirim message ke author, biar author tahu kalo yang nge-add author itu HoMin shipper, Ok?

Last, kalau kalian tertarik n minta ff ini lanjut, review dong~