" Lihat,lihat! Itu Duet Group TenshiS 'kan?"

" Yang sedang populer itu ya?"

" Aku punya kipasnya lho! Mereka imut ya!"

" Ih apaan sih, mereka 'kan Cuma boyband alay"

"DIAM KAMU MIDORIMAAA!"


Ore no Aidoru ga Konnani Kawaii Wake ga Nai!


Midorima Shintarou dan idol unit TenshiS , dua entitas yang sangat berbeda, namun memiliki hubungan yang sangat kompleks.

TenshiS merupakan idol unit yang akhir – akhir ini sedang naik daun, beranggotakan dua orang remaja, yaitu Himuro Tatsuya dan Takao Kazunari. Mereka masih sangat muda, dengan Himuro berusia 17 tahun dan Takao 16 tahun, namun kepiawaian mereka dalam menyanyi dan menari tidak diragukan lagi kehebatannya.

Sosok mereka sendiri dipuja – puja bagai malaikat yang turun dari langit, sesuai dengan nama duet grup mereka. Mereka berdua berwajah manis, dan sama – sama berambut hitam. Hanya bedanya poni Takao belah tengah, sementara poni Himuro panjang sebelah, menutupi mata kanannya. Selain itu tinggi mereka juga berbeda, Himuro lebih tinggi dari Takao. Dan yang menjadi ciri khas Himuro adalah tahi lalat dibawah mata kirinya, yang menurut fans membuat dirinya terlihat lebih 'seksi'.

Soal sifat, Takao merupakan idol yang ceria, dan terkenal karena keimutannya. Sementara Himuro lebih cool dan dewasa. Mereka berdua berhasil menjaring penggemar dari berbagai usia, kalangan, dan juga gender. Yap, mereka juga populer bahkan di kalangan pria, entah dia straight ataupun humu.

Jadi apa hubungannya antara kedua idol ini dengan seorang Midorima Shintarou?

Midorima Shintarou, 16 tahun, kelas 1 SMA Shuutoku. Tampan, tinggi, kalem, pintar dan atletis. Selain rangking 1 di angkatannya, ia juga merupakan anggota reguler klub basket di sekolahnya, yang terkenal kuat. Sosoknya hampir sempurna, seperti pangeran yang keluar dari buku dongeng. Ia juga merupakan calon pacar idaman hampir semua siswi di sekolahnya, dan juga calon menantu idaman bagi semua orang tua yang mengenalnya, dengan sosoknya yang tenang dan dewasa. Kalau saja ia tidak punya kebiasaan aneh membawa – bawa berbagai macam benda aneh yang disebutnya sebagai 'lucky item hari itu'. Namun bagi para pengagumnya, hobi tersebut adalah salah satu charm point unik dari Midorima itu sendiri.

Bukan, Midorima bukanlah seorang idol seperti Takao dan Himuro, ia hanya seorang remaja biasa yang sedikit lebih populer dibandingkan remaja biasa lainnya. Namun, sosoknya yang dikenal nyaris sempurna itu membuatnya harus merahasiakan sesuatu.

Ya, Midorima adalah seorang closet otaku. Dengan kata lain, ia menyembunyikan kegemarannya dari orang lain.

Kecuali keluarganya sendiri, tidak ada yang tahu bahwa ia adalah seorang fans berat dari Takao Kazunari, anggota TenshiS. Menurutnya, kalau orang – orang sampai tahu obsesi rahasianya itu, maka imagenya selama ini akan langsung hancur.

Tentunya hal ini membuat Midorima amat sangat menderita, karena tidak bisa jujur didepan orang lain yang mengenal sosok 'pangeran'nya, walaupun ia berhadapan dengan hal – hal yang berhubungan dengan Takao.

Seperti saat teman- teman wanita sekelasnya bercerita tentang TenshiS, dan Midorima cuma menanggapi datar sambil berkomentar,

"Oh"

(WANJIR GILA LO GAK TAU AJA GUE SUKA BEUDD AMA TAKAO)

Atau saat semua orang berteriak heboh saat melihat duo tenshiS tampil di televisi, dia cuma diam sambil menggerutu,

" Dasar, berisik banget sih, gitu doang"

( KYAAA KAWAIII WAIFU GUE OMGEH TAKAO GUEEE)

Dan saat ia sedang bermain kerumah senpainya, dan kebetulan TenshiS tampil di suatu acara, para senpainya, terutama Miyaji senpai yang bahkan terkenal paling galak, asyik berfanboy didepan televisi. (Rupanya Miyaji senpai juga penggemar berat TenshiS)

" Aku punya kipasnya lho! Mereka imut ya!" pamer Miyaji. Midorima, seperti biasa, dengan muka tidak peduli menyahut,

" Ih apaan sih, mereka 'kan Cuma boyband alay"

Dan berakhir dengan kepalanya yang dijitak dan dilempari berbagai macam barang oleh senpainya tersebut. Ditambah juga dengan bonus omelan dan teriakan penuh emosi dari para senpainya yang lain.

"DIAM KAMU MIDORIMAAA!"

Midorima cemberut. Padahal yang dia katakan berkebalikan dengan apa yang ada di hatinya.

( GUE NGOLEKSI SEMUA MERCHANDHISE DIA KALI BROH)

Benar – benar miris.

Tapi kalau ia mengaku sesuai dengan kata hatinya, ia tahu para senpainya itu pasti malah akan menertawainya habis – habisan.

Midorima sendiri awalnya memang benar – benar tidak tertarik dengan hal seperti itu. Tapi lalu ia mengenal nama Takao karena Takao adalah pembawa acara Oha Asa yang rajin ia tonton setiap pagi. Tadinya ia tidak peduli, tapi melihat Takao yang selalu ceria dalam membawakan acara membuat Midorima lama – lama terpesona juga. Perlahan – lahan, ia mulai menganggap Takao imut, dan makin rajin menonton Oha Asa karena selain memberikan ramalan yang tepat, pembawa acaranya juga manis. Setiap pagi, ia tidak pernah absen duduk didepan televisi untuk menonton acara favoritnya tersebut.

Suatu hari, Takao diganti oleh pembawa acara lain. Maka marahlah Midorima.

Iapun akhirnya mulai terobsesi mencari Takao di acara – acara lain, googling informasi tentang Takao, sampai berburu barang – barang yang berhubungan dengan Takao, seperti CD dan majalah, juga kumpulan foto.

Sejak saat itulah, Midorima mulai menjalani hobi rahasianya tersebut, tanpa sepengetahuan orang lain.

Bagi Midorima, Takao adalah sosok idealnya. Kecil, imut, inosen, ceria dan berhati malaikat. Ia selalu tersenyum lembut, yang menurut Midorima adalah senyum paling menyilaukan sedunia. Yah, entahlah apakan Midorima humu apa bukan, yang jelas, kalau mau menjadi kekasih seorang Midorima, maka ia haruslah mirip minimal 90% dengan idolanya tersebut, alias nyaris tidak mungkin, dan karena itulah sampai sekarang Midorima jomblo.

Banyak sih yang menyatakan perasaannya pada Midorima, tapi ia selalu menolak dengan alasan,

"Maaf, aku sedang tidak ingin pacaran"

Padahal sih alasan sebenarnya,

" Sori, di hati gue cuma ada Takao"

Jomblo. Otaku humu pula.

.

.

.

Hari ini, Midorima sedang sangat senang. Ia berhasil mendapatkan buku kumpulan foto Takao edisi terbatas yang hanya dijual di hanya satu toko di Akihabara. Setelah bergumul dan saling banting dengan para calon pembeli lainnya (untungnya Midorima pemain basket, ia bisa dengan mudah menggunakan tekniknya untuk menyerbu kedepan kerumunan) ia akhirnya berhasil membelinya. Untunglah ia sempat menyamar tadi, dengan jaket hoodie, kacamata hitam, dan masker. Ia tadi sempat melihat miyaji senpai ikut bergulat ditengah kerumunan orang yang seperti antri sembako tersebut.

Melepas penyamarannya, Midorima melompat – lompat riang sambil tersenyum nista, memandangi buku bersampul Takao yang sedang berpose kawaii dengan baju renang. Untungnya lagi, hari sudah malam, sehingga tidak ada yang terlalu memperhatikan tingkahnya yang kesenangan seperti itu.

Semenjak tergila – gila pada Takao, Midorima memang merasa dirinya lebih berubah. Ia mendadak jadi puitis dan sering galau, yang ia lampiaskan pada selembar surat penggemar yang rajin ia kirim pada Takao, bersama dengan lucky item untuk scorpio, zodiak Takao, pada hari itu. Hari inipun sebenarnya ia juga hendak mengirim surat tulisannya lagi dalam perjalanan pulang.

Penasaran apa isi surat Midorima?

Mawar itu merah, melati itu putih

Kok kamu kiyut sih

Peluk cium nanodayo

Dari seseorang yang selalu merindukanmu

Galau. Abis.

Sedikit lagi mungkin nyaris seperti ia jatuh cinta pada Takao.

Sedikit santai, Midorima berjalan melewati jalanan yang sepi, dan pada sebuah gang, ia melihat ada segerombolan preman yang sedang mengepung seorang remaja laki – laki berbadan jauh lebih kecil dari mereka.

Sebenarnya Midorima tidak peduli, tapi ia lalu teringat pada kata – kata yang diucapkan Takao pada acara wawancara kemarin.

" Tipe kesukaanku adalah orang yang baik hati dan suka menolong orang lain"

Tentu saja Midorima berusaha memenuhi kriteria yang diberikan oleh Takao tersebut. Ia lalu mengangguk sendiri dan berjalan mendekati gerombolan preman itu, sebelum..

Sebelum..

.

Sebelum salah seorang preman yang ada terbang melayang melewatinya, diikuti dengan jeritan panjang penuh kengerian. Satu persatu dari gerombolan preman itupun berjatuhan, bergelimpangan, intinya...

Si bocah mengalahkan segerombolan preman berbadan besar itu sendirian. Dalam beberapa detik. Bahkan Midorima belum sempat melakukan apa – apa. Cuma bisa bengong diantara tumpukan badan – badan preman yang bergeletakan di gang tersebut bagaikan mayat. Umm, paling tidak, sepertinya mereka tidak mati..

Si bocah yang berhasil mengKO lawannya dalam sekali pukul, mengomel – ngomel sambil menendangi preman didekatnya yang sudah terkapar tidak berdaya. Dia mengenakan jaket hitam berhoodie, dengan bulu – bulu putih dipinggirnya. Midorima tidak terlalu bisa menangkap wajahnya yang tertutup oleh hoodie tersebut.

" Dasar preman kampung, mengganggu saja. Yah.. kebetulan aku sedang butuh pelampiasan.. hm?"

Uh – oh. Dia menengok kearah Midorima dan mata mereka pun bertatapan selama beberapa detik.

Midorima mengamati wajah anak itu yang sekarang dapat dilihatnya dengan jelas, walaupun anak itu masih memakai hoodienya, dan walaupun penerangan di gang tersebut remang – remang.. Anehnya, ia merasa wajah itu.. sangat familiar..

Mata perak, kulit putih mulus, rambut hitam berkilauan..

Masa sih?

" Takao..?" Midorima tanpa sadar menyebut nama itu dari itu, anak dihadapannya tersenyum.

" Wah, kamu tahu aku?"

Takao.. sungguhan? Kenapa bisa ada disini?

Takao..?

TAKAUOH?

(oke, itu lebay)

" I.. iya! Aku.. aku penggemar beratmu nanodayo! Namaku Midorima Shintarou!" sedikit gagap, Midorima memberanikan dirinya untuk memperkenalkan diri, sambil menunjukkan buku kumpulan foto yang baru saja ia beli. " tadinya aku mau menolongmu, tapi semuanya selesai sebelum aku sempat berbuat apa – apa.."

Hm? Midorima merasa ada yang aneh..

Berarti yang tadi mengalahkan para preman itu dengan beringasnya itu.. Takao?

Ah, mungkin Cuma perasaannya saja.. siapa tahu Takao memang jago beladiri, atau ini adalah sebuah adegan syuting film action..

Intinya, Takaonya yang inosen itu tidak mungkin menendangi preman – preman seperti yang tadi dilihatnya 'kan?

Dalam dua detik, Midorima langsung menghapus ingatannya.

" Hmm.. kau lihat ya.." Takao tersenyum lagi. Senyumnya agak berbeda dengan yang biasa Midorima lihat, tapi mungkin ini Cuma efek pencahayaan yang remang – remang saja, pikir Midorima. " Midorima..kun? Pfft.. karena rambutmu hijau ya?" dan sekarang, sambil tertawa kecil Takao berjalan mendekati Midorima.

'Apa Takao baru saja memuji warna rambutku?' Midorima deg – degan.

Bukan Midorima, bukan.

" Kau yang selalu mengirimkan surat padaku dengan benda – benda aneh itu 'kan? Lucky item itu?" tanya Takao, dengan senyum yang masih belum lepas dari bibirnya. Jaraknya sekarang hanya lima sentimeter didepan Midorima.

Dalam mimpipun Midorima tidak pernah membayangkan bisa berada sedekat ini dengan idolanya. Apalagi, idolanya itu mengenalinya, mengenali.. surat – surat tulisannya yang penuh kegalauan itu.

" Ko.. Kok tahu?" bukan Midorima, Takao bukan mau ngegombal. Saking deg – degan nya, Midorima sampai telat menyadari kalau gaya bicara Takao.. sedikit aneh?

" Pertama, kau aneh. Kedua, aneh. Ketiga, gaya bicaramu itu. Nanodayo? Pfft" Takao tertawa lagi, kali ini terkekeh. " Cuma suratmu yang menggunakan nanodayo alay itu, jadi aku ingat"

Sebentar.. yakin ini Takao? Kok rasanya agak berbeda ya..

Midorima mulai merinding

" Lagipula lucky item apa itu? Dari Oha Asa? Hahaha, aku tidak menyangka ada yang benar – benar percaya ramalan dari acara seperti itu~" Takao masih tertawa sambil berbicara sendiri.

Oke, ini jelas – jelas ada yang salah.. kan ya?

" Ta.. tapi kamu 'kan dulu pembawa acara di oha Asa?" sahut Midorima, masih tidak bisa bergerak. Sosok didepannya ini beneran Takao bukan sih.

" Hahh? Aku jadi pembawa acara disana bukan berarti aku suka, ataupun percaya sama yang namanya ramalan! Oh, tapi bayarannya memang lumayan sih.."

Ini jelas keterlaluan.

" Yah, tapi karena aku imut, kau pasti akan memaafkanku 'kan?"

Keterlaluan.

" Kau 'kan suka sekali padaku?"

Banget.

" Nah, jadi tolong rahasiakan, maksudku lupakan tentang semua ini ya? Nanti kuberi tiket konser gratis deh.."

Bukan, lebih tepatnya, kurang ajar.

Midorima sudah tidak tahan lagi. Sosok didepannya ini.. orang ini..

" KAU BUKAN TAKAO!"

Pertama kali dalam hidupnya, Midorima berteriak sekeras – kerasnya.

" Ap.. tung.." menyadari teriakan pria didepannya itu dapat mengundang massa, Takao jadi panik. " Hei, jangan teriak – teriak.. sst!"

Tapi Midorima, dalam puncak kefrustasiannya, tidak peduli.

" TAKAO ITU IMUT, BAIK, POLOS, DENGAN KATA LAIN, MALAIKAT! BUKAN BOCAH DEKIL SEPERTIMU!"

" Hei, tenang dulu –"

" KAU PENIPU! KAU BUKAN TAKAO!"

" Apa? Aku asli tahu.."

.

Masih belum menerima kenyataan, Midorima meraung – raung putus asa.

" TAKAO YANG KUSUKAI ITU.. BUKAN KAMU! HUWAAAAAA! "

Tanpa pikir panjang, Midorima langsung balik badan, ambil ancang – ancang dan berlari sekencang – kencangnya, kabur. Tanpa menoleh kebelakang dimana Takao yang kaget tidak sempat untuk mengejarnya.

Takao tidak mungkin seperti itu! Itu bukan Takao!

Berlari seperti kesetanan, tahu – tahu Midorima sampai dirumahnya. Ia langsung naik ke kamarnya, ketempat tidurnya, dan meringkuk didalam selimut pinknya yang bertuliskan Love Takao.

Mimpi.. ini pasti mimpi..

Mereka pasti dua orang yang berbeda..

Begitu bangun besok, semuanya pasti akan kembali seperti semula, Takao akan perfect seperti biasanya.. Takao dalam kepala Midorima akan tetap tersenyum manis seperti biasanya..

Ahh.. benar..

Yang kusukai itu tetap saja, sosok ideal Takao didalam bayanganku..

Lelah berpikir, Midorima pun tertidur malam itu.

.

.

.

Keesokan harinya, Midorima bangun seperti biasanya, dan menjalani aktivitas paginya seperti biasa. Menonton oha Asa seperti biasa. Memandangi poster – poster Takao disepanjang jalan menuju sekolah seperti biasa.

Ah.. indahnya hidup ini..

( Sepertinya kejadian semalam dianggap benar- benar mimpi oleh Midorima)

Disekolah pun kehidupannya berjalan seperti biasa. Dipandangi dengan kagum oleh teman – temannya. Mendengarkan penjelasan guru sebaik – baiknya. Menguping gosip – gosip terbaru yang diperbincangkan cewek – cewek di kelasnya ( terutama yang tentang Takao). Miyaji senpai juga marah – marah seperti biasanya.

Midorima masih berfanboy diam – diam seperti biasanya. Masih menyukai Takao seperti biasanya.

Dengan kata lain, kejadian semalam tidak pernah terjadi.

Lalu kenapa saat ia pulang sekolah dan berjalan melewati gerbang sekolahnya, ia menemukan Takao sedang menunggunya disana?

" Ah, Midorima – kun " Takao melambaikan tangan dengan senyum malaikatnya. Senyum malaikat loh ya. Yang manis dan polos itu. Bukan senyum iblisnya semalam. ( Dan tolong, jangan ingatkan Midorima tentang kejadian itu lagi)

Sekarang, yang ada didepan Midorima, adalah Takao yang ia sukai. Takao yang imut, baik, inosen..

Ah.. kejadian semalam memang Cuma mimpi..

Hari ini Takao mengenakan cardigan abu – abu dan kaos putih bergaris hitam didalamnya. Selain itu ia mengenakan celana jeans hitam dan sepatu boot pendek berwarna cokelat. Dan tidak lupa kacamata hitam untuk menyamar, walaupun sepertinya karena tidak berguna, mengingat disekeliling mereka sekarang dikerumuni oleh murid – murid ataupunpejalan kaki kebetulan lewat yang penasaran, akhirnya kacamata hitam itu digantung di kerah kaos yang dikenakannya. Unyu sekali bukan? Midorima saja ngeces melihat penampakan didepannya.

Sebelum Midorima sempat berkata apa – apa,Takao sudah menarik tangan Midorima dan berkedip manis.

" Ikut aku sebentar yuk"

.

.

" Kemanapun aku rela"

Midorima yang terhanyut, mulai OOC (dari awal emang udah OOC sih), ia yang sebenarnya judes, tersenyum gentle dengan muka memerah. Ia pun pasrah diseret Takao kedalam mobil Benz hitamnya dan dibawa pergi ke entah-dimana. Meninggalkan kerumunan massa yang masih penasaran ada apa diantara Takao si artis idola dengan Midorima.

~Midotakayeayyeay~

Turun dari mobil, Midorima dibawa masuk kesebuah bangunan besar di kawasan elit. Eksterior dan interiornya modern, namun minimalis, dengan didominasi oleh warna krem dan putih. Lantainya tersusun atas kayu yang bersinar seperti baru dipoles. Disudut – sudut ruangan, diletakkan berbagai macam tanaman didalam pot untuk mempercantik suasana rumah tersebut.

Yah, rumahnya sih bagus..

Tapi sayangnya, agak kurang rapi.

Baju – baju bertebaran di lantai, sofa, meja, bahkan televisi berlayar raksasa yang ada diruang tamu. Sisa makanan instan dari minimarket dan bungkus – bungkusnya bertumpuk sembarangan di segala penjuru. Belum barang – barang lain seperti sampah, buku, DVD, dan benda – benda lainnya yang entah dengan seenak jidatnya ditaruh sembarangan.

Sebenarnya, daripada dibilang kurang rapi, lebih tepat dibilang berantakan sih.

Midorima, yang memang agak disiplin kalau soal kebersihan, menatap sekelilingnya horor.

' Ih kenapa deh Takao bawa – bawa aku ketempat kayak gini?'

Namun melihat Takao berdiri didepannya masih tersenyum kawai, Midorima sih tidak peduli walaupun dibawa ke kuburan sekalipun.

" Takao.. ini ngapain ya kita kesini?" harap – harap cemas, Midorima tetap berusaha positive thinking.

" Emm.. soalnya ada yang pengen aku omongin ke kamu, Shintarou-kun.. dan ini hal pribadi.." Takao berkedip malu – malu. Sumpah, Midorima ingin rasanya langsung kayang ditempat.

" Eh, kok kamu tau nama depan aku sih?" kenalan aja belom. Eh, sebentar. " Trus kok kamu tau aku sekolah di Shuutoku?"

" Ihh, kan semalem kamu yang ngasih tau aku nama kamu. Kamu kabur sih, jadi aku nyari – nyari tentang kamu deh"

..Semalam?

Semalam?

F**KING SEMALEM?

Tiba – tiba Takao menerjang kearahnya, mendorong badan Midorima yang jauh lebih besar sehingga mereka berdua pun terjatuh kelantai. Dengan posisi Midorima yang terlentang dan Takao yang mendudukinya. Oke, jangan berpikir yang aneh – aneh dulu.

Saat ia membuka matanya, Takao yang berada didepan Midorima..

..Telah berubah menjadi mimpi buruknya

" Beraninya kamu lari meninggalkanku semalam" Takao tersenyum dengan ekspresi gelap, sambil berbisik pada Midorima.

Sepertinya, yang semalam itu memang bukan mimpi..

Tenang Midorima, tenang. Kau itu jenius, jangan kalah oleh anak didepanmu ini!

" Kau! Kau 'kan tukang tipu yang semalam!" Midorima berteriak, agak gemetar.

" Enak saja penipu, aku ini Takao asli tahu. A-S-L-I" Takao merengut, sambil menyentil hidung Midorima. Midorima sendiri merasa kacamatanya melorot.

" Tidak mungkin kau Takao!"

" Kalau begini, kau percaya?" Seketika wajah Takao berubah menjadi cerah dan tersenyum polos seperti yang biasa Midorima lihat di televisi. " Shi~n~chan?"

" Aku percaya kok" sahut Midorima langsung dengan wajah serius.

Kalau sudah menyangkut idolanya, sepertinya kerja otak Midorima tidak berfungsi dengan baik..

" Nah, tuh 'kan, kau sendiri mengakuinya"

Oh, Takao sudah kembali ke sifat jahatnya ternyata. Midorima baru sadar dia tertipu.

" Tapi, tapi.. Takao itu harusnya.."

" Kau belum sadar juga?" Takao terkekeh. " Sifatku di televisi itu semuanya Cuma pura – pura. Akting. Inilah sifatku yang sebenarnya. Kau ini bolot banget sih"

'Enak saja dia memanggilku bolot. Aku ini rangking 1 disekolahku tahu' pikir Midorima sebal. Bukan, bukan itu masalahnya mido.

Tapi bukan Mido namanya kalau mau ngalah begitu aja.

Ia membetulkan letak kacamatanya. " Aku tidak mau dibilang begitu sama Takao jadi – jadian kayak kamu"

" Wooy! Udah dibilangin aku yang asli! ASLI! A-"

" Aaaaaaaiueooooo lalalaaaa aku nggak dengar apa – apa"

Inilah yang namanya kabur dari kenyataan.

.

.

Setelah setengah jam berdebat..

" Jadi kau sudah mau mengakuinya?" sedikit ngos – ngosan, Takao tetap ngotot.

" Ya.. Kau Takao ya.. Takao.." Midorima mengangguk angguk. Takao tersenyum puas. " Jadi boleh aku pulang sekarang? Takao waifu-ku menunggu di rumah" dengan tampang super serius, sambil membetulkan kacamatanya lagi, Midorima menunjukkan DVD Takao Pamyu Pamyu yang baru dia beli.

Takao menepuk jidatnya.

Ini sih, sudah tidak terselamatkan..

Takao sedikit menyesal memiliki fans sefanatik ini. Dan tunggu sebentar, dia baru saja memanggil Takao.. 'waifu'nya?

Otaku. Humu pula.

.

Disaat itulah, pintu rumah terbuka.

Dari balik pintu muncul seorang lelaki semampai aduhai dengan rambut hitam dan poni panjang sebelah. Muka tampannya memancarkan aura elegan dan lembut.

" Aku pulang.. Loh Takao? Kalian sedang.. apa?" tanyanya kaget melihat Takao dan Midorima.

Dan Takao serta Midorima baru sadar bahwa mereka masih berada dalam posisi yang.. ehem, agak senonoh bagi yang pikirannya tidak murni. Sebelum orang itu berpikir macam – macam, Midorima buru – buru mendorong Takao jauh – jauh, mengacuhkan omelan yang bersangkutan (" Hei! Harusnya aku yang mendorongmu!"). Midorima tidak tahu siapa orang asing yang menerobos masuk seenaknya itu, tapi Midorima tidak mau image nya lebih hancur lagi dengan dituduh berbuat macam – macam dengan orang yang mengaku Takao ini. Idih, amit – amit deh.

" Takao, dia siapa? Ah.. jangan – jangan.." orang itu masih memandangi Midorima penuh selidik. " Dia pembantu baru ya?"

Entah bagaimana bisa orang itu menarik kesimpulan seperti itu dari keadaan begini. Yah, paling tidak dia tidak mengatakan hal – hal absurd seperti ' kekasih gelapmu ya?' atau ' mas-mas McD delivery ya?'

" Himuro! Bukan, dia ini.." Takao diam sejenak dan berpikir. " Hei,itu ide yang bagus juga?"

" Siapa yang pembantu, nanodayo?" Midorima jelas tidak terima. Mukanya yang sekece itu dibilang pembantu? Tolong.

" Ya kamu! Ini hukumanmu karena sudah meremehkanku! Huh! Kebetulan pembantu yang lama baru berhenti minggu lalu"

" Enak aja! Siapa lo nyuruh – nyuruh gue!?" Midorima mulai nyolot. " Akan kusebarkan kalau kamu itu tukang tipu yang ngaku – ngaku sebagai Takao!"

" AKU EMANG TAKAO!" Takao esmosi. Ia balik menunjuk Midorima." Kalau kamu berani menyebarkan itu, akan kusebarkan keseluruh dunia tentang sifat aslimu yang sebenarnya!"

" Huh, memangnya sifat asliku kenapa?" Midorima stay cool.

" Otaku..humu.."

Kacamata Midorima langsung melorot.

Himuro senyum – senyum diujung ruangan.

.

.

" Uhhh, kenapa aku harus bekerja untuk orang seperti ini.. kalah oleh ancaman seperti itu pula.." Midorima pundung, sambil mengelus lucky itemnya, DVD Takaonya. Memang sih kata Oha Asa, hari ini Cancer akan mendapatkan kejadian mengejutkan. Tapi jangan begini juga dong.

" Orang seperti ini maksudmu bagaimana hah?" Takao yang sepertinya sudah mulai kelelahan menghadapi Midorima, akhirnya memilih duduk di sofa, setelah mencari tempat yang lapang dari benda – benda yang berserakan. Himuro sendiri baru kembali dari dapur, membawa nampan dengan tiga cangkir diatasnya.

" Sudah, sudah, ayo minum teh dulu" kata Himuro kalem.

' Oh, dia baik juga', pikir Midorima, sambil mengambil satu cangkir dari nampan itu. Ia langsung meminumnya tanpa ragu, tapi..

" Blergh! Asinnnnn!"

"..." Takao Cuma diam, seperti tahu hal ini akan terjadi.

" Waduh? Sepertinya aku salah memasukkan garam ya, bukannya gula? Hehe" tanpa dosa, Himuro berkedip pada Midorima yang sibuk terbatuk – batk didepannya.

Sepertinya.. orang ini juga tidak bisa diremehkan..

.

Midorima akhirnya segar kembali setelah meminum air keran yang ada di dapur.

" Tugas pertamamu adalah merapikan rumah ini" Takao bertitah

" Tidak mau" Midorima balik melotot. " Kenapa aku harus melakukan itu?"

" Otaku humu.." ancam Takao, lagi

" Ergh.."

" Huh, baiklah, terpaksa" Takao menghela napas, lalu berdiri dan berjalan menghampiri Midorima.

" Shin-chan, kau tidak mau membersihkan rumah ini? tolong dong~"

Ternyata jurus Takao versi malaikat lagi..

" Siap laksanakan!"

Dan seperti biasanya, Midorima langsung tertipu. Lagi.

.

Sore itu, Midorima berjalan gontai kerumahnya. Gimana nggak lemes, dia baru saja diperbudak oleh dua orang setan berkedok malaikat untuk membersihkan rumah mereka yang seperti tempat sampah itu. Tampang sih kece, tapi sifatnya kok amit – amit, rumah aja bisa berantakan sampai sebegitunya. Untung saja soal beres – beres Midorima ahlinya.

Sampai dirumah, Midorima pun menolak tawaran ibunya untuk makan malam, dan langsung naik ke kamarnya.

Disaat lelah begini, hanya ada satu obat yang dapat mengobati hatinya..

Pip

" KYAHHH TAKAOOOOOOOOOO"

Tentu saja, menonton DVD Takao yang baru dibelinya, di televisi kamarnya.

.

" Kamu kenapa harus berbohong seperti itu? Membohongi orang lain itu tidak baik!" di layar televisi, tampak adegan drama yang sedang ditonton Midorima menampilkan adegan Takao yang sedang bertengkar dengan pasangannya dengan mata berkaca- kaca. Cewek loh ya. Drama ini bukan drama humu.

" Kau benar Takao.. membohongi orang lain itu tidak baik.. seperti orang itu, huh" tuh kan teringat kejadian tadi lagi.

Padahal kan orangnya sama..

" Kelemahan seseorang itu.. bukan untuk dimanfaatkan!"

" Hiks.. iya Takao, kau tahu saja aku habis diancam si bocah kurang ajar itu.." Midorima menggigit saputangannya, terbawa emosi drama yang ditontonnya.

" Aku.. Aku menyukaimu apa adanya.."

" AKU JUGAA!"

Masa sih.

Terdengar pintu kamarnya diketuk. Rupanya adik perempuan Midorima.

" Kak, kalau nonton, jangan teriak – teriak dong"

.

Besoknya, pagi –pagi Midorima sudah menerima SMS dari Takao untuk kembali ke rumahnya dan bekerja.

( Sebentar, darimana ia dapat nomor Hpku?)

Midorima jelas tidak bisa menolak, apalagi SMS itu diattach dengan foto Takao berpakaian piyama dan tersenyum lembut.

Ternyata rangking 1 di sekolah tidak menjamin kamu bisa sepintar itu kalau berhadapan dengan anak licik semacam Takao.

.

Di sekolah, teman –teman sekelas maupun beda kelas Midorima berkerumun di mejanya untuk menanyakan kenapa kemarin Takao mencarinya.

Dengan tenang dan penuh percaya diri, Midorima mengeluarkan satu kalimat yang membuat mereka langsung beseru kecewa dan bubar.

" Yang kemaren itu bukan Takao kok"

Midorima Shintarou, 16 tahun. Terkenal tidak bisa berkata jujur. Tapi yang ini, jujur keluar langsung dari hatinya.

.

" Eh, Midorima-kun, sudah datang ya" begitu memasuki rumah kemarin yang anehnya tidak dikunci, Midorima disambut oleh Himuro dan Takao yang sedang bermalas – malasan di sofa ruang tengah.

Kemarin Midorima sudah membersihkan serta merapikan bagian dalam rumah tersebut, sehingga sekarang rumah tersebut tampak lebih layak dihuni. Hanya saja, Midorima menyadari ada tumpukan bungkus makanan instan baru yang muncul di atas meja ruang tengah.

" Kalian makan ini lagi!?"

" Iya, habis lapar.." Takao yang sedang membaca majalah sambil tiduran menjawab cuek

" Makan beginian tidak sehat tahu! Kalian mau mati!?" Midorima mulai berceloteh marah ala ibu – ibu rumah tangga. " Pinjam dapur, akan kubuatkan kalian makanan yang bergizi!"

Takao pun mengangguk, dan Midorima langsung menuju dapur yang berada disebelah ruangan tersebut.

" Loh kupikir aku bisa menyiksanya.. kenapa malah jadi dia yang niat?" Takao memandang heran pada Midorima yang menghilang di pintu dapur

" Entahlah. Lagipula, kenapa kamu membeberkan sifat aslimu padanya sih?"

" Itulah, awalnya aku mau menyuruhnya untuk merahasiakan sifatku. Sampai kucari karena dia tiba –tiba kabur dan aku takut dia menyebarkannya. Eh tapi dia malah ngotot mengira aku ini palsu. Aku jadi kebawa emosi deh"

" Haha, tapi lucu juga melihat dia memperlakukanmu seperti anak biasa"

.

Midorima hanya menemukan sedikit bahan masakan di kulkas, namun masih cukup untuk membuat beberapa porsi masakan. Dia lalu merebus pasta dan memotong sayur – sayuran yang sudah ia cuci.

Himuro lalu tiba – tiba muncul dari balik pintu dapur.

" Midorima – kun, biar kubantu"

Midorima, masih trauma dengan insiden teh garam kemarin, langsung menolak sepenuh hati tawaran tersebut.

" Ya sudah.. aku lihat saja deh, boleh?"

" Asal kau tidak ribut dan mengacau"

" Iyaa"

Benar – benar seperti ibu rumah tangga tulen dan anaknya..

Potong. Potong. Midorima meneruskan kegiatan mengiris sayurannya. Diiringi suara Himuro yang bolak – balik bergumam "Ohh", "Waw", " Fuh" dan sebagainya, saat mengamati gerakan mengiris Midorima.

BRAK.

Midorima membanting sayurnya. " Bisa tenang nggak sih? Aku nggak bisa konsentrasi nih!"

" Ma.. maaf.." Himuro memasang wajah tampan bersinarnya yang paling menawan.

Namun wajah itu tidak mempan pada Midorima, yang masih mendengus kesal.

" Loh? Kok tidak mempan seperti Takao kemarin.." Himuro terkesiap. Kalau orang normal yang lihat sih, biasanya langsung menggelepar – menggelepar seperti sakit ayan. " Eh, eh, Midorima – kun, kau tahu siapa aku kan?"

" Nggak tuh"

" Jadi selama ini kau nonton TenshiS, Cuma melihat Takaonya saja?" Himuro sweatdrop, sedih keberadaannya yang harusnya sama populernya dengan Takao malah tidak dianggap. Parahnya lagi, Midorima tidak mengenalinya walaupun Himuro selalu tampil bersama Takao sebagai duo tenshiS.

" Midorima – kun pernah nonton acara masak ' Dapur Tampan' nggak? Aku kan jadi pembawa acara disitu.."

" Nggak"

Rupanya, selain Takao, Midorima benar – benar tidak peduli pada artis lainnya..

" Tunggu sebentar, acara masak? Kemarin saja kau tidak bisa membedakan garam dan gula.."

Midorima horor sendiri membayangkannya. Yah, sebuah misteri seorang Himuro bisa menjadi pembawa acara masak.

.

" Lalu voila! Ayam panggang cantik ala Chef Himuro sudah siap disajikan~"

" Loh Himuro? Itu tadi aku dengar suara ledakan, suara apa ya?" tanya artis lain yang bertugas sebagai pencicip dalam acara tersebut

" Suara itu.. suara ledakan hatiku yang menggebu – gebu, karena aku ingin menciptakan makanan terenak sedunia untukmu~" Himuro mengeluarkan pheromone maksimalnya, sambil memasang tampang melankolis.

" KYAAAAA GANTENGNYAAAAA!"

Padahal dibelakang Himuro, oven bekas memanggang ayam tadi masih penuh dengan kepulan asap hitam, bekas meledak tadi.

Tentu saja, masakan yang diakui sebagai 'Ayam panggang cantik ala Chef Himuro' tadipun sebenarnya sudah ditukar dengan buatan Sakurai Ryo, sang asisten acara tersebut yang jago memasak.

Tapi siapa peduli, toh penonton lebih suka melihat dan lebih meneteskan liurnya melihat Himuro yang berkedip genit di layar televisi tanpa memandang makanannya sama sekali.

(Acara masak macam apa ini?)

.

" Begitu~"

Tadi itu merupakan penjelasan singkat mengenai acara Dapur tampan yang dibawakan oleh Himuro, yang mengaku – ngaku sebagai artis yang pintar memasak, menambah imagenya sebagai ' suami idaman nomor satu'.

Jangankan memasakkan istri, menyeduh teh untuk tamu saja kamu tidak bisa nak.

" Kalian berdua ini.. komplotan tukang tipu yang berkedok artis ya?" Midorima mengrenyitkan dahinya.

" Aih, Midorima – kun, kan kau sendiri juga tertipu~" Himuro menunjuk Takao yang sedang bermalas – malasan di sofa dengan pose yang sangat-bukan-idol-kawaii-sama-sekali.

Midorima memilih untuk melampiaskan amarahnya pada rumput yang bergoyang – maksudku, kubis yang sedang diirisnya dengan penuh emosi.

.

" Wahhhh, enakkk!" Takao yang sejak tadi bad mood, akhirnya tersenyum cerah setelah memakan mie pasta dengan topping salad buatan Midorima.

" Hmf, tentu saja"

" Padahal penampilanmu bukan seperti orang yang bisa memasak, lho"

" Fuh, tadinya aku tidak tertarik. Tapi aku harus bersiap – siap kalau suatu saat akan mengangkat Takao sebagai waifu-ku.."

" Kyaa, Shin-chan mau menikahiku?"

" Ikh, apaan sih. Siapa juga yang mau menikah denganmu"

" Tadi kan kamu bilang.."

" Takao waifu ku ya, bukan Takao kamu. Beda" Midorima menunjuk – nunjuk foto Takao idolanya yang selalu ia bawa - bawa

Takao Cuma bisa tersenyum sebal sambil menyeruput pastanya.

.

" Kalian Cuma tinggal berdua disini?" Midorima melayangkan pandangannya pada rumah yang berada dalam keadaan sepi tersebut.

" Nggak kok, ada satu orang lagi yang tinggal disini"

" Hoo, penipu kayak kalian juga?"

" Heei, nggak sopan! Kami ini idol tahu! Dan bukan, dia manager kami"

" Manager?"

" Begitulah, salam kenal, Midorima – kun"

Tiba – tiba, seperti di film – film horror, muncul sesosok pria pendek disebelah Midorima tanpa ia sadari keberadaannya sebelumnya.

" HUWAAAAAAA!" Midorima menjerit kaget

" Tidak sopan, berteriak seperti itu didepan orang yang baru pertama kali kau temui" pria itu merengut

" Yang tidak sopan itu kau! Tiba – tiba muncul seperti itu!"

" Aku sudah disini dari tadi kok, kau saja yang tidak sadar"

Midorima melihat Takao dan Himuro hanya cengengesan saja melihat kepanikannya barusan.

Ia hanya bisa menghela napas.

" Orang anehnya bertambah satu lagi deh.."

.

" Aku Kuroko tetsuya, manager TenshiS, salam kenal. Takao – kun sudah bercerita tentangmu padaku"

" Ohh.. ya, salam kenal juga"

" Jadi.. kau pembantu baru ya.."

" Pembantu itu tidak elit, pakai istilah ' asisten rumah tangga' atau 'babysitter' dong nodayo"

" Sudah Midorima-kun, sudah. Stop. Jangan ingatkan aku pada orang itu lagi.." mendadak Kuroko menitikkan air mata, dan wajahnya menjadi sendu.

Kuroko galau.

Midorima memandang bingung. Menengok minta bantuan pada Takao dan Himuro, mereka Cuma memasang muka maklum.

" Kenapa.. kenapa Kagami-kun harus pindah ke Amerika? Kenapa ia harus berhenti kerja disini? Kenapa ia meninggalkanku? KENAPAAA?" Kuroko malah lanjut curhat, makin terbawa emosi. Tangisnya makin kencangg, ia menutup kedua wajahnya

" Siapa Kagami?"

" Kagami itu pembantu disini sebelum kamu, Kuroko naksir dia" Takao menjawab dari samping

" Aku tidak tahan lagi! Aku mau behenti saja jadi manajer kalian! Aku mau mengejar Kagami-kun ke Amerika saja!" Kuroko tiba – tiba berbalik dan kabur menuju jendela, hendak lompat dari sana.

" Hei, hentikan! Jangan bertindak gegabah! Jangan berbuat hal yang tidak bertanggung jawab seperti itu!" dengan refleks atletnya, Midorima langsung menahan Kuroko yang sudah setengah memanjat ke jendela.

"TIDAKKKK! KAGAMI-KUNNN!"

Takao dan Himuro Cuma diam ditempat, memandang keributan didepan mereka.

" Jangan diam saja! Bantu aku!" desis Midorima, berusaha menahan Kuroko sekuat tenaga.

" Tapi.." Takao memandangnya bingung

" Tidak ada tapi – tapian!"

" Tapi ini 'kan lantai satu. Kalau dia lompat dari jendela, terus kenapa?"

Tangan Midorima langsung lepas dari Kuroko yang otomatis jadi jatuh terjerembab, setengah menggantung di jendela.

Pantas saja mereka seperti itu, manajer mereka saja kacau begini..

.

" Maaf, aku terbawa suasana" Kuroko yang sekarang sudah tenang menyesap teh yang dibuatkan oleh Midorima. Midorima mendengus.

" Kau itu 'kan manajer, harusnya lebih berwibawa dong. Lihat, artis – artismu jadi begitu – "

" Begitu apa?" Takao memasang wajah malaikatnya

" – Begitu manisnya.. eh bukan!" Midorima terkesiap sadar. " Lihat mereka! Jadi tukang bohong begini! Sebagai manajer, seharusnya kamu mendidik mereka dengan benar!"

" Ehh, tidak apa – apa 'kan" sahut Kuroko dengan wajah datarnya.

" Lah apa – apa dong!"

" Yang penting kan, profitnya banyak ini" Kuroko mengipasi dirinya dengan uang lembar seratus ribuan.

Midorima gigit uang receh.

.

" Oh iya, ngomong – ngomong Himuro-kun, Tadi aku diberitahu pihak televisi, katanya acara 'Dapur Tampan'mu ratingnya kalah dari acara ' Masak Bareng Mukkun'"

"APAAAH?"

Himuro berteriak ala sinetron

" Kenapa bisa? Kenapa bisa muka gantengku kalah?" Himuro panik. Midorima pokerface. Sejak kapan acara masak saingannya pake muka?

" Entahlah, mungkin masakannya" Kuroko menjawab masih dengan wajah datarnya

" Jadi maksudmu masakan Sakurai kalah!?"

Midorima makin pokerface.

Mungkin yang bermasalah memang pembawa acaranya..

.

" Tatsu-chan, pembawa acara 'Masak Bareng Mukkun' 'kan Murasakibara Atsushi yang tinggi ganteng itu, dia beneran bisa masak lagi" Takao yang daritadi kalem tiba –tiba berceletuk

" maksudmu dia lebih ganteng dari aku?"

" Eh, nggak kok, maksudku.. mungkin kamu Cuma kalah tinggi?"

Takao, bukan itu masalahnya

.

" Pokoknya kau harus memikirkan cara untuk menangani masalah ini. Aku mau keluar dulu" Kuroko dengan cueknya berdiri dan kemudian berjalan pergi

" Loh, kau 'kan baru pulang, Tet-chan? Kau mau kemana lagi?"

" jangan hentikan aku Takao – kun,untuk bisa menghilangkan rasa kesepianku setelah ditinggal kagami-kun, satu – satunya cara yang bisa kulakukan hanyalah minum – minum"

Midorima tidak menyangka dengan muka polos seperti itu, Kuroko adalah tipe orang yang suka mabuk – mabukan.

" kalau begitu, aku pergi ke maji Burger dulu ya"

" Heh? Sejak kapan restoran fastfood seperti Maji Burger menyediakan minuman beralkohol?" Midorima tidak suka makan di restoran fastfood, tapi ia tahu disana tidak menjual bir dan semacamnya.

" Siapa bilang aku mau minum yang begituan? Maksudku minum – minum itu, ya minum vanilla milkshake"

Mabuk milkshake rupanya

.

Midorima sudah semakin terbiasa bekerja di rumah Takao dan Himuro. Sehari – hari mengurusi kebutuhan mereka yang egois, Midorima sudah semakin menganggap pekerjaannya sebagai bagian dari rutinitasnya.

Teman – teman sekolahnya penasaran, karena ia selalu langsung pulang begitu bel berbunyi. Namun tetap saja, ia tidak mungkin menceritakan pekerjaannya itu pada orang lain.

Seperti hari ini saja, di sekolah, ia sibuk memikirkan menu makan malam untuk Takao, Himuro dan Kuroko.

" Midorima! Kau dengar tidak sih?"

Ia lupa, tadi ia sedang mendengarkan celotehan miyaji – senpai

" Maaf, tadi aku sedang memikirkan sesuatu.."

" Ini nih! Ini! Koleksi baruku! Barang limited editionku! Figurine Takao!"

" Oh"

(GUE UDAH PUNYA KOK)

" terus ini! CD single terbaru Takao yang ada tanda tangannya!"

" Waw"

( GUE UDAH PUNYA, EMPAT MALAH)

" Sama ini! Dakimakura ( guling peluk) Takao!"

" Eh?"

(DEMI APA ITU KAN BARANG RARE YANG GUE AJA KEABISANNNNNNNNN)

" Fufu, bagaimana?"

" Yah, bagus kok"

" Seperti biasa, reaksimu selalu saja datar, kau memang tidak cocok dengan hal – hal begini ya" Miyaji cemberut, sambil membereskan kembali barang koleksinya.

"Kau tidak akan tahu bagaimana rasanya benar – benar menginginkan sesuatu"

.

Di rumah Takao, pulang sekolah..

"HUWAAAAAAA! AKU 'KAN JUGA PENGENNNN! PENGEN BANGETTT! HUWAAA! DAKIMAKURA TAKAO YANG RARE ITUUU, MAUUUUUU!"

Rupanya Midorima sibuk menangis sambil terduduk dilantai, didepan Takao yang seperti biasa hobi bermalas – malasan di sofanya. Entah kenapa Midorima malah curhat ke Takao, yang dari ekspresinya kelihatan terganggu karena acara membaca majalahnya terganggu.

" MAU, MAU MAUUU! HARUSNYA TADI KUCURI AJA DARI MIYAJI SENPAI HUWAAAA!" Midorima makin tertunduk sambil berteriak teriak tidak jelas.

"DIAM!" kata Takao akhirnya, ia tidak tahan lagi mendengar tangisan bising Midorima. " Shin-chan, kau tidak perlu dakimakura itu, kan kau sudah punya yang asli untuk dipeluk"

" Oh ya? Mana?"

Kali ini, giliran Takao yang ingin menangis

.

" Dengar, soal dakimakura itu nanti kumintakan, tapi satu hal yang perlu kutekankan.." Takao mengacungkan jari telunjuknya kedepan hidung Midorima.

" Kamu sadar 'kan Takao yang kamu sukai itu aku? Takao Kazunari si super idol ini?"

" Super idol?"

" Iya"

" Kamu?"

" He – eh"

" Tapi kerjamu kok tiap hari Cuma malas – malasan di sofa aja?"

Benar juga sih.

" Sembarangan! Walaupun tidak kelihatan, tapi aku dan Himuro ini selalu sibuk bekerja tahu setiap harinya!"

.

" Aku tidak mau percaya pada tukang tipu sepertimu"

" Huh, kau sendiri juga tukang bohong kan? Mau kubeberkan rahasiamu ke anak –anak sekolahmu?"

" Eh, jangan!"

Tiba – tiba Iphone Takao berbunyi. Rupanya ada pesan masuk dari Himuro.

Takao tiba – tiba mendapatkan ide yang cemerlang.

" hei, kalau kau masih belum percaya aku ini Takao asli, ayo ikut aku sekarang"

" Aku menolak"

" Hei! Ayolah!"

" Aku harus menonton siaran ulang drama Takao sekarang. Aku sibuk"

" nanti kukasih merchandise dan kumpulan foto yang langka deh"

Hening sejenak.

" Aku siap – siap dulu"

.

" Ini dimana?" Midorima melirik kiri – kanan. Ia dan Takao baru saja memasuki gedung entah gedung apa.

" Ini tempat pemotretan. Hari ini aku bekerja disini" Takao tersenyum. " Lihat, itu Himuro dan Kuroko!"

Himuro tampak sudah siap dengan dandanan dan kostumnya untuk pemotretan ini. Kuroko berdiri disampingnya, terlihat dengan tenang sedang membriefing Himuro tentang pekerjaannya kali ini.

" Takao, kau terlambat!" sapa Himuro saat melihat Takao berjalan menghampirinya.

" Maaf, maaf, aku nyaris lupa tadi hehe"

Mata Himuro beralih pada Midorima

"Midorima-kun ikut juga? Tumben"

" Aku dipaksa ikut sama dia" Midorima menunjuk Takao disampingnya.

Apapun demi merchandise dan foto langka Takao-nya.

.

" Takaocchi! Himurocchi!"

Seorang pria berwajah tampan berambut pirang alay tiba – tiba datang menghampiri rombongan Takao, Himuro, Kuroko dan Midorima.

" Kise! Lama nggak ketemu!"

" Iya, udah lama nggak ketemu ya-ssu! Kangennya~"

Kise melirik Midorima yang berdiri disamping Takao

" Ini siapa? Model baru ya ssu?" Ia mencondongkan badannya kedepan, mengamati Midorima dari jarak yang sangat dekat.

" Eh bukan,aku.."

" Wah, kau tampan juga! Sepertinya bakal populer! Salam kenal, namaku Kise Ryouta, model disini juga ssu!" pemuda berambut kuning didepannya berkedip genit. Midorima langsung eneg.

Yah tapi paling tidak dia kelihatan ceria dan polos, seperti Takao nya..

" Bukan Ki-chan, dia itu pembantu baruku" sergah Takao tiba – tiba. Walaupun kelihatan tidak peduli, tapi sepertinya ia tidak suka 'pembantu'nya didekati Kise.

" Pembantu? Dia?" ulang Kise

" Iya"

" Ohhh, bilang dong dari tadi! Aku nggak perlu sok baik ke dia kan! Huh.. bikin capek saja, kukira model baru"

He?

Dan mendadak sifat Kise langsung berubah 180 derajat.

" Pembantu, belikan aku minum dong, aku haus. Nggak pake lama ya"

" Enak aja, gue bukan pembantu lo ya"

Benar, Midorima masih punya yang namanya harga diri.

" Pembantu Takaocchi ya pembantu ku juga. Ayo cepat, aku capek nih daritadi harus ngomong ssu ssu mulu dari tadi. Huh, memangnya aku tukang susu apa.. jadi haus deh"

Tolong, Midorima masih punya yang namanya harga diri. Tapi pria didepannya ini sepertinya sama sekali tidak tahu malu.

Memang pantas jadi teman Takao dan Himuro deh..

.

Kise Ryouta, 16 tahun, model papan atas yang sangat terkenal dengan imagenya yang polos,ramah tapi berkharisma.

Siapa sangka, sosok aslinya..

Ternyata egois, berego tinggi, dan suka mengeluh. Walaupun cerewetnya sama saja sih..

Memerhatikan Kise yang sedang asyik mengobrol dengan Takao dan Himuro di bangku yang disediakan untuk mereka, sambil menggenggam erat kaleng minuman yang dibelinya di mesin penjual otomatis tadi, Midorima langsung menarik satu kesimpulan di kepalanya.

" Semua idol itu.. ternyata aslinya seperti ini ya.."

Nggak semua kok, Midorima. Cuma di fanfic ini aja.

.

" Ohh.. jadi pembantumu itu tadinya fansmu, tapi terus dia tau sifat aslimu? Asyiknyaaaaa.." Kise mulai bergosip dengan Takao

" Lah asik apanya Ki-chan?"

" Iya, tau nggak, kemaren aku ditilang ama polisi guanteng! Mana pas kukedipin dia salting lagi, hihi, pengen deh rasanya jadiin dia pembantuku juga.. emang sih, kulitnya gosong rada dakian gitu, tapi malah jadi tambah gemes 'kan, buat ngejadiin dia budak. Eh tapi nggak jadi ding, ntar dia tau sifat asliku lagi~ aku kan malu~"

" Ih iya ki-chan, ntar dia jadi kayak Shin-chan lagi. Dia bahkan nganggep aku dan 'Takao' itu beda.."

" Nah itu dia, kasian kan dia. Tuh kan jadi pengen ketemu lagi, ntar minta ditilang lagi ah!"

Mendengar percakapan tidak manusiawi mereka, Midorima hanya bisa pura – pura tuli, dan berdoa untuk polisi dakian yang tadi disebutkan Kise, semoga dia dilindungi dari godaan syaitan syaitan yang terkutuk seperti mereka ini.

.

" Himurocchi, pemotretan kita kali ini bareng Murasakibaracchi juga lho"

" Apa? Murasakibara Atsushi yang itu?" Himuro gigit jari. "Beraninya dia muncul didepanku setelah mengalahkan acara masakku.."

" eh? Tapi dia orangnya baik loh, Himurocchi~"

" Aku tidak peduli! Biar kulabrak dia"

Dari pintu masuk studio pemotretan, terdengar suara ribut – ribut.

" Murasakibara Atsushi sudah datang~"

Sesosok pria jangkung dengan tinggi dua meter lebih muncul dengan muka bosan, sambil mengunyah snack momoginya.

" Maaf telat" katanya, walaupun wajahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah.

" Murasakibara Atsushi!" Himuro langsung bergegas menghampiri pria tersebut. Midorima hanya bisa ketar – ketir dari posisinya disebelah Takao.

Himuro tidak akan mengapa – apakan cowok itu ..kan ya?

" Heh? Siapa kau?" Murasakibara hanya menatap lesu pada Himuro yang mendongak dibawahnya

" Aku Himuro Tatsuya, pembawa acara Dapur Tampan sainganmu. Kamu tidak tahu aku?" Himuro mendelik tajam

'Eh.. kok dilihat dari dekat dia ganteng juga ya.. ehhh tidak! sadar Himuro! Yang paling ganteng di dunia ini kamu! Jangan termakan perangkapnya!'

Batin Himuro sibuk berkecamuk sendiri

" Ah.. Ohh" Murasakibara tampak tenang, mengingat ingat nama tersebut. " dapur Tampan yang itu toh"

" Iya. Jangan senang dulu ya, mentang – mentang berhasil mengalahkan rating acaraku"

" Heehh.. itu bukan salahku kan? Itu kan karena kamunya saja yang tidak bisa masak"

Jlebb. Tepat sasaran.

Midorima berterima kasih Tuhan masih menciptakan makhluk jujur blak – blakan yang bisa mengatakan itu tepat langsung ke muka Himuro.

" Emm...e..apa.." Himuro tampak tertohok mendengar perkataan Murasakibara barusan

" Iya, kamu bohongan kan masaknya? Dari caramu memegang pisau saja sudah ketahuan bohongnya.."

" Euh, itu –" Himuro tidak terima, tapi apa daya itu faktanya. Akhirnya ia mendapat ide.

" Ayo kita berdua duel masak! Mempertaruhkan acara masing – masing!"

Takao, Kise dan Midorima melongo. Duel masak? Ciyus tuh?

" Boleh saja" Murasakibara masih berekspresi malas. " Aku tidak peduli, tapi aku tidak suka acaramu itu"

" Baik! Pokoknya yang kalah acaranya harus diberhentikan!"

Semua yang ada disana sontan bertepuk tangan, walaupun bingung.

.

" Aku sudah menghubungi produser, katanya acara duel masaknya kemungkinan baru bisa diadakan berapa minggu lagi.." Himuro menghempaskan tubuhnya ke kursi disebelah Takao dan Kise

" Lalu apa rencanamu Tatsu-chan? Kalau begini bisa – bisa kau kalah"

" tenang saja, aku juga sudah memanggil chef nomor satu dari perancis untuk mengajar masak"

" Wah kamu mau belajar masak dari dia?"

" bukan aku, tapi Sakurai"

Jadi kamu nggak niat masak sama sekali toh..

.

Acara pemotretan berjalan lancar, walaupun Himuro dan Murasakibara sempat gontok – gontokan. Himuro yang ditaruh disamping Murasakibara selalu berusaha mendorong atau menghalangi Murasakibara dari fokus kamera. Tapi karena Murasakibara lebih tinggi darinya, maka yang ada dia malah balas disikut oleh Murasakibara, yang dengan seenaknya mengistirahatkan tangannya diatas kepala Himuro. untungnya setelah dipisahkan, mereka bisa kembali bersikap profesional.

Takao dan Kise sendiri ditaruh di tengah, berpose ceria dan inosen, yang menjamin semua orang yang melihatnya bisa mabuk moe.

Andai saja mereka tahu sifat aslinya..

" Shin-chan, gimana aku tadi? Imut kan? Menggemaskan kan?" setelah pemotretan selesai, Takao menempel – nempel pada Midorima yang dari tadi menyaksikan jalannya pemotretan. " Sekarang kamu sudah mengakuiku sebagai Takao asli kan? Super idol kan?"

" Biasa saja"

Midorima kalem.

Takao jatuh.

.

Malam itu, Midorima menemukan Takao setengah tertidur di sofa, tempat bermalas – malasan kesukaannya.

" jangan tidur disini, nanti kau bisa masuk angin!" Midorima menggoyang – goyangkan badan Takao yang terbaring diatas sofa.

" Ummm.. tapi aku ngantuk shinchannn..." Takao menggeliat, matanya setengah tertutup. "

" Pindah kekamar sana!"

" Nggak bisa gerak.. gendong aku shinchannnn~"

Midorima mengehembuskan napasnya.

" Dasar.. merepotkan saja"

Ia pun meraih badan Takao yang ternyata lebih ringan dari kelihatannya, dan kemudian mengangkatnya.

" Hmm.." Takao setengah mengigau, balik memegang erat baju Midorima

" Humf.. sepertinya kau kelelahan setelah bekerja keras hari ini ya"

Dari balik semua omelannya, tak ada yang dapat melihat senyum tipis yang mencuat diwajah Midorima.

Tak ada, kecuali Himuro yang dari tadi diam – diam berdiri di pojokan ruangan, mengamati kedua orang itu sambil ikut tersenyum. Di tangannya, terlihat buku masak yang dikarang oleh Murasakibara Atsushi.

.

Besoknya Takao memberi Midorima foto -fotonya hasil pemotretan kemarin yang sudah jadi. Dan yang terjadi, tentu saja..

" OMG TAKAOOOOOOO!" Midorima berfanboy ria dengan mata bling – bling, berbeda dengan reaksinya saat melihat langsung pemotretannya.

" KYAA IMUTT! MENGGEMASKAN DEH!"

Takao menghela napas.

Ah, sudahlah..

Takao sudah menyerah..

.


SEASON 1 END HERE! YEAY!

LoL tujuh ribu kata dan baru season 1..kayak sinetron indonesia yang nggak abis-abis../ups

Adegan gendong menggendong tadi, tolong bayangkan sesuka imajinasi kalian gayanya, apakah piggyback style, princess style, ataupun karung goni style. Bisa jadi adegan so sweet maupun adegan lawak, tergantung imajinasi kalian sendiri..

Tadinya mau oneshot, tapi ya nasib berkata lain, jadi dibagi dalam beberapa season fufu

Oh iya, fic ini bagian dari project penghancuran, pengOOCan, penistaan, dan semacamnya dari fandom – fandom yang kurang beruntung karena kami jamah MWAHAHAHAHAHA/uhuk/sebenernya sih/Cuma lagi pengen ngalay aja

Btw, tadinya si daki mau dibikin jadi artis juga, model iklan balsem atau salon penghitam kulit, Cuma yaaaa begitu deh/nasib berkata lain/naik elang