Yo minna-san, salam kenal. Kalian bisa memanggilku Lilith dan ingat loh author adalah laki-laki, bukan perempuan. Oh ya, ini adalah fic pertamanya author. Jadi tolong tinggalkan kesannya untuk fic ini, jika para reader's dan reviewer's merasa kurang atau tidak puas dengan fic ini. Kalian boleh meninggalkan kritik dan saran. Dan author akan sangat berterima kasih jika ada diantara para reader's dan reviewer's yang menyukai fic ini. Untuk chap selanjutnya akan di up-date 2 minggu lagi.

Summary : Hyoudou Issei adalah seorang pemuda yang biasa-biasa saja. Tapi semua itu berubah saat seorang pemuda transparan bernama Namikaze Naruto mendatanginya dan menyatakan bahwa dirinya adalah Guardian of Heaven

Disclaimer : Naruto (Masashi Kishimoto) dan Highschool dxd (Ichiei Ishibumi)

Genre : Adventure, Humor dan kemungkinan kecil juga Romance


Guardian of Heaven

Issei POV

Yo minna-san, namaku adalah Hyoudou Issei, murid kelas dua di Kuoh Academy. Sebuah sekolah yang sudah terkenal akan reputasinya, sekolah yang kini memiliki perbandingan 7 : 3 antara murid perempuan dan murid laki-laki. Dan sekarang disinilah aku berada, di taman belakang sekolah bersama kedua sahabatku, Matsuda dan Motohama. Walaupun kami bertiga sering dijuluki trio mesum, tapi itu bukan masalah. Karena jujur saja, aku cukup menikmati waktu yang kuhabiskan bersama mereka, meskipun hal-hal yang sering kami lakukan itu selalu berhubungan dengan dunia hentai, seperti membeli majalah dewasa, membeli DVD porno, termasuk mengintip anggota klub kendo saat ganti baju. Wohoho, bagiku inilah yang namanya arti dari kehidupan. Tunggu dulu, sepertinya aku melupakan sesuatu. Oh ya, selama satu tahun terakhir ini entah kenapa aku selalu diikuti oleh sesosok makhluk astral bernama Namikaze Naruto, dan satu hal yang perlu diingat tentangnya 'jangan bertanya seberapa mesumnya dia'. Andaikan saja di dunia ini ada sebuah alat untuk mengukur tingkat kemesuman seseorang, mungkin bisa dikatakan tingkat kemesumannya itu setara denganku. Tunggu sebentar, kenapa aku malah menjelaskan tentang si pemuda pirang itu? Oh ya, sebenarnya aku sedikit bimbang dengan kehidupanku ini.

"Hah, mulai lagi"

'Diam kau Ddraig! Aku sedang menjelaskan kepada para pembaca tentang siapa diriku ini'

Padahal yang kuimpikan hanyalah memiliki seorang pacar cantik, padahal yang kuharapkan hanyalah sepasang oppai yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, dan kalau bisa bentuknya elegan. Tapi kenapa? Kenapa tidak ada yang mengerti tentang diriku, apakah impianku ini terlalu tinggi sehingga seseorang sepertiku tidak pantas untuk mendapatkannya? Hiks, aku dapat merasakan setetes air mata membasahi pipiku. Entah kenapa kurasakan jantungku berdebar, nadiku berdenyut dan darahku mengalir. Ahh, semuanya terasa berputar-putar diatas kepalaku.

"Woi, hentikan penjelasan bodohmu itu!"

Aku lupa bahwa masih ada seseorang yang mengerti akan diriku, seseorang yang mungkin hanya aku saja yang bisa melihatnya, seseorang yang selama setahun terakhir ini selalu berada disampingku, seseorang yang selama setahun terakhir ini selalu membantuku dan seseorang yang selama setahun terakhir ini memiliki hobi yang sama denganku, dialah Namikaze Naruto. Aku juga tidak tahu sebenarnya dia itu makhluk seperti apa. Dibilang hantu juga tidak cocok, karena bukannya terlihat menyeramkan malah terlihat menyedihkan. Terus kalau dibilang awah penasaran juga tidak pantas. Jika pada dasarnya arwah penasaran itu selalu meminta untuk disempurnakan agar bisa kembali ke alamnya, namun arwah penasaran yang satu ini selalu meminta untuk dibelikan majalah porno untuk referensinya. Hah dasar, apakah kau tidak takut masuk Neraka, Naruto-san?

"AAARGH, AKU MENYERAH!"

Pernah suatu waktu aku membeli sebuah kaset DVD dengan genre horror berjudul 'Sadako' dan sialnya baru seperempat bagian aku dan Naruto-san melihatnya, kami berdua sudah saling memeluk satu sama lain sambil bergidik ketakutan. Ehem, saat itu aku dan Naruto-san melihatnya dilayar televisi berukuran 27 inch. Walaupun aku hanya hidup sebatang kara karena kedua orang tuaku sudah meninggal 2 tahun lalu, tapi aku selalu merawat barang-barang di rumah sehingga masih bisa dipakai sampai sekarang, bahkan salah satu teman tou-san menawariku untuk bekerja part time di Cafe miliknya sehingga sampai sekarang aku masih bisa melanjutkan sekolah. Oh ya, kembali lagi pada tragedi DVD ber-genre horror sebelumnya. Kalian tahu apa yang paling menyebalkan saat menonton film ber-genre horror? Yaitu saat sebuah wajah menyeramkan dengan mata yang melotot dan mengeluarkan darah, warna kulit yang pucat, serta bibir yang sobek tiba-tiba muncul dan memenuhi layar televisi-mu. Tch, benar-benar menyebalkan dan mulai saat itu aku bersumpah tidak akan membeli kaset DVD ber-genre horror lagi. Lagipula, apa maksudnya menampilkan wajah menyeramkan seperti itu. Bagaimana jika yang menontonnya adalah seorang kakek tua yang memiliki penyakit jantung? Bagaimana jika kakek tua itu mati karena penampakan dilayar televisi-nya? Apakah produser film tersebut mau tanggung jawab? Kurasa tidak, itulah alasan kenapa aku tidak menyukai film horror. Ngomong-ngomong soal film horror, jadi teringat kejadian satu minggu lalu ketika aku, Matsuda dan Motohama membeli sebuah majalah dan juga DVD hentai. Hohoho, itu adalah salah satu bagian terbaik dalam hidupku.

"KUBILANG HENTIKAN PENJELASAN BODOHMU ITU!"

End of Issei POV

"Oy Issei, apa kau mau ikut dengan kami ke oppai club?" seru Matsuda

"Gomen, hari ini aku ada janji dengan Yuuma-chan"

"Maksudmu gadis cantik yang kau kenalkan pada kami dua hari lalu itu?" balas Motohama

"Yap, dan hari ini adalah kencan pertama kami"

"DASAR PENGKHIANAT KAU ISSEI, PADAHAL KITA SUDAH BERJANJI SEHIDUP-SEMATI UNTUK SELALU BERSAMA" seru Matsuda sambil mencengkram kerah baju Issei dengan air mata yang mengalir deras dari kedua kelopak matanya

"Hah, dasar kau ini. Bagaimana pun juga aku memiliki kehidupan yang harus kujalani, dan aku tidak mau menjadi seorang perjaka tua" sanggah Issei

Pemuda bermarga Houdou itu langsung menjelaskan kepada dua sahabatnya tentang ambisi terbesarnya selama 40 menit ke depan, tentunya dengan kepalan tangan kanan dihadapan dadanya. Selama beberapa menit, ketiganya hanya saling menatap satu sama lain dengan isak tangis karena terharu. Walaupun berat bagi Matsuda dan Motohama ketika harus melepas sahabatnya ke tangan seorang perempuan. Tapi inilah yang namanya roda kehidupan, terkadang bisa di atas dan terkadang juga bisa dibawah, ada yang namanya pertemuan dan juga ada yang namanya perpisahan, dan kini disinilah mereka bertiga berada, ditengah-tengah dilema yang menyergap hati mereka. Walaupun demikian, tapi Matsuda dan Motohama tahu mungkin inilah jalan terbaik untuk sahabat mereka yang satu ini.

"Issei. . . Jika memang ini adalah keputusanmu, maka yang bisa kami lakukan hanyalah mendukungmu agar kau sukses" ucap Matsuda sambil memegang dadanya dengan tangan kanannya sendiri. Entah kenapa ia merasakan sesak dan sakit saat kata-kata itu terucap lewat mulutnya

"Matsuda, Motohama!"

"Issei!"

"Oh ayolah, siapapun tolong hentikan drama opera sabun ini!"

Setelah melalui berbagai perdebatan sengit hingga berakhir dengan acara peluk-pelukkan, Issei langsung pamit pada kedua sahabatnya demi mewujudkan salah satu ambisi terbesarnya, dan kini pemuda bermarga Hyoudou itu berada di tempat yang telah dijanjikan. Beberapa menit berselang, terlihat seorang gadis cantik bersurai hitam dengan mata ungu yang indah menghampiri Issei.

"Hai Issei-kun, maaf karena telah membuatmu menunggu lama"

"Ah tidak apa-apa kok Yuuma-chan, aku juga baru datang"

'Wohoho, akhirnya aku mengatakannya juga. Dengan begini aku semakin terlihat seperti seorang lelaki sejati' seru Issei didalam hatinya

"Kau yakin mau pergi kencan dengan seorang Da-tenshi, padahal dia memiliki niat buruk padamu"

'Bagaimana pun juga, aku adalah seorang lelaki sejati'

"Yang sudah bosan hidup tentunya"

Tidak terasa waktu pun berlalu, dan kini keduanya terlihat sangat menikmati kencan pertama mereka, terbukti dengan senyuman yang terus mengembang diwajah mereka masing-masing. Hingga saat yang ditunggu-tunggu Issei pun tiba, mungkin saat inilah ia akan mendapatkannya. Ciuman pertama bersama pacar pertamanya, dikencan pertamanya pula.

"Jangan terlalu yakin dulu"

"Ne Issei-kun, maukah kau mengabulkan permintaanku?"

'Yosh, inilah saatnya'

"Maksudmu, saatnya kau mengakiri akting bodohmu ini?"

'Bukan, tapi saatnya untuk mendapatkan ciuman pertamaku'

"Maukah kau bersedia mati untukku, Issei-kun?"

"Err, ano sepertinya aku salah de–"

Ucapan Issei terpotong karena ia harus segera menghindari tombak cahaya yang melesat ke arahnya. Untungnya dulu ia sempat mengikuti seni bela diri karate sehingga membuatnya memiliki reflek yang bagus, terutama untuk menghindari serangan tombak cahaya yang melesat ke arahnya.

'Sial, jika seperti ini terus. Aku bisa mati'

Untuk sejenak, pemuda bermarga Hyoudou itu sempat melihat sesosok pemuda transparan tengah berlari ke arahnya. Dan anehnya, sosok da-tenshi dihadapannya sama sekali tidak melihat keberadaan pemuda bersurai pirang tersebut atau bahkan hanya untuk merasakan aura keberadaannya. Tanpa mengurangi kecepatannya sosok bersurai pirang yang diketahui bernama Naruto itu terus berlari ke arah Issei dan langsung merasuki tubuhnya.

Seketika terlihat seringai tipis yang menghiasi wajah Issei disertai dengan mata biru sapphire yang menyala. Dengan gerakan lambat, pemuda bersurai coklat itu langsung mengangkat tangan kirinya setinggi bahu dan mengacungkan telunjuknya ke arah sosok da-tenshi yang diketahui bernama Raynare.

"Bersiaplah!" ucap pemuda bersurai coklat tersebut masih dengan seringai tipis diwajahnya

"Berani-beraninya kau mengacungkan telunjukmu itu padaku, dasar manusia rendahan!" ucap Raynare langsung menciptakan sebuah tombak cahaya dan langsung melemparnya ke arah Issei. Namun dengan reflek yang sudah terasah akibat latihan keras bersama sensei-nya, yaitu Jiraiya. Naruto yang saat ini berada didalam tubuh Issei langsung melompat ke samping kanan untuk menghindari lesakkan tombak cahaya tersebut.

'Tch, sial. Tidak ada satu pun ditempat ini yang bisa kujadikan sebagai senjata'

Pemuda bermarga Hyoudou itu langsung melompat ke belakang dan mendarat dengan mulus diatas sebuah dahan pohon. Untuk kesekian kalinya, Raynare membuat sebuah tombak cahaya dan kembali melemparkannya pada Issei. Dengan gerakan seperti menjatuhkan dirinya ke belakang, Issei berhasil menghindari serangan tombak cahaya tersebut, dan kini terlihat pemuda berambut coklat itu berdiri secara terbalik dengan bertumpu pada dahan pohon.

"Izinkan aku memperkenalkan diri, namaku adalah Hyoudou Issei. Pemuda tertampan dari Kuoh Academy. Oh ya, maukah kau menjadi bagian dari referensiku?"

"Jangan sombong kau manusia rendahan!" untuk kesekian kalinya Raynare kembali melempar tombak cahaya ke arah Issei, namun pemuda itu kembali berhasil menghindarinya dengan meninggalkan seberkas cahaya kuning dan tiba-tiba muncul 2 meter dihadapan Raynare.

"Brengsek, siapa kau sebenarnya?"

"Watashi wa. . . Strazhi V. Himmel desu, yoroshiku onegaishimasu" seru pemuda itu dan langsung menghilang dengan meninggalkan seberckas cahaya kuning

Tidak lama berselang, Raynare pun langsung terbang meninggalkan tempat tersebut setelah gagal dalam menjalankan misinya. Tempat yang tadinya menjadi medan pertempuran antara dua sosok yang berbeda kini telah mendapatkan kembali ketenangannya, karena yang terdengar sekarang hanyalah suara angin sepoi-sepoi yang menerpa dedaunan. Kurang lebih 10 menit setelah pertarungan tersebut selesai, muncul sebuah lingkaran sihir di taman tersebut yang menampakkan seorang gadis cantik berambut merah, salah satu sosok yang merupakan primadona dari Kuoh Academy dan juga dikatakan dirinya berasal dari kawasan Eropa Timur, Rias Gremory. Namun sayang sekali, dia tidak mendapatkan apa-apa ditempat tersebut kecuali beberapa bagian taman yang rusak seperti bekas pertarungan.

"Hyoudou Issei, siapa kau itu sebenarnya?"

...

Saat ini Issei sudah berada di rumahnya, keadaannya sudah tidak seperti dulu lagi karena sekarang tidak ada yang menyambutnya ketika ia pulang.

"Kau baik-baik saja, Issei" ucap Naruto yang kini berada disamping Issei

"Ya, dan arigatou atas pertolonganmu, Naruto-san"

"Maaf, mungkin aku harus mengatakan ini. Kupikir kau harus segera mengakhiri pertemananmu dengan Matsuda dan Motohama, mengingat kau sekarang sudah menjadi salah satu target dari pihak da-tenshi" ucap Naruto

"Bisa-bisanya kau mengatakan hal seperti itu, Naruto-san. Kupikir kau adalah seseorang yang bisa kupercayai. Kau tahu sendiri kan kalau mereka itu adalah sahabatku"

"Lalu, apa kau ingin tragedi yang menimpa kedua orang tuamu terulang kembali?"

"Jika bukan karena mereka, aku tidak mungkin bisa kembali seperti ini. Kau tahu Naruto-san, mereka adalah orang pertama yang menggedor pintu rumahku hanya untuk menanyakan keadaanku, mereka adalah orang pertama yang menghiburku, mereka adalah orang pertama mengatakan 'semuanya baik-baik saja'. Bahkan yang lebih bodohnya lagi, mereka sampai membawa majalah dan DVD porno. Pada akhirnya kami bertiga membaca majalah tersebut dan menonton bersama. Untuk pertama kalinya, aku tertawa sambil mengangis melakukan itu semua. Aku sangat menghargai usaha yang mereka lakukan, tidak peduli seberapa buruknya mereka dihadapan orang lain. Karena bagiku, mereka adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki dan aku berjanji akan melindungi mereka dengan tanganku sendiri"

"Begitu ya, aku mengerti. Jika itu adalah keputusanmu, maka tidak ada lagi yang bisa kulakukan"

"Arigatou, Naruto-san"

Tidak terasa suasana sore hari telah berganti menjadi malam hari, terlihat seorang pemuda transparan bersurai pirang tengah duduk di atas atap rumah seseorang. Mata biru sapphire-nya hanya menatap ke arah langit, seolah menghitung jumlah bintang yang tampak oleh indera penglihatannya. Namun ketenangannya itu hanya berlangsung untuk sesaat, karena tiba-tiba saja sesosok perempuan transparan bersurai perak langsung muncul disamping kanannya. Jika dilihat sekilas, sosok tersebut tidak ada bedanya dengan gadis gothic lollita pada umumnya.

"Jadi bagaimana?" tanya sosok tersebut tanpa ekspresi

"Yang kutemukan bukanlah sosok yang memiliki ambisi dan juga kekuatan yang besar, melainkan sosok yang biasa-biasa saja. Hidup dengan kesederhanaan, dilingkungan yang sederhana pula. Sekarang aku sadar, yang namanya kedamaian itu bisa terwujud berdasarkan hal-hal kecil seperti bagaimana cara kita bergaul, bagaimana cara kita beradaptasi dengan lingkungan, bagaimana cara kita bersikap, bagaimana cara kita menunjukkan rasa hormat. Kurasa itulah hal-hal penting yang perlu ditanamkan dalam diri seseorang"

Untuk sejenak sosok itu hanya berdiam diri dalam posisi duduknya, kemudian mengalihkan tatapannya ke arah kiri sehingga menampakkan mata kuning keemaan miliknya yang terlihat kosong. Tanpa menunggu aba-aba, gadis gothic lollita yang biasa dipanggil Naruto dengan sebutan Yami-sama itu langsung berdiri dan menarik tangan kiri pemuda tersebut dengan tangan kanannya, seolah itu adalah pertanda untuk mengikutinya.

"Ano, kita mau kemana, Yami -sama?" ucap Naruto yang kini melayang diudara bersama sosok yang dari tadi terus menarik tangan kirinya

"Melakukan hal yang biasa manusia lakukan" ucapnya masih tanpa ekspresi

"Maksudnya?"

"Kencan"

"EHH"

Dan sekarang disinilah mereka berada, disebuah tempat bernama pemakaman umum. Bahkan saat ini, kedua sosok berbeda gender itu tengah duduk bersandar pada sebuah batu nisan. Jika diperhatikan dengan lebih jelas, terlihat keringat dingin mulai mengucur dari dahi pemuda pirang tersebut. Ditambah dengan suasana pemakaman yang mencekam dan juga dedaunan pohon yang bergerak dengan sendirinya, kedua hal itu sudah cukup untuk membuat pemuda pirang yang satu ini bergetar ketakutan. Keadaan yang dialaminya sangat kontras dengan sosok disamping kanannya. Saat ini, gadis tersebut tengah menyandarkan kepalanya dibahu kanan Naruto, raut wajahnya yang tenang menandakan bahwa dia sangat menikmati momen-momen ini.

"Y-Ya-Yami-sama, ke-kenapa anda mengajakku ke tempat ini?"

"Aku tidak tahu ukuran tempat yang romantis dimata manusia itu seperti apa. Akhirnya kuajak saja kau ke tempat ini, karena menurutku tempat ini terasa sunyi dan sepi. Sehingga cocok untuk dijadikan tempat berduaan" ucapnya tanpa ekspresi dan kemudia dia kembali menyandarkan kepalanya dibahu Naruto

"Dan satu lagi, jangan coba-coba untuk meninggalkanku. Karena jika itu terjadi, kau akan tahu sendiri akibatnya" ucapnya disertai mata kirinya yang berubah hitam legam serta mengeluarkan darah

"I-iya, aku mengerti"

TBC


OMAKE

"KAU TAHU, SELAMA 6 JAM NON STOP DIA TERUS MENYANDARKAN KEPALANYA DIBAHUKU DAN SELAMA 6 JAM ITU PULA AKU HARUS MENAHAN DIRI UNTUK TIDAK LARI TERBIRIT-BIRIT MENINGGALKAN TEMPAT LAKNAT ITU!"

"Sabar Naruto-san, cobalah untuk menarik nafas terlebih dahulu" ucap Issei mencoba menenangkan sosok pemuda pirang dihadapannya

"BAGAIMANA AKU BISA BERSABAR, BAHKAN DIA JUGA MENGANCAMKU UNTUK TIDAK MENINGGALKANNYA"

"Lalu apa tindakanmu selanjutnya, Naruto-san?"

"Entahlah, aku juga tidak tahu"