"Akame, apa yang kamu lakukan?" tanya Tatsumi kepada Akame yang melihat ke arah... kamera? Lubbock memegang kamera itu sambil tersenyum senang dan di sebelahnya, Leone dan Mine berdiri dengan santai.

"Aku melihat ke kamera."

"Tidak, tidak," Tatsumi menggeleng dengan sweatdrop di belakang kepalanya. "Kalau itu, aku sudah bisa melihatnya."

Lubbock menurunkan kamera dan melihat Tatsumi. "Akame-chan sedang menyapa para penonton."

"Kamu baru saja menghancurkan 4th wall dari cerita ini, Lubbock!" teriak Tatsumi. "Dan ini reader—pembaca—bukan penonton!"

"Tapi itu inti dari cerita ini kan?" tanya Mine dengan tangan di pinggangnya. "Lihat saja judulnya."

"'Kill the 4th Wall', tapi bagaimana kita membunuh 4th wall ini?" tanya Leone dengan bingung. Yang lainnya mulai berpikir, walaupun Tatsumi melihat mereka dengan tidak percaya dan berkomentar;

"Kalian sudah membunuhnya..."

Akame mulai berbicara, "4th wall dari cerita tidak punya jantung, jadi Murasame tidak akan berhasil."

"Kalau begitu, tidak akan ada yang berhasil karena 4th wall bukanlah manusia ataupun benda..." Tatsumi melontarkan tsukkominya dengan mulus tanpa halangan apapun. "Lagipula, ini—"

"Yo, Night Raid sekalian~"

"Apa yang dilakukan author sekarang?!"

"Ehh? Kamu kejam Tatsumi, apa kamu mau aku pergi begitu saja~?"

"Ya, tolong pergi secepat mungkin dengan kecepatan 61 Mach," jawab Tatsumi, disusul dengan anggukan anggota Night Raid yang lain, bahkan Akame dan Lubbock.

"...tch."

"Sepertinya kamu benar-benar tidak mau pergi, ya!"

Mine menghela nafas. "Kalau begitu, hiraukan saja. Lagipula, author ini sepertinya seorang masochist. Setiap dalam cerita, dia selalu di bully oleh tokoh fandom itu—author sebetulnya sedang menikmatinya."

"Apa yang kamu katakan?! Aku adalah masochist dan sadist di saat yang berbeda, jadi pernyataanmu salah!"

—Dia mengakuinya; Lubbock berkata dalam hati dengan sweatdrop di belakang kepalanya.

—Benar-benar author yang bodoh—atau aneh; Leone berkata dalam hati sambil tersenyum pasrah.

"Jadi melanjutkan hal tadi... bagaimana cara kita membunuh 4th wall? Ini request membunuh yang paling sulit sampai sekarang," gumam Akame sambil menaruh tangannya di dagu.

-Tapi kamu melakukan hal yang luar biasa dalam menghancurkan 4th wall ini; Tatsumi berkata dalam hati sambil melihat Akame.

"Memangnya siapa yang mengirimkan request ini?" tanya Mine sambil melihat kertas yang berisi request tersebut.

"Tentu saja, author tercinta—"

"Ayo hiraukan saja request yang satu ini."

"Setuju."

"Tunggu dulu!" teriak Tatsumi. "Sebagai anggota Night Raid, seharusnya kita melaksanakan request yang sudah dipercayakan orang lain kepada kita! Lagipula, banyak anime yang membahas tentang 4th wall ini!"

"Ah, maksudmu seperti G*nt*m* atau Se*t*kai n* Ich*z*n?" tanya Akame.

"Pfft—maaf mengganggu p-pidatomu yang hebat, T-Tatsumi," mulai Lubbock yang berusaha menahan tawa. "T-Tapi... resletingmu t-terbuka sejak awal c-cerita ini."

...

...

"KENAPA KAMU TIDAK MENGATAKANNYA?!"

"Pfft! Bwahahahahaahhahahahahahaha!" Leone tertawa lepas setelah Tatsumi berteriak dengan wajah semerah tomat. "K-Kita harus m-melaksanakan request... d-dengan resleting terbuka."

Akame berwajah simpatik dan berkata, "Maaf Tatsumi, aku melihatnya, tapi kupikir itu adalah fashion model terbaru—"

"Aku bukan orang seperti itu!"

"Bagaimana ini bisa terjadi dua kali..." komentar Mine dengan sweatdrop di belakang kepala.

"Mulai sekarang, aku akan selalu melihatnya dengan teliti."

"JANGAN LAKUKAN ITU!"

Yah, terima kasih karena telah membaca cerita yang sama sekali tidak bisa dimengerti ini, reader sekalian~! Sampai jumpa lagi!