Luhan adalah namja cantik dari China yang tinggal di korea karena berkuliah di Yonsei University Korea Selatan. Ia tinggal di apartment yang tidak jauh dari kampusnya.

Luhan tinggal sendiri karena keluarganya ada di China. Biasanya setiap akhir semester Luhan pasti akan pulang ke China atau mama dan babanya yang datang ke Korea.

Ia adalah anak tunggal yang saat ini duduk di bangku tingkat pertama Yonsei University.

.

Setiap pagi Luhan biasa membuka tirai jendela kamarnya kemudian berjalan ke arah balkon untuk menghirup udara segar.

Namun saat menoleh ke kanan, deer eyesnya menangkap postur tubuh sexy Sehun tanpa menggunakan atasan.

Sehun adalah namja tampan yang sejak seminggu lalu menghuni apartment disebelah Luhan. Ia masih duduk di bangku Senior High School tingkat dua. Selisih dua tahun dengan Luhan.

Luhan tidak berkedip memandangi Sehun. Wajah datarnya tampan dan berkesan dingin, ia tinggi dan sexy, kulitnya seputih susu, bibirnya tipis dan sexy, dadanya bidang dengan nipple kecoklatan.

Sehun memang tidak melihatnya, ia sedang menghadap kedepan dan berbincang dengan seseorang melalui telepon.

Mata rusa Luhan turun dan berhenti pada bagian bawah Sehun yang hanya tertutup boxer warna biru dengan corak yang rumit, namun itu menambah kesan sexy untuk membalut bagian tersebut.

Ugh, Luhan merinding melihat kejantanan Sehun yang tercetak jelas di balik boxer yang ia kenakan. Fantasi Luhan berkelana membayangkan betapa gagahnya saat kejantanan itu tengah ereksi.

Sekarang saja Luhan cukup takjub dengan ukurannya, walaupun masih tertidur.

Luhan berani bertaruh dengan seluruh koreksi barang-barang berbentuk rusanya bahwa ehm, penis Sehun dapat memuaskannya jika suatu saat ia berkesempatan untuk menikmatinya.

Fantasinya kembali berkembang mendengar suara berat dan serah milik Sehun. Bagaimana nanti saat Sehun menyuarakan betapa sempit lubangnya, betapa liar dirinya dan meneriakkan namanya saat klimaks.

Belum lagi jemari panjang Sehun yang menggegam ponselnya. Ia membayangkan jari-jari itu menggenggam dan mengocok penisnya, atau saat jari-jari itu mempersiapkan lubangnya sebelum Sehun memasukkan penis besarnya.

Sehun mendesis kecil -mungkin sedang kesal-, namun Luhan mengartikannya Sehun sedang mendesis nukmat karena Luhan sedang memberinya blowjob.

Membayangkan semua itu membuat penisnya jadi hard. Tanpa sadar tangannya mulai mengusap tonjolan penisnya dari balik celana dengan tetap memperhatikan Sehun.

Sehun terlampau sexy hingga membuatnya meremas gemas penisnya da melenguh kecil.

"Eunghh." Namun bukan keberuntungan Luhan karena Sehun mendengar hal itu, membuatnya berbalik dan menatap Luhan dengan satu alis terangkat keatas.

Luhan terlonjak kaget saat Sehun tiba-tiba menatapnya tajam. Ia tidak tidak tahu harus berbuat apa untuk mengindari tatapan menusuk dari Sehun yang seakan minta penjelasan itu.

Sehun berjalan mendekat menuju pembatas balkon kamarnya, melihat itu Luhan jadi semakin guguk, balkon kamar mereka hanya berjarak sekitar dua meter. Jarak yang terlalu dekat saat terdesak seperti ini.

.

Sehun bingun dengan tetangganya, kenapa ia tiba-tiba melenguh seperti itu. Sehun menatap lekat-lekat wajah ketakutan Luhan yang memerah dan juga mulutnya yang sedikit terbuka.

"Gwaenchana?" Tanya Sehun. Luhan tidak bisa menjawab karena terlalu terkejut.

Sehun memperhatikan Luhan dari atas ke bawah dengan seksama. Namun mata elangnya berthenti saat menatap gundukan diantara selangkangan Luhan.

Ia menampilkan smirknya membuatnya berkali-kali lipat lebih sexy dari sebelumnya.

"Aku tidak percaya kau berani onani di balkon kamar. Bagaimana jika ada yang melihat, sepertiku?" Tanya Sehun lagi-lagi dengan smirknya.

"Apa yang membuatmu ereksi, hm?" Sehun masih tidak mengerti bahwa ia adalah objek onani Luhan pagi ini. Mengetahui hal itu Luhan sedikit lega.

Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan untuk menetralkan degup jantungnya.

"Aku baik-baik saja. Dan hal yang membuatku ereksi tentunya tidak jauh-jauh dari kata Sexy dan menggoda." Luhan mengerling nakal pada Sehun sebelum berlalu masuk ke dalam kamarnya, untuk mengindari pertanyaan berikutnya dari Sehun yang bisa saja membuat ia ketahuan.

Sehun tersenyum tipis sebelum masuk ke kamarnya juga, ia harus bersiap dan pergi sekolah untuk test hari ini.

.

.

.

.

TBC

.

.

Ini dibuat hanya setengah jam... hehehehe

tanpa edit langsung post, dan ini baru prolog..

maaf jika ada typo yang mengganggu...