Cast: Park Chorong a.k.a Park Chorong
: Kim Seokjin a.k.a Kim. Seokjin
: Other
Gendre : Romance, sad (gak yakin)
Summary: aku mencintaimu/ yah katakanlah, 1000 kalipun kau mengatakannya aku tak akan pernah percaya ucapanmu lagi/ cincin ini untukmu dariku, aku tak peduli meski kau menolaku terus menerus, aku akan tetap memberikan cincin ini untukmu, untuk mengikatmu, biarlah kau berkata bahwa aku ini egois, tapi aku akan tetap menginginkanmu menjadi miliku/
*
*
*
Chorong mempercepat langkah kakinya, sesekali yeoja 23 tahun itu menoleh kebelakang memastikan bayangan hitam yang mengikutinya sejak tadi itu tidak lagi terlihat, namun apa daya, Chorong hanya menghembuskan nafasnya pasrah ketika bayangan itu lagi lagi ada dibelakangnya dan terus mengikutinya.
Chorong tak mengerti apalagi yang harus ia lakukan agar bayangan itu pergi dari hidupnya, ia sudah melakukan banyak hal namun bayangan hitam yang Chorong yakini adalah seorang namja itu tetap mengikuti dirinya bahkan sampai detik ini.
Malam begitu sunyi membuat Chorong sedikit bergidik ketakutan, tapi gadis itu tetap melanjutkan langkahnya hingga ia sampai disebuah gedung apartemen.
Chorong menghembuskan nafasnya lega, setidaknya jika ia sudah sampai di gedung ini ia akan aman, namja itu tak mungkin mengikutinya hingga masuk ke dalam gedung ini mengingat keamanan gedung mewah itu begitu ketat.
Chorong membuka pintu apartemennya, gadis itu menghempaskan badannya di atas sofa untuk melepaskan penat yang menderanya seharian ini, Tugas kampusnya yang begitu menumpuk ditambah namja yang Chorong sebut sebagai 'bayangan hitam' yang selalu mengikutinya, menambah beban pikiran gadis itu.
Drrrd drrd
Chorong membuka matanya dan melihat kearah telfon genggamnya, sebuah pesan masuk.
From : 01085xxxxKau mengabaikanku lagi, aku harus bagaimana..aku ada di halte lihatlah aku.
Chorong menghembuskan nafasnya kesal, gadis itu bangkit menuju jendela apartemennya, dengan tangan gemetar dan dengan ragu ragu Chorong membuka tirai jendela itu dengan pelan
"ck.. sampai kapan dia akan melakukan ini padaku" gumam gadis itu, Chorong melihat ke arah halte, dan dia melihat Seorang nama tinggi yang menatap lurus ke arahnya dengan pandangan sendu membuat Hati Chorong sedikit terusik karnanya.
"kau selalu melakukan hal yang ingin kau lakukan tanpa melihatku, Kim Seokjin kapan kau akan menyadari semuanya" Gadis itu menghampus air mata yang jatuh dari pelupuk matanya , entahlah kenapa ia harus menangisi namja itu.
"Tidak jika aku tak bersikap seperti ini, dia tak akan berubah, dia harus berubah bagaimanapun caranya" Chorong menggelengkan kepalanya, kemudian menutup tirai jendelanya dengan keras dan hal itu sukses membuat namja yang kini berada dihalte itu menghembuskan nafasnya lelah.
Namja yang bernama Kim Seokjin itu mendudukan dirinya dan tersenyum lirih sebari memandang kotak cincin yang berada digenggamannya.
"maaf aku terlalu terlabat untuk menyadarinya bukan, kau bahkan tak mau lagi bertemu denganku, tapi Park Chorong, kau harus menjadi miliku apapun yang terjadi, Park Chorong adalah milik Kim Seokjin seutuhnya"
*
*
*
Kita tidak tahu bagaimana kehidupan kita dilain hari, masa lalu selalu menjadi pemicu apa yang akan terjadi dimasa depan, masa lalu yang menurutmu baik belum tentu menurut orang baik begitupun sebaliknya.
Kim Seokjin, namja tampan dengan tinggi 179 cm itu mungkin tak menyangka apa yang ia lakukan dimasa lalu berdampak buruk pada hidupnya saat ini, jika ia tahu, jika sadar dan jika ia tak melakukan hal itu mungkin saat ini hidupnya akan berjalan dengan baik, namun apa daya masa lalu tetaplah masa lalu seberapa keras kau ingin menghapusnya semuanya sudah terlanjur terjadi, jadi ia bisa apa?
Park Chorong, Seokjin tahu kesalahannya mungkin terlalu besar hingga gadis itu enggan untuk bersamanya, Seokjin sudah menyadarinya sejak lama, namum Kim Seokjin tetaplah Kim Seokjin namja egois yang mementingkan dirinya sendiri, tak peduli apapun itu yang Seokjin inginkan hanya Park Chorong, Seorang Park Chorong
FlashBack on
Angin lembut menerbangkan helaian rambut kecoklatan milik Chorong, gadis itu tersenyum seraya membaca buku di taman sekolahnya yang hijau membuat dirinya terlihat bersinar, yah bersinar setidaknya dimata Seokjin, namja 18 tahun itu memegang dadanya yang terasa bedegup lebih kencang tak lama kemudian ia memberanikan diri untuk menghampiri gadis itu.
"Chorong-ah anyeong" Chorong mengalihkan tatapannya hingga jatuh pada pandangan Seokjin, gadis itu tersenyum dan menepuk kursi yang tengah ia duduki, menyuruh Seokjin untuk duduk disebelahnya..
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Seokjin lagi, Chorong menepuk bukunya pelan.
"aku membaca beberapa novel akhir akhir ini" Seokjin mengangguk faham.
"kau terlihat manis jika sedang membaca, aku suka melihatnya" goda Seokjin, pipi gadis itu memerah sebari menahan senyum.
"Jangan menggodaku bodoh" gumam Chorong dan langsung mencubit perut namja itu pelan, membuat Seokjn sedikit meringis.
"astaga gadis manisku jika digoda selalu saja bersikap galak, kau tahu itu membuatku makin menyukaimu" bisik Seokjin,kali ini bukan hanya cubitan yang mendarat di tubuh Seokjin, tapi juga buku tebal yang tengah Chorong buka mendarat dengan baik di kepala Seokjin.
"yakkk itu sakit" Pekik Seokjin sebari mengusap kepalanya yang terasa berdenyut, Chorong menjulurkan lidahnya tanda mengejek.
"siapa suruh menggodaku bodoh" ucap Chorong sinis, Seokjin mendelik kesal.
"apa salahnya menggoda kekasihku sendiri?" tanyanya garang, Chorong mengedipkan matanya beberapa kali, gadis itu kemudian memandang Seokjin sebari menaruh jari telunjuknya di bibir Seokjin.
"bodoh bukannya kau yang mengatakan untuk menyembunyikan hubungan kita, kenapa kau malah mengucapkannya?" Seokjin menyingkirkan jari telunjuk Chorong dan merangkul Chorong membawa gadis itu lebih dekat dengannya.
"Dengar yah gadis galakku, aku tidak bodoh kenapa kau terus memanggilku bodoh eoh? Kau tahu aku mengucapkannya dengan sangat pelan, jadi tidak ada yang akan mendengarnya lagi pula taman ini sepi, bahkan rasanya tak ada yang bisa melihat kita disini" jelas Seokjin sebari memperhatikan sekitarnya, yah memang tempat mereka duduk saat ini berada dibalik pohon yang cukup besar dan juga membelakangi gedung sekolah mereka, jadi itu menjadi tempat yang agak tersembunyi di sekolah itu.
"tetap saja kau.."
Chu
" sudahlah ayo kembali kekelas jam pelajaran sebentar lagi usai" Seokjin tak mendengarkan apa yang akan Chorong katakan namja itu terlebih dahulu lari setelah mencium bibir Chorong pelan, sementara Chorong hanya membatu, tak lama gadis itu mengepalkan tangannya kesal..
"YAKK KIM SEOKJIN MATILAH KAU.."
teman temanna yang berada disekitar taman hanya memandang Chorong dan Seokjin tak peduli, yang mereka tahu Seokjin dan Chorong adalah sepasang sahabat yang sering berkelahi seperti Tom and Jarry. .
yah hanya status itu yang teman teman sekolah Chorong dan Seokjin ketahui, tidak lebih.
Flshback off
Chorong tak mengerti apa yang terjadi pada mereka saat itu, mereka masih sangat muda dan gampang dipengaruhi oleh perasaan, tapi Seokjin dan Chorong tak peduli, kisah manis persahabatan mereka yang menurut orang orang lebih terlihat seperti Tom and jarry berubah saat Seokjin menyatakan bahwa ia menyukai Chorong, dan Chorongpun demikian, ia menyadari bahwa dibalik pertengkaran kecil mereka,mereka mempunyai perasaan seperti seorang namja dan yeoja pada umumnya.
Mereka menjalani kisah cinta mereka seperti biasa, tentu saja dengan status yang mereka sembunyikan atas keinginan Seokjin saat itu, mereka menyembunyikannya dari siapapun bahka teman terdekat merekapun hanya tahu bahwa Seokjin dan Chorong hanya sebatas sahabat dekat tak lebih, maka dari itu banyak dari mereka yang sama sekali tak curiga dengan kedekatan Chorong dan Seokjin bahkan sampai mereka tumbuh dan masuk ke jenjang Universitas.
"bukankah banyak hal yang dulu kita sembunyikan bersama, akupun tak tahu bahwa kau menyembunyikan lebih banyak hal dariku Seokjin-ah" Chorong menutup album foto ditangannya, gadis itu mengambil Handphonenya dan keluar dari apartemennya, gadis itu menghembuskan nafasnya berat, ia sebenarnya tak ingin meninggalkan apartemennya, karna disana adalah tempat satu satunya yang tak mungkin bisa namja itu jangkau, namun apa dayanya hatinya lebih membutuhkan hiburan hingga membuatnya memberanikan diri keluar dari apartemen itu.
"Harapanku hari ini jangan sampai aku bertemu si bayangan hitam itulagi" gumam Chorong sebelum melangkah keluar dari gedung apartemen mewah itu.
Chorong mendudukan dirinya di halte tak jauh dari apartemennya, halte ini menjadi Halte tempat Seokjin duduk untuk memperhatikan apartemennya dari jauh.
"andai saja ditempat ini ada Halte lain, aku tak akan memilih ada disini sekarang" gumam Chorong pelan, tak lama didepannya ada sebuah tangan yang menyodorkan bunga mawar merah, hal itu tentu saja membuat tubuh Chorong menegang, dengan tubuh tegangnya Chorong melirik ke arah samping dan mendapati namja itu tengah tersenyum hangat padanya
"selamat pagi gadisku..aku mencintaimu"ucap namja itu, Chorong berdiri dan melemparkan mawar yang namja itu sodorkan
"kenapa kau melakukan ini padaku Kim Seokjin?" Seokjin memandang bunga itu datar lalu memandang Chorong juga dengan pandangan datarnya.
"Chorongie..bukankah bunga itu bunga kesukaanmu kenapa kau melemparkannya?" Chorong tak menjawab gadis itu malah memundurkan dirinya ketika Seokjin terus mendekatinya.
"aku tak mau menerimanya darimu, kumohon pergilah Seokjin" mohon Chorong, Sekjin menghentikan langkahnya.
"aku mencintaimu.." Chorong menggeleng keras
"tapi aku tidak mencintaimu lagi Seokjin-ah, cobalah mengerti kita tak ditakdirkan untuk bersama" gumam Chorong lirih, Seokjin mengambil Kotak Cincin disaku Coatnya dan menunjukannya pada Chorong.
"lihat ini Chorong-ah, ini untukmu aku bahkan tak memberikan ini padanya karna aku hanya ingin kau yang memakainya" Chorong membeku dan memandang kotak cincin itu.
FlashBack On
Chorong memegang tangan Seokjin, hari minggu yang indah memang cocok untuk bersantai bersama orang yang kau cintai bukan? Yah setidaknya hanya itu yang Seokjin dan Chorong pikirkan, gadis dengan bando biru muda itu tersenyum ketika Seokjin sesekali meluncurkan guyonan guyonan lucu khas bapa bapa miliknya.
"Chorong-ah" ucap Seokjin, Chorong berbalik menghadap Seokjin ketika namja itu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya.
"lihat ini" ucap Seokjin, Chorong memandang kotak yang ia yakini berisi cincin mengingat ukurannya yang sangat kecil untuk ukuran kotak perhiasan.
"aigo itu kotak cincin? Kau mau melamarku, astaga Kim Seokjin , kita masih SMA jangan bercanda" pekik Chorong, Seokjin memutar bola matanya malas dan kembali memasukan kotak itu kedalam sakunya, namja itu sedikit menyentil dahi Chorong membuat yeoja itu memanyunkan bibirnya kesal.
"Park Pabo,aku hanya ingin menunjukannya, itu cincin keluargaku, ayahku bilang aku harus memberikannya pada calon istriku, aku hanya berniat menunjukannya bukan berarti aku akan melamarmu sekarang Paboyaa.." Chorong mendengus kesal.
"jadi kau tak ingin memberikan cincin itu padaku bodoh?" Seokjin memegang kedua pipi Chorong.
"aku tak akan memberikan ini padamu, jika kau masih bersikap galak seperti itu"
Chu
lagi lagi Seokjin mencium bibir Chorong, dan secepat kilat itu juga dia berlari dari hadapan gadis itu membuat Chorong benar benar ingin memukul kepala namja itu.
FlashBack off
"kau tahu, aku tak mengingkari janjiku, kau yang akan tetap memakainya, kau yang akan menjadi pendamping hidupku semalanya" Chorong menggeleng, gadis itu berbalik mencoba untuk pergi tapi Seokjin menarik tangannya dan membawa Chorong kedalam pelukan namja itu.
"KUMOHON AKU MENCINTAIMU CHORONG-AH HARUS BERAPA KALI AKU MENGATAKANNYA?" bentak Seokjin, Chorong menggeleng dan berusaha melepaskan pelukan Seokjin, tapi Seokjin tak kalah Kuat, namja itu menyeret tubuh Chorong ke dalam mobilnya.
"kali ini aku tak akan membiarkanmu pergi lagi Chorong-ah.." gummam namja itu, Chorong berusaha pergi dari mobil Seokjin tapi Seokjin menahannya dengan mengunci pintu mobilnya.
"Seokjin kumohon lepaskan aku, kenapa kau jadi seperti ini eoh, kau gila Kim Seokjin, KAU GILA" teriak Chorong ketakutan, Seokjin semakin menginjak pedal gas mobilnya tak memperdulikan gadis disebelahnya yang meronta ketakutan.
"Aku akui aku Gila Chorong-ah, DAN KAU ADALAH ORANG YANG MEMBUATKU SEPERTI INI" Chorong terdiam kemudian, gadis itu menyandarkan tubuhnya dijok mobil Seokjin, Ia sudah lelah, sudah lelah dengan keadaan seperti ini, menangis tanpa air mata, dan hati yang sudah tercabik cabik, ia melirik ke arah Seokjin, namja itu tak jauh beda dengannya, Chorong sadar ia dan Seokjin dalam posisi yang sama, sama sama lelah dengan keadaan yang ada, sama sama tak menemukan jalan keluar yang harus mereka lalui, dan mereka tak mungkin untuk bersama, Chorong tahu itu, tapi dalam keadaan seperti ini, hal ini tak seharusnya terjadi, Chorong benar benar tak bisa bersama Seokjin, dia tak mau membuat banyak orang terluka karna mereka, tapi Seokjin tak pernah mengerti kesalahan apa yang sebenarnya ia perbuat.
" Dengar Seokjin-ah.."ucap Chorong mulai meluluh.
"kita tidak bisa bersama, dan semuanya sudah terlanjur terjadi" gumam Chorong, Seokjin memegang tangan Chorong sebari tangan yang satunya memegang stir mobil
"kita bisa bersama, ayo kita menikah dan tinggal bersama.." Chorong menggeleng, setega itukah dia? Tentu Chorong tak akan pernah melakukannya.
"ani.. Seokjin-ah sadarlah ini semua atas kesalahanmu, kita tak mungkin bersama juga atas kesalahanmu, kumohon bertanggung jawablah dan tinggalkan aku,biarkan aku hidup tanpamu, kumohon" namja itu memandang Chorong tanpa memperhatikan lalu lintas yang tengah ramai.
"AKU TAK PEDULI DENGAN MEREKA AKU HANYA MENGINGINKANMU" bentak Seokjin, Chorong menggelengkan kepalanya
"kau mencintaiku bukan? yah katakanlah, 1000 kalipun kau mengatakannya aku tak akan pernah percaya ucapanmu lagi" ucap Chorong tegas, Seokjin menatap gadis itu tajam, sebelah tangannya mengambil kotak cinicin disaku jaketnya dan melemparkannya pada Chorong.
"cincin ini untukmu dariku, aku tak peduli meski kau menolaku terus menerus, aku akan tetap memberikan cincin ini untukmu, untuk mengikatmu, biarlah kau berkata bahwa aku ini egois, tapi aku akan tetap menginginkanmu menjadi miliku" kali ini Chorong yang menatap Seokjin tajam, gadis itu merasa kalau perkataan Seokjin kali ini sungguh sangat keterlaluan.
"KIM SEOKJIN KAU..."
BRUKK
CRSH
Chorong berjalan disekitar kediaman Seokjin, ini sudah minggu ke 6 dia dan Seokjin tak pernah bertemu karna kesibukan dia dan Seokjin yang sama sama baru memasuki semester 3 tingkat Universitas.
Chorong sama sekali tak memberi tahukan kedatangannya pada Seokjin dan Chorong yakin namja itu akan sangat terkejut sekaligus senang melihat Chorong datang ke apartemennya hari ini.
Ting
Chorong tersenyum ketika lift yang ia naiki telah sampai di lantai tempat apartemen Seokjin berada, gadis itu menghembuskan nafasnya pelan dan mulai berjalan menuju apartemen Seokjin.
BRUK
"PERGI KAU, AKU TAK AKAN BERTANGGUNG JAWAB UNTUKMU DAN ANAKMU ITU"
Chorong menghentikan langkahnya ketika suara yang sangat ia kenali berteriak sebari mendorong seorang yeoja yang tengah berlutut dihadapan namja itu.
"Kumohon oppa, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang hiks..aku tak bisa merawatnya sendirian hiks.." cicit Yeoja itu, namja yang dipanggil oppa itu kembali mendorong sang yeoja dan menutup pintu apartemennya dengan keras.
"oppa..tunggu hiks.." Chorong tercengang dengan pelan ia mendekati yeoja itu,dan merangkulnya.
"kau kenapa apa yang terjadi?"tanya Chorong, yeoja itu memandang Chorong dan menggeleng.
"ayo kita keluar.." ajak Chorong.
Chorong memandang yeoja itu kasihan, ia kemudian menyerahkan bebrapa lembar tisu pada yeoja itu.
"ceritakan padaku,siapa tahu aku bisa membantumu" yeoja itu menggeleng.
"aku tak bisa menceritakannya padamu" tolak yeoja itu, Chorong mengelus pundaknya.
"aku mengenal namja itu dengan baik, ceritakanlah dan aku bisa menyelesaikan semuanya.." ucap Chorong pandangan matanya hanya tertuju pada gadis dihadapannya.
"namaku Oh Seunghee aku..."
Drrrrdd
Seokjin melirik ke arah Handphonenya terdapat sebuah panggilan dari ibunya, Seokjin menyerit tumben sekali ibunya menelfon, biasanya Selalu Seokjin yang lebih dahulu menelfonnya karna ibunya selalu takut jika dia yang pertama menelfon maka akan menganggu Seokjin belajar.
"Yoboseo Eomonim.."
"segeralah pulang Seokjin sekarang juga" Seokjin menyerit, kenapa nada bicara ibunya begitu datar?
" memang ada apa eomonim?"
"jangan banyak bertanya pulanglah.."
Seokjin menyerit ketika ibunya memutuskan panggilan begitu saja.
Seokjin sampai dirumah ibunya dia melihat ada sebuah taksi yang terparkir disana, tanpa basa basi namja 21 tahun itu memasuki rumahnya.
"eomonim...aku da..." belum sempat Seokjin menyelesaikan ucapannya ia sudah dihadiahi tatapan tajam dari sang ibu.
PLAK
"Eomonim.." tanya Seokjin kaget, kenapa ibunya menamparnya?
"eoma tidak menyangka kau bisa melakukan ini Seokjin-ah.."ucap ibu Seokjin dengan nada kecewa, Seokjin menyerit tak mengerti, namja itu mengedarkan padangannya kepenjuru ruangan sampai ia menemukan 2 orang yeoja muda yang tengah duduk di ruang tamu.
"eoma..."
"bagaimana mungkin kau bisa menghamili seorang gadis Seokjin-ah, dan kau tak mau bertanggung jawab atasnya.." bentak ibunya, Seokjin berjalan menghapiri 2 yeoja itu.
"Oh Seunghee, kenapa kau mengatakan hal ini pada ibuku eoh? Kita sudah sepakat untuk melupakan kejadian itu" ucap Seokjin, yeoja bernama Seunghee itu menggeleng sedangkan Chorong yang ada disamping yeoja itu memeluknya erat.
"aku tak menyangka kau melakukan ini Seokjin-ah.." Seokjin melirik ke arah Chorong, wajah gadis itu terlihat begitu datar tanpa emosi apapun.
"Chorongie.. aku bisa menjelaskannya.."
"tak ada yang perlu kau jelaskan, kau hanya perlu bertanggung jawab atas kehamilan Seunghee.." Seokjin memegang tangan Chorong dan menggeleng.
"aku hanya mencintaimu Chorong-ah" Chorong melepaskan tangan Seokjin dengan keras.
"sekarang aku tahu apa alasnmu menyembunyikan hubungan kita..ternyata semua yang kupikirkan salah, kau menyembunyikan hubungan kita untuk mengelabui yeoja lain bukan?" Seokjin menggeleng, ia mencoba memeluk gadis itu namun gadis itu malah menghindar.
"Chorong-ah dengarkan aku."
"nikahi dia, aku tak peduli apa yang terjadi setelahnya, mari jangan bertemu lagi untuk selamanya KIM SEOKJIN" Chorong menghempaskan tangan Seokjin yang lagi lagi memegang tangannya gadis itu keluar dari rumah ibu Seokjin dan menaiki taksi yang terparkir di depan rumah itu, sementara Seokjin mengejarnya tapi Chorong tak peduli, kepercayaannya pada Seokjin sudah pudar, tak ada yang perlu dijelaskan lagi semuanya sudah jelas, namja itu mendekati Seunghee lebih dari 3 tahun lamanya, dan ketika namja itu mendapatkan Seunghee, semuanya terjadi begitu cepat banyak yang Chorong tidak percayai namun semuanya sudah jelas, semua bukti yang Seunghee berikan sudah cukup untuk membuat Chorong tahu siapa KIM SEOKJIN yang sebenarnya.
*
*
*
Chorong membuka matanya pelan, gadis itu sedikit meringis ketika merasa kepalanya begitu pening dan berat.
"kau sudah bangun.. mau kuambilkan.."
"Pergi.." ucap Chorong datar, Seokjin menghembuskan nafasnya pelan, namja itu mendekap wajah Chorong yang penuh luka karna kecelakaan yang terjadi beberapa saat yang lalu.
"aku akan pergi entah kemana, maaf membuatmu terluka, maafkan aku, aku tahu ini kesalahanku, Chorong-ah aku sadar sepenuhnya dengan apa yang terjadi, maafkan aku tak memberi tahu ini padamu, 2 tahun telah terlewati sejak saat itu, dan kita tak pernah berkomunikasi sama sekali, aku tahu seharusnya aku tidak datang padamu dengan cara yang seperti ini, aku terlalu mencintaimu hingga membuatku murka karna kau selalu menolakku, aku tak sempat mengatakan ini padamu, Seunghee dan bayi kami sudah meninggal saat Seunghee melahirkannya, aku mencoba kembali padamu tapi sepertinya luka yang kubuat padamu telalu dalam hingga membuatmu benar benar membenciku, tapi tak apa ini mungkin hukuman untukku yang telah membuatmu kecewa, yang telah membuat seorang gadis polos seperti Seunghee terluka, aku sadar sekarang aku terlalu egois, dan terlalu menginginkanmu hingga terjadi hal seperti ini, tapi mulai sekarang kau tak usah khawatir aku akan pergi, dari hidupmu Chorong-ah"
Seokjin mencium lembut bibir Chorong tak lama dan setelahnya ia menyimpan kotak kecil berisi cincin itu dinakas ranjang Chorong dan pergi dari kamar Chorong, sedangkan Chorong hanya terpaku, air mata gadis itu jatuh begitu saja ketika Seokjin pegi, Chorong meruntuki kesalahannya kenapa ia tak mendengarkan penjelasan Seokjin, dan kenapa Seokjin tidak mengatakan hal yang sebenarnya apa karna Chorong terlalu kekeh untuk menolak namja itu?
Apakah ini kesalahannya, dan kenapa Chorong tak mencegah namja itu pergi dan mengatakan bahwa Chorong telah memafkannya, kenapa..kenapa..
Hanya kata itu yang ada didalam kepala Chorong, Chorong mengambil kotak cincin Seokjin dan membukanya, sebuah cincin indah dengan permata biru langit Chorong emnatap cincin yang selalu Seokjin sebut sebagai cincin yang akan diberikan pada istrinya kelak nyatanya cincin itu ia berikan pada Chorong yang bahkan telah menolaknya mentah mentah. Chorong tersenyum lirih sebari memperhatikan cincin itu,dan sebuah marga terukir dengan indah disana..
"Kang? Apa ayah Seokjin bermarga Kang?"
*
*
*
Epilog
Chorong tidak mengerti kenapa dia bisa pergi ke tempat ini, bukankah seharusnya dia masih beristirahat di ranjang rumah sakit, ini baru seminggu sejak kecelakaan yang terjadi padanya dan Seokjin, dan yeoja itu sama sekali belum diperbolehkan keluar dari rumah sakit mengingat kondisinya yang memang cukup buruk.
Tapi salahkanlah egonya yang lebih memilih pergi atau kabur dari rumah sakit, dan membuatnya terdampar ditempat ini.
Tempat ini adalah tempat yang sama dimana Seokjin membawanya lari, tempat yang sama dimana namja itu mengawasinya dengan mata tajamnya dan tempat yang sama yang selalu membuat Chorong kembali merindukan namja itu.
"huft kau dimana eoh? Tak merindukanku? " entah siapa yang biaa menjawab pertanyaan itu, Chorongpun tak tahu, yang ia tahu ia hanya ingin mengucapkannya saja, hanya itu.
Gadis dengan banyak coretan luka diwajahnya itu menunduk dan memandang cincin yang tersampir indah di jari manisnya, yeoja itu tersenyun dan mengelus cincin itu dengan lembut.
"Kau hanya meninggalkan cincin ini untukku, kau bahkan tak menjelaskan kenapa dalam cincin ini terdapat nama Kang, bukankah seluruh keluargamu bermarha Kim, ibumu maupun ayahmu.. Tapi.."
"ada banyak hal yang menjadi misteri tak tahu apakah kita bisa memahaminya atau hanya bisa menurutinya tapi bukankah hidup terus berjalan meski kita tak bisa menangkap apa maksudnya" Chorong menyerit ketika seorang namja tinggi tiba tiba berbicara padanya, Chorong memandang namja itu, sedangkan namja itu hanya tersenyum dan duduk disebelahnya.
"kau memandang cincin itu seolah cincin itu akan menghilang dari tempatnya" ucap namja itu lagi.
"Nuguseo? " Chorong sedikit berpikir apakah dia mengenal namja ini? Kenapa namja ini terlihat sudah mengenal Chorong? Chorong merasa tidak terkena amnesia saat kecelakaan itu.
"kau mungkin tak akan percaya, tapi aku adalah pemilik cincin itu, Kang Daniel imnida"
END
