Yo', Minna. Saya hadir kembali ke ffn setelah lama tak mengapdet beberapa fic multichap saya. OTL. Yah, well, virus WB sedang menyerang otak saya sekarang. Huh uh. Dan akhirnya, saya berani mem-publish satu dari sekian drabbles yang saya buat di S.N.S Shrine dalam tret Chain Drabbles.
Judul drabble ini diambil dari challenge prompt-nya Nad. Hehe.
Oke, tak usah banyak bacot, silakan dibaca minna-san.
Disclaimer : Kishimoto Masashi
E.T.
by Me—Leon.
Alien. Dedemit. Hantu.
Uchiha Sasuke tidak pernah sekalipun memercayai ketiga hal itu. Ia adalah pria penuh logika. Otak kirinya berfungsi lebih baik dibanding otak kanannya, maka kajian unrealistic semacam itu takkan masuk hingga ke akalnya. Sampai, tetapi tidak terproses dengan baik.
Sayangnya, ada satu hal dalam hidupnya yang berada dalam kebimbangan. Yakni, memacari seorang Uzumaki Naruto yang seorang calon peneliti angkasa. Awalnya, ia mengira pemuda berusia delapanbelas tahun itu adalah mahasiswa ekonomi. Mengingat bagaimana ia terlihat banyak mengetahui segala macam hal tentang saham, bursa efek, peningkatan inflasi, kurs mata uang asing, dsb. Yahh, ternyata penampilan luar terkadang berbanding terbalik dengan penampilan dalam.
Meski sedikit idiot—Sasuke selalu bilang begitu ke Naruto—Naruto adalah satu di antara ratusan manusia bumi yang percaya pada... alien, dedemit, dan hantu.
Maka, saat Sasuke mengajaknya menghabiskan akhir pekan di rumahnya yang kebetulan sedang kosong saat itu, Naruto malah menghancurkan mood bagus Sasuke dengan menyewa belasan kaset DVD film alien, dedemit, dan hantu. Salah satunya adalah E.T.
Siapa coba yang tidak mengenal film arahan Steven Spielberg itu? Jadul tapi sampai menembus jajaran box office Amerika di awal tahun 90-an. Sasuke sih tahu, tapi berhubung dia tak suka-suka amat—lumayan benci-maka, dia cuma diam seribu bahasa di atas sofa sembari memasukkan popcorn-popcorn itu ke dalam mulutnya. Sedangkan, pemuda yang dua tahun lebih muda darinya itu sedang menyaksikan tontonan kesukaannya secara sepihak. Mata birunya berbinar-binar seakan-akan baru saja diterpa bintang orion.
"Wihh, ne, ne, teme. Aku pengen punya teman kayak E.T. Dia... uh, LUCU!"
Lucu? batin Sasuke. Dari mananya lucu? Dasar idiot.
"Hn."
"Hiyaa! Kepalanya mungkin bundar dan besar. Tapi, hm, hatinya jauh lebih besar dari kepala besar manapun juga. Bahkan, bahkan, jauh lebih besar daripada kepala Jiraiya-jiijii. Haha~"
"Hn."
"Aku beneran pengen punya teman kayak dia, teme." ujar Naruto girang. "Ah! Nanti kalau Halloween tiba, kau pakai kostum E.T saja ya. Ya, ya, ya?"
"Hn. Baka. Jangan samakan aku dengan teman khayalanmu itu, dobe. Aku jauh lebih baik dari makhluk aneh itu." jawab Sasuke sembari berdiri dari sofanya. Langkahnya membuat Naruto berbalik. Lampu redup yang berasal dari layar berukuran duapuluh satu inchi itu membuat rambut hitam Sasuke menjadi lebih glow.
"Eh-hei, mau ke mana?"
"Kembali ke kamar. Menghabiskan akhir pekan dengan tontonan bodohmu itu lama-lama akan membuatku mirip seperti E.T. Tsk."
Mendengarnya, Naruto hanya tertawa. "HAHA! Tentu tidak mungkin, teme. Kau itu kan hanya ada satu di bumi ini. Yap. Sekalipun kau itu ternyata alien, kau juga termasuk dalam alien yang antik lho. Fufu."
"Hn. Terserah." lanjut Sasuke kembali melangkah jauh. Tak tahunya, Naruto berjalan di belakangnya, mengendap-endap, kemudian...
GRAAAPP
"Ap-apa yang kau lakukan, do-dobe?"
"Hihi. Andai aku punya teman seperti E.T, aku tidak bisa memeluknya seperti ini. Hanya kau satu-satunya alien yang kusuka, teme."
Naruto mengecup pipi pucat Sasuke. Meski sedikit mengelak, Sasuke tak sanggup bila Naruto sudah menyerang daerah sensitifnya. Dan, pelukan satu pihak itu berakhir dengan adegan dewasa yang tidak boleh disebarluaskan dalam media apapun juga.
OWARI
