Disclaimer:
Naruto milik Om Masashi Kishimoto
Jadi saia hanya pinjem tokohnya doang!
Sasuke…sasuke…. teriak Naruto di saat ia jatuh bersamaan dengannya di lubang hitam jurus milik Madara Uchiha.
Dunia Baru Sasuke
-OOO-
Naruto! …Sasuke tersadar dari pingsannya.
"Ini ada dimana?"tanyanya bingung sambil melihat di sekeliling ruangan tempatnya berbaring. Ruangan kecil bergaya Jepang dengan lampu temaram, di sana dia melihat se sosok nenek yang tampak asing baginya baik dari sosok yang tak di kenalnya maupun cara berbusananya.
"Oh kau sudah bangun nak, kau pingsan cukup lama loh hampir lima hari , apa kau tidak apa-apa?"tanya nya.
"Aw"..ia memegangi kepalanya.
"Jangan di paksa nak minum ramuan ini dulu nenek asing itu tersenyum tulus pada Sasuke.
"Maaf kami tidak bisa kau ke rumah sakit karena keadaan ekonomi kami, kau kami temukan terluka parah di Gunung Kirigakure dan kami tidak menemukan identitas apapun di sana. Terpaksa kami membawamu pulang", kata nenek itu dengan senyum tulus.
"Jadi aku di desa Kirigakure?, ujar sasuke memulai percakapan .
"Desa Kirigakure,?"Tanya nenek bingung. Bukan , ini kota Tokyo, ya memang ini Tokyo perbatasan. "Tokyo? Tanya sasuke terkejut. Iya apa keluargamu disini.
"Dimana itu Tokyo?",rasanya Negara ninja tidak ada kota yang bernaman Tokyo".
"Negara Ninja , Tanya nenek itu semakin bingung Ini Tokyo Ibu kota Negara Jepang semua orang tau akan itu.
"Apa kau lupa ingatan ?" Tergambar jelas ekspresi bingung dari wajah nenek itu .
"Tidak,…tidak," jawab Sasuke panik.
"Seakarang aku ingat terakhir kali bukannya aku bertarung dengan dia lalu aku dan Naruto terhisap ke lubang hitam milik Madara, mungkin aku jatuh di dimensi lain"pikirnya dalam hati
Madara sialan umpatnya dalam hati.
"Hei nak", perkataan itu menginterupsi pikirannya. "Siapa namamu?".
"Namaku Uchiha Sasuke, aku biasa di panggil Sasuke.
"Baik sasuke, katamu tadi kau berasal dari Negara ninja apa kau yakin itu?".
"Ehm tidak…tidak aku tadi sepertinya tadi bermimpi . Jawab Sasuke ngeles dengan rada gugup dan tidak biasa Uchiha menunjukkan emosi .
"Aku akan dianggap aneh bila disini menceritakan hal yang sebenarnya, kemudian ia ingat apa yang harus ditanyakan.
"Nenek apakah anda menemukan orang selain aku di mana anda menemukanku? Kami hanya menemukanmu saja disana."
"Oh..sebelumnya Terimakasih telah menolongku," jawab Sasuke sopan.
"Dimana kau Naruto?" Tanyanya dalam hati di interupsi lagi perut yang berbunyi yang bunyinya bisa di dengar siapapun termasuk si nenek. Aduh kenapa Uciha maluk-malukin gini sih , maklum habis tarung empat hari gak makan lagi, muka Sasuke me-merah.
"Kau lapar?, mari keruang makan bersama kakek dan Hiro, atau kubawakan makan saja bila kau tidak kuat berjalan", tawar nenek itu. "Tidak..aku kuat kok. "Ngomong-ngomong kau mirip sekali lo dengan Hiro hanya saja warna mata Hiro secerah biru langit , dia cucu angkat kesayangan kami" katanya diikuti senyum rapuh yang berkembang. Dengan masih tertatih ia turun dari ranjang tua yang ia tiduri ia baru sadar jika ia sudah mengenakan pakaian yang menurutnya aneh tapi nyaman.
"Heh kakek tua aku juga ingin pegang pedang pemuda asing itu,sini aku mau pinjam teriak Hiro pada kekeknya . "Sebentar aku hanya ingin mengamati kau kan masih muda punya waktu lama berilah kesempatan pada kakek tua ini, kalau aku mati aku sudah tidak penasaran pada pedang ini, rayu kakek Agasa."Dasar kakek tua menyebalkan, genit kau yang jelek segalanya,erang Hiro. "Sudahlah Hiro di meja makan seharusnya bukan untuk bertengkar, APA LAGI MEMBAWA PEDANG MILIK ORANG LAIN. Kata nenek Omiyo pada Kakek Agasa dengan penuh tekanan. Cukup membuat mereka terdiam. Nenek Omiyo memulai ,perkenalkan ini Sasuke Uchiha. Sasuke maju dan memperkenalkan diri ,"saya Uchiha Sasuke" sambil membungkuk, untuk pertama kalinya ia bertemu kakek Agasa, rambutnya sudah beruban semua dengan tubuh yang gembul dan lelaki yang sebaya dengannya ia agak tersenyum masam padanya, bukan karena benci tapi karena ia mirip Itachi , hanya warna mata, dan kelakuan mungkin berbeda? Bisa di tebak dari percakapan yang ia dengar tadi. Namaku Agasa aku kepala keluarga disini meskipun kami hidup miskin tapi kami hidup senang, teriaknya dengan bangga. Ini cucuku yang paling menyebalkan namanya Hiro orangnya ceroboh, jorok, berisik dan seterusnya. "Dasar kakek , tidak perlu kan mendiskripsikan cucumu seperti itu pada orang asing , dasar kakek mereke mulai berantem lagi. "Oh ya namaku Omiyo kau bisa panggil aku nenek Omiyo". "Sasuke mari makan ,walaupun seadanya saja", sambil menyendokkan nasi untuknya. Sasuke hanya membalas dengan anggukan dan senyuman, ia teringat neneknya dan melihat keakraban di sana ia entah mengapa terasa nyaman. Hiro mengingatkannya akan Itachi tapi kelakuannya mirip Naruto.
Mereka semua duduk dimeja dan melupakan pedang milik Sasuke. Mereka makan dengan senang begitu pula dengan Sasuke yang entah mengapa sudah akrab.
"Sasuke?"tanya Hiro.
"Hn ?" Kebisaannya pelit kata-kata muncul.
"Apa yang terjadi padamu sehingga kau bisa terluka seperti itu, kau juga kami temukan dengan pakaian aneh serta pedang ini , aku tahu lo ini bukan pedang mainan. Pedang yang tajam.!"timpal Hiro pada Sasuke yang terlihat sedikit shock di tanyai seperti itu.
"Aku sedang berburu binatang dengan temanku hal itu semacam kompetisi diantara kami. "Aku pemburu bayaran dan kami selalu berkelana untuk menikmati hidup tapi waktu lalu aku ingat jatuh ke jurang" jawab Sasuke enteng, pinter banget ngelesnya walaupun tak logis . Mau bagaimana lagi ia tidak sempat berpikir macam-macam.
"Pengembara semuda ini, wah kalu ketahuan pemerintah orang tua mu bisa dihukum tuh membiarkan anaknya tidak sekolah"timpal Kakek Saguro. Mendengar itu hati Sasuke mencelos lalu berkata"Orang tua ku sudah meninggal sejak kecil aku hidup bersama teman ku dari hutan ke hutan."Tidak mau terlihat bohong lalu ia mengalihkan pandangannya ke bawah untuk menghindari tatapan keluarga Saguro.
" Wah hebat pantas kau terlihat tangguh,Apakah pedangmu ini warisan?" Kini Hiro kembali bertanya ."Kalau ku bawa di ektrakulikuler ninja pasti aku akan terlihat hebat". Sasuke hanya tersenyum kecut dan menjawab singkat dengan kata ,Ya sambil memainkan sendoknya di piring yang sudah kosong."Hah ,kenapa kau tidak tinggal disini saja Sasuke jadi cucu angkatku?"Pertanyaan sumpringah itu muncul dari Kakek Agasa. Sasuke kontan saja terkejut tak percaya terlihat jelas dari ekspresinya yang sudah melongo,"Tinggal disini, bersama kalian?" tanpa berpikir ulang dia menjawab "aku mau." Semua menyambut bahagia pernyataan sasuke.
Sasuke memandangi bulan dari atas genting rumah keluarga Agasa . Pemandangan malam hari di pinggiran kota Tokyo sangat indah. Bintang di langit tidak terlihat jelas dari atas sana namun lampu kerlap-kerlip kota tampak menakjubkan baginya. Ia memikirkan kejadian tadi, ia memutuskan untuk tinggal sementara agar ia dapat berpikir bagaimana kembali ke dunia ia seharusnya ada. Lagi pula ia tidak tahu kehidupan dunia disini jika ia pergi ia tidak tahu harus mulai darimana untuk mencari jalan pulang. Ia hanya menatap bulan , dan berbisik ingin kembali.
"Hiro, bangun sudah pagi ni, Kata nenek Omiyo kau harus sekolah" Sasuke berusaha membangunkan Hiro. "Ah nanti sebentar lagi…"ujar Hiro. "Tidak bisa kau harus bangun sekarang!", Sasuke menarik selimut Hiro. Akhirnya Hiro terbangun , "Aduh kau seperti nenek Omiyo saja, jangan cerewet kenapa nanti cepat tua loh", jawabnya sekenanya. "Dasar kau ini anak manja ternyata kau ini jauh menyebalkan dari yang ku kira", ujar Sasuke dingin dan menatapnya ala Uchiha lalu berlalu pergi dengan membanting pintu kamar meninggalkan Hiro yang masih merinding sendiri.
Hiro berangkat ke sekolah sambil mengingat kejadian untuk pertama kali ia rasakan ,tatapan dingin yang menusuk seoalah-olah hanya dengan melihatnya ia akan mati. Dia bisa merasakannya karena dia mengenyam sedikit dunia ninja. Itu karena Sekolah Hiro mewajibkan semua siswa mengikuti ekstra ninja minim 1x seminggu, jadi sedikit-sedikit taulah perasaan tertekan dan intimidasi. Tatapan yang baginya lebih tajam dari Sense Imura sang guru besar, atau aura dari Dean Keita sang ninja peringkat utama di sekolahnya ,pemegang juara kompetisi ninja Nasional. "Ah tatapan anak itu aneh, juga auranya menakutkan. Siapa dia sebenarnya?Pernyataan itu terus memenuhi pikiran Hiro.
Setelah mengamati suasana di dimensi itu akhirnya Sasuke sedikit paham. Kondisi di dimensi ini agaknya tidak terlalu berbeda dari dunia Shinobi hanya saja banyak hal-hal baru yang di temukan Sasuke. Dimensi ini kehidupan tidak bisa lepas dari dunia Teknologi jadi dalam beberapa jam tersebut ia mengamati betul-betul benda-benda yang sering di gunakan, cara pakaian, dan gaya hidup. Berbeda di di mensi ninja yang mengandalkan kerja manual jadi sebisa mungkin ia mempelajari cara bersikap di sini agar tidak terlihat canggung. Pagi itu benar-benar di manfaatkan Sasuke untuk beradaptasi.
"Apa kau serius mau membantuku mengantarkan koran ini?" Tanya kakek Agasa. "Tentu ,aku ingin kek". Sasuke sadar keluarga ini tidaklah banyak uang ini ia perhatikan dari keadaan rumah dan banyaknya surat hutang tersembunyi di penjuru rumah . Untuk membantunya ia berpikir hanya dengan ini caranya, mau bagaimana lagi ,dengan menjalankan misi?ingat bukan Negara ninja kang. "Ya sudah ,ini peta daerah sini dan alamatnya, kau ku bagiani yang dekat-dekat saja. "Ya sudah aku berangkat dulu, jangan nyasar " pesan kakek Saguro padanya
3 Jam Kemudian
Orang disini ternyata lebih fanatic pikirnya dalam hati bukannya tanpa alasan ia berpikir begitu lihat saja barang-barang yang ia bawa sekarang .Tas yang tadinya berisi Koran sudah kini terisi penuh dengan coklat,makanan, uang,boneka dan macam-macam. Hari ini hari ia mengantarkan koran ke pelanggan dan setiap rumah yang dia sambangi menunjukkan fanatisme yang sama. Setiap ibu-ibu yang membukakan pintu yang mungkin tadinya marah karena korannya telat mungkin tidak jadi marah gara-gara lihat tampang Sasuke yang berbadan tegap ,kulit putih , wajah super ganteng, kalem, rambut emo yang keren plus bikin meleleh . Walhasil bukan saja antar koran tapi jadi sesi foto-foto dan tanda tangan dengan ibu-ibu, dengan cepat Sasuke jadi idola ibu-ibu, sampai-sampai ada seorang ibu yang mungkin pecinta sinetron Jepang bertanya. "Mas Sasuke aktris atau penjual koran sih, kok ganteng gini sih, sudah punya pacar belum? Mau ya sama anak ibuk."
Orang-orang disini ternyata lebih gila katanya dalam hati. ( Lebay) Ini koran terakhir , ia melihat daftar pelanggan koran tertera Nona Mia Izumo dan rumahnya di seberang jalan ini . "Semoga nona ini tidak gila, apa aku perlu menyamar jadi …..Rock Lee si alis tebal biar jadi il feel? Aduh kau ini pikir apa sih Sasuke percaya pada dirimi lagian siapa yang mau meminjam wajah si alis tebal. Ia berdiri di depan pintu dan mengetuk pintu tiga kali. "Ia sebentar, apa koran hari ini kakek Agasa? Lalu pintu terbuka. "Eh bukan kakek Agasa , kau siapa? Tanya wanita itu sedikit bingung dan shock melihat Sasuke. "Namaku Sasuke aku cucu angkat yang baru kakek Agasa salam kenal", baru kali ini ada orang yang menanyainya sebiasa ini membuatnya merasa sedikit lega, dilihatnya wanita cantik paruh baya ia cantik berambut ikal coklat halus dengan gaun putih selutut. Tiba-tiba ia menarik wajah Sasuke, memencet-mencet pipinya dicubut-cubit, rambutnya di jambak-jambak tangannya diraba-raba dan sukses membuat Sasuke ingin men Chidorinya."Maaf bisakah anda lepas kan tangan saya, katanya ketus. "Ehm wajah tampan, kulit bersih ,rambut sehat, tubuh tinggi atletis, sialan kakek itu bisa dapat cucu se perfek ini. "Kenalkan aku agen artis, namaku Mia Izumo dan aku jarang mengatakan ini. "Mau kah kau jadi artis di agen kami?" Sasuke hanya cengoh dan sweatdrop.
"Jadi model?tanya Kakek Agasa. "Dasar Mia lihat daun muda langsung hijau matanya. "Iya, aku ditawari Nona Mia tadi pagi dan jika aku setuju aku di suruh datang ke kantornya Selasa besok katanya aku sudah bisa memulai pemotretan di sana, boleh kan?"Gajinya besar lo kek Sasuke pasang tampang kaya Naruto tau kan gimana. " Kau ini lama-lama mirip Hiro, terserah lah." Sasuke hanya tersenyum kecil lalu menuju kamar. "Untung ini bukan Konoha apa kata temen-temen yang lain seorang Uchiha klan ninja yang disegani jadi seorang model. Naruto bisa tertawa semalam suntuk tanpa berhenti, derajat Uchiha yang menakutkan akan runtuh seketika". Sasuke geleng-geleng dan jedotin jidatnya ke tembok (ha ha ha). " Kau kenapa Sasuke?tanya Hiro yang baru pulang dari sekolah. "Aku..aku tidak apa-apa , sambil mukanya memerah ."Hiro hanya tersenyum dan berkata kau itu aneh ya?
Meja makan
Keluarga Kakek Agasa Saguro menikmati makan malam dengan lahap seperti biasa. "Kakek Agasa, apa aku boleh memakai nama marga Saguro untuk jadi namaku yang sekarang?tanya Sasuke setelah menghabiskan sup kare nya. "Tentu kau kan cucu kami,itu berarti kau keluarga Saguro Sasuke, jawab nenek Omiya dengan lembut." Terimakasih, jawab Sasuke. "Jadi kau akan ke agensi itu dengan memakai nama Sasuke Saguro ya?tanya kakek Agasa. "Iya,aku pikir itu perlu agar asal usulku jelas, jika memakai nama Sasuke Uchiha tidak ada yang tahu keluargaku. "Sasuke, kau ditawari jadi model?"tiba-tiba Hiro ikut nimbrung dan bertanya dengan nada tinggi , ekspresi tak percaya di campur sedikit rasa kagum yang justru mengusik Sasuke.
"Sudah aku tahu kau ingin tertawa, tertawa saja sesukamu, aku tahu kau berpikir jadi model hanya mengandalkan tampang kan" , timpal Sasuke sebelum Hiro melanjutkan kata-katanya sambil memandang sebal.
"Tidak, aku tidar berpikir begitu ,itu menakjubkan berbahagialah ribuan orang menginginkannya, banyak uang banyak fans bukankah itu menyenangkan", Katanya bangga.
"Oh begitu", jawabnya singkat. Jelas cara berpikir Hiro dan Sasuke berbeda. Uchiha suka tantangan menguasai jurus dan menaklukan musuh adalah hal yang prestisius mungkin Sasuke harus benar-benar jadi berbeda di dimensi ini.
Ruang Interview Agen Star Omiya
Sasuke memasuki ruang interview dengan nerves yang luar biasa. Direktur Nakamura orang yang terlihat perfect dengan rambut coklat , berwajah tampan , tubuh atletis , berkacamata itu memandang Sasuke dalam diam. Dia mengamati betul setiap inci tubuh Sasuke yang menurutnya sempurna. "Ini orang lebih nyeremin dari Orochimaru"pikir Sasuke. Setelah di persilakan duduk interview pun dimulai.
Direktur Nakamura : Nama?
Sasuke : Sasuke Saguro
Direktur Nakamura : Umur?
Sasuke :16
Direktur Nakamura : Masih sekolah?
Sasuke : Ehm tidak, aku dulu gelandangan baru diangkat jadi cucu Saguro. ( Sasuke malu)
Direktur Nakamura : Kau harus sekolah kau akan kudaftarakan ke sekolah Tokyo tahun ajaran baru besok untuk tiga bulan ini kau akan kucarikan guru privat untuk mengajarmu.
Sasuke : Terimakasih
Direktur Nakamura : Kurasa kau tidak punya pengalaman model, tapi kulihat kau pintar dari cara kau bersikap dan menjawab.( Ya iyalah pak Uchiha terkenal klan jenius). Kau bisa mulai dari hari ini.
Sasuke : Terimakasih sekali lagi. Jawab Sasuke singkat.
Sasuke mengakhiri Interview dengan perasaan lega. Ia keluar ruangan Interview sudah disambut oleh Miss Mia.
"Gimana sukses ?" Mia tampak was-was juga.
"Ya," jawabnya singkat. Setelah itu tanpa basa-basi lagi Sasuke dia ajak Mia ke ruang artis yang kosong yang tampaknya sudah disiapkan khusus untuknya.
"Nah Sasuke, aku Mia yang akan jadi manajermu. Ku harap kita bisa bekerja sama. Masalah schedule mu sudah ku atur aku harap kau menikmatinnya" kata Miss Mia pada Sasuke selepas dia resmi bergabung di manajemen Omiya Star.
"Iya, kalau begitu. Aku harus memanggilmu apa?"
"Panggil aku Miss Mia oke!".
"Iya Miss", Sasuke mencoba tersenyum manis pada Mia.
"Wah manissnyaaaaaaaaaaaa!" teriak hubungan baik tampaknya hanya berlalu selama beberapa hari saja. Empat hari setelahnya Sasuke dan Mia udah aja keluarin sifat masing-masing.
"Miss cepetan ambilin jas dilemari !" Perintah Sasuke sambil mengenakan dasinya lalu membetulkan kancing kemeja putihnya.
"Iya, sabar dikit dong !" tangan Mia sudah penuh dengan baju untuk pemotretan Sasuke hari ini.
" Aku gak mau tau bajuku harus sempurna" perintah Sasuke sok perfect.
"Nih anak lama-lama makin nyebelin, gak tau apa kerjaan manajer banyak. Udah perintah-perintah kaya majikan aja. Kalau gak karena hidup dari lo udah aku gampar nih anak dari tadi" pikir Mia sambil merapikan kemeja Sasuke.
"Sipp bagus !" Sasuke puas dengan kerja Mia. Dia berlalu saja meninggalkan Mia ke ruang pemotretan tanpa permisi kaya anak kucing.
"Dassar anak ingusan , menyebalkan. Dia pikir dia siapa menyuruh se enak udelnya nyuruh-nyuruh aku !" Umpat Mia jengkel pada Sasuke yang sudah pergi dari ruangan dan tanpa sadar membuang semua baju Sasuke lalu menginjak-injaknya hingga kotor.
Beberapa detik kemudian
"HWAAAAAAAAAAAAAA, kotor semua . Bisa diamuk anak ayam lagi aku !" Mia cepat –cepat memunguti baju-baju yang bertebaran di lantai sebelum si empunya datang.
Dalam tiga bulan karir Sasuke meroket pesat seperti yang sudah di duga Mia. Dimulai dari model, actor drama,film, semua membuat nama Sasuke Saguro meroket cepat dan membuatnya di gilai para fansnya. Ga percaya ? Akun twitter, FB, blog untuk fans Sasuke udah mencapai angka yang tak terhitung . Pokoknya banyak deh.
Tentu saja pundi-pundi uang Sasuke makin tebal aja setiap Pastinya taraf hidup keluarga Saguro ikut meningkat. Sasuke juga mendirikan sebuah toko buku untuk Kakek Saguro, membelikan nenek alat masak baru dan semuanya dah untuk kesenangan family Saguro. Tapi Konsekuensinya kini setiap hari ia harus berhadapan dengan kamera dan tentunya belajar dengan guru privat. Nilai Sasuke mengejutkan gurunya ia dianggap jenius dalam berbagai mata pelajaran .Dan ia lolos seleksi masuk sekolah Tokyo dengan mudah.
"Ini schedule minggu terakhir sebelum kau masuk sekolah , malam ini diakhiri konferensi pers tentang kau akan bersekolah dan dunia ke artisan mu jadi persiapkan pidato yang baik", kata Mia sang manajer sambil memberikan jadwalnya.
"Iya , aku mengerti, ngomong-ngomong SMA Tokyo seperti apa ? tanya Sasuke sambil membaca schedule pemberian Mia.
"Bukannya saudaramu juga bersekolah di SMA Tokyo ,apa tidak pernah cerita ? Mia malah balik nanya Sasuke.
" Masa sih, aku kok ga tahu ya ." Sasuke malah pasang tampang sok mikir. Padahal ia memang tidak tahu selama ini Hiro sekolah dimana.
"Ehm setahuku SMA TOKYO terkenal dengan siswa yang berprestasi baik akademik dan non akademik setiap tingkatan ada tujuh kelas dan uniknya setiap tingkatan diatur berdasarkan nilai ekstakulikuler ninjanya, oh ya kau masuk kelas G karena kau tidak ada catatan prestasi apapun di situ dan kami memutuskan untuk negosiasi kau tidak ikut ekstra Ninja mengingat kau seorang aktris yang harus menjaga tubuhmu dari luka fisik mengerti?" Ulas Mia.
"Itu tidak adil bentak Sasuke, aku ingin ikut eksta itu", Bantah Sasuke pada Mia. "Hei..hei anak cerewet memangnya kau tau jurus ninja kau tidak punya pengalaman pokoknya tidak,tidak,tidak," sambil nonyol kepala Sasuke tanpa perasaan lalu meninggalkan Sasuke di ruang make up sendirian.
"Tidak punya pengalaman katanya enak saja, aku bisa mengahancurkan kota ini dengan amaterasuku jika aku mau," umpatnnya.
Hari pertama masuk sekolah.
Sasuke dan Hiro sudah siap di meja makan. Untuk pertama kalinya Sasuke memakai seragam sekolah. Ia mengenakan jas hitam dengan lambang SMA Tokyo di dada kiri. Sesuai kebiasaan Sasuke ia mengenakannya dengan rapi dan terlihat elegan sekali . Hiro melihat penampilan Sasuke heran banget sampai-sampai dilihat terus dari atas sampai bawah.
"Apa?" Tanyanya memandang Hiro tajam.
"Kau mau sekolah apa pemotretan Sasuke? Tak kusangka seragam jelek kalau kau pakai jadi naik kelas". Timpal Hiro sedikit memuji.
"Akui saja, memang dasarnya aku ganteng pakai apapun pasti cocok."
"Huh dasar cover boy" kata Hiro sedikit menyesal karena memuji Sasuke.
next?
