Jika ada kesalahan dalam penulisan,gomen ne

Disclaimer : peach-pit

Tittle : birthday gifts

Author : Anjani (harazui)

Character : Hinamori amu,Hinamori ami,Hotori tadase,Tsukiyomi ikuto,Yuiki yaya,Sanjo kairo,Mashiro rima dan Fujisaki Nagihiko

Summary : "kau beda dari yang dulu" gumam Amu lalu duduk di samping Tadase,menatap bunga yang beraneka warna

"kau juga" ucap Tadase "kau benar-benar berbeda,dulu kau tidak suka bertemu denganku dan lebih memilih bertemu dengan Ikuto,sekarang kau mau-mau saja bertemu dengan ku"


Pagi yang cerah Amu bersiap pergi ke sekolahnya (SMA yang memiliki 3 tingkatan yaitu junior,junior high dan seniro ),ia mengenakan kemeja lengan panjang berwarna cream,jas berwarna hitam dilengkapi dengan dasi X kotak-kotak berwarna cokelat hitam,rok pendek kotak-kotak berwarna cokelat hitam dilengkapi stoking cream

"hhmm,aku tidak bisa melupakan kebiasan ku memakai kain merah ini,tapi bagaimana pun jika aku pakai lagi,pasti dimarahi,huh huh" dengus Amu

"Amu,ayo makan!" teriak ibunya

"hai" jawab Amu yang segera turun menelusuri tangga kamarnya untuk turun kebawah

"onee-chan,mite!mite!" teriak Ami yang mengenakan seragam Seiyo gakuen academy,tapi ia mengenakan kain merah di lengan jasnya

"apa kau memakai ini!" teriak Amu terkejut

"iya,nanti aku pasti menjadi gadis terpopuler yang cool and spicy" jelas Ami seraya bergaya Amu dan di foto oleh ayahnya

"sejak dulu aku tidak pernah tau apa yang dilakukan mereka dipagi hari" ucap Amu seraya berjalan dan duduk diatas bangku ruang makan

"kau mau bawa bento?" tanya ibunya yang memegang dua bento

"tidak,tidak usah,bu" jawab Amu "akukan bukan anak-anak lagi"

"oiya Amu,Bagaimana nilai ulanganmu?" tanya Ibunya,mengalohkan pembicaraan

"aku belum tau,mungkin hari ini atau besok akan di pajang di mading" jelas Amu "aku sih berharap nilaiku paling tinggi"

"Ami cepat makan,nanti kau malah telat!" teriak Ibunya

"hai" terdengar jawaban Ami yang berada di tangga

"mungkin nanti aku akan pulang terlambat" ucap Amu memberitahu

"kenapa?" tanya Ibunya

"aku mau membuat sesuatu dengan teman-temanku,yang bisa di bilang untuk bekal masa depan" jelas Amu seraya memasukkan sendok berisikan makanan pagi ala ibunya kedalam mulutnya

"begitu ya" ucap Ibunya

"aku selesai" ucap Amu seraya beranjak dari kursinya "kalau begitu aku pergi dulu ya?"

"iya,hati-hati dijalan ya" ucap Ibunya

"iya" jawab Amu lalu berlari keluar

Diperjalanan Amu bertemu dengan Rima,Yang sedang bergandengan tangan dengan Nagihiko

"apa ini?" tanya Amu sinis sembari menunjuk tangan Rima dan Nagihiko yang saling berpegangan

"kenapa?" tanya Rima kembali

"kau menjalin hubungan dengan Nagihiko?" tanya Amu lagi

"ya,begitulah" jawab Rima yang terseyum manis

"kau tidak pacaran dengan Tadase?" tanya Nagihiko

"apa!,mana mungkin aku pacaran dengannya" cetus Amu seraya berdiri tegap dan langsung menyebrang,padahal lampu untuk penyebrang masih berwarna merah "akukan masih ingin menjaga image ku"

"Amu awas!" teriak Nagihiko dan Rima bersamaan

Sekejap terlihat mobil yang lewat "HuaaAAA!" teriak Amu seraya berlari kearah Rima dan Nagihiko,tapi karena gak liat-liat jadi ketabrak tiang lampu deh

"Amu!" teriak Rima yang berjalan menghampiri Amu disusul Nagihiko

"kau tidak apa-apakan?" tanya Nagihiko "makanya,liat-liat dulu kalau mau lari"

"aduh,kepalaku sakit" rengek Amu "lagi pula tadi itukan aku panik"

"tapi tetap harus hati-hatikan" ucap Rima seraya membantu Amu berdiri

"iya-iya,terima kasih,aku bisa jalan sendiri" ucap Amu seraya berjalan di belakang Rima dan Nagihiko yang kembali berpegangan tangan "hmm,mereka benar-benar membuatku jengkel"

"kira-kira bagaimana ya nilai ulanganku?" tanya Nagihiko pada Rima

"nilaimu pasti akan baik-baik saja" jawab Rima

"apa!aku tidak di ajak berbicara" batin Amu "dasar" lalu Amu berlari melewati Rima dan Nagihiko "memang aku tahan dengan perilaku mereka berdua,aku benar-benar ingin mempunyai seseorang yang mencintaiku dan kucintai,tapi aku tidak pernah dapat semua itu" Amu terus berlari "jika aku dapat seseorang itu,aku berharap dia bisa mencintaiku apa adanya"

BrrUUkkkKKK! Amu menabrak Tadase yang sedang santai berjalan

"Gomen ne" ucap Amu meminta maaf,dan membungkukan bandannya

"aku juga minta maaf" ucap Tadase "Amu?" panggil Tadase yang baru sadar kalau itu Amu,karena melihat jepitan X nya

"huh?" gumam Amu seraya berdiri dan menatap Tadase "Tadase"

"kau tidak apa-apa kan?" tanya Tadase

"aku tidak apa-apa kok" jawab Amu

"ayo,,kita pergi bersama" ajak Tadase

"iya" jawab Amu "ini lebih baik di banding aku berjalan dengan Rima dan Nagihiko"

"Amu?" Panggil Tadase dengan hati-hati

"ya,ada apa?" tanya Amu

"menurutmu nilai ulanganmu berapa?" tanya Tadase "bukannya aku memaksa,aku hanya ingin tau feeling mu saja kok"

"iya-iya,santai saja" ucap Amu seraya menyikut perut Tadase "aku sih berharap nilaiku paling tinggi,kau sendiri?"

"kalau aku…" ucap Tadase yang tampak gugup "aku juga ingin mendapat nilai yang sempurna,dan berharap bisa pergi ke new york"

"wow itu cita-citamu?" tanya Amu

"begitulah" jawab Tadase sedikit malu

"oiya kau mau ikut tidak" tawar Amu tanpa menjelaskan apa-apa ke Tadase

"apa?" tanya Tadase heran,dan melihat wajah Amu yang ceria

"aku,Yaya,Rima,Nagihiko dan Kairi akan mendirikan sebuah cafe" jelas Amu "walaupun sulit aku,akan berjuang dengan yang lainnya"

"begitu ya" ucap Tadase yang terlihat sedang memikirkan tawaran Amu "baiklah,aku akan ikut untuk mendirikan cafe"

"kami sudah mempunyai uang,ya bisa dibilang itu cukup untuk modal" jelas Amu

"aku akan menyumbang" ucap Tadase seraya mengeluarkan dompetnya "ini" ucap Tadase yang menyodorkan sejumah uang

"apa kau yakin?,ini kan uang yang kau tabung sejak SMP?" tanya Amu memastikan

"tentu saja yakin,saat kafenya sudah jadi dan banyak pengunjung yang datang,pasti uangku akan kembali" jelas Tadase

"benar juga" ucap Amu lalu memasukkan uang yang diberi Tadase "hmm,kenapa mobil Tsukasa-sensei ada di depan gerbang sekolah ya?" tanya Amu heran

Terlihat di depan gerbang sang pemilik SMA yang sedang berdiri

"Tsukasa sensei" panggil Tadase seraya berlari kecil di susul Amu "kenapa di depan gerbang?"

"ah,Tadase,Sensei sedang bingung saja" jawab Tsukasa pemilik SMA

"bingung kenapa?" tanya Amu heran

"sekolah kita mendapat kesempatan untuk mengikuti olimpiade dan mewakili Jepang tanpa diseleksi" jelas Tsukasa

"wooww,itu keren" ucap Amu berdecak kagum

"lebih baik sensei masuk keruangan sensei dan bertanya pada rekan kerja sensei yang lain" saran Tadase

"kau benar Tadase" ucap Tsukasa seraya masuk ke dalam sekolah dan pergi ke ruangannya

Sedangkan Amu dan Tadase pergi ke ruang kelas mereka

"olimpiade?" gumam Tadase

"kenapa?,kau ingin mengikuti olimpiade itu ya?" tanya Amu "kau hanya tinggal bilang pada Tsukasa sensei,lagi pula itu paman mu kan"

"jika aku ingin ikut,aku akan bersaing secara sehat" jelas Tadase "mana mungkin aku merengek untuk di ikutkan olimpiade itu"

"ya,kau benar" ucap Amu,ia menatap mata Tadase "kau sudah berubah menjadi lebih baik,di banding dulu saat kau sd"

"Amu….kau lihat Kairi tidak?" tanya Yaya tiba-tiba

"ah..tidak" jawab Amu lalu masuk ke ruang kelas dan duduk (tempat duduk Amu berada di dekat jendela,disamping meja Amu ada kursi Rima,didepan Amu ada Yaya,di samping Yaya ada Kairi,dibelakang Amu ada Tadase dan disamping Tadase ada Nagihiko)

"membosankan ya" gumam Tadase pelan yang duduk tepat dibelakang Amu

"ku kira Tadase tidak pernah bosan" ejek Amu

"hampir setiap hari aku bosan,jika tidak ada teman" ucap Tadase "seperti sekarang,hanya ada kau,Yaya dan Kairi,tapi Kairi dan Yaya pergi entah kemana"

"kita pergi saja,ketaman sekolah" tawar Amu yang membalikan padangannya kearah Tadase

"boleh" ucap Tadase seraya berlari menuju taman sekolah "siapa yang lebih dulu sampai ketaman sekolah,akan ditraktir!" teriak Tadase

"apa!,kau curang,kau lari lebih dulu!" teriak Amu yang berlari menyusul Tadase

Sesampai ditaman

"aku menang!" teriak Tadase yang bercucuran keringat

"ya iyalah kau menang,kau kan lari lebih dulu daripada aku" jelas Amu yang tidak menerima kekalahannya

"seperti janji,traktir aku" ucap Tadase mengingatkan Amu

"kalau tau begini tadi aku bawa bento saja" gumam Amu

"kau bawa bento?" tanya Tadase yang duduk di bangku taman

"kan aku bilang,jika tau!" teriak Amu yang mulai emosi

"jangan marah dong" goda Tadase

"kau beda dari yang dulu" gumam Amu lalu duduk di samping Tadase,menatap bunga yang beraneka warna

"kau juga" ucap Tadase "kau benar-benar berbeda,dulu kau tidak suka bertemu denganku dan lebih memilih bertemu dengan Ikuto,sekarang kau mau-mau saja bertemu dengan ku"

"dulu kau tidak bisa mengalahkan ku dalam hal apapun,seperti berlari,bermain basket,bermain ski dan yang lainnya" jelas Amu "sekarang kau mampu mengalahkan semua yang ku bisa"

"aku berjuang" ucap Tadase membuat Amu terkejut "waktu SD aku menganggap kau tidak mau bertemuku karena aku tidak bisa apa-apa,makanya aku berjuang untuk melampaui kemampuan mu yang dibilang perlu kerja keras dan semangat yang tinggi"

"aku tidak mau bertemu dengan mu bukan karena kau tidak bisa apa-apa" ucap Amu

"lalu?" tanya Tadase yang menatap wajah Amu

"aku….aku…aku tidak bisa mengatakannya sekarang" jelas Amu

"kenapa?" tanya Tadase kedua kalinya

"aku butuh waktu" jawab Amu

"kejadian itu terjadi saat sd,itu sudah lama,masa masih perlu waktu" ucap Tadase

"ya begitulah" jawab Amu

"Amu!" teriak Yaya dan Rima seraya melambaikan tangan "ayo kita sudah masukan" ucap Rima

"iya" jawab Amu lalu berlari di susul Tadase


TBC

next chapter berikutnya

jangan lupa REVIEW