Disclaimer: Masashi Kishimoto

Pair : SASUHINA

Happy Reading

Maaf kalo gak jelas .. langsung baca aja

Ini adalah sekolah tinggi Konoha, sekolah terbaik abad ini. Di isi oleh murid - murid pewaris tunggal beberapa perusahaan terbesar dunia. Aku adalah Sasuke Uchiha, anak dari konglomerat Uchiha yang sebentar lagi akan mewarisi seluruh harta kekayaan dari kakekku dan ayahku. Seharusnya kakakku lah yang mewarisinya, namun dia pergi meninggalkan rumah sejak aku masih kecil, dan ini aku juga keluargaku tidak tahu dia berada dimana.

"teme"panggil seseorang berambut kuning dari elakang, itu adalah Naruto. Naruto Uzumaki, ayahnya seorang petinggi di negara ini tapi semua orang tidak menganggapnya seperti anak orang kaya itu karena kebodohan dan kegilaannya. Namun begitu, dia tetap temanku yang 'setia', "kau tidak akan masuk kelas? Kau sudah memolos tiga kali selama seminggu ini" katanya yang setap haris selalu memperingatkanku tentang hobi memolosku itu.

"Aku akan masuk kelas kali ini" jawabku sambil menaruh sepatu di loker. Aku memang menyukainya dan senang orang seperti dia bisa menjadi temanku, tapi aku tidak ingin menunjukkan itu atau aku akan mendapat malu sendiri, "aku ingin ke tolite dulu, kau pergilah ke kelas duluan, bawakan tasku" katanya sambil melemparkan tasnya kepada Naruto.

"Kau .." hanya itu respon yang selalu Naruto berikan saat mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Sasuke, setiap kali dan dia memakluminya, "aku akan menunggumi di kelas. Kau akan melihat apa yang akan aku lakukan padamu jika kau tidak muncul di kelas huh."

Sasuke tidak memperdulikan kata – katanya itu dan hanya berjalan menuju toilet. Seperti yang sudah di duganya, perjalanan ke toilet tidak berjalan mulus, dia harus melewati kerumunan wanita yang menjadi fansnya sejak dia masuk ke sekolah ini. Setiap hari ketika dia berjalan, selalu saja mereka meneriaki namanya dan tu membuat Sasuke sangat muak mendengarnya karena selain berisik, para wanita itu seperti sekumpula orang yang tidak memiliki sesuatu untuk di lakukan.

"Baiklah akan aku usahakan selesai sore ini" kata seseorang yang berdiri di depan toilet wanita sedang berbicara dengan seseorang di telfon, "aku akan mengirimkan e-mailnya padamu, tunggulah. Aku masih di sekolah"

Tanpa sadar Sasuke memperhatikan gadis itu. Gadis dengan tinggi rata – rata, ramut panjang tergerai dan lekukan tubuh yang menakjubkan. Gadis itu menatap Sasuke dan baru disadarinya jika Gadis itu memiliki mata indigo yang indah.

"Uh-hai" sapanya kemudian membuyarkan lamunan Sasuke, "kenapa kau menatapku seperti itu apa ada yang aneh?"

Sasuke menghela nafas dalam dan terheran melihat gadis ini, dari semua gadis yang ada di sekolah ini, kenapa hanya dia yang bersikap biasa saja saat melihatnya. Pada umumnya, gadis lain akan langsung memeluknya atau mencium bibirnya saat melihatnya sendirian di tempat ayng jarang orang.

"AH! Itu Sasuke!" kata seseorang yang kemudian berlari dan mencium bibirnya. Sasuke tidak bisa bergerak karena gadis itu memeluknya dengan sangat erat sekali.

Gadis bermata indigo itu melihatnya dengan tatapan jijik, "ugh.. maaf aku akan pergi saja dari sini" lalu dia menuruni tangga dan menghilang dari pandangan Sasuke.

"Kenapa kau melakukan ini?!" katanya pada gadis yang tiba – tiba memeluk dan menciumnya setelah dia berhasil melepaskan diri, "apa – apaan kau ini."

Gadis itu menyentuh bibirnya, "aku menyukaimu, Sasuke-kun" katanya yang kemudian menempelkan tubuhnya di dada Sasuke.

Sasuke menatap gadis itu dengan sinis, "kau melakukannya pada setiap orang? Menempelkan dadamu pada setiap tubuh lelaki?" katanya sinis yang membuat gadis itu menjadi sedih, "pergilah menjauh dariku" tambahnya lalu pergi meninggalkan gadis itu.

Sasuke kembali ke kelas dengan wajah jengkel. Tidak lama kemudian Guru Asuma datang dan menyuruh mereka pergi ke lab karena materi yang akan diajarkannya akan menggukana peralatan lab yang tidak mungkin dibawa ke kelas. Lab itu sudah ramai saat Sasuke dan teman – temannya memasuki ruangan itu.

"kelasnya di campur kali ini" kata ketua kelas mereka yang memakai jubah panjang dengan kacamata hitam, Sasuke jarang sekali mendegarnya berbicara, namanya Shino dari keluarga Aburame ahli serangga ternama disana, "tertiblah dan jangan ribut."

Sasuke mengikuti semua kata – katanya hingga pembagian kelompok untuk percobaan pun dimulai. Semua siswa perempuan disana ingin sekelompok dengan dirinya dan mereka melancarkan protes ketika mereka sekelompok dengan orang lain, ".. dan Sasuke dengan Sakura?" Gadis berambut pink yang tadi pagi sempat menciumnya di depan toilet itu pun kegirangan mendengarnya namun dia menerima protes dari seluruh anak perempuan di ruangan itu. Sasuke menikmati pertengkaran mereka untuk memperebutkan dirinya, namun karena sangat rebut Sasuke jadi tertuju pada titik tenang yang ada di ruangan itu. Gadis itu, gadis yang ditemuinya di depan toilet tadi pagi, dia ada di ruangan ini. Dia duduk bersama Naruto.

"Kau tidak keberatan betukar denganku?" tanyanya pada Naruto dan membuat kegaduhan itu terhenti namun beralih memandangi mereka bertiga, "aku akan bersama gadis ini" katanya sambil menatap guru Iruka yang menjadi assisten guru Asuma hari itu, "kau tidak keberatan?"

"Emm.. baiklah" jawab guru Iruka yang menjadi sasaran protes sebelum akhirnya guru Asuma datang dan tidak ada lagi keributan disana. Semua kelompok sudah diputuskan dan akhirnya Sasuke bersama gadis lavender itu dan Naruto dengan Sakura. Mereka di tugaskan untuk membuat sebuah miniature kota berhubung ini adalah kelas arsitektur dasar, setiap kelompok diberikan bahan – bahan dan peralatan yang di butuhkan dan itu merupakan satu – satunya mereka tidak akan mendapat lagi jika peralatan itu rusak.

Sasuke hanya memandangi gadis yang berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru Asuma. Setiap gerak gerik gadis itu diperhatikannya, nampaknya secara tidak sadar Sasuke telah jatuh cinta pada gadis lavender dihapannya.

"tidak bisakah kau membantuku bukan hanya menatapku?" katanya tanpa menatap Sasuke, "waktunya akan segera berakhir dan kita masih setengah mengerjakannya."

"kau semakin cantik saja, hime?" kata Sasuke sedikit menggo gadis itu, "aku tidak tahu kau akan tumbuh secantik ini" kataya dengan tangan menopang dagu.

"ada yang bisa aku bantu, Hinata?" Tanya Naruto yang tiba - tiba berbalik ke belakang, "aku sudah selesai mengerjakannya. Kau butuh bantuan?"

Sasuke menatapnya dengan kesal, dia tidak suka ada yang mengganggu kegiatannya ditambah lagi dia melihat wajah gadis lavendernya memerah karena berbcara dengan Naruto. "tidak usah. Aku yang akan membantunya" katanya kemudian membantu Hinata menyelesaikan tugas yang di berikan.

Entah apa yang sedang terjadi pada Sasuke hari ini, kegiatan kelompoknya dengan gadis lavender tidak berhenti hari itu saja. Setelah mereka menyelesaikan semuanya, mereka diberikan proyek untuk dilakukan selama satu semester ini dan itu berarti Sasuke akan mempunyai waktu bersama gadisnya itu.

"Hei, dobe.. siapa gadis itu?" Tanya Sasuke pada Naruto yang ditariknya ke atap sekolah setelah pelajaran pagi selesai, "kau mengenalnya?"

"hn" Naruto mengangguk "dia Hyuuga Hinata. Putri keluarga Hyuuga dan adik sepupu dari Hyuuga Neji" jelasnya "kau tahu anak kelas tiga yang selalu mendapat peringkat teratas di seluruh sekolah? Dia lah Hyuuga Neji."

Sasuke mencoba mengingat nama yang pernah di dengarnya, dia yakin pernah mendengar Hyuuga Neji sebelumnya setelah lama mngngat – ngat, dia menyimpulkan kalau Neji mungkin salah seorang ayng dibencinya.

-000-

Sasuke berjalan – jalan di sekitar sekolah untuk mengisi jamnya yang kosong karena gurunya sedang tidak masuk hari itu. Tidak sengaja dia melihat gadis lavendernya sedang melakukan sesuatu di ruang laboratorium.

Gadis itu sedang menatapnya saat dia berjalan mendekatinya, "hai" sapanya lembut "kau yang tadi pagi bertemu denganku di toilet?" tanyanya sopan.

"hn" jawab Sasuke sambil memposisikan duduk bersebrangan dengan gadis itu, "itu aku" jawabnya.

Gadis itu mengangguk mendengarnya, "I'm sorry, a-aku tidak mengenalimu tadi pagi" katanya yang membuat Sasuke bingung, "kau Uchiha. Yap, lelaki yang kerap menjadi perbincangan para gadis di sekolah ini."

Sasuke tersenyum mendengarnya, dia sedikit senang mengetahui kalau gadisnya mengetahui sesuatu tentang dirinya, "kurang lebih begitu. Kenapa .. kenapa kau berpura – pura tidak mengenaliku? Bukankah kita teman sejak kecil, huh?" Sasuke mengingatnya, gadis itu gadis lavender yang pernah disukainya waktu kelas lima SD dan tiba – tiba menghilang dari sekolah karena dia harus pindah ke luar negeri, dia baru tahu jika gadisnya itu baru pindah kesini semester ini. Bagaimana bisa dia baru melihatnya

"apa yang kau lakukan disini?" tanyanya kemudian mengalihkan topik, "bukankah seharusnya kau berada di dalam kelas saat ini?"

Sasuke menggelengkan kepala, "tidak. Guru Kurenai tidak masuk, jadi ini jam bebas untuk kami. Kau sendiri kenapa kau berada disini?"

Hinata melirik ke sesuatu yang sedang di lakukannya, "aku mengerjakan proyek kita. Agar cepat selesai" jawabnya sebelum seseorang datang dan mengagetkan mereka.

"Ayo kita kesini" suara seorang wanita yang membuka pintu ruangan itu, "tidak ada orang kan."

Setelah mendengar suara itu, Sasuke lalu menarik Hinata ke ruangan kecil tempat penyimpanan peralatan yang berada di sudut ruangan. Dibukanya sedikit pintu kecil itu untuk melihat apa yang terjadi.

"dia itu.. bukannya pacarmu?" kata Hinata yang juga melihat dari celah pintu yang dibuka Sasuke tadi.

"tidak" jawabnya sedikit berbisaik, "dia hanya teman sekelasku" jelasnya namun dia yakin Hinata tidak mempercayainya. Mereka melihat apa yang dilakukan oleh gadis itu.

"Itu.. Naruto?" kata Hinata pelan yang menandakan kekecewaan yang bisa di dengar oleh Sasuke dan itu membuatnya kesal, dia cemburu, "kenapa di-" kata – katanya terpotong saat dia melihat tangan Naruto yang memegang dada Sakura dan memainkannya dengan sesekali menghisapnya juga tangan Sakura yang memainkan kejantanan Naruto. Sakura mengeluarkan suara saat Naruto mulai menancapkan kejantanannya di depan lubangnya.

"ahn ahn.. aaahhh Naruuu aaahhh" Sakura ikut menggerakkan pinggulnya saat Naruto melakukan in out di dalam nya.

Sasuke menutup perlahan pintu kecil itu, "kau tidak apa – apa?" tanyanya saat melihat Hinata Shock, "hei hei.. lihat aku .. hei .. tidak usah takut" katanya sambil menatap gadis yang ketakutan itu dihadapannya.

"Mereka" terlihat sekali ini pertama kalinya bagi Hinata melihat hal seperti itu dia tidak bisa mengontrol kata – katanya dan suaranya, "dia, mereka, apa yang-" dia mulai terisak dan tubuhnya gemetar.

"Hei, Hinata suaramu terlalu kencang, mereka bisa mendengarmu" kata Sasuke kemudian memegang kepala Hinata.

"Kau mendengar sesuatu?" Tanya Sakura yang menghentikan gerakan NAruto, "kau mendengar sesuatu?"

"ukh . tidak" jawab Naruto dengan tidak sabar, "ayo kita lanjutkan"

"diamlah. Aku tidak ingin ada orang yang tahu apa yang kita lakukan disini" katanya kemudian mencoba mendengarkan lagi suara yang kini telah menghilang.

"tidak ada, kan?" kata Naruto kemudian melanjutkan lagi permainan mereka dan menghujam Sakura dengan gerakan yang cepat.

Sasuke menutup mulut Hinata dengan tangannya, "aku akan membukanya tapi kau tidka boleh teriak atau mengeluarkan suara keras, mengerti?" katanya pada Hinata dan dibalas dengan anggukan.

Sasuke melepaskan tangannya dari mulut Hinata, "nampaknya kita akan berada disini untuk sementara. Tenanglah begitu mereka selesai kita akan keluar" katanya menenangkan gadis itu. Mereka terduduk di ruangan penyimpanan yang kecil itu, waktu terus berlalu namun Sakura dan Naruto belum juga menyelesaikan permainan mereka dan suara – suara dan erangan yang mereka hasilkan sangat mengganggu Hinata terlihat dari dia yang terus menutup telinganya.

"kau merasa terganggu?" tanyanya pada gadis itu, Sasuke bisa melihat betapa tersiksanya peri kecilnya itu, "mendekatlah."

Tanpa berkata apapun Hinata lalu mendekatkan diri pada Sasuke dan memeluknya. Sasuke memeluk gadis itu di dadanya yang bidang, "kau baik – baik saja sekarang?" tanyanya lembut dan menutupi HInata dengan blazer sekolahnya.

"hn" jawab Hinata yang membalas pelukan itu dan membuat Sasuke diam – diam senang, "suaranya tidak terlalu terdengar jelas lagi. Bagaimana bisa k-kau tahan mendengarnya?"

Wajah Sasuke langsung memerah mendengarnya, "em.. setiap lelaki melakukannya. Maksudku mereka sering menonton hal yang seperti itu dan terbiasa mendengarnya." Jelasnya dengan parasaan malu, "tidak sering hanya sesekali" jelasnya lagi untuk menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi.

Waktu berjalan dengan cepat, sudah tidak terdengar lagi suara erangan maupun desahan dari Sakura atau Naruto. Sasuke terbangun dari tidurnya dan mendapati Hinata yang masih terlelap di pelukannya, untuk sesaat dia menikmati momen mereka berdua dan memandangi wajah Hinata yang teduh.

"hime.." panggil Sasuke sambil menggoyangkan bahu Hinata pelan dan Hinata membuka matanya, "aku rasa mereka sudah pergi. Lebih baik kita keluar sebelum gerbang sekolah di tutup"

Hinata mengangguk lalu memberi isyarat pada Sasuke untuk membantunya berdiri dengan menarik kedua tangannya namun tarikan Sasuke yang terlalu kuat sehingga Hinata malah mendarat di dada bidang Sasuke dan memelukanya. Sesaat seakan waktu berhenti utnuk mereka berdua, Hinata dapat mencium wangi maskulin dari tubuh pria itu wangi yang menenangkan baginya. Sasuke bisa merasakan wangi lavender favoritnya berada di tubuhnya dan kemudian mereka berdua tersadar lalu meminta maaf satu sama lain.

"sebaiknya kita keluar" kata Hinata yang kemudian berlari kepintu dan terkejut melihat apa yang terjadi. Cahaya matahari sore menerpanya, "aaak" teriaknya terkejut menerima sinar matahari sore menyerah matanya.

Sasuke keluar lalu menutupi wajahnya agak tidak silau, "aku tidak menyangka sudah sore" katanya kemudian menutup jendela yang terbuka itu dengan gorden.

"Sasuke" panggil Hinata pelan, "mereka merusaknya"

Sasuke berbalik dan mendapati Hinata sedang memandangi proyeknya yang sudah sepertiga jadi itu hancur berantakan. Sakura dan Naruto yang merusaknya saat mereka melaukan permainan mereka. Rasa kesal menyelimuti Sasuke, Hinata sudah susah payah membuatnya namun mereka merusaknya dalam sekejap.

"kita akan membuatnya lagi" kata Sasuke menenangkan, "aku akan membantumu. Aku janji" katanya kemudian.

"b-agiamana" mata Hinata mulai berkaca – kaca, "kita hanya di berikan peralatannya sekali dan itu hanya ada satu. Aku tidak tahu harus mencarinya dimana."

Sasuke mengusap – usap kepala Hinata, "tenanglah. Kau satu kelompok dengan Uchiha, kau tuliskan apa nama barang – barang ini. Aku akan mencarinya."

Raut wajah Hinata lantas berubah ceria saat mendengarnya, "baiklah aku akan menuliskannya dan mengantarkan padamu besok pagi" katanya bersemangat. Sasuke ikut senang mendengarnya.

"sasuke" panggilnya lagi saat berada di depan pintu, "pintunya .. terkunci!"

Sasuke menepuk keningnya, apalagi sekarang. Dia sudah cukup pusing dengan Sakura dan Naruto yang tiba – tiba datang dan bercumbu di tempat berduaannya dengan Hinata, lalu sekarang dia harus terkunci juga di dalam sini.

"kau harus menelfon orangtuamu. Katakan kalau kita terkunci disini" kata Sasuke kemudian, "mereka pasti bisa menyuruh orang untuk membukakannya."

Hinata menatapnya tajam, "aku tidak disini dengan orangtuaku. Mereka di luar negeri, dan baterai ponselku habis" katanya sambil menunjukkan ponselnya yang mati.

Sasuke meraba – raba kantung celananya dan bajunya namun tidak menemukan apapun, "ponselku tertinggal" katanya dengan nada putus asa, "kita hanya bisa berharap seseorang menyadari kalau kita tidak ada."

Hinata bersandar di salah satu meja, "apa dia akan menyadarinya?" katanya pada diri sendiri sambil memikirkan kakaknya, tangannya tidak sengaja menyentuh sesuatu yang basah "apa ini?" katanya lalu menunjukkan tangannya yang basah pada Sasuke.

Sasuke melihat tangan Hinata dan membauinya, "ini .. sperm? Astaga mereka jorok sekali" Sasuke langsung meraih tangan Hinata dan mencucinya di wastafel yang ada di ruangan itu, "ini tidak akan apa – apa. Tenanglah aku akan membereskan semuanya, jangan duduk sembarangan oke?"

Hinata hanya mengangguk, ini mengingatkannya pada masa saat mereka masih duduk di bangku sekolah dasar, Sasuke selalu melakukan apapun untuknya. Ketika dia diganggu, Sasuke akan membelanya begitu juga ketika dia terjebak di lumpur karena terjatuh, Sasuke yang akan membersihkan dirinya dan pakaiannya.

"hinata?" panggil Sasuke yang membuyarkan lamunan gadis itu, "kau tidak apa – apa? Diamlah disini, aku akan mengelap semuanya" katanya sambil melepaskan balzernya dan mengulung lengan kemejanya lalu mengelap cairan – cairan menjijikan itu dan membuang lapnya ke tempat sampah.

"Itu.." Hinata berkata pelan namun masih bisa di dengar oleh Sasuke, "sebelumya kau membicarakan sesuatu yang sering dilihat anak laki – laki. Apa itu?" tanyanya polos.

Sasuke gugup mendengarnya, "i-itu .. sesuatu yang tidak disukai anak perempuan. Kau tidak perlu memikirkannya, Hinata" jelasnya dengan suara yang terbata – bata.

"Jelaskan padaku" paksa Hinata.

Sasuke menghela nafasnya, "haruskah?" tanyanya sambil memperhatikan Hinata yang mulai memasang wajah memohon yang selalu bisa meluluhkan hati Sasuke, "anak laki – laki selalu suka film porno. Film orang dewasa, begitu mereka menyebutnya. Kau belum pernah melihatnya?"

Hinata menggelengkan kepala dengan wajah sedikit shock, "tidak. Apa itu?"

Sesuai dugaannya, Hinata akan bertanya lebih spesifik jika dia tidak mengerti. "kau melihat apa yang di lakukan Sakura dan Naruto tadi kan? Itu yang kami tonton.. eemm maksudku para anak lelaki" jelasnya dengan rona merah seidikit.

"kau sering melihatnya?" Tanya Hinata curiga

Sasuke menggaruk pipinya dengan telunjuk kanan dan tidak berani menatap Hinata, "sesekali" katanya malu – malu.

Hinata duduk di meja yang berseberangan dengan Sasuke, "kau ini" katanya sambil tersenyum sedikit, "kau sudah besar rupanya."

Sasuke berjalan mendekati Hinata dan sedikit merendahkan tubuhnya untuk menyamai tinggi gadis itu, "kau menyukainya? Kau menyukai aku tumbuh dewasa?" godanya pada gadis lavender itu.

Hinata memperhatikan wajah pria yang begitu dekat di hadapannya itu dan tersenyum saat melihat bibir lelaki yang sudah menjadi "penjaga"nya sejak kecil itu, "hn.. aku menyukainya, kau sudah memiliki gadis yang kau suka?" tanyanya lalu merada wajah lelaki yang kini sudah meletakkan tangannya di kedua sisi tubuh Hinata sehingga Hinata tidak bisa pergi kemanapun.

Sasuke menatap serius gadis lavendernya itu dan terhenti saat dia melihat bibir Hinata lalu di ciumnya bibir kecil itu dan di balas oleh Hinata dan mereka saling berpanggutan di lab yang sunyi sepi itu. Hinata melingkarkan tangannya ke leher Sasuke membuka kakinya agar Sasuke bisa lebih mendekat dekat ke tubuhnya, ciuman mereka semakin ganas dan saling melumat satu sama lain, Sasuke meluk kencang tubuh Hinata sehingga dada Hinata menyentuh tubuhnya.

"Eghh, hime" erang Sasuke saat dua tonjolan besar milik Hinata terhimpit ditengah tubuh mereka. Sasuke melepas ciuman mereka sesekali dan menyisakan air liur mereka yang membasahi mulut Hinata lalu di kulumnya lagi bibir kecil Hinata itu sampai nafas mereka habis.

"Hhhhh hhh hhh, Sasuke kau.." Hinata mencoba mengatakan sesuatu sambil mengatur nafasnya, "aku tidak menyangka. Apa kau melakukan hal ini pada setiap wanita di sekolah ini?"

Sasuke tersenyum mendengarnya, "tidak. Biasanya mereka yang melakukannya, aku hanya diam. Aku hanya menciummu, hime" jawabnya yang membuat wajah Hinata memerah, "kau ingin melakukan lagi?"

"Eeh?" Hinata menatapnya bingung. Tanpa menunggu izin dari Hinata tangan Sasuke mulai meraba gundukan besar di tubuh Hinata tanpa melepaskan ciumannya yang menjalar ke leher dan tengkuk Hinata yang semakin lama semakin liar namun berhasil menyajikan kenikmatan bagi Hinata, "eeemmmhh .. nnmm.. sssshhh .. eemmhhhh… aahhhkkk saassssuuu ssshh" jari – jari Hinata masuk kedalam helaian rambut hitam milik Sasuke dan itu mebuat Sasuke semakin liar akan permainannya.

Sasuke membuka satu persatu kancing yang menjaga tubuh Hinata dari serangan luar, namun kali ini berhasil di tembus oleh Sasuke. Bisa dirasakannya dengan jelas gundukkan yang dulunya rata menjadi tumbuh besar seperti dirinya dan Hinata. Sasuke mencoba meraba punggung Hinata untuk mencari pengait bra sebagai pertahanan terakhir Hinata sebelum dia menghentikan tangannya.

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya tiba – tiba. Hinata memandang serius kearah Sasuke, "kau akan melepasnya?"

Sasuke menatap Hinata tanpa melepaskan tangannya dari pengait bra yang tinggal selangkah lagi akan membebaskan gundukan besar itu, "hn.. tentu saja dengan seijinmu" katanya lalu mengecup bibir Hinata dan dibalas dengan lingkaran tangan kecil yang melingkar di lehernya tanda persetujuannya.

Gundukan besar itu lepas dari 'sangkarnya' langsung saja Sasuke menyambar keduanya, dilihatnya gundukan kecil yang berada di tengahnya. "apa yang kau lakukan? Jangan terlalu lama melihatnya, aku malu" kata Hinata sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

Sasuke memainkan gundukan kecil itu, memutarkan ke kanan dan ke kiri, sesekali mencubitnya dan dia berhasil membuat tubuh Hinata mengejang. Sasuke sangat menikmatinya, dia melihat tubuh indah Hinata dan berhasil membuat gadis itu bergairah bermain dengannya, dihisapnya salah satu gundukan itu dan memainkan gundukan kecil dengan lidahnya sehingga membuat Hinata mendesis. Dilihatnya wajah Hinata yang berwarna merah padam dengan mata sayu yang menambah gairah Sasuke, digigitnya sesekali gundukan kecil itu dan berpindah dari yang kanan ke kiki dan ke kanan lagi begitu seterusnya.

Hinata menyelipkan jari – jarinya ke rambut Sasuke sambil menikmati 'pelayanan' yang Sasuke berikan pada gundukan kembar miliknya. Di sela – sela kenikmatannya, Hinata merasakan sesuatu yang keras yang menyentuh bagian bawah tubuhnya, semakin mereka bermain intens sesuatu ikut semakin mengeras dan membesar.

Sasuke yang dari tadi mengulum dada besarnya tiba – tiba menghentikan gerakannya, "aku akan ke kamar kecil, tunggulah disini" kata Sasuke pergi menuju pintu keluar namun dia lupa kalau pintu itu terkunci.

Hinata teringat apa yang di lakukan Sakura sebelum ini, dia menghisap semua cairan yang di keluarkan oleh Naruto apa Sasuke juga akan mengeluarkan itu? Pikirnya, "Sasuke" panggilnya pelan lalu berjalan mendekatinya, "kau ingin mengeluarkannya?" tanyanya sambil menyentuh bagian tubuh Sasuke yang besar dan keras itu.

"Tidak, Hinata" jawab Sasuke "aku tidak ingin mengeluarkannya di dalam tubuhmu, kau bisa hamil nanti" jelasnya yang sedikit terkejut saan Hinata memegang kejantanannya.

"tidak" kata Hinata yang menempelkan dirinya di dada Sasuke, "aku akan menghisapnya, tidak akan apa – apa bukan? Kau tidak harus mengotori tempat ini."

Sasuke menelan ludahnya saat mendengar HInata berkata seperti itu, "kau yakin?" Tanya pelan dan dibalas dengan anggukan Hinata. Sasuke bersandar di meja tempat Hinata duduk tadi, digiringnya tangan kecil Hinata untuk membuka celananya.

"Besar sekali" katanya setelah kejantanan Sasuke keluar dari 'sarang'nya, "padahal dulu sangat kecil" komentarnya.

"eerrrgg" Sasuke mengerang karena malu Hinata melihat miliknya seperti itu. Hinata lalu mempraktekan apa yang Sakura lakukan pada Naruto tadi, mengulumnya dan sesekali menjilatnya. Sasuke merasakan perasaan yang sangat baik ketika HInata melakukannya, gairahnya meningkat saat melihat wajah Hinata menatapnya dengan penisnya yang berada di dalam mulut Hintata. Sesuai deguaannya hal itu berhasil, Sasuke mengeluarkan cairan yang sangat banyak hingga Hinata tersedak dan cairan itu tumpah membasahi tuuh Hinata.

"Ah hime maafkan aku" kata Sasuke cepat – cepat, "kau begitu menggairahkan jadi aku mengeluarkan banyak" jelasnya sambil mengangkat wajah Hinata dan melihat cairannya berada di dalam mulur Hinata, "muntahkanlah, tidak akan enak."

"tidak apa – apa" kata Hinata yang kemudian menelan semua cairan Sasuke tadi.

"hime, kau .. menelannya?" kata Sasuke tidak percaya apa yang terjadi dihadapannya ini, "kau baik – baik saja?"

"Hn" jawab Hinata dengan senyum ceria, "tapi aku jadi basah semua" tunjuknya pada cairan Sasuke yang jatuh diatas payudaranya.

Sasuke menariknya berdiri, "aku yang akan membersihkannya" dijilatinya satu persatu cairan miliknya yang membasahi payudara Hinata. "kau baik – baik saja?" tanyanya sambil mengecup belahan dada Hinata setelah dia memasangkan pengaiit bra Hinata dan mengancingkan kemeja Hinata satu persatu, "maaf harus membuatmu melakukan itu.

Hinata lalu memeluk tubuh lelaki tampannya itu, "hn .. kita akan melakukannya lagi kapan – kapan. Ini menyenangkan" katanya lalu mencium bibir Sasuke.

Tidak lama kemudian Hinata melihat Neji yang melintas di lapangan sepak bola dan teriak memanggilnya untuk membukakan pintu. Nampaknya Neji baru saja selesai latihan Baseball yang lapangannya terletak di belakang gedung tempat Sasuke dan Hinata terjebak. Saat bertemu mereka berdua saling menatap tajam namun di redakan oleh Hinata yang kemudain menarik Neji untuk segera pulang dengan alsan dirinya sudah lapar.

Sasuke hanya mengamati gadis lavendernya itu menghilang menjauh darinya, dia mengingat – ingat apa yang baru saja terjadi antara mereka berdua. Lalu bagaimana mereka akan saling menyapa ketika betemu besok dan besoknya lagi dan seterusnya, Sasuke tersenyum mengingatnya. Pengalaman yang tak akan pernah dia lupakan tentunya.

TBC