Sakit Rasanya
.
.
.
.
Disclaimer : Vampire Knight © Matsuri Hino
Satu, dua, tiga, action.
Halo minna, kembali bersama saya Author Yuka-chan. Wah gak nyaka sudah bikin beberapa fanfic tahun ini hehehehehe. Di usia Yuka-chan yang masih muda dan menawan ini wkwkwkwk
Wah malah nyombongin diri di depan para readers, gomen gomen. Kali ini Yuka-chan pengen membuat fanfic lagi dengan meminjam karakter karakter Vampire Knight nih. Entah kenapa lagi mood saja pake mereka.
Aku juga melakukan casting pemeran fanfic ini sampai aku mendapat peran utama yang cocok wkwkwk.
Oke itu awal salam pembuka dari sayah, semoga kalian menikmati jalan cerita gajeh saya, jangan putus di tengah cerita nanti Yuka-chan sumpahin putus hubungan kalian hahahahaha ( *ketawa jahat )
Good Reading
.
.
Peringatan : TYPO, Cerita Karakter Gaje, Salah Kata, OOC, Salah EYD, dsb
.
.
Dulunya, aku ingat sekali. Saat itu kita masih di sekolah dasar. Juga saat itu aku bertemu dengannya pertama kali. Aku sangat lemah, pendiam, dan pemurung karena penyakitku yang sudah kuderita sejak lahir membuatku lebih sering berada di kelas daripada bermain dan berolahraga bersama teman temanku.
Masa kecilku suram sekali seperti kegelapan malam menyelimuti diriku saat sinar sinar senyum teman temanku memancar setiap hari namun tidak mengarah padaku. Beberapa kali aku menyemangati diriku sendiri agar menjadi kuat dan berani dalam hati.
Akan tetapi, itu hanya kebohongan kecil dalam imajinasiku agar aku merasa terhibur dan terus hidup menghadapi hari ke depan. Kadang aku berbicara sendiri di kelas saat teman temanku sedang berolahraga di lapangan.
Menyenangkan juga kadang kadang, berbicara tentang masalah pelajaran, guru, teman temanku, dan hal lainnya kadang diselipi lelucon yang membuatku tertawa mengingatnya. Tapi beberapa kali aku melakukan hal ini, mengapa aku tetap merasa kesepian.
Betapa menyedihkan dan sialnya diriku, aku menahannya selalu menahannya, apapun masalahnya, aku selalu menahan air mataku dibalik senyuman kebohongan di hadapan teman temanku. Kadang aku ingin ada seseorang yang dapat merusak pertahanan air mataku yang bersembunyi dalam senyumanku. Aku ingin meluapkan semuanya di depannya.
Agar dia dapat menyetahui rasa sakitku tanpa ingin membuatku merasa lebih sakit lagi. Aku ingin sekali mempunyai seseorang seperti itu, bisa disebut seorang teman. Tapi apakah aku akan menemukan seseorang seperti itu. Seseorang mau bersama dan menemaniku. Hanya muzikjat atau keberuntungan saja aku bisa menemuinya atau bahkan kalau bertemupun ia belum tentu mau berteman denganku.
Aku menunggu sampai tiga tahun kemudian, kini aku sudah menginjak kelas enam SD. Sebentar lagi aku akan menghapi ujian masuk SMP dan lulus menuju jenjang tinggi selanjutnya. Aku merasa di SMP baruku nanti aku akan mempunyai teman.
Tapi tidak perlu menunggu sampai SMP aku sudah bertemu dengannya sekarang. Saat itu aku bertemu dengannya saat aku sedang menunggu di lorong sekolah, aku ingin pulang jalan kaki namun hujan deras menerjang sekolahku. Terpaksa aku harus menunggu jemputan ayahku.
Sambil menunggu aku memperhatikan air hujan yang jatuh dari angkasa dari balik jendela. Suara hujan membuatku merasa tenang menghanyutkan pikiran pikiran beratku selama di sekolah. Aku juga senang jika muncul hujan saat pelajaran olahraga karena teman temanku biasanya berada di kelas menemaniku secara tidak langsung disini.
Aku duduk di bangku tunggu, seorang anak perempuan menghampiriku. Wajahnya penuh dengan blepotan cokelat, ia terlihat membawa banyak sekali permen cokelat. Aku tidak kenal siapa gadis ini mungkinkah dia beda kelas denganku atau dia adalah adik kelasku. Dia mempunyai rambut cokelat panjang yang indah dan wajah yang imut namun ia cuek dengan keberadaanku disampingnya.
Kuhanya bisa terdiam sambil menunduk, kedua kakiku berayun ke depan dan ke belakang untuk mengurangi rasa bosanku. Aku sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini, apalagi untuk anak berpenyakitan sepertiku.
"Hey, kamu nangis ya?" wajah gadis itu melihat wajahku dari bawah tiba tiba bertanya padaku.
"Eh...nggak kok" kagetku memandang gadis ini.
"Tapi kau terlihat sedih" ujarnya polos
"Nggak, aku tidak menangis, aku anak kuat" geramku sambil bergaya di depannya lalu tiba tiba aku terjatuh dari kursi, ia tertawa melihat tingkahku. Tawanya membuatku malu dengan diriku sendiri, lalu aku menundukkan wajahku.
"Hahahaha, kau lucu, oh ya kau mau permen cokelat" dia membantuku berdiri dan menawari permen cokelat padaku, aku menerimanya sambil menahan tangisku karena sakit sehabis jatuh tadi.
"Benarkah?" tanyaku malu malu, biasanya jika aku terjatuh atau sakitku kumat lagi, aku sering ditinggal karena mereka tidak mau berurusan denganku jika terjadi sesuatu. Ia salah satu yang mau menolongku.
"Iya kok, perkenalkan namaku Yuki Cross, siapa namamu?" tanya gadis ini sambil menyulurkan tangannya. Ini baru pertama kali ada seseorang menyulurkan tangan padaku. Aku tahu ia masih belum tahu penyakit yang kuderita ini tapi aku sangat senang sekali dengan ia menyulurkan tangannya untukku.
Lalu aku membalas ulurannya, tanganku gemetaran ingin memegang tangannya yang putih seperti namanya yang berarti salju. Hujan ini menjadi saksi biksu pertemuan pertama kali kami saat itu.
Kemudian kami berdua sangat dekat sampai kami menginjak bangku SMP, ia tidak membiarkanku sendirian jadi ia selalu menemaniku setiap hari. Aku sangat senang mempunyai teman sepertinya, aku tidak ingin dia pergi meninggalkanku jadi sampai sekarang aku tidak memberitahu penyakitku padanya agar dia tidak menjauhiku seperti yang lainnya.
Sebuah kebohongan kecil ini jika terbongkar mungkin akan memutuskan tali persahabatan kami dan aku tidak akan bisa melihat dirinya dan senyumannya lagi. Aku hanya membiarkan waktu ini berjalan dan aku berharap bisa terus bersamanya.
.
.
.
.
Tidak kusangka kami sudah menginjak bangku SMA dan Yuki sudah tumbuh menjadi gadis cantik dan manis namun masih bersifat kekanakan dan suka makan permen cokelat. Ia memutuskan untuk memotong pendek rambut cokelatnya.
Selain Yuki, aku juga mulai tumbuh menjadi laki laki tampan, rambutku pendek mulai tumbuh dan kumodel keren. Aku juga membentuk tubuhku dengan mengikuti fitness ringan setiap hari dan sering minum susu agar badanku tinggi. Meskipun aku tidak dibolehkan olahraga tapi aku melakukan kegiatan diatas setiap hari membuatku semakin lama berubah dari cowok culun menjadi cowok atletis dan keren.
Hubungan kami tidak berubah, kami selalu bersama seperti biasa bahkan kami semakin akrab apalagi untuk pertama kalinya aku dan Yuki satu kelas. Meskipun dia mempunyai teman baru lainnya, ia tidak melupakanku dan saat pulang sekolah kami selalu pulang bareng.
Tentang penyakitku, aku harus menerima kenyataan bahwa kankerku ini semakin lama semakin parah kadang aku harus pulang lebih awal untuk melakukan kontrol dan sering menghabiskan waktuku di rumah sakit untuk pengobatan. Meskipun begitu, Ingin sekali Yuki melihat perubahanku di SMA dan kebetulan aku dan Yuki satu SMA juga.
Sama seperti sebelumnya, aku masih tidak mau memberitahu penyakitku ini pada Yuki. Bahkan saat aku di UKS dulu aku tiba tiba pingsan karena penyakitku kambuh lagi. Yuki sangat kuatir padaku dan ia menangis keras melihat badanku lemah.
Pertama kalinya ia menangis di depanku. Oleh sebab itu aku tidak mau Yuki menangis lagi karena aku. Aku ingin melihatnya tersenyum seperti biasa.
.
.
.
.
To Be Continue
Awalan sebelum olahraga, kita harus melakukan pemanasan dahulu.
Okey memang singkat sih chapter ini yang sekaligus pemanasan dan pengenalan karakter Zero yang lonely everdays but after him meet Yuki, he not alone again, and maybe next chapter Zero will fall in love with Yuki. ( Hihihihi malah sok inggris )
Memang fanfic chapter 1 atau bagian awal buatan Yuka-chan agak bisa dibilang mainstream dan membosankan ( Sayah mengakunya sendiri ) tapi jangan pernah meremehkan cerita bersambung karena ada banyak kejutan dan kisah bagus di chapter berikutnya hahahahaha ( Halah malah ceramah )
Itu saja perkataan perkataan nistah dan aneh saya jangan lupa gosok gigi sebelum tidur dan pastikan bisa bedakan odol dan shampoo. Juga di follow, favorite, dan review jika minat baca. Arigatou minna...
