AUTHOR : LEE EUN SAN

TITLE :TWELVE DAYS OF CHRISTMAS

GENRE :ROMANTIC / FAMILY/COMFORT

CAST :OH SEHUN

XI LUHAN

AND THE OTHERS...

SUMMARY : Oh sehun, pebisnis sukses dari korea selatan diharuskan untuk menjadi lelaki yang menjauhi hal-hal buruk demi mewujudkan sebuah kesepakatan penting dalam hidupnya. "aku minta kau untuk benar-benar menjauh dari kata sex dude!" ancam sahabat sekaligus ketua tim pengacaranya. "tsskk, sex itu sudah seperti makanan untukku!" tolak sehun. "terserah apa maumu kalau begitu! tapi ingat aku tidak jamin semua usahamu akan berakhir manis jika kau tetap melakukannya Oh sialan!" sembur namja bertinggi 187 itu kesal.

"please dude! kali ini turuti apa kataku, setelah tahun baru kau bisa bercinta semaumu! ingat kau harus terlihat suci dari yang tersuci sekalipun!"

DISCLAIMERS

this story based on one of sarah morgan novels.

the plot it's almost the same but i change little bit for the need of the story.

thanks.

.

.

.

chapter one...

seorang namja tampan terlihat sedang duduk nyaman di kursinya sambil menikmati sepiring hidangan. namja tampan berdarah korea ini terlihat begitu tampan dengan garis wajah tegas bak pria aristokrat. mata tajam, tulang hidung tinggi dan bentuk dagu runcing begitu tampak mengiurkan bagi wanita manapun yang menatapnya. sehun bahkan sudah berkali-kali mendapat lirikan menggoda dari beberapa tamu di restorant ini dalam waktu kurang dari sejam belakangan.

sepotong daging steak lumer di mulutnya saat akhirnya ia melihat sosok yang sedari tadi ia tunggu.

"oh! sorry dude! aku harus sedikit mengurus putriku tadi. ibunya sedang banyak pasien." seorang namja tak kalah tampan duduk tergesa di depannya.

"gwaenchana hyung, duduklah. kau terlihat kacau." ejek sehun senang.

namja di depannya mendecih namun tak menanggapi serius perkataan bocah di depannya. "tsskk,, berhenti menghinaku sialan! ahh,, ini untukku ya aku haus." tanpa sungkan namja itu menenggak wine sehun yang masih tersisa setengah.

"tsskk,, bisakah setidaknya kau bersabar menanti gelas untukmu sendiri. tsskk..." sehun sekali lagi menggerutu melihat tingkah namja di depannya ini.

"lupakan soal gelas. aku haus! ahh,, aku sampai lupa ini dokumen yang kau minta, periksalah." namja itu mengeluarkan sebuah map dengan isi cukup tebal pada sehun.

"kau yakin kali ini semuanya akan berjalan sesuai rencana." sehun menerima map itu lalu membukanya.

"tentu saja, tim ku bekerja siang malam hanya untuk menyelesaikan semua itu. aku berani bertaruh dude, kali ini semua usaha kita akan berjalan mulus!" katanya yakin

sehun mengangguk paham.

"ahh.. tapi ada satu hal yang harus aku katakan padamu." kata namja itu tiba-tiba.

sehun mendongak dari kertasnya lalu menatap lawan bicaranya. "mweol?" katanya singkat.

"aku minta kau untuk benar-benar menjauh dari kata sex, scandal dan apapun itu yang dapat menghancurkan reputasimu dude!" ancam sahabat sekaligus ketua tim pengacaranya.

"tsskk, sex itu sudah seperti makanan untukku!" tolak sehun.

"terserah apa maumu kalau begitu! tapi ingat, aku tidak jamin semua usahamu akan berakhir manis jika kau tetap melakukannya Oh sialan!" sembur namja bertinggi 187 itu kesal.

"please dude! kali ini turuti apa kataku, setelah tahun baru kau bisa bercinta semaumu! ingat kau harus terlihat suci dari yang tersuci sekalipun!" kali ini pandanga namja itu terlihat sedikit melunak.

"geurae,, aku akan mencobanya." jawab sehun datar.

"hhmm,, good boy!" katanya sambil nyengir

sehun hanya mendecih seperti biasa

"oh! aku ingat, bukankah besok kau akan terbang ke korea? kau benar akan ke hotel itu?"

sehun hanya mengangguk sambil kembali memasukkan sepotong daging kedalam mulutnya.

namja di depannya mengangguk. "aku rasa saat ini sudah saatnya kau menyingkirkan bedebah kecil menyebalkan itu dude! dia sudah berulah terlalu lama."

"hhmm,, aku juga berfikir begitu. sudah saatnya dia sadar siapa dia dan dimana sebenarnya posisinya berada." jawab sehun dengan wajah kesalnya.

"eoh, majja! bedebah itu terlalu lama berperan sebagai penguasa, padahal dia tak lebih baik dari budak sahaya."

sehun mendengus miring. "tikus got macam Han kyungram itu sudah selayaknya kembali keasalnya."

"majja!" sahut namja di depannya.

"ah, aku sampai lupa, kau mau makan apa hyung?"

"ah? tidak usah. aku akan langsung pulang saja, baekhyun akan mengomel jika aku tak makan masakannya." tolaknya halus. namja itu beranjak dari kursinya dan bersiap pamit

"geurae, gomawo chanyeol hyung." sehun mengulurkan tangannya

"sama-sama hun-ah." chanyeol menjabat tangan sehun lalu tersenyum sekilas sebelum pamit pulang kemudian.

sehun kembali duduk di kursinya "korea, hhmm.. sudah lama aku tak menginjakkkan kakiku disana." gumam sehun pelan.

.

.

disisi lain dunia, seorang yeoca cantik terlihat muram sehingga membuat pendar kecantikannya diselimuti awan kelabu. ia sungguh merasa hidupnya sangat menyedihkan. bagaimana tidak jika ia harus menerima kenyataan gagal menikah padahal tinggal satu bulan lagi semua rancana indahnya akan terlaksana. dan yang lebih parahnya lagi sang calon suami membatalkannya hanya melalui pesan singkat. belum selesai sampai disana, tuhan sepertinya belum puas memberi cobaan padanya. tadi pagi dengan sangat tidak elitnya, atasnya yang galak menurunkan jabatannya dari seorang receptionis menjadi seorang housekeeper, oohh.. ingin rasanya ia bertaya apa hubungannya anatara receptionis dan housekeeper? kenapa ia bisa berpindah jalur sejauh itu? tapi semua pertayaannya harus ia telan bulat-bulat karena ia tak punya cukup nyali untuk menentang bos galak macam kim taeyeon itu.

ia mempercepat laju kakinya karena sudah tidak kuat menahan hawa dingin yang menusuk kulitnya. musim dingin di korea ternyata menyebalkan. dinginnya sungguh keterlaluan. pikir luhan, begitu biasa gadis cantik itu disapa musim dingin korea tidaklah sedingin ini namun nyatanya ia salah.

"aaaauusshhh.. chupdaaa..." katanya sambil menghembuskan nafas di jarinya yang mulai membiru.

mata rusanya melebar saat ia mendapati sang pemilik flat tengah berdiri di depan kamarnya yang lusuh dengan wajah yang tak bisa di katakan bersahabat.

"annyeonghaseo ahjuma.." sapa luhan berusaha sopan.

"tidak usah basa-basi didepanku nona xi. aku tak akan banyak bicara kali ini." katanya acuh

luhan hanya mendunduk paham. "ne, ahjuma." jawabnya lirih

"seperti yang kau tahu. hari ini adalah batas pembayaran tunggakan bulananmu. sekarang mana uangku?" bentak ahjuma berbadan tambun itu galak.

luhan semakin menciut, nyalinya yang hanya tersisa tak seberapa makin menguap keudara.

"eung,. itu.. uang.. saya.." luhan berujar panik sambil menggaruk tengkuknya gugup.

"hhhh,, kau tak punya bukan." potong bibi itu.

luhan menunduk lalu mengangguk pasrah.

"aaiiggoo...! tsskk baiklah semuanya sudah jelas sekarag, jadi tak ada alasan lagi kau bisa tinggal disini eoh!" semburnya galak

luhan mendongak." aku mohon izinkan aku tetap tinggal ahjuma, aku tak punya tempat lain selain disni." mohon luhan.

si bibi tersenyum mengejek. "kau fikir rengekamu akan mambuatku mengalah dan membiarkanmu tinggal eoh? tidak akan pernah eoh." katanya galak.

"aku mohon, ahjuma. setidaknya biarkan malam ini saja aku tinggal. besok pagi-pagi sekali aku akan segera pergi, aku janji." mohon luhan lagi. wajahnya sudah merah karena menahan tangis belum lagi dia juga sangat kedinginan.

namun nampaknya mata hati si pemilik rumah tidaklah terbuka. dia tetap kokoh pada keputusannya.

"sekali aku katakan tidak ya tidak! oh astaga, aku bahkan sudah berbaik hati menunggumu membayar selama tiga bulan nona xi. jangan katakan aku tak berbelas kasih padamu."

"aku tahu nyonya kim. tapi aku mohon kali ini saja. aku hanya memintamu mengizinkan aku tidur di dalam untuk malam ini. besok pagi aku janji akan keluar pagi-pagi sekali." kata lihan sungguh-sungguh.

"tidak! pergilah dan cari tempat tinggal sementara. bukankah banyak sauna? kau bisa tinggal disana malam ini!" potong si bibi.

luhan mencekal tangan bibi itu. "aku mohon ahjuma.."

si bibi menepis tangan luhan. "berhenti merengek padaku nona xi. aku bukan ibumu. cepat sekarang pergi dari sini! aku muak melihatmu." marahnya.

"tapi bagaimana dengan barang-barangku? aku harus membereskannya dulu.."

"ah,, kau tak perlu bersusah payah. aku sudah melakukannya untukmu. kau lihat bungkusan itu?" tunjuknya pada sebuah kantung plastik besar di depan kamarnya.

"semua itu milkmu! jadi sekarang cepat pergi dari hadapanku!" bibi itu melenggang pergi dengan wajah kesal.

luhan menghela nafasnya berat. "sekarang aku harus bagaimana tuhan..." keluhnya.

luhan menitikkan air matanya. sungguh ia rasa semua yang terjadi padanya hari ini adalah bencana. dengan langkah malas ia menghampiri bungkusan itu dan mulai menyeretnya tak tentu arah. tak dihiraukanya lagi butiran salju yang meluncur mulus di atas kepala dan tubuhnya. seolah butiran putih nan dingin itu tak ada rasanya.

luhan mengusap pelan hidungnya yang berair. "dingin kakek..." keluhnya sambil sesengukan.

tak berapa lama ponselnya bergetar. ia merogoh saku mantelnya dan mendelik kaget. "kakek?"

secepatnya ia berusaha menormalkan suaranya sebelum menekan tombol terima. "hallo kakekku sayang..." sapanya dengan suara riang.

"aaiiggoo.. suaramu kencang sekali eoh? apa kau fikir kakekmu ini sudah tuli?" jawab sebuah suara di seberang sana.

"ahahaha,, mian kakaek. lulu hanya terlalu senang. aahhh.. lulu rindu kakek..." manjanya.

"tsskk.. lihatlah ini.. yak! ingat berapa umurmu anak nakal! masih saja manja.."

"ehehhe,, oh iya ada apa kakek telpon? apa ada yang penting?" kata luhan

"tidak, kakek hanya ingin mendengar kabarmu saja cantik." jawab sang kakek

luhan tersenyum"aku baik kakek, korea sungguh menyenangkan." bohongnya.

"benarkah? aku jadi ingin kesana suatu saat nanti."

"tentu saja kakek harus datang kesini. nanti setelah tabunganku cukup, aku akan menjemput kakek dan mengajak kakek tinggal disini bersamaku eoh..." luhan berusaha keras menaha air matanya.

"hhmm,, terdengar memarik. aahhh,, kekek jadi tidak sabar."

"hhm.. lulu juga.." jawabnya dengan suara bergetar.

sang kakek menyadari ada perubahan suara luhan. "apa kau sedang sedih baby deer?"

luhan mengusap matanya yang berair. "tidak.." bohongnya.

"hhhh... kau bohong sayangku. kau sedang menangis bukan?" tebak sang kakek langsung.

luhan tak lagi bisa membendung tangisnya. "hiks,, hiks,, aku rindu kakek..hiks,,hiks,,"

"oh,, sayangku.. bayi rusaku sayang.. jangan menangis eoh.. kekek juga rindu padamu." kata sang kakek berusaha menenangkan cucu kesayangannya.

"apa kakek susul saja kau kekorea eoh? kakek masih punya sisa tabungan kok?" kata sang kakek tiba-tiba.

luhan mendadak panik. tidak! kakeknya tidak boleh datang! tidak sebelum ia sukses dan sanggup menunjukan keberhasilannya pada sang kakek.

"tidak perlu kek, aku baik-baik saja. aku hanya terlalu rindu padamu. tapi setelah mendengar suaramu aku sudah lebih baik."

"tapi kau menangis deer.."cemas sang kakek

luhan berusaha mengulas senyumnya. "aku menangis bukan karena sedih kakek, tapi karena bahagia. lulu terlalu bahagia mendengar suara kakek."

"hhh,, baiklah. tapi benar kau tidak apa-apa?"

"eung.. lulu baik-baik saja kakek tampan." guraunya.

sang kakek teregelak di seberang sana. "kau masih saja merayuku dengan kata-kata itu rusa centil.."

"ehehhe.,.." luhan memaksakan tawanya.

"oh iya lulu, apa kau tau bibi shin yang tinggal di sini?"

"hhmm.. bibi berambut kriting dan berbadan besar itu?"

"benar! itu dia. hhh,, kakek kesal padanya." cerita sang kakek

"kenapa?

"dia selalu saja mengkritik orang-orang. apa-apa dia bahas. ini, itu semuanya dia omongkan. sampai kau juga jadi bahan gosipnya."

"oohh? aku?"

"hhmm.. katanya kau itu pasti tidak bekerja pantas dikorea hanya karena kau lulusan sekolah tinggi saja. tapi aku sudah membuatnya terdiam dengan mengatakan bahwa kau sekarang sudah bekerja di hotel ternama."

"kakek.. tidak baik menyombongkan diri..."rengek luhan

"hah! biar saja. aku muak melihatnya selalu membicarakanmu. aku katakan saja padanya, saat ini kau sedang bekerja di hotel Nirvana sebagai receptionist. aku berkata padanya bahwa setiap hari kau akan bertemu banyak orang penting dan menyambut mereka dengan hangat. dan kau tahu lu, dia langsung terdiam saat itu juga. aahhaha,, kakek puas."

"tsskk,, kelakuan jahil kekek tidak pernah berubah ternyata. dasar.." decih luhan

"ehehhe,, oh.. sudah malam kau harus segera tidur bukan? besok kau harus bekerja bukan?"

"iya kakek. ya sudah kakek juga harus tidur. pasti sudah malam disana."

"hmm,, selamat malam bayi rusa.."

"selamat malam kakek tampan..."

saat sambungan terputus tangis luhan kembali pecah. ia berjonkok ditrotoar sambil menangis sesengukan. ia sungguh tak tahu lagi harus melangkahkan kakinya kemana malam ini. tak sepeserpun uang tersisa di dompetnya, lalu bagaimana bisa ia menyewa sauna untuk tempatnya tidur malam ini.

"tuhan,, hiks,, hiks,, aku mohon.. hiks,, hiks,, bantulah aku.." mohon luhan putus asa.

lama gadis cantik itu menangis sampai akhirnya terlintas sebuah ide di kepalanya untuk menuju hotel tempatnya bekerja.

"mungkin aku bisa bermalam disana malam ini." seolah mendapat suntikan kekuatan. luhan menegakkan tubuhnya dan mulai berjalan sambil menyeret kantung plasiknya.

meski sedikit kesusahan, namun akhirnya sampailah juga ia di depan sebuah bangunan megah yang tinggi menjulang keangkasa. hotel mewah milik seorang milyuner yang kabarnya masih sangat muda itu berdiri angkuh di tengah hiruk pikuk jalannan utama kota seoul korea. hotel berbintang langganan para kaum berada itu sudah sangat terkenal dan memiliki banyak cabang di mana-mana. the nirvana hotel, begitulah orang mengenalnya.

luhan melangkah menuju pintu belakang tempat biasa ia masuk kerja. "sekarang sudah hampir tengah malam, jadwalku jam 7 pagi, jadi aku rasa aku bisa tinggal disini untuk menghemat waktu." luhan sedang membenahi barangnya saat ia merasakan tepukan di bahunya.

"omo.. kamjakiya!" kagetnya.

"luhan?" panggil seseorang.

luhan berbalik da mendapati seorang namja yang merupakan atasannya berdiri di hadapannya. "ah, maaf saya tidak tahu anda disana bujangnim(manager).

"ada apa kau malam-malam kemari? apa ada barangmu yang tertinggal?" tanyanya ramah

"ahh, eum,. tidak.. hanya ..itu..saya." luhan mendadak gugup.

"tenanglah, aku kan hanya bertanya."

luhan mendesah pelan. "maaf bujangnim, saya eum,, bisakah saya tingal disini malam ini. saya mohon. saya tak punya tempat lain untuk malam ini saja..." mohon luhan

namja di depannya terlihat sedikit terkejut. "memang ada apa dengan flatmu?"

"saya di usir keluar, dan sekarang saya tak punya tempat lain selain tempat ini. saya mohon, izinkan saya malam ini tinggal disini bujangnim." luhan memohon sekali lagi.

"ahh,, begitu rupanya. baiklah kalau begitu."

wajah luhan yang semula muram berubah cerah. "benarkah?" ulangnya tak percaya

namja di depannya mengangguk "hhmm.. aku rasa kau bisa tinggal untuk malam ini. kebetulan kau ada shif pagi kan besok?" katanya

luhan mengangguk antusias. "ne, bujangnim."

"kebetulan kalau begitu. kau bisa sekalian membersihkan kamar suite di penthouse."

"penthouse?" ulang luhan

namja itu menganguk. "kau bisa mengerjakannya setelah bermalam disana. lagi pula semua kamar sedang penuh, hanya tinggal kamar itu saja sedangkan pemilik kamar itu baru akan datang siang. jadi aku rasa kau bisa tinggal disana sementara. ayo aku antar."

luhan mengangguk. ia menyimpan barangnya di sebelah lokernya sebelum mengikuti langkah atasannya.

mereka berdua menaikki lift menuju lantai teratas gedung ini. "terima kasih banyak bujangnim." cicit luhan

"tak masalah, anaggap saja ini adalah permintaan maafku untuk kejadian waktu itu." katanya lembut.

luhan mendadak tersenyum kikuk. "eum,, bagaimana tanganmu?"

"ah,, bukan masalah besar. hanya sedikit sakit. kau tenang saja." katanya santai.

"trriiiing,.."

pintu lift terbuka dan mereka berdua langsung di hadapkan pada sebuah kamar terbaik di hotel ini.

"pastikan kau mengatur dekornya dalam suasana natal,eoh?" pesan namja itu

luhan mengangguk. "ne, bujangnim."

"paswordnya 1220" katanya.

luhan mengangguk "ne, algeseumnida."

"baiklah, aku harus segera pergi. sudah sangat larut dan kau butuh istirahat."

luhan hanya mengangguk

"selamat malam luhan-ssi."

"ne, selamat malalam bu..euhm... kyungram-ssi. gomabseumnida.." kata luhan lalu menbungkuk hormat.

namja di depannya tersenyum lalu melenggang pergi.

luhan menghebuskan nafasnya lega. paling tidak malam ini dia memiliki tempat tinggal. luhan masuk dan memutuskan untuk langsung mendekor ruangan ini karena semua peralatan ternyata sudah tersedia di dalam. dengan perasaan suka cita luhan mulai menghias pohon natal dengan berbagai pernak-pernik kecil yang sangat mengemaskan. luhan selalu suka natal, rasanya menyebutkan mama natal saja sudah membuatnya senang. ahh.. rasany tak sabar menunggu natal tiba. selesai dengan urusan pohon luhan beralih pada hiasan lainnya. setelah berkutat hampir satu jam lamanya akhirnya luhan merasa puas.

"sekarang aku harus segera madi jika tak ingin sakit besok" katanya lalu melenggang menuju kamar mandi.

.

.

.

mentari belum lagi bersinar di langit, suasana jalananpin masih sangatlah sepi. belum banyak orang yang berjalan kesana-kemari. namun sedikitpun tak menyurutkan langkah namja tampan satu ini.

sehun berjalan santai memasuki bangunan hotelnya. dia sedikit menggerutu kenapa sampai saat ini masih belum ada yang menyadari keberadaanya.

"tsskk,, jadi ini yang mereka sebut keamanan? bahkan di detik ke 30 saja mereka belum mengambil tindakan!" kesal sehun.

sehun berjalan angkuh didampingi lima bodyguard berbadan gempal di belakangnya. dengan santai ia menaiki lift tanpa satupun orang yang menghadang.

"trring.." lift terbuka.

sehun melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

senyum miringnya kembali tercetak jelas "bahkan mereka belum mengganti pasword sejak kali terakhir aku mengunjungi tempat ini, cerboh... benar-benar ceroboh."

"pastikan kalian tetap berjaga disini. aku akan masuk dan melihat kedalam." kata sehun sebelum masuk kedalm kamar.

"yes, sir!" kompak pengawalnya.

sehun membuka kamarnya dan langsung dibuat terkejut saat itu juga.

"apa-apan ini!" batinnya kesal

"bukankah sudah aku katakan tak ada hiasan! apa telinga mereka semua tuli? atau otak mereka sudah berpindah tempat ke lutut!" sehun menggeram kesal. dengan langkah tergesa ia berjalan menuju ranjang. namun, sekali lagi ia harus terkejut karena mendapati seorang gadis cantik tertidur diatas ranjangnya. gadis cantik bersurai madu dengan wajah tertutup rambut ikal indahnya sedang berbaring nyaman di atas sana tanpa busana.

sehun dibuat meneguk ludahnya susah hanya dengan menatap lekukan indah milik yeoja di depannya. tubuh yeoja itu sungguh indah, berlekuk dan menonjol di tempat yang sesuai. tangannya, bahunya,pinggulnya dan oh,, kaki itu sungguh indah.

tanpa sadar sehun berjalan semakin mendekat. jantungnya berdegup kencang seolah tak sabar mengetahui siapa gerangan pemilik tubuh indah ini?

sehun berjalan pelan nyaris mengendap. langkahnya yang semula berderap dibuatnya senyap. perlahan namun pasti akhirnya sehun sampai didepan bidadari itu. sekali lagi sehun dibuat terpana. jikalau tadi ia mengagumi indahnya tubuh sang bidadari kini ia di buat lemas karena wajah rupawan sang bidadari.

wajah itu sungguh sempurna. cantik sudahlah pasti namun ada aura lain yang terpancar dari sana. putih, polos dan suci...

bibir sang bidadari mengumam kecil namun mata itu tak terbuka. sehun tersenyum melihatnya.

sehun bukannya tidak pernah bertemu gadis cantik, dia bahkan sering berganti-ganti gadis setiap kali namun kali ini ia merasakan perbedaan. entahlah rasanya gadis ini sungguh berbeda.

semua yang ada padanya bak magnet kuat yang mengundangnya mendekat. tak lagi berdaya dengan daya tarik sang bidadari, sehun memberanikandiri duduk disampingnya. perlahan namun pasti ia makin mengikis jarak dan sampailah ia pada bibir ranum nan merah sang bibdadari. ia mengecupnya lembut dan menyesapnya pelan.

sehun tak bisa mengambarkan betapa nikmat rasa bibir ini. sensai yang di timbulkan sangat jauh dari perkiraannya. lembut namun memabukkan.

sapuan lembut sehun akhirnya mengusik tidur cantik sang bidadari, perlahan mata indah itu terbuka.

sang bidadari terkejut namun tak menghentikan langkah sehun. namja itu justru membelai lembut pipi sang bidadari dan membelainya sehingga membuat sang bidadari kembali menutup matanya.

"jrpeeeet..." sebuah sinar menyilaukan tiba-tiba muncul dan mengagetkan keduanya. sehun yang semulai terbuai langsung kembali tersadar dan beranjak menjauh dari atas tubuh yeoja itu.

"sial!" kesalnya.

ia melihat seseorag berlari dari dalam kamar mandi. seseorang dengan kamera di tangannya.

disisi lain luhan di buat kebingungan. "ada apa ini?" katanya tanpa sadar.

sehun menoleh "kau? siapa yang membayarmu?"

TBC

OLLAAAAA...!

aku kombek kawaann.

ternyata gak bisa lama aku jauh dari kalian.

baiklah, gak perlu basa-basi lagi. kali ini aku bawa lagi cerita hunhan untuk kalian. aku harap kalian suka ne...

yang udah baca di harap repiunya oke.

repiu banyak janji bakalan fast update.

baiklah.. sampai jumpa di chap depan

sign

LEE EUN SAN

EunhyukLegalWife