"Sakura forehead, kau masih tidur?! Ya Tuhan, coba kau lihat pukul berapa hari ini?" Suara di seberang telepon sana begitu memekakan telinganya. Sesaat gadis berusia awal dua puluh satu tahun itu menjauhkan ponselnya ketika dia mendengar suara cempreng yang mengomelinya.
Emerald-nya masih terpejam. Dia tahu ini sudah siang, cahaya matahari yang menyengat itu telah menyinari kamarnya walaupun jendela kamar masih tertutup rapat dengan gordennya.
"Ya ya.. I'm awake.. Ada apa sih Ino?" Sakura mulai menyibak selimutnya. Dicabutnya charger-an handphone yang sebelumnya masih tersambung itu seraya meletakan kedua kakinya ke lantai, meskipun dia masih duduk-duduk di kasur untuk melengkapi kesadarannya yang masih berada di alam lain.
"Nilai Bahasa Belanda sudah keluar, forehead! Coba kau cek, uh aku mendapatkan nilai B ini menyebalkan padahal Minato-sensei kata kakak tingkatan terkenal tidak pelit nilai tapi... Ah sudahlah itu saja, kau cek dulu gih nanti kabari aku ya!"
Pip
Sambungan telepon diputus secara sepihak. Emerald itu masih me-loading beberapa saat, hingga seketika melebar dengan senyuman yang merekah terkembang di wajah cantiknya.
Yoshh!
Dia dengan segera langsung berseluncur di browser-nya, mengetikan akun TAUS ID–Tōdai Authentication System.
Setelah dia mengetikan nama akun dan password-nya, segera saja dia mengklik sebuah laman yang menunjukan;
Transkrip Nilai
Loading masih berputar-putar. Sakura gemas, dia bahkan belum sempat cuci muka sangking penasarannya.
IPK-nya sebelumnya saat semester satu adalah 3,75 semester dua 3,87 dan sekarang, semester tiga dia harus bisa mempertahankan IPK di atas 3,87.
Seketika layar handphone-nya menunjukkan daftar nama-nama mata kuliahnya yang berjejer, IPK sebelumnya yang 'baru sementara' karena belum semua nilai mata kuliahnya masuk itu tidak berubah sama sekali.
Alis merah mudanya merenggut.
Ketika dia menyentuh layar ponselnya ke bawah, di mana masih terletak mata kuliah yang belum ada nilainya, seketika emerald-nya terbelalak.
Na-nani?! Nilai T?!
.
.
Nilai T adalah nilai yang diberikan oleh dosen karena mahasiswa yang bersangkutan belum sepenuhnya melengkapi tugas-tugasnya. Baik itu tugas harian, mingguan ataupun tugas UTS atau UAS. Dan, Haruno Sakura sangat yakin dirinya telah melengkapi semuanya.
Lantas kenapa dosen duren itu tega memberikannya nilai T?
Saat dia mengirim pesan via Whatsapp, responnya hanya berupa;
Urus formulir T ke bagian KaProdi, lalu temui saya.
What the–! Sakura menghela napasnya berat. Ino yang telah pulang ke kampung halamannya yang berada di Kyoto itu hanya bisa memberikan semangat lewat telepon dan juga pesan-pesan 'lebay'-nya di LINE.
Itu tidak membantu sama sekali, Ino-buta! Dengus si gadis merah muda saat menatap layar ponselnya, dia tidak membuka pesan-pesan yang masuk dari sahabatnya itu, cukup melihatnya dari pop-up line yang muncul entah kenapa membuat hatinya semakin gelisah.
Hei! Siapa yang tidak tahu? Minato Namikaze, duda beranak satu yang sama sekali tidak diketahui oleh publik—mahasiswa atau dosen lainnya—siapa anak dari dosen duda ini.
Kehidupan pribadinya sangat tertutup rapat. Pemilik senyum yang ramah, tampan, berusia tiga puluh lima tahun, bermata biru sapphire dan terlebih dia memiliki kulit tan yang tidak dimiliki oleh orang Jepang manapun yang terkenal berkulit kuning langsat–nyaris putih. Dan itu membuat dirinya semakin hot!
Sakura menggelengkan kelapanya. Kenapa aku begitu detail memperhatikannya?!
OK! Saat ini Sakura telah berjalan di koridor fakultasnya lantai dua, berniat untuk mendatangi ruangan KaProdi untuk mengurus formulir T.
Sakura kembali menghela napasnya pelan. Tinggal ketuk pintu, kan? Tapi rasanya begitu berat karena..
HATAKE KAKASHI
Nah itu! Plang nama KaProdi tahun ajaran 2017-2022 terukir dengan indah di depan pintu kayu tersebut.
Sakura menggigit bibirnya pelan.
Dia mempunyai kesan tidak baik dengan dosen killer itu.
Dosen Pengantar Ilmu Hukum, dosen muda berumur dua puluh sembilan tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikan S3-nya di Oxford University.
"Yosh ganbatte Sakura! Itu kejadiannya satu tahun yang lalu, dengan banyaknya mahasiswa si dosen pasti lupa padaku!" Semangatnya pada dirinya sendiri.
Sakura mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Masuk!" Dengan cepat suara baritone di dalam sana menyahut.
Glek
Kembali meraup udara luar sebanyak mungkin sebelum mendorong pintu kayu berbahan jati itu. Kepala merah mudanya menyembul dengan pelan-pelan.
Kelakuannya itu justru berhasil menarik perhatin si dosen yang kini terlihat tidak menutupi wajah tampannya dengan masker.
"Aku tidak punya waktu banyak." Suara Kakashi kembali memasuki indera pendengaran Sakura.
Dengan takut-takut, dia menyeret kakinya dan kini tegah berdiri tegak di depan si dosen dengan warna rambut silver yang menentang gaya gravitasi itu.
Glek
Sakura kembali menelan ludahnya.
"A-aku.. A-aku mau mengurus nilai T" jelasnya tanpa berani menatap langsung wajah sang dosen.
Kakashi menaikan sebelah alisnya.
"Apa lagi yang kau perbuat? Menumpahkan jus tomat kekasihmu di baju dosen? Mengira dosen seorang SBA? Atau–"
"–maafkan aku sensei! A-aku sungguh meminta maaf, dulu aku tidak bermaksud berbuat seperti itu padamu. Maafkan aku." Sakura semakin menundukan kepalanya.
Kakashi menarik sudut bibirnya membentuk sebuah seringai.
"Kau menyesal karena tahu aku seorang dosen, sungguh tidak beretika." Ucapnya tajam. Sakura terhenyak.
Hei! Dia hanya ingin mengurusi formulir T kenapa malah bernostalgia masalahnya dengan dosen ini satu tahun yang lalu?
Air matanya sudah berada di ujung mata. Kapan saja siap jatuh. Dia memang lemah kalau sudah berurusan dengan nilai.
Bukan apa-apa, hanya saja dia memang harus mempertahankan IPK-nya untuk tetap mendapatkan beasiswa LPDP dari pemerintah.
Biaya kuliah di Tōdai tidaklah murah dan Sakura tidak terlahir dari keluarga yang kaya.
"Ku-kumohon.. Sensei.. Ka-kau tahu aku tidak bermaksud–" entah sejak kapan Kakashi sudah berdiri di depannya dan menepuk pucuk kepalanya.
"–hm aku tahu. Dan jangan harap urusan kita sudah selesai, Sakura. Urus sendiri formulir T-mu di komputer putih sana, tunggu sebentar di sini karena aku harus menemui Dekan, mengerti?" Kakashi kembali menaikan masker hitamnya untuk menutupi wajah rupawan miliknya. Kedua bola mata oniks yang selalu nampak malas itu masih menatap gadis di depannya.
Sakura mengangguk lemah,
"Y-ya sensei.."
Memang aku punya kuasa apa untuk menolaknya? Dia yang berkuasa saat ini. Sakura mendesah lemah ketika Kakashi sudah menutup pintu ruangannya.
Tidak terasa, lelehan bulir liquid bening itu membasahi pipinya. Oh sial kenapa aku malah menangis? Sakura merutuki dirinya yang terkesan baperan itu.
"Kami-sama.. Baru saja berurusan dengan Kakashi-sensei bagaimana nanti dengan Minato-sensei?" Lenguhnya pelan.
.
.
Kriett
Pintu berbahan kayu itu berderit terbuka. Ruangannya yang gelap dan hanya di sinari oleh cahaya bulan itu membuat Kakashi menyadari satu hal;
Dia benar-benar menyesal.
Kakashi menekan tombol saklar, lampu ruangannya menyala dan sosok gadis merah muda yang telah tertidur dengan posisi duduk dan kepala tertunduk itu menjadi pusat perhatiannya.
Tadi sore dia memintanya untuk menunggunya di sini karena Mei Terumi—Dekan Fakultas Hukum itu memanggilnya.
Awalnya dia mengira akan sebentar, tetapi ternyata Terumi berencana untuk mengajaknya beserta dosen-dosen lain untuk makan malam bersama.
Dan sialnya, dia tidak bisa menolak karena wanita pujaan hatinya—Nohara Rin—memintanya untuk bergabung sehingga dia melupakan sosok sang murid yang tengah menunggunya sesuai perintahnya.
Ditepuknya bahu si gadis merah muda, yang nyatanya Sakura justru menjatuhkan tubuhnya ke samping sofa yang untungnya panjang itu.
Helaan napas Kakashi terdengar jelas di telinganya sendiri.
Nah, sekarang apa? Kakashi mengusap wajahnya.
Tidak mungkin kan, anak ini ditinggalkan tidur di ruangannya sampai esok pagi? Terlebih besok adalah hari Sabtu yang merupakan hari libur.
Dan keputusan berikutnya adalah dia membopong tubuh Sakura yang kedua tangannya masih setia memeluk map merah itu di dadanya, membawanya menuju parkiran mobilnya dan menjalankan kendaraan roda empat itu menuju apartment yang tidak jauh dari lokasi kampus.
.
.
.
.
Next?
a/n : Hallo, ini fanfic pertamku dengan Kakashi dan Minato sebagai laki-laki pemeran utamanya! Bagaimana fict ini? Berikan komentarmu ya! Ah, fict ini maksimal 3 chapter saja, sampai Minato bersedia memberikan kesempatan Sakura untuk mendapatkan nilai A.
Jaa.. ~
