"Other Princess"

Malam itu, Haruka tidak tahu apa yang telah ia lakukan. Tubuh gadis itu seperti terguncang. Haruka mencoba menyadarkannnya, tapi itu sia-sia. Dia bingung, gemetar, hingga air matanya perlahan keluar. 10 menit berlalu, akhirnya tubuh gadis itu tenang kembali. Haruka pun tenang dan mencoba mendekatinya. "Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Apakah darahku membantumu?" Haruka mencoba bertanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat gadis itu. Dia sadar. Matanya yang merah, rambutnya yang panjang, ekspresi yang dia nampakkan, membuat Haruka semakin penasaran. "Sia,,,Siapa kau?"

Haruka kembali menanyakan dengan nada sedikit ketakutan.

Gadis itu berdiri dan menjawab "Aku Ai Enma. Siapa nama mu?". "Haruka, Tsukushi Haruka". Ai dan Haruka saling menatap satu sama lain. Gadis itu tersenyum melihat Haruka. "Kenapa tersenyum? Apa ada yang aneh?" Haruka mencoba menebak. Ai menggelengkan kepalanya. "Terimah Kasih, telah membuatku hidup untuk ketiga kalinya. Darahmu sangatlah special" Ai menjawab dengan nada tenang. Haruka semakin bingung dengan jawaban Ai. Tapi dia senang bisa menyelamatkan orang dengan darahnya. "Ai, maukah kau tinggal dirumahku?" Haruka menawarkan. Ai yang sedikit terkejut berusaha menolaknya, tapi Haruka tetap ingin Ai tinggal bersamanya. "Aku mohon Ai, ini balasan yang aku mau karena aku telah menyelamatkanmu. Kalau kau pergi, aku akan sendiri. Aku ndak mau sendiri lagi. Jadilah saudaraku" Haruka memohon pada Ai.

Ai berpikir. Dia berpikir ini adalah imbalan yang harus dia bayar. Karena darah Haruka adalah darah yang sangat langka di dunia ini, bisa menolong semua yang hampir mati. Tapi Haruka belum mengetahuinya sama sekali. "Baiklah, aku terima tawaranmu itu, tapi aku hanya mau jadi pelindungmu, nona Haruka". Haruka senang dengan jawaban Ai. "Ia, tapi jangan panggil aku nona. Aku tidak suka". Ai mengiyakan. Mereka berdua pun sama-sama kembali ke rumah. Haruka bicara dengan orang tuanya mengenai Ai. Dan mereka setuju dan mengizinkan Ai tinggal dengan mereka. Haruka pun sangat senang dan mulai merapikan Ai. To Be Continued