Semua karakter di cerita ini dari Gintama milik Sorachi Hiideaki. Saya hanya meminjamnya untuk membuat cerita ini. Setelah anda membacanya, jika suka, mohon di review, jika tidak suka apalagi benci cerita yang saya buat harap untuk tidak berkomentar kasar.

Warning : semi OOC (kayaknya, wkwk), Umur para karakter telah diubah untuk mendukung jalannya cerita ini. dan maaf agak ngawur, ketik kilat soalnya, hehe /tabok/

.

.

.

.

.

"Hei, China. Menikahlah denganku", dengan nada datar nan santai tanpa kesan serius sedikitpun. Aku dilamar oleh cowok yang paling kubenci di dunia ini dengan sangat tidak romantis.

.

.

.

Semua orang di sekitar pasangan rival itu mendadak membatu ketika mendengar ucapan dari seorang pemuda bersurai cokelat pasir yang kini telah menginjak usia 21 tahun itu. Okita Sougo. Pemuda dengan julukan pangeran sadis dari planet sadis itu telah melamar dengan serius (meski tidak terlihat begitu) seorang gadis amanto keturunan ras terkuat alam semesta, Kagura, yang telah resmi menginjak usia 17 tahun tepat beberapa jam yang lalu.

"Shouichiro-Kun/OKITA-SAN/SOUGO!"

Untuk merayakan ultah Kagura yang ke 17, dengan amat terpaksa Gintoki membuat pesta yang tidak bisa dibilang mewah itu untuk anak perempuannya yang kurang ajar ini. Dia merengek ingin mendapatkan perlakuan khusus seperti gadis-gadis lain. Dan saat ultahnya itu, ia tak menyangka akan dibuat sangat sangat terkejut.

Bibir Kagura yang tadinya monyong setelah meniup lilin mendadak bergetar. Wajahnya segera merah padam, pasalnya saat proses pemberian kado, Sougo memberikannya sebuah cincin yang sangat indah.

"Oiiii! Apa yang kalian lakukan?! Anak sadis kalian sedang melamar putriku!", jerit Gintoki sambil mengguncang tubuh Hijikata yang juga masih shock.

"maa, maa, Sakata-san, lagian putrimu juga sudah menginjak usia yang pas untuk menikah, jadi biarkan saja", ucap Kondo berusaha menenangkan Papi Gin yang menggila.

Mengabaikan para orang tua yang sedang shock itu. Sougo masih tenang menanti jawaban Kagura. Sudah hampir 5 menit, tapi gadis itu masih diam. Otae yang juga berada di pesta itu segera menghampiri Sougo.

"Ne, Okita-san, bagaimana jika memberi Kagura-chan waktu?", saran Otae. Sougo juga mendapatkan tanggapan dari kagura untuk diberi waktu.

"maa, baiklah. Waktunya 3 hari, China. Kutunggu jawabanmu, kadonya kuletakkan disini. Kalau begitu aku balik dulu, ya", sambil berkata begitu, Sougo meninggalkan kediaman Yorozuya yang mendadak canggung. Karena situasi canggung begitu, mau tak mau Kondo dan Hijikata juga ikutan kabur tak lupa memberi hadiah.

.

.

.

"Nee, Hijikata-san, apa China menolakku, ya?"

Tatapan Sougo seperti biasa datar, namun lebih terasa hampa. Ia sudah 3 hari tak bertemu gadis yang ia lamar itu, lebih tepatnya karena Kagura yang menghindarinya. Hijikata hanya melirikhya sedih sambil menghembuskan asap rokoknya.

"ya mungkin kau ditolak"

"disaat begini seharusnya kau memberiku semangat kan, Hijikata sialan", balas Sougo dengan kesal. Hijikata hanya menggindikkan bahunya.

"jika kau ditolak, kau bisa mencari wanita lain", ujar Hijikata lalu meninggalkan Sougo untuk berpatroli.

"cih, bicaramu mudah sekali. Bahkan kau belum bisa move on dari kakakku"

.

.

.

"Anego..."

Kagura seperti biasa menghampiri istri Gin-chan nya itu jika ada masalah, dan masalah kali ini mengenai jawabannya untuk si musuh bebuyutannya, pria yang dibencinya sampai keubun-ubun, namun sekarang berubah dengan rasa yang lain.

Cinta itu benar-benar membuatmu merasa terkejut dan aneh. kita tak tahu siapa yang nantinya akan bersanding dengan kita. Bahkan Kagura masih mengingat betapa shock nya dia dan Shinpachi (tentu saja dengan yang lainnya). Ketika Gin-san datang melamar putri sulung keluarga Shimura itu.

"Araa' Kagura-chan, apa kau sudah bertemu Okita-san untuk memberi jawabanmu?", tanya Otae sambil mengelus perutnya yang sudah berusia 4 bulan itu.

"belum, Anegoo... aku sangat bingung. Aku tidak tau apakah aku juga menyukainya, aru. Aku tidak ingin menyesal, aru. Lagipula aku... masih belum siap untuk menikah, aru..", jawab Kagura lirih. Rambut panjangnya ia sengaja mainkan untuk memberi sedikit efek tenang.

"Kagura-chan... sampaikan pada Okita-san apa yang benar benar kau rasakan saat ini, kau harus jujur pada dirimu sendiri... jika memang Kagura chan belum siap, sampaikan padanya dengan jelas, agar ia mengerti..", saran Otae. Kagura hanya diam berusaha memikirkan semuanya.

"baiklah Anego, aku akan menemuinya sekarang, aru"

.

.

.

"Permisi", seorang wanita bersurai biru panjang itu menghampiri Sougo yang sedang berpatroli. Atau lebih tepatnya, menghabiskan waktu dengan tidur dibangku taman.

Mendengar hal itu, membuat tidur Sougo terganggu. Ia tak bisa mengelak, lagian ini sudah kewajibannya jika ada seseorang yang meminta bantuan. Saat ia membuka penutup matanya, ia cukup terkejut mendapatkan orang tersebut dihadapannya,

"aku tak menyangka akan bertemu dengan gadis berwajah tembok di siang bolong ini"

"seperti biasa ucapanmu selalu kasar"

.

.

.

"jadi kau datang ke sini untuk mencari toko donat yang baru buka?", tanya Sougo sambil melihat-lihat selebaran ditangannya. Si maniak donat hanya mengangguk dan menatap pertokoan yang ia lewati.

Entah kesambet apa, Sougo mau menghabiskan waktunya dengan mantan musuhnya itu untuk mencari toko donat.

Wanita berusia 22 tahun itu memakai pakaian biasa, namun terlihat manis. Sougo akui itu, meski ia amat tak menyangka akan sependapat dengan author.

.

.

.

"Sa—", baru saja Kagura akan memanggil Sougo yang hendak memasuki toko donat, ia segera mengurungkan niatnya ketika menyadari perempuan yang bersamanya.

"Nobume..?"

.

.

.

Kagura bersembunyi di balik sebuah toko, menunggu Sougo dan Nobume keluar dari toko itu. Ia sendiri bingung untuk apa melakukannya, biasanya dia akan langsung menghampiri mereka. Tapi hati berkata lain, menyuruhnya untuk diam.

Hingga beberapa menit lamanya, mereka pun keluar. Sebuah kotak donat ukuran besar berada digenggaman Nobume begitu pula Sougo. Mereka masih jalan berdampingan menuju arah taman kota kabukichou. Kagura segera mengikuti keduanya dalam diam.

.

.

.

"Aku tak menyangka ada donat seenak ini", ucap Sougo saat memakan sebuah donatnya. Ia kini duduk disebuah bangku panjang disebelah Nobume di bawah pohon yang rindang.

"Aku tak menyangka ada orang idiot yang memakan donat dengan tabasco diatasnya", komentar Nobume sambil melihat Sougo dengan tatapan jengkel. Dalam hati ia berdoa pada dewa Donat untuk menghukum pria disebelahnya itu karena mengubah cita rasa donat seenak dengkulnya.

Kagura yang berada tak jauh dari mereka menatapnya dengan pandangan iri. Iri karena mereka berdua sedang memakan donat yang enak tanpa membaginya sedikitpun. Mata Kagura sudah teralihkan dari memperhatikan Sougo dan Nobume ke donat-donat itu yang dimakan penuh khidmat.

"Oh ya, Okita..", setelah sekotak donat nya tandas. Nobume mulai membuka pembicaraan,

"apa?", jawab Sougo menghentikan kegiatan mengunyahnya. Ia agak terkejut melihat donat wanita disebelahnya itu sudah ludes. Dirinya bahkan baru memakan dua donat. 'dasar rakus' pikirnya.

"berapa umurmu sekarang?", tanya Nobume.

Sougo mengangkat sebelah keningnya bingung, "untuk apa kau menanyakan itu?", tanyanya balik, tapi tidak digubris Nobume. Dia ini tipe yang tak akan menjawab sebelum pertanyaannya dijawab, ya.

"baiklah, umurku 21. Sekarang jawab aku", ucap Sougo, mendengar jawabannya Nobume langsung memalingkan wajahnya pada Sougo. Bertemu pandang dengannya.

"Aku.. ingin menikah denganmu.."

"eh?"

-TBC-