MY LOVE IS WEREWOLF

Pairing : KaiHun, JaeYong

Genre : Fantasy, Romance

Ini ff request dari Momma Jenny, mommaaaa... maaf kalau hasilnya ga bagus ya.

Untuk pertama kalinya juga aku masukin couple JaeYong di sini, setelah di Half Blood ada couple NoMin.

Syakila8894

.

.

.

.

.

"Aaaahhhh... Ssshhhh... Pelan-pelan sayaaaanggghhhh..."

Gerakan tangan Sehun untuk mengetuk pintu ruangan milik Ceo yang sedikit terbuka itu langsung terhenti. Ia memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya. Mencoba menahan emosinya yang mulai memuncak. Setelah tadi pagi kepergok sedang bercumbu mesra dengan salah satu karyawan, Ceo yang menyebalkan itu memintanya membuat laporan keuangan yang harus ia selesaikan hari ini juga, dan setelah berkutat dengan lembaran kertas itu hingga harus merelakan jam istirahat, bahkan sampai harus lembur segala, ia harus menerima kenyataan boss nya yang sialnya sangat tampan itu bercumbu lagi entah dengan wanita yang ke berapa hari ini.

Sehun memantapkan hati untuk tetap mengetuk pintu dan menyerahkan berkas itu. Ini sudah cukup larut malam, Jaehyun pasti sudah sangat khawatir menunggunya di rumah.

Terdengar suara ribut dari dalam ruangan sesaat setelah Sehun mengetuk pintu. Ada juga suara wanita yang tengah menggerutu, mungkin merasa terganggu.

"Masuk," suara berat khas seorang Kim Jongin menyapu pendengaran Sehun dan gadis cantik itu langsung mendorong pintunya terbuka.

Pemandangan pertama yang ia lihat adalah seorang wanita dengan seluruh kancing kemeja yang terbuka dan tidak memakai bra sedang berkutat memakai celana dalam, tatapan Sehun beralih pada boss nya yang untungnya masih tetap mengenakan kemeja walau dasinya entah menghilang kemana. Diam diam Sehun menarik napas lega karena tak perlu melihat ABS milik ceo tampan di depannya ini, karena jujur saja hatinya tidak siap untuk berdebar debar lagi seperti kemarin.

Sehun berdehem singkat sebelum melangkah semakin dekat dan meletakkan berkas itu di atas meja. "Ini berkas yang anda minta saya kerjakan hari ini." Ucapnya nyaris dengan suara yang begitu datar.

Jongin mengusap rambutnya yang berantakan dan mengambil berkas itu.

"Sayang..."

Sehun mendengus mendengar suara wanita itu yang disertai desahan. Hell, tak bisakah dia itu bersabar untuk sebentar.

Jongin mengibaskan tangannya. "Pergilah, aku sudah tidak berminat lagi denganmu." Ucapnya masih dengan tatapan yang tertuju pada berkas yang sedang diperiksanya.

"Apa ?"

"Kau tahu, aku tidak pernah mengucapkan kata yang sama untuk kedua kalinya, jadi pergi atau aku akan meminta security untuk melemparmu keluar dari ruanganku."

Wanita itu mendengus kesal, ia menatap ke arah Sehun dengan tatapan sengit. Sehun membalas tatapan itu dengan tak kalah sengit. "Apa ? Ingin menyalahkanku ? salahkan saja pada nafsu sialanmu itu, ini di kantor dan bukan tempat yang menyediakan jasa untuk wanita penghibur sepertimu."

Wanita itu sudah ingin membalas ucapan Sehun, namun ia mengurungkan niatnya saat melihat Jongin meliriknya dengan lirikan yang terlihat begitu mengerikan di matanya. Wanita itu bergegas memakai rok pendeknya, asal-asalan, lalu berlari keluar ruangan tanpa menutup pintu.

"Sepertinya aku tidak memerlukan security lagi ya, kau saja sudah cukup untuk mengusir mereka pergi." Jongin meletakkan berkas itu ke atas meja dan menyeringai pada Sehun.

"Maaf, saya karyawan anda di sini dan bukan pengawal anda." Balas Sehun.

"Galak seperti biasa, kau tau kau itu cocok untuk menjadi pengawalku."

"Berhentilah mengucapkan kata yang tak perlu dan katakan saja bagaimana hasil dari laporan yang aku buat. Aku lelah, seharian ini terus bekerja dan anda hanya bersantai di sini bersama dengan wanita wanita penghibur itu."

Jongin tersenyum, "Kau iri dengan mereka karena bisa menyentuh tubuhku?"

"Apa?" Sehun membelalakkan matanya, mulutnya terbuka, tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Jongin. "Apa kau pikir aku wanita jalang seperti mereka?"

"Tidak, kau Oh Sehun dan bukan salah satu dari mereka."

Tangan Sehun bersidekap di dadanya. "Jadi sudah jelas bukan, aku tidak akan iri dengan mereka. Cepatlah selesaikan ini, dan biarkan aku pulang."

Jongin mengangkat sebelah alisnya, tatapannya terlihat begitu sensual saat bertemu pandang dengan Sehun. "Kau tidak ingin bermain dulu denganku? kau tau, kau sudah membuatku kesenanganku terganggu karenamu, jadi bertanggung jawablah."

Sehun menggeram, ia menggebrak meja Jongin dengan kedua tangannya yang terkepal dengan kuat. "Periksa saja berkas sialan itu dan biarkan aku pulang, demi Tuhan, ini bahkan sudah larut malam dan kau membiarkan aku mengerjakan semuanya sendirian, kau kan punya sekretaris."

"Bukankah itu memang tugasmu sebagai karyawan di sini? Ayolah, sebuah kecupan di bibir mungkin."

"Tidak akan..." Sehun tampak semakin kesal. "Katakan saja apa ada kesalahan atau tidak dan biarkan aku pulang."

Tatapan Jongin beralih pada tangan Sehun yang memerah karena menggebrak meja tadi. "Apa itu sakit?"

Sehun melirik tangannya lalu menggelengkan kepalanya. "Jangan mengalihkan pembicaraan."

"Kau ini memang tidak bisa di ajak ajak bersenang senang ya. Padahal aku penasaran dengan apa yang kau tutupi dengan rapat di balik kain itu."

"Kim Jongin..."

"Oke-oke," Jongin mengangkat kedua tangannya, menyadari Sehun yang semakin marah kepadanya. "Laporan yang kau buat sudah benar."

Sehun mendesah penuh kelegaan. "Kalau begitu aku akan pulang." Setelah membungkuk singkat, Sehun berbalik.

"Sehuna..."

Sehun menghentikan langkahnya, namun tidak berpaling. Ia dapat mendengar suara langkah sepatu Jongin yang mendekat. Dan benar saja tak lama kemudian namja tampan itu sudah berdiri di hadapannya.

Jongin meraih kedua tangan Sehun dan mengangkatnya hingga sejajar dengan wajahnya. Ia sedikit menunduk untuk mengecup jari jari di tangan Sehun. "Lain kali jangan lakukan itu lagi, lihat... ini sampai memerah seperti ini."

Tatapan Jongin masih tertuju pada tangan Sehun hingga tidak menyadari wajah gadis itu yang memerah karena malu dan diam diam Sehun berharap Jongin tidak mendengar detak jantungnya yang menggila karena perlakuan dari namja itu.

Sehun hanya tidak menyadari kalau Jongin tersenyum mendengar suara debaran jantungnya, namun namja itu tidak menunjukkannya di hadapan Sehun. ia masih menggenggam jemari Sehun saat kembali menatap wajah cantik dihadapannya. "Sehuna..."

"Hmm..." Sehun terlalu sibuk menenangkan debaran jantungnya untuk bisa menatap Jongin lagi.

"Jangan biarkan ada namja brengsek diluaran sana yang menyentuh tubuhmu."

"Uh, huh... aku memang tidak berniat tidur dengan siapapun, termasuk denganmu."

Jongin tersenyum lebar, "Benarkah?" ia mendekatkan wajahnya ke wajah Sehun dan otomatis Sehun melangkah mundur untuk menjauh.

Jongin menahan tubuh Sehun dengan sebelah tangannya dan membimbing gadis itu untuk keluar dari ruangannya. Ia mendekatkan wajahnya lagi dan sebelum Sehun sempat berpaling, Jongin lebih dulu mengecup bibirnya sekilas. "Kelihatannya tidak begitu."

Sebelum kesadaran Sehun pulih, Jongin dengan cepat masuk kembali ke dalam ruangannya dan menutup serta mengunci pintunya.

Di luar, Sehun masih menyentuh bibirnya yang baru saja di cium Jongin, ini first kissnya dan namja mesum itu yang mengambilnya.

"Kim Jongin sialan... itu ciuman pertamaku tahu..." Dengan emosi Sehun menendang pintu ruangan Jongin.

Dari dalam ia bisa mendengar suara tawa Jongin. "Ooohh, berapa beruntungnya aku..."

"Sialan... tunggu saja pembalasanku, pria mesuuuummmmm..." Sehun menendang sekali lagi pintu ruangan Jongin sebelum berbalik dan melangkah pergi.

Saat ia tiba di luar, suasana sudah sepi, karena memang hanya tersisa dirinya dan Jongin di dalam ruangan dan juga security yang sekarang entah berada di mana.

"Noona..."

Sehun yang sedang mengenakan jaketnya, tersentak kaget dan cepat menoleh. "Jae... kenapa ada di sini?"

"Kenapa? Harusnya aku yang bertanya seperti itu noona, ini sudah larut malam dan noona belum pulang ke rumah." Jaehyun mendekat dan memperhatikan tubuh kakaknya dengan seksama. "Noona tidak apa apa kan?"

"Aku tidak apa apa Jae..." Sehun menarik tangan Jaehyun dan menggenggamnya. "Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini juga jadi.. aku pulang terlambat."

"Harusnya noona menghubungiku lebih dulu."

Sehun menepuk dahinya dengan salah satu tangannya yang bebas. "Maaf, noona lupa."

"Noona selalu melupakanku kalau sudah menyangkut urusan pekerjaan, aku selalu menjadi nomor dua untuk noona."

"Maaf... noona tidak akan lupa, dan siapa bilang kau menjadi nomor dua? Kau selalu menjadi nomor satu di hati noona." Sehun memeluk dengan sayang tubuh adiknya yang jauh lebih tinggi darinya.

Jaehyun membalas pelukan kakaknya dengan erat. "kau juga selalu menjadi yang nomor satu dihatiku noona. Ayo pulang..."

"Kau memasak apa malam ini?"

"Bulgogi kesukaan noona, tapi mungkin sekarang sudah dingin, karena noona terlambat pulang."

"Maafkan noona..." ucap Sehun dengan nada menyesal.

"Tak apa, aku mengerti, noona kan harus bekerja keras untuk membiayai sekolahku dan juga keperluan kita. Seharusnya noona membiarkanku juga untuk bekerja, jadi noona tidak perlu bekerja sampai larut malam seperti ini."

"Yak, jangan berpikir untuk bekerja sekarang. Fokus saja pada sekolahmu, kalau nilaimu turun, noona akan memotong uang jatah belanjamu." Ancam Sehun.

"Iya, iya, noonaku yang cantik." Jaehyun menurut saja, yah dari pada Sehun meledak dan akhirnya memberinya ceramah gratisan sepanjang malam ini.

"Bagus, ayo kita pulang..." kedua kakak beradik itu bergandengan tangan dan melangkah menuju luar area gedung itu.

Belum jauh mereka melangkah sebuah mobil memasuki halaman gedung dan berhenti tak jauh dari keduanya. Sehun dan Jaehyun menghentikan langkah mereka dan memperhatikan seseorang turun dari mobil, dan langsung bergegas memasuki gedung perkantoran itu. Sehun sangat mengenalinya, dia Lee Taeyong, sekretaris Kim Jongin.

"Mau apa dia malam-malam seperti ini? Apa dia..." Sehun teringat pada dirinya yang tadi menggagalkan aksi mesum bossnya, mungkinkah mereka...

"Apa maksud noona?"

"Bukan apa-apa. Itu tadi sekretaris boss tempat Noona bekerja, dan dia mungkin datang karena boss yang memanggilnya. Ayo pulang..."

"Malam-malam seperti ini, bukankah kantor sudah tutup?"

"Memang... kau tau boss tempat noona bekerja kan?"

Jaehyun mengangguk, "Noona bilang dia mesum dan suka bergonta ganti pasangan setiap hari."

"Tadi sebelum noona pulang, noona menggagalkan boss yang sedang bersama dengan wanitanya dan wanita itu langsung pulang. Mungkin boss noona memanggilnya kesini untuk..." Sehun meringis saat membayangkan keduanya bergumul di atas meja kerja Jongin. "Ah, sudahlah, itu bukan urusan kita, kajja..."

Tanpa Sehun sadari raut wajah Jaehyun mengeras mendengar ucapan kakaknya itu. Benarkah Taeyong seperti itu? ia sungguh merasa kecewa mendengarnya. "Ternyata benar..."

"Huh..." Sehun memandang adiknya dengan raut wajah tak mengerti.

"Tak ada wanita yang lebih baik dari noona..."

Sehun tertawa. "Apa sih yang kau katakan. Sudah, ayo kita pulang... noona lapar."

Jaehyun berusaha menyembunyikan kegundahan hatinya dan ikut tertawa. "Ayo noona... kejar aku..."

"Jangan gila, Jaehyun... kita bukan anak kecil lagi." Namun tak urung Sehun juga berlari menyusul adiknya itu.

Di sisi lain, Jongin yang memperhatikan mereka dari jendela ruangannya hanya tersenyum melihat keakraban kedua kakak beradik itu. "Luna... kau terlihat sangat cantik saat seperti itu."

'Kalau begitu kenapa tidak kau tandai saja dia, dasar bodoh, aku tidak mau ada orang lain yang mendahului kita' Kai, serigala di dalam tubuhnya tampak marah.

"Ini bukan saat yang tepat, dia juga belum tahu siapa kita. Aku tak ingin membuatnya takut dengan kita. bersabarlah sebentar lagi."

'Kau selalu mengatakan itu kepadaku setiap hari, aku sudah tidak sabar lagi untuk mencicipi tubuhnya'

"Ku bilang diam dan bersabarlah." Jongin memutuskan midlinknya dengan serigala di dalam dirinya, bertepatan dengan pintu ruangan yang terbuka.

"Taeyong, akhirnya... kau datang juga..."

Jongin tersenyum dan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Taeyong yang berdiri tepat di tengah ruangan. "Aku bukan orang yang sabaran, jadi bisa kita lakukan sekarang?"

.

.

.

.

.

.

TBC

Sengaja hanya sampe segitu dulu, kalau respon cukup bagus akan aku lanjutin disini, kalau gak banyak respon mungkin akan aku bikin khusus untuk momma aja n ntar aku kirim lewat email ya mommaaaaaa...

Untuk kak Juju Jongodult, request kakak, Insya Allah besok dedek share di sini ya. Dah selesai sih, tapi ga pengen share ff sekaligus dua dalam satu hari #plakk