Summary : Demam Boyband melanda sampai ke Inggris. Ciel Phantomhive, bocah berusia 13 tahun yang juga terjangkit demam Boyband, ingin sekali bisa menjalin hubungan dekat dengan idolanya, Sebastian Michaelis.

Warning : AU, YAOI inside, bagi yang gak suka maupun suka yaoi, silahkan dibaca aja XD OOC, typo (semoga nggak ada, tapi kalau ada ya harap maklum XP)

Desclaimer : Yana Toboso's. But Sebastian is MINE ^^

Chapter 1 : That Butler, Populer.

.

.

.

Suara music berkumandang (?) dimana-mana, music yang diiringi dance dari para personil yang menyanyikan lagu tersebut. Yupz, bisa ditebak. Boyband. Demam Boyband tengah melanda hampir ke seluruh belahan dunia, termasuk disini, Inggris, London tepatnya. Dan untuk saat ini, Boyband yang sedang amat sangat populer adalah Boyband Kuroshitsuji yang digawangi (?) oleh Sebastian Michaelis sebagai leader, lalu Undertaker, Claude austus, William T. Spears, dan Greill Sutcliffe yang rada bencis. (nggak cuman rada kali yak?)

Mereka begitu populer bukan hanya karena lagu-lagu mereka yang emang asyik didenger, tapi juga Karena tampang mereka yang menggiurkan, mana ada sih anggota Boyband yang nggak cakep? *jduak*. Terutama pacar author (baca : Sebastian) dan Claude lalu William yang meski menurut author biasa aja, tapi ada juga yang tergila-gila pada mereka. Sedangkan Undertaker juga lumayan ganteng, but…say no to Greill. Coba aja dia gak bencis, pasti lumayan juga tuh. Tapi kalo gak bencis, gak seru lagi tuh Kuroshitsuji.

Dan hari itu, seorang bocah laki-laki berambut hitam abu-abu (?) berusia sekitar 13 tahun tengah mengendarai Limousinnya sambil asyik mendengarkan salah satu lagu dari Boyband Kuroshitsuji.

"Argh! Macet! Padahal sudah hampir telat ke sekolah." Gerutu bocah itu. Ups, ternyata itu bukan macet. Melainkan tilangan dari pilosi yang udah bejibun banyaknya ampe kayak macet. Bocah itu terbelalak, langsung putar balik tapi terlambat. Seorang petugas menghampirinya.

Tok…tok…petugas itu mengetuk jendela mobil si bocah, dan dengan berat hati si bocah menurunkan kaca jendelannya.

"Ciel Phantomhive." Ucap si petugas datar.

"Apa ada yang harus ditilang? Surat-suratku lengkap." Sanggah bocah yang dipanggil Ciel itu.

"Ini bukan masalah surat-suratmu lengkap atau tidak." Lanjut si petugas masih datar, tapi tiba-tiba…" HARUS KU PERINGATKAN BERAPA KALI SIH? KAU INI MASIH DIBAWAH UMUR! JANGAN MENYETIR SENDIRIAN! KAU ITU BELUM BOLEH MENDAPATKAN SIM TAUK!"

Ciel Cuma mengkeret kena hujan local dari si petugas.

"Heeh…Kau ini kan direktur Phantom Corp." lanjut petugas itu. "Wajar kalau kau diantar oleh sopirmu."

"Aku tidak mau. Teman-temanku saja sudah bawa motor sendiri." Ciel menopang dagu di stir.

"Itu kan motor, bukan mobil."

"Lalu apa? Bukankah mobil lebih aman untuk dikendarai karena karena aku berada di dalamnya, bukan seperti motor?" kilah Ciel yang membuat si petugas terdiam, bingung harus membantah apa. "Sudah ya, nanti aku terlambat ke sekolah." Ucap Ciel dan langsung menjalankan mobilnya tanpa peduli teriakan si petugas.

Ciel sampai di sekolah tepat saat bell masuk berbunyi.

"Fuuh…selamat." Ucap Ciel sambil berlari ke kelas.

"Hei, tunggu." Cegat seseorang.

Ciel menoleh, mendapati seorang bocah blonde menghampirinya sambil terengah. "Alois Trancy, telat juga eh?" seringai Ciel sambil kembali berlari setelah Alois menyamakan langkahnya.

"Yeah, begitulah. Gara-gara nonton video klip Kuroshitsuji yang terbaru." Jawab Alois bersemangat.

"Hah? Terbaru? Judulnya apa?" tanya Ciel antusias.

"Just to Burn the Past. Itu lagu ciptaan Sebastian sendiri lho…"

"Hah? Benarkah? Hn…aku harus mendapatkannya." Tekat Ciel.

"Oia, lalu apa nanti kau mau nonton launching mereka juga?"

"What? Kapan? Kok aku nggak tahu yak?"

"Hn…kemarin kau kan ada rapat perusahaan. Maklum kau tidak tahu."

"Cih! Kau tidak bilang sejak awal sih…pasti ticket konsernya sudah terjual habis." Cemberut Ciel.

"Aku beli dua kok. Untukmu satu."

"Hah? Serius?" mata Ciel langsung bling-bling.

"Iyalah, aku kan tahu kau juga sangat nge-fans Kuroshitsuji. Lagipula, tidak akan asyik kalau aku pergi menonton sendirian."

"Asyiik…thank you very much, Alois."

Tepat di saat pembicaraan mereka berhenti, mereka sudah sampai di depan kelas.

~ ] ! ~

"Waah…hari ini kau keren sekali." Puji Alois sambil menyetir pada Ciel yang duduk di sampingnya.

"Harus dong, siapa tahu bisa bertemu langsung dengan Sebastian, bukan hanya menontonnya di panggung. Kau juga keren." Balas Ciel.

"Hn...aku juga punya alasan yang sama. Siapa tahu bisa ketemu Claude di luar panggung."

Mobil mereka akhirnya sampai di depan gedung closedoor tempat akan berlangsungnya konser. Penonton mulai berdatangan meski konser baru akan dimulai 3 jam lagi.

"Hei Ciel, kita menonton di area stand up saja yuk, siapa tahu dapat jabat tangan dari Kuroshitsuji." Usul Alois.

"Boleh saja, tapi kalau mau begitu untuk apa kau beli ticket VIP yang mahal begini, kursi kita jadi tidak diduduki oleh siapapun."

Alois hanya tertawa lalu menuju area stand up untuk penonton bersama Ciel.

"Ugh, aku ingin ke toilet dulu nih…" ucap Ciel.

"Jiiih, tapi cepat ya. Nanti tempat ini keburu penuh." Ucap Alois.

Ciel mengangguk lalu segera pergi ke kamar mandi yang ternyata…jeng jeng jeng…Antrian di WC yang buat pipis puanjang banget. Meski gak sampe keluar KM (Kamar Mandi) sih…

"Huuuh, cepat dong! Nanti bisa-bisa tempatnya penuh. Aku tidak mau melewatkan kesempatan untuk berjabat tangan dengan Sebastian!" gerutu Ciel yang tanpa sadar didengar oleh seseorang yang ikut ngantri di antrian sampingnya. Orang itu tinggi, berambut hitam dan menggunakan masker hitam? Hn…mungkin takut bau, kan ini KM umum. Masker masih bisa dijelaskan meski warnanya tidak bisa, coz, ngapain juga pake masker hitam a.k.a masker buat berkendara motor dipake di KM? Yang lebih gak bisa dijelaskan adalah kacamata hitam, ngapain gitu pake kacamata hitam di KM?

Ciel yang merasa diperhatikan lalu menoleh ke samping, menatap orang bermasker itu. 'Wah, ni orang turun dari motor langsung ngabur ke KM. Udah kebelet ya mas? Tapi harus ngantri. Kasian…' pikir Ciel saat pertama melihat orang itu.

"Kau penggemar Kuroshitsuji?" tanya orang itu.

"Ya. Penggemar berat malah. Kau?" jawab Ciel antusias.

"Tidak terlalu."

"Lalu untuk apa kau datang kesini kalau tidak nge-fans mereka?"

"…" tak ada jawaban. "Oia, siapa yang paling kau sukai di Kuroshitsuji?" lanjut orang itu.

"Sebastian Michaelis!" mata Ciel langsung berbinar. "Dia itu yang paling hebat menurutku!" senyum Ciel benar-benar lebar.

"Emm…menurutmu…" barisan antrian mulai maju. "Bagaimana kalau Sebastian sampai tidak tampil hari ini."

"Eh?" Loading…loading…"NGGAK BOLEH!" jerit Ciel tanpa peduli orang-orang kini menatapnya dengan tatapan kesal. "Kalau sampai dia tidak tampil, untuk apa aku disini? Yang benar saja." Dengus Ciel memelankan suaranya.

"Kau bilang nge-fans Kuroshitsuji kan? Harusnya tidak apa-apa kalau hanya satu member yang tidak hadir."

"Tetap tidak bisa. Kalau salah seorang tidak hadir, bukan Kuroshitsuji lagi namanya. Kuroshitsuji adalah Boyband yang terdiri dari 5 orang, kalau Cuma 4 ya bukan Kuroshitsuji. Lagipula, Sebastian itu yang paling banyak penggemarnya. Pasti penonton akan kecewa kalau dia tidak tampil. Apalagi ini kan Launching album baru yang salah satu lagunya ciptaan Sebastian sendiri. Penggemar pasti sudah sangat menantikannya." Cerocos Ciel panjang kali lebar kali tinggi sama dengan volume (?)

Orang di sampingnya tampak menatapnya diam, lalu memalingkan muka.

"Sudah giliranmu" ucap orang itu, merujuk pada barisan di depan Ciel yang sudah kosong. Ciel segera maju dan pipis sepuasnya meski dengan agak panic karena di semprot orang-orang yang mengantri di belakangnya. Setelah itu, Ciel keluar dari KM tanpa memedulikan orang yang tadi bicara dengannya karena orang itu masih antri.

"Huuh, lama sekali." Kesal Alois.

"Maaf, KM nya antri sekali." Ucap Ciel.

Pengunjung sudah ramai sehingga mereka berdesakan di area berdiri itu. Alois dan Ciel sengaja memilih tempat di tepian karena yang paling dekat dengan panggung. Siapa tahu bisa meraih tangan Kuroshitsuji yang kadang mengulurkan tangan pada penonton.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya konser pun dimulai. Penonton langsung histeris saat Boyband itu muncul di atas panggung. Dan teriakan mereka tak pernah berhenti sepanjang konser. Hingga tiba di penghujung konser, Kuroshitsuji menyanyikan lagu 'Just to Burn the Past' yang diceritakan oleh Alois. Penonton terpukau dengan dance mereka yang super keren dan lagunya sangat menyenangkan untuk di dengar.

Penonton tampak kecewa saat lagu tersebut berakhir, yang tandanya konser juga berakhir. Tapi ternyata masih ada satu persembahan lagi. Sebastian menyanyi solo lagu Just to Burn the Past hanya dengan iringan piano!

Penggemar Sebastian langsung saja histeris lagi, bahkan tidak sedikit yang menangis terharu. Sorakan mereka kian keras saat perlahan Sebastian menuju ke tepian panggung, menuju para penonton. Ciel dan Alois juga tak kalah histerisnya, meski mereka tahu kesempatan meraih tangan Sebastian sangatlah kecil karena Sebastian menuju sisi panggung yang lain.

Tapi…mungkin dewi fortuna sedang memihak Ciel. Sebastian lalu berjalan ke arah panggung dimana Ciel berada. Ciel sedikit menahan nafas, benarkah ia akan bisa meraih tangan idolanya tersebut? Dan yang terjadi malah lebih dari perkiraan CielAlois. Sebastian berjongkok di panggung di hadapan mereka, masih sambil menyanyi dan tersenyum ramah, lalu…tangannya terulur dan menarik Ciel ke atas pannggung.

Teriakan iri langsung penonton luncurkan, sedangkan Alois tertawa senang, bahagia dengan apa yang sahabatnya dapatkan. Dan Ciel…ia benar-benar tidak percaya bisa menyentuh Sebastian, wajahnya merona dan tatapannya tak pernah lepas dari Sebastian. Sungguh! Ini bagaikan mimpi.

Hingga lagu berakhir, Ciel masih menatap tidak percaya. Apalagi saat Sebastian membungkukkan tubuhnya supaya sedikit sejajar dengan Ciel yang memang pendek.

"Dengan begini…penonton tidak perlu kecewa karena Sebastian tidak datang kan…" bisik Sebastian.

Ciel terbelalak tidak percaya, apalagi karena Sebastian mengerling penuh arti. Kata-kata itu…bagaimana dia bisa…?

"Hei!" panggil Ciel sebelum Sebastian melangkah lebih jauh. "Apa kau…"

Sebastian menoleh dan tersenyum. "Aku sedang ada sedikit masalah sehingga ingin kabur sekali-kali dari panggung. Tapi mendengar celotehanmu yang begitu antusias, aku mengurungkan niatku." Ucap Sebastian yang hanya bisa didengar Ciel akibat riuhnya penonton. Ciel masih menatap tidak percaya saat Sebastian menghilang di balik panggung.

"What!" jerit Alois tidak percaya, hampir saja kehilangan kemudinya. "Kau bertemu Sebastian di KM?"

"Yeah…" jawab Ciel gak niat.

"Terus, kau melakukan apa saja dengannya? Minta tanda tangan? Foto bersama?"

Ciel menatap dengan tatapan membunuh. "GUE NGGAK TAHU KALAU ITU SEBASTIAN! MAKANYA SEKARANG GUE LAGI KESEL BANGET NGGAK MANFAATIN KESEMPATAN ITU! JADI MENDINGAN LO SEKARANG DIEM DEH DARIPADA GUE TAMBAH MARAH!"

Alois langsung diam. Ia tahu, kalau Ciel sudah menggunakan bahasa gaul dan Alois masih bicara, itu berarti lo-gue-end! Yeah…sebagai orang terpandang, mereka berdua tentu saja selalu menggunakan bahasa resmi, dan sekalinya menggunakan bahasa tidak resmi, akan tetap menggunakan 'kau' dan 'aku' dan semacamnya.

Tanpa sadar, mobil yang mereka kendarai telah berhenti di depan Phantomhive mansion.

"Mampir?" tawar Ciel saat membuka pintu.

"Terimakasih, tapi lain kali saja." Balas Alois lalu mulai menjalankan mobilnya setelah say bye sama Ciel. Dalam hati Alois merinding membayangkan apa yang akan terjadi pada Ciel setelah bocah itu sampai di kamarnya.

~ ] ! ~

"Bereskan kamarku." Ucap Ciel tanpa menoleh pada para pembantunya. Otaknya sedang penat dan memutuskan untuk makan malam di luar. Para pembantu segera ke kamar Ciel dan langsung shock plus kejang-kejang melihat keadaan kamar Ciel.

"I-ini sih bukan harus di bereskan lagi. Tapi harus ganti dengan yang baru semuanya." Ucap para pelayan miris melihat kamar Ciel yang sudah nggak berbentuk.

Ciel memilih restaurant Waterfall sebagai tempat makan malamnya kali ini. Karena, sesuai dengan namanya, Restaurant itu menyajikan pemandangan air terjun buatan di taman sekitar Resturant. Tamannya dibuat semirip mungkin dengan lingkungan di pegunungan yang sejuk, sangat cocok untuk menenangkan pikiran. Ciel memesan tempat di ruang VIP sehingga pengunjungnya sedikit karena jarang ada yang bisa bayar semahal itu.

Menunggu pesanan, Ciel duduk di tepian air terjun kecil sambil sesekali mencelupkan jemarinya ke air yang dingin.

"Sebastian…" Ciel mengulang nama itu berkali-kali.

"Hn…apa kau sebegitu nge-fans nya padaku?" ucap seseorang. Ciel menoleh dan seketika matanya terbelalak melihat sosok tinggi berambut raven di belakangnya.

"Se-Sebas…Hmph!" Sebastian langsung membekap mulut Ciel sebelum Ciel menjerit histeris.

"Jangan berteriak, bisa-bisa aku dikerubuti orang lagi." Ucap Sebby dengan sweatdrop lelah.

Ciel memerhatikan Sebby sekali lagi, yang tentu saja dengan masker hitam melingkar di lehernya.

"Se-sebastian…sedang makan disini juga?" ucap Ciel agak ragu.

"Yeah, tapi sudah selesai sih. Aku barusan mau pulang sebelum akhirnya melihatmu disini." Sebastian menarik masker di lehernya untuk kembali menutupi wajah. Ia agak terhenyak melihat ekspresi kecewa Ciel. "Hn…boleh minta nomor telfonmu?" tanya Sebby pada akhirnya. Ekspresi Ciel langsung berubah terkejut sekaligus senang.

"Tentu saja. Ini." Ciel memberikan kartu namanya dengan tergesa-gesa.

"Hehehe nanti kutelfon. Sudah ya, aku buru-buru. Bye…" Sebastian melangkah pergi diikuti tatapan bling-bling dari mata Ciel.

"YA~HA~ Aku tidak mimpi kan?" jerit Ciel dengan sangat OOC sambil nyekek Alois. Ya, sepulang dari restaurant, Ciel langsung bertandang ke rumah sahabatnya itu.

"Hei hei, senang sih senang, tapi jangan nyekek dong. Aku bisa mati nih…uhuk…" ucap Alois.

"Hehehehe maaf." Ciel segera melepas cekikannya. "Aku tidak sabar lagi menunggu Sebastian menelfon."

"Hn…oia. Kalau sudah saling telfon dengan Sebastian tolong mintakan nomor telefon Claude ya…Awas kau kalau tidak."

"Iya iya, kau kan sahabatku yang paaliiiing baik. Aku juga akan mengusahakan yang terbaik untukmu." Janji Ciel, Alois hanya tersenyum menanggapinya.

Sudah seminggu sejak malam itu, tapi Sebastian tak kunjung menghubungi Ciel. Membuat Ciel hampir putus asa (?), maksudnya ngebuat harapan Ciel jadi samar untuk bisa dekat dengan Sebastian.

"Heeeh…"lagi-lagi Ciel mendesah panjang, entah sudah yang ke berapa hari itu.

"Hei, sudahlah, jangan terlalu difikirkan. Sebagai artis yang sedang naik daun, pasti Sebastian sangat sibuk dengan jadwalnya." Hibur Alois.

"Yeah…"Ciel hanya menjawab lesu.

Alois terdiam lagi, sedikit mengerti akan perasaan Ciel. "Oia, apa kau sudah mengerjakan tugas kenegaraan?" Alois mengalihkan pembicaraan. Sesaat, Ciel menatap watados a.k.a wajahtanpadosa, lalu…

"APA! Kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal? Aduuh…mana pelajaran itu sehabis istirahat lagi. Dan sekarang waktu istirahat tinggal…" Ciel melirik jam tangannya. "LIMA MENIT LAGI?" histeris Ciel dan langsung mengobrak-abrik tasnya untuk mengambil buku tugas kenegaraan. Sesaat kemudian, Ciel menatap Alois sambil nyengir.

Alois mendesah malas, mengerti apa maksud temannya itu. "Iya deh nih." Alois meminjamkan buku tugasnya pada Ciel untuk dicontek.

~ ] ! ~

"Ciel, nanti malam ikut ke acara 'Meet the Lord' bersama Kuroshitsuji kan?" ucap Alois sepulang sekolah.

"Tentu saja ikut. Disana kan akan ada undian kencan sehari bersama member Kuroshitsuji, aku tidak akan melewatkannya. Siapa tahu aku terpilih." Jawab Ciel antusias.

"'Kencan' eh?" goda Alois.

"Maksudku hanya sehari bersama mereka! Bukan kencan yang sebenarnya!" omel Ciel dengan wajah blushing, entah marah entah malu yang membuat Alois tertawa terbahak.

"Hn…kita lihat saja nanti. Siapa tahu dewi fortuna sedang memihak kita." Ucap Alois penuh harap.

"'Kita?' gue aja kali, elo enggak." Goda Ciel sambil tertawa mengejek.

"Eh, awas lo ya…gue sumpahin gue yang dapet beneran." Seru Alois sambil mengejar Ciel ingi nmenghajarnya, tapi tentu saja menghajar dalam arti bercanda. Sementara Ciel hanya tertawa girang sambil terus berlari dikejar Alois.

~ To be Continue ~

Ehehehe fict ini terinspirasi karena author juga K-Popers hawhawhaw. Buat yang gak suka K-Pop, bukan berarti kita musuhan kan? #plaak# Hn…author selalu membayangkan bagaimana jika tokoh-tokoh anime yang keren bin handsome kayak Sebastian nge-dance ala K-Pop. Wuiih…pasti cakep deh. Jadi…terbentuklah Fict abal ini.

Mind to Review?