Dracula 'Chibby'ku dan seribu tahun janjinya.

.

.

.

.

Rate: M

Genre: Romance/Tragedy

Pairing: Sasuke Uchiha x Hinata Hyuuga

Story by: Hikari No Aoi.

WARNING!: AU, TYPO, OOC, JELEK, GAJE DKK!dibawah UMUR jangan baca! *plakk*

Gak suka jangan baca!

.

.

.

Summary: Apa? Siapa yang bilang kalau Dracula itu manis, unyu-unyu dan imut? Bagaimana mungkin mahluk yang konon tukang menghisap darah itu juga bisa jatuh cinta? Setidaknya itulah pendapan orang Awam pada umumnya, namun, siapa sangka kalau di fic gila yang saya buat ini semua itu berlaku bagi si putri Drakula, Hinata Hyuuga dan si Manusia biasa, Uchiha Sasuke? dan Sanggupkah seorang manusia bisa hidup selama seribu tahun untuk menunggu sang Dracula menepati janji?.

.

.

.

.

Dracula 'Chibby'ku dan seribu tahun janjinya.

.

.

.

.

Dahulu, pada Zaman dahulu kala sekali, manusia dan Dracula saling hidup berdampingan, selalu damai dan rukun menjaga ketentraman hidup bersama. Namun sekarang, Dracula adalah musuh bebuyutan para manusia. setiap detik, selalu saja ada pertumpahan darah manusia di seluruh penjuru Dunia karena ulah dari para Dracula itu sendiri, menurut –pihak dari- Dracula, manusia telah memusnahkan tempat tinggal mereka dengan cara membakar Hutan secara besar-besaran untuk dijadikan tempet tinggal mereka sendiri atau sejumlah gedung perkantoran lain. Membuat para Dracula yang sudah kesusahan mendapatkan suplai makanan-buah dan sayuran-. harus semakin menderita karena tak memiliki tempat tinggal. Akhirnya mereka terpaksa memakan darah manusia lagi hanya untuk menyambung nyawa dan bertahan hidup. terpaksa membangkitkan kembali jiwa liar mereka yang haus akan darah demi tetap hidup.

Sedangkan menurut Pihak dari manusia sendiri, para Dracula sudah sangat meresahkan kehidupan mereka. Mengapa? karena di kawasan pedesaan, para peternak hewan harus mengalami kerugian besar karena para Dracula yang suka sekali menghisap darah hewan ternak mereka tanpa ampun, juga di kawasan perkotaan, sudah banyak sekali para Manusia yang menjadi korban kebengisan Dracula yang haus darah manusia, tentu saja kondisi ini sangat mengancam keselamatan jiwa mereka.-para umat manusia-.

Lalu siapakah yang harus disalahkan atas ribuan nyawa yang melayang setiap menitnya saat ini? Manusia kah, atau para Dracula?. Yang bertugas menjaga perdamaian-Para Dewa langitpun bahkan sampai pusing memikirkannya. Setelah rapat besar-besaran yang diselenggarakan selama sebulan penuh demi mengembalikan kesejahteraan, Para dewa langit tersebut setuju bahwa yang salah adalah manusia. Pada suatu malam hari-saat bulan purnama penuh, ketua Dewa langit-Pein mendatangi para Dracula yang tengah berpesta darah manusia, Pein menginginkan para Dracula menghentikan kekacauan ini semua, dengan mengembalikan keadaan tempat tinggal mereka seperti sediakala. Namun, ketua seluruh Clan Dracula, Hiasi Hyuuga menolak permintaaan tersebut mentah-mentah, menganggap bahwa meskipun tempat tinggal mereka telah dikembalikan, menganggap bahwa para Dracula tetap merasa dirugikan. Mereka meminta satu hal setiap orang yang semuanya bisa dikabulkan. Dan kembali, rapat besar-besaran itu diselenggarakan. Hasilnya, para Dewa menyetujui permintaan tersebut, namun mereka mengajukan syarat yang para Dracula juga setuju, yakni mereka harus mengalami reinkarnasi sebanyak seratus kali, dan hidup di alam yang terpisah dengan alam manusia. mereka boleh datang ke dunia manusia saat seribu tahun sekali-saat reinkarnasi dan mereka akan menjadi manusia-, lalu saat mati, mereka menjadi Dracula kembali dan tinggal di dunia para Dracula. Dengan perbandingan waktu sebagai berikut; saat menjadi manusia, mereka bisa merasakan hal yang benar-benar 'Hidup' selama satu bulan penuh (30 hari, termasuk memiliki sifat-sifat manusia) dan Saat mereka mati, sifat Dracula yang mereka miliki akan kembali. Tujuan dibuat peraturan seperti ini adalah bagaimana Dracula bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi manusia, agar mereka kelak tak mengulangi peristiwa berdarah yang membuat hampir setengah penduduk dunia mati dan berbuat seenak mereka sendiri, dan syarat yang lainya adalah permintaan mereka tidak boleh mengacaukan kedamaian dunia tentunya.

(setiap Dracula memiliki satu permintaan yang setelah Reinkarnasi selama seratus kali akan terwujud, syaratnya adalah, Saat mereka dihidupkan menjadi manusia, mereka bisa benar-benar hidup menjadi manusia selama satu bulan penuh. Setelah satu bulan, mereka akan mati dan kembali lagi menjadi Dracula. Lalu akan hidup di dunia Dracula selama seribu tahun untuk mengulangi reinkarnasi mereka lagi. Terus seperti itu sampai akhirnya mereka berhasil mendapatkan keinginan mereka, namun keinginan itu juga harus menunggu seribu tahun lagi agar bisa terkabul.)

.

.

.

.

.

.

"Ngh.."

"Shh… bangunlah,"

"Nghh… aku masih mengantuk,"

"Kau mau bangun atau aku yang memaksamu bangun dan menuntut kewajibanmu?"

"Ngh, Nii, apa maksudmu?" perempuan bersurai Indigo yang masih terbalut selimut tebal itu hanya bisa menggeliat saat dirasakannya ciuman lembut di tengkuk-di belakang lehernya. Ohh… betapa Sapuan dan hangat nafasnya itu sangat memabukkan. Digigitnya bibir pink miliknya dengan pelan agar tak meluncur lagi desahan yang lain.

"Kau sudah membangunkan adik keciku, Hinata." Dan pria yang menjadi kakak-sepupunya itu menyeringai puas dengan hasil kerjanya-mengkissmark habis leher jenjang milik Hinata.

"Kau harus tanggung jawab."

Mendengar kalimat Neji barusan, Hinata langsung membalikkan badanya dan menatap kakak sepupunya tersebut dengan pandangan terkejut.

"O-onii, ini masih pagi!"

"Ngh? Lalu kenapa?"

"A-aku…" Hinata memutar matanya, mencoba mencari alasan lain yang membuat kakaknya ini tak mengulangi lagi kejadian semalam.

"A-aku lelah," jawabnya kemudian.

Neji mengernyit.

"Sejak kapan Dracula yang cantik sepertimu memiliki rasa lelah, hm?" kemudian, ditariknya pelan dagu yang seolah telah terpahat secara sempurna itu dengan lembut.

"Kita ini Dracula, bukan para manusia yang memiliki rasa letih dan lemah, sayang."

"A-aku tahu, tap-tapi ini sudah pagi, Nii… Tou-san ak-akan marah kalau aku kesiangan bangun." Hinata masih mencoba mencari alasan lain.

"Ouh, tegakah dia menghalangi kita? Aku sudah jauh-jauh kemari hanya untuk bertemu denganmu, Hinata, kau harus menghormati tamu, dan kurasa, paman juga setuju tentang hal itu."

"A-aku tahu, Nii-ahh!" Hinata hanya bisa menggigit bibir bawahnya begitu dua jemari lentik milik Neji bergerak dengan lincah di bawah sana. O-ohh tidak, Neji sudah tidak mampu mengendalikan lagi hawa nafsunya.

"On-ihh..ah!" kemudian, Hinata hanya bisa mengerang tertahan menikmati setiap gerakan jemari halus milik Neji yang mengaduk-aduk kewanitaanya dengan lembut.

"Mnh.. Hinata…"

"A-aku bisa tel-athh..ahh!" dan nafas putri sulung Hiasi Hyuuga itu semakin memburu ketika mengetahui bahwa Neji mulai membangkitkan gairahnya yang terpendam. A-ahh. Betapa Nikmatnya rasa itu, rasa yang seakan mengajaknya untuk terbang ke surga.

"Mhh keberangkatanmu ke dunia manusia masih enam jam lagi, biarkan aku-hh mengucapkan salam perpisahan padamu-akh." Kemudian, Neji langsung memasukkan apa yang telah berdiri di bawah sana pada liang peranakan milik Hinata. mengalunkan lagu merdu yang membuat ranjang mewah itu ikut bergoyang karena permainan mereka, menyanyikan lagi melodi semalam yang telah berulangkali selesai.

"A-ahh! Nii-ahh~!"

.

.

.

.

Di rumah yang –memang mewah- itu, tinggalah seorang pemuda yang barusaja memasuki usia yang ke dua puluh tahun-tiga hari yang lalu-. Pemuda yang memang tinggal sendiri di jepang karena tak mau repot-repot pindah rumah lagi gara-gara terus menuruti ayahnya yang memang seorang pembisnis hebat itu hanya bisa mendesah pelan saat mendapati kamarnya berantakan bagaikan kapal pecah. Bukan karena dirinya seorang pemalas yang suka membuat rumahnya sendiri menjadi berantakan dan kotor, tapi karena ulah sahabatnya yang menginap disini semalaman, Sakura Haruno.

"Uh-oh, Sasuke? Nghh..Kau sudah mandi ternyata," Sakura menggeliat pelan dan merapatkan lagi selimut tebal berwarna putih bersih tersebut. Mencoba mengumpulkan nyawanya yang masih tercecer bagaikan potongan Puzzle dari alam mimpinya.

Sasuke mendesah pelan, menyesal karena telah mengizinkan sahabat sejak SMA-nya ini menginap di rumahnya semalaman karena kehujanan. Ck.

"Hn, cepatlah bangun dan mandi. aku akan menyiapkan sarapan."

Sakura langsung bangkit dari tidurnya dan langsung duduk sambil menatap Sasuke dengan mata yang melotot. Tak perduli dengan kepalanya yang sekarang nyut-nyutan karena baru bangun tidur dan langsung duduk.

"S-serius kau bisa… memasak?"

"Kenapa?" hanya tatapan datar yang Sasuke berikan sebagai responya. Gadis pink ini benar-benar mengganggunya-ah maksudnya menyabalkan sekali karena kecerewetanya.

"Uhh.. tidak. Baiklah, kurasa aku akan mandi sekarang." Jawab Sakura kemudian sambil menyingkap selimut lembut milik Sasuke dan mulai merapihkan kamarnya. Sasuke tak menjawab, ia hanya memutar badanya bosan lalu mulai akan melangkahkan kakinya dan pergi secepatnya dari tempat itu kalau saja Sakura tidak bertanya lagi.

"SASUKE-KUN! TUNGGU! Kamar Mandinya dimana?"

Apa-apaan ini! Ini masih pukul 0.7.15 Pagi, hey!.

"Ada di lantai bawah kalau kau mau mandi di kamar mandi yang kupakai tadi, kalau ingin dekat, kamar mandinya dibalik pintu itu." Sasuke menjawab dengan nada yang lebih datar dari yang sebelum-sebelumnya, Ini masih sangat terlalu pagi jika ingin merusak gendang telinga dengan suara yang sekencang itu tadi-barusan!.

"Oh.. arigatou!" Sakura tersenyum lebar dan membungkuk pada Sasuke, berharap pujaan hatinya itu mau membalas senyumanya juga. Namun, harapan hanyalah harapan.

"Hn. Aku akan pergi sekarang."

Blam

Dan pintu bercat Putih itu tertutup dengan sempurna, menimbulkan suara benturan pelan dari pinggiran pintu dengan kayu pintu. Meninggalkan seorang gadis yang bermata emerald tersebut sendirian dikamar Milik Sasuke dengan pandangan matanya yang kini berubah menjadi sayu.

.

.

.

.

.

.

Sepasang taring runcing itu kini sudah tidak ada, kuku dan cakar tajam berwarna hitam pun kini juga telah menghilang. Wajah yang dingin nan pucat pasi kini telah berubah menjadi cerah dan merona. Itulah, pantulan bayangan dari seorang Dracula kelas atas, Hinata Hyuuga.

Diusapnya lagi pipi merona miliknya sendiri tersebut. Kemudian meraba bibirnya sendiri, membuka mulutnya dan mengamati perubahan giginya yang sangat besar.

Hinata P.O.V

.

.

.

Aku meraba bibirku yang berwarna pink ini, meraba-raba setiap inchi kelembutan bibirku sendiri, aku suka. Sangat suka sekali jika aku menjadi manusia, dimana semua keseraman yang ada pada diriku berubah menjadi kecantikan bagai bidadari. Bukan, aku tak bermaksud menyombongkan diri sendiri dengan apa yang kumiliki saat ini, aku bahkan sempat tak percaya bahwa pantulan bayangan yang ada di air kolam ini adalah bayanganku. Aku hanya merasa tak pantas, bagaimana mungkin iblis penghisap darah sepertiku bisa menjadi..err… secantik ini jika menjadi manusia?.

"Hihihi.." aku menciprat-cipratkan air jernih ini kepinggir kolam, menghasilkan riak-riak air yang terus memantul dan saling berbenturan. Sangat indah. Uhh ini sangat menyenangkan sekali! Dan tanpa berfikir panjang, langsung saja kuceburkan diriku yang sudah gatal ingin berenang di kolam ini. Ahh pasti sangat menyenangkan!.

BYURRRRR!

Kini seluruh tubuhku telah basah oleh air hangat ini, membuatku benar-benar merasa sangat senang, tubuhku telah sepenuhnya tercebur kedalam kolam yang berkeramik warna biru cerah ini, ini… benar-benar membuatku sangat bahagia! Ta-tapi tunggu! O-ohh air ini menarikku ke dasar kolam renang ini! Ak-aku tidak bisa naik ke permukaan! Ba-bagimana ini?

Bluup..Bluupppp!

Aku mulai panik, dan Dapat samar kulihat, gelembung-gelembung cantik keluar dari mulut dan hidungku, aku mencoba bernafas, tapi tidak bisa! Malah hidung dan mulutku terasa sangat pedih dan sesak, dalam kolam ini juga dapat kudengar suara detak jantungku sendiri yang semakin melemah karena kekurangan oksigen. Gawat, kugerakkan tangan dan kakiku terus untuk mencoba lagi naik ke permukaan, namun ternyata percuma, aku malah merasa semakin pusing dan lemas, oh! ti-tidak! Aku baru sadar bahwa…. Aku… tidak bisa berenang.

Aku akan.. mati.

.

.

.

Kami-sama, siapa itu? Mataku semakin pedih dan berat hanya untuk terus terbuka di air kolam ini. Adakah dia ini adalah malaikat yang kau kirim untuk mencabut nyawaku? Ya Tuhan…kalau ia adalah seorang manusia, ia terlalu tampan untuk seukuran bangsa manusia. Dia memang seorang malaikat. pantas saja banyak manusia yang menggambarkan para malaikat-Mu dengan semua wajah yang rupawan. Ternyata… mereka memang sangat indah.

"Mphh.." sebelum mataku terpejam dan kesadaranku hilang sepenuhnya, dapat kurasakan tarikan kuat dari tangan malaikatmu itu dan sentuhan lembut di bibirku kemudian.

.

.

.

.

.

Normal P.O.V

.

.

.

Sasuke langsung mengambil nafas sebanyak mungkin yang ia bisa begitu berhasil sampai di permukaan. Kemudian, secepat mungkin ditariknya tubuh polos tanpa sehelai benang itu ke pinggir kolam renang miliknya dan mulai memompa perut gadis yang pingsan di 'kawasan rumah'nya ini. Tch, siapa sih gadis ini?.

"1001, 1002, 1003, 1004, 1005.." Masih belum ada tanda-tanda kalau gadis ini akan mengeluarkan air yang tadi sempat ia minum.

"Hey, jangan mati disini!"

"1006, 1007, 100-."

"Uhukkkk!" Hinata langsung mengeluarkan air mentah yang beberapa menit lalu ia minum ke rumput-yang ada dipinggir- kolam renang itu. Ahh, sial, ia malah muntah air sekarang.

"Ngkh-uhukk!"

Sasuke hanya menatap gadis yang berada di depanya ini dengan tatapan datar seperti biasanya. Berniat akan langsung melabrak dan mengusir gadis gila ini keluar dari pekarangan rumahnya begitu ia selesai muntah. Namun, saat matanya tak sengaja menangkap gambar kedua organ 'Hal Pribadi wanita' itu bergerak-gerak karena si pemiliknya sedang 'Mengeluarkan' air kolam renangnya tadi, Sasuke hanya mampu meneguk paksa air ludahnya. Tak berani mengeluarkan sepatah katapun. Belum pernah ia melihat dada sebesar..ini.

"Ugh… ka-kau ini siapa!" teriakan lumayan keras dari Hinatalah yang langsung menyadarkan Sasuke dari lamunan terjorok yang pernah ia fikirkan. Ohh ti-tidak, ia mulai kecanduan untuk melirik terus dada yang besar dan padat itu. Tidak boleh! Ia harus menutupinya!.

"H-harusnya aku yang bertanya begitu! Kau ini siapa! Darimana kau bisa masuk ke rumahku dan kenapa kau ini tidak memakai pakaian!" oh, hancurlah imej Sasuke yang cool selama ini, Sasuke hanya bisa berharap dengan setulus hati sekarang, bahwa orang yang didepanya ini bukanlah Fansgirl atau orang ynag mengenalnya.

"A-aku Hinata Hyuuga! A-aku bisa kemari karena ada pintu tadi! Dan apa itu pakaian?" kemudian, Hinata hanya bisa menggaruk-garuk pipinya pelan, di dunia Dracula tidak ada tuh yang namanya pakaian?.

"Pakaian itu baju, bodoh! Apa kau ini amnesia?" sudahlah, sekalian saja ia lampiaskan rasa kesalnya pada gadis ini.

Hinata semakin bingung dengan hal aneh yang pemuda ini bicarakan.

"Amnesia itu apa? Apa sejenis negera asal kami?"

"Itu AMERIKA, BAKA! Ooh, jadi kau ini dari Amerika ya?"

"Ngg? Iya, kau tahu?disana ada banyak sekali Kincir angin!"

Urat dikepala Sasuke semakin tampak jelas terlihat, terbukti dengan munculnya tiga segitiga merah di bagian kiri jidatnya yang kini mulai berkedut-kedut. Gadis ini benar-benar….

"ITU BELANDA!"

Bersambung

.

.

.

.

.

Yahahaha! Kenapa saya malah Bikin cerita baru melulu? T_T padahal yang lain masih belum kelar! *ditimpuk* aahh maaf Minna, hika buat new story mulu =( Habis, ide Hika lagi muter-muter mulu di cerita ini :'( hehehe btw, gimana lemonya? Kurang?*plak* :D gomenasai T-T ini fic Hika yang pertama kali ber rate: M jadi mohon maaf jika belum bisa memuaskan Reader *?* T_T *PLAK*

Yak, kritik, dan saran selalu Hika tunggu ^_^

dadaaa~ ^^

Salam hangat, Hikari No Aoi.