Teman Abadi
Chapter 1
Zaky UzuMo version
Mianhae, aku ga bermaksud jiplak, coppas, dan kawan kawannya buat FF ini.. Zaky udah minta izin sama yang empunya FF aslinya.. ini bukan sequel atau praquel, aku cuma mau coba bikin FF "Teman Abadi" milik Cie eonnie dengan versi ku sendiri. Dan pastinya dengan cerita yang sedikit ku bedakan dan beberapa pergeseran karakter..
Jadi, DON'T LIKE DON'T READ ! \(^O^)/
Pair : KyuHyuk, KiHyuk
Genre : readerdeul aja yang tentuin setelah baca, ne? ^.^)V
Happy reding chingu! ^o^/
.
.
.
.
Author POV
Tap tap tap tap
"Hahaha.."
"Kyaa! Kembalikan buku ku, pabbo!"
"Bla.. bla.. bla.."
"Bla.. bla.. bla.."
Seorang namja manis bersurai coklat memasuki kelasnya dengan wajah datar. Tak menghiraukan dan dihiraukan oleh teman teman –jika bisa dikatakan begitu- sekelasnya.
Sendiri dan kesendirian. Adalah dua kata yang senantiasa bersama dengan namja manis itu.
Anti sosial. Dua kata yang cocok untuk menunjukan sifat dan kelakuan namja bernama lengkap Lee Hyukjae itu.
Waktu bagai terlewat begitu saja. Hanya pelajaran yang terus berganti menunjukan masih adanya kehidupan yang berjalan di sekitar Eunhyuk. Sorak sorai para siswa setelah mendengar bel pulang melengking tak mengusik namja bermarga Lee itu sedikit pun. Eunhyuk merapikan alat alat tulis dan peralatan sekolah lainnya dalam diam.
Kelas sudah sepi ketika kaki mungilnya melangkah keluar kelas. Yah, anak anak sekelasnya memang langsung hilang begitu bel pulang berbunyi. Seolah kelas dan sekolah adalah neraka dan dunia luar atau pun rumah adalah surga.
Pulang pergi sekolah sendirian adalah rutinitas yang sudah lebih dari biasa untuk Eunhyuk. Wajah manisnya yang datar tak pernah menyunggingkan senyum barang setipis benang pun. Kakinya terus melangkah santai namun pasti. 30 menit kemudian Eunyuk sudah sampai di depan sebuah rumah yang sederhana dan terawat.
Kkrriieett
Pelan, pintu pagar kecil rumah Eunhyuk terbuka menimbulkan sedikit bunyi berderit. Kaki kaki Eunhyuk kembali melangkah.
Tok tok tok
Cklek
"Aku pulang umma.." sebuah senyum manis terpatri indah di bibirnya. Ya, hanya di depan ummanya Eunhyuk bisa –berpura pura- sedikit berekspresi. Umma Eunhyuk tersenyum hangat sambil mengangguk kecil,
"Ne, ayo makan, kau belum makan kan?" ucap umma Eunhyuk sambil mengusap lembut surai coklat lembut anaknya. Eunhyuk tersenyum dan mengangguk mengiyakan.
Langkah Eunhyuk kembali berlanjut dan berhenti di meja makan. Beberapa macam makanan tersedia di meja makan itu. Setelah berdoa, Eunhyuk menyantap makanannya dengan tenang –diam-. Sebagai anak yang baik, Eunhyuk tak lupa membersihkan dan merapikan sendiri semua peralatan makannya. Setelah semua selesai, Eunhyuk segera beranjak menuju kamarnya.
.
.
"Kau sudah pulang, Hyukkie?" Sebuah suara berat yang sudah akrab di telinga Eunhyuk menyapa indra pendengaran namja manis itu.
"Ne.." Eunhyuk mendudukan dirinya di sisi ranjang.
"Ada kejadian menarik hari ini?" sebuah pertanyaan yang sama yang selalu dilontarkan namja ikal itu pada Eunhyuk. Iris coklat Eunhyuk mengerling bosan,
"Menurut mu?" tanya Eunhyuk balik. Kyuhyun terkekeh kecil,
"Tak ada hal apa pun yang terjadi, Kyu. Semuanya sama." Lanjut Eunhyuk. Kekehan Kyuhyun langsung terhenti. Matanya menatap lurus pada namja manis yang tengah membaringkan tubuhnya di ranjang itu.
"Kenapa kau tak mencoba mencari teman atau yang lainnya?" Eunhyuk tak menanggapi ocehan Kyuhyun. "Kau tak bisa sendirian terus, Hyukkie.."
"Dan membiarkan mereka memanfaatkan dan meninggalkan ku lagi?" suara Eunhyuk terdengar sangat datar. Sorot matanya berubah seketika. Gelap. Satu kata yang tepat untuk sorot mata indah itu.
Kyuhyun menelan ludah pahit, "Kau tak bisa selamanya sendirian, Hyukkie.." sepasang lengan kekar itu merengkuh tubuh kecil Eunhyuk dalam dekapan hangatnya.
"Setidaknya aku memiki mu, Kyu." Bisik Eunhyuk lirih. Kyuhyun tersenyum simpul, kapan Hyukkie-nya akan keluar dari kegelapan abadi ini?
.
.
Waktu terlewat begitu cepat, hingga senja sudah merambat menjadi malam. Kedua namja yang sedari tadi menghabiskan waktu bersama itu harus berpisah. "Sudah malam, Hyukkie. Sudah waktunya kau tidur.." ucap Kyuhyun lembut sambil merengkuh lagi tubuh ringkih Eunhyuk.
"Mau ku nyanyikan sebuah lagu?"
Eunhyuk memeluk lengan kekar itu. Menyesap setiap aroma tubuh namja ikal yang memeluknya.
"Ya, nyanyikan aku sebuah lagu, Kyu.." Kyuhyun mulai bersenandung, menyanyikan sebuah lagu kesukaan Eunhyuk.
"Dan.. jangan tinggalkan aku sebelum aku terlelap, Kyu.." bisik Eunhyuk lirih sambil menutup ke dua kelopak matanya dan menyembunyikan ke dua manik indahnya. Sebuah kecupan manis dari Kyuhyun menjadi penutup hari Eunyuk.
"Ne, Hyukkie.." mata Kyuhyun terpaku pada Eunhyuk yang sudah menjelajah di alam mimpi.
"Dan aku akan selalu ada untuk mu.. dalam kegelapan abadi.." lirih Kyuhyun sebelum menghilang bersamaan dengan hembusan sang angin malam dan dedaunan yang berguguran di luar sana.
.
.
.
.
.
"Selamat pagi anak anak!"
"Selamat pagi sonsaeng!"
"Hari ini kalian kedatangan teman baru." ucapan Jung sonsaengnim sontak membuat para siswa berbisik bisik dan bersorak sorai membuat kelas menjadi bising.
"Jika kalian masih berisik, sonsaeng akan memberikan nilai merah di pelajaran ini." Ucap Jung seonsaengnim tenang.
Kriikk... krriikk... krriiikk...
"Nah, begini lebih baik. Kau yang di luar, masuk dan perkenalkan dirimu!"seorang namja tampan dengan seragam lengkap memasuki kelas Eunhyuk dengan langkah tenang.
"Kim Kibum imnida." Ucap namja yang kita ketahui bernama Kibum sambil sedikit membungkukan badanya.
"Mohon bantuannya chingudeul!" lanjut Kibum tenang. Semua pasang mata terpesona dan berdecak kagum –minus Eunhyuk dan Jung sonsaengnim-.
"Ehm! Kim Kibum-ssi,kau duduk dengan Lee Hyukjae-ssi." seluruh siswa memasang ekspresi bingung.
'Lee Hyukjae, siapa?' mungkin begitulah batin beberapa –sebagian besar- siswa di sana. Sedangkan orang yang ditunjuk hanya mendongak dan mengangkat tangannya. Wajah datar masih setia terpatir di paras manis Eunhyuk.
Senyum kecil mengembang di bibir Kibum. Membuat beberapa siswi yang melihatnya menjerit kecil –takut Jung sonsaengnim marah-. Dengan langkah santai Kibum segera melangkah ke tempat duduknya. Pelajaran di mulai, Jung sonsaengmin mulai menjelaskan ini itu yang berhubungan dengan materi pelajarannya.
Kibum menoleh dan mengubah sedikit posisi duduknya, "Anyeong, Kibum imnida!" Eunhyuk melirik kibum dengan ekor matanya dan menoleh sebentar,
"Lee Hyukjae imnida." Balas Eunhyuk singkat, padat dan jelas(?).
"Kau bisa memanggil ku Kibummie atau Bummie!" Eunhyuk tak terlalu mendengarkan perkataan Kibum, "Apa aku boleh memanggi mu Hyukkie?"
"Hn. terserah kau saja." Kibum tersenyum tipis, merasa mendapat respon yang cukup baik(?) dari Eunhyuk.
.
.
Krriiiiinnngggg !
Bel istirahat berbunyi, anak anak di kelas Eunhyuk langsung mengerubungi meja Eunhyuk dan Kibum.
"Kau pindahan dari mana Kibum-ssi?"
"Kya~ kau tampan sekali~"
"berapa nomor ponsel mu?"
"bla bla bla.."
Keadaan bising dan pengap karena banyaknya siswa siswi yang berkerubung di mejanya sedikit menggangu Eunhyuk. Berbeda dengan Kibum yang dengan sabar menjawab satu persatu pertanyaan pertanyaan tak jelas dari teman teman barunya.
Eunhyuk sedikit menghela nafas kesal, 'Kenapa anak baru itu harus duduk dengan ku?' batin Eunhyuk risih.
Dengan semua kondisi yang mengganggunya Eunhyuk tetap memfokuskan diri dengan buku di tangannya. Berusaha menganggap siswa siswi yang sedang berkerubung di mejanya hanyalah lalat pengganggu biasa.
Krriiiiinnngggg !
Bel tanda usainya waktu istirahat bagai dewa penyelamat bagi Kibum untuk menghindari pertanyaan pertanyaan yang semakin aneh dari teman teman barunya sekaligus membuat Eunhyuk dapat bernafas lega kembali. Mata indah Kibum kembali melirik Eunhyuk.
'Kenapa dia tak seperti yang lain, ya?' batin Kibum sambil mengambil bukunya. 'Apa dia tak suka pada ku?' mata Kibum berpura pura terfokus pada buku di tangannya. 'Memang apa salah ku, ya?' batin Kibum bingung. Berbagai pertanyaan mulai muncul di kepala Kibum.
'Ah, iya!' wajah Kibum berubah sumringah saat mendapat sebuah ide yang dia rasa cukup bagus. 'Nah, tinggal menunggu waktu saja, Bummie!' batin Kibum menyemangati dirinya sendiri.
Dan pelajaran pun kembali berlangsung seperti biasanya. Memotong dan menghabiskan sisa waktu yang ada sampai waktu yang paling ditunggu tunggu para siswa datang.
TEEEEETTTT
Bel pulang berbunyi diiringi sorak sorai kebahagiaan para siswa. Dengan segera –secepatnya- mereka merapikan peralatan sekolah –yang memang sudah rapi- dan pulang. Saat kelas mulai sepi Kibum kembali menyapa Eunhyuk,
"Apa kau mau menemani ku berkeliling sebentar, Hyukkie?" surai coklat Eunyuk bergerak saat sang empunya menoleh sebentar dan kembali melanjutkan aktifitasnya,
"Aku belum mengenal tempat tempat di sini, Hyukkie." Ucap Kibum dengan senyum terbaiknya.
Tangan Eunhyuk yang sedang merapikan peralatan sekolahnya terhenti sejenak. "Kenapa kau tak minta tolong pada yang lain?"
'Dia tak mau, ya?' batin Kibum sedikit sedih. "Mereka sudah pulang kan, Hyukkie? Jebal, temani aku berkeliling, ne?" Eunhyuk menghela nafas kecil,
'Sebenarnya dia mau apa sih?' batin Eunhyuk sedikit jengkel. "Ne. Cepat atau ku tinggal." Ucap Eunhyuk yang langsung membuat mata Kibum berbinar senang.
"Ne, kajja!" sahut Kibum cepat sambil sedikit menarik tangan Eunhyuk.
Tanpa sadar Eunhyuk tersenyum tipis melihat tingkah Kibum. 'Ah, boleh kah aku berharap?' batin Eunhyuk tanpa sadar.
Ya, harapan selalu ada kan, Hyukkie?
.
.
Tap tap tap tap
Tap tap tap tap
Langkah kaki yang saling bersahutan itu terdengar di sepanjang lorong lorong panjang sekolah.
"Di sini ruang guru, dan di depan sana ruangan Kepala Sekolah." Ucap Eunhyuk menjelaskan sambil menunjuk tempat tempat yang dimaksud. Kibum memperhatikan semua penjelasan Eunhyuk dengan seksama.
"Umm.. Hyukkie, bagaimana kalau berkelilingnya dilanjutkan besok saja? Ini sudah sore."
Langkah kedua namja itu terhenti. Namja yang bertanya tampak memasang wajah bingungnya, sedangkan namja yang ditanya memasang ekspresi kaget sambil segera melirik jam yang melingkar manis di tangannya.
Eunhyuk menghela nafas kecil, "Ne, kita lanjutkan besok saja."
.
.
"Di mana rumah mu, Hyukkie?" tanya Kibum yang memecah kehenigan diantara mereka saat sampai di depan gerbang sekolah.
"Tak terlalu jauh dari sekolah. Wae?" sahut Eunhyuk santai.
Kibum mengeluarkan senyum mautnya, "Karna kau sudah mengantar ku berkeliling, sekarang aku akan mengantar mu pulang." Eunhyuk hendak menggeleng, "Anggap saja sebagai tanda terima kasih ku, Hyukkie."
Eunhyuk tak bisa menolak. Entah kenapa senyum Kibum sedikit meluruhkan hatinya. Ingat hanya sedikit. Dan sedikit versi Eunhyuk adalah sangat, sangat sedikit dari versi sedikit bagi orang lain.
"Ne, gomawo."
.
.
Hening.
Ya, hanya hening yang menemani perjalanan pulang Eunhyuk. Namun kali ini ada yang terasa berbeda. Kali ini perjalanan pulang yang hening terasa lebih cepat. Mungkin karna ada Kibum? Pikir Eunhyuk. Yah, hanya Tuhan yang tau(?). Pelan, otak Eunhyuk mulai meloading(?) pemikirannya barusan..
1,
2,
3,
'Ck, apa yang ku pikirkan, sih? Mana mungkin karna dia?' batin Eunhyuk kesal menyadari pemikiran konyolnya. "Sudah sampai, gomawo sudah mengantar ku." Kibum hanya tersenyum ramah sambil mengangguk kecil.
Deg.
'Kenapa aku?'
"Apa kau mau mampir sebentar?" tanya Eunhyuk sedikit berbasa basi. Ya, tak mungkin kan kau pulang begitu saja setelah teman baru mu mengantar mu pulang? Sedikit basa basi kau perlukan untuk sekedar berterima kasih.
"Tak perlu, Hyukkie, ini sudah terlalu sore. Lain kali aku pasti mampir. Pai pai!" pamit Kibum sambil membungkuk kecil dan melambaikan tangannya.
Eunhyuk tersenyum tipis, "Ne, pai pai!"
Senyuman kecil Eunhyuk pun mampu membuat wajah kibum sedikit tersipu.
.
.
"Kau kelihatan senang, ada apa?" Eunhyuk menoleh, mendapati senyum Kyuhyun yang sedikit aneh.
"Tak ada. Hanya bertemu anak baru di sekolah." Jawab Eunhyuk santai.
Kyuhyun mengusap surai lembut Eunhyuk. "Kau tersenyum." Eunhyuk sedikit tersentak kaget mendengar ucapan Kyuhyun.
"Aku tak tersenyum padanya, Kyu." Eunhuyk mempout bibir manisnya. Kyuhyun tersenyum –miris- senyum yang dipaksakan.
"Ku rasa dia baik." Celetuk Kyuhyun. Eunhyuk mendelik tajam, namun malah terkesan imut bagi Kyuhyun,
"Kau lebih baik, Kyu. Jauh lebih baik." Mata Eunhyuk menatap lurus iris coklat kehitaman Kyuhyun.
Mata kyuhyun menyiratkan kesedihan sesaat, "Ku harap –sangat- kau bisa berteman dan dekat dengannya."
"Anni, kyu. Aku akan selalu bersama mu." Jawab Eunhyuk sambil menggeleng dan memeluk tubuh tegap Kyuhyun erat. Tangan kokoh Kyuhyun mengusap surai lembut Eunhyuk sayang.
"Tapi kau-"
"Anniyo! Saat ku bilang aku akan tetap bersama mu, itu berarti aku tetap dan selalu bersama mu, Kyu!" suara Eunhyuk meninggi, membuat hati Kyuhyun berdenyut nyeri.
"Selamanya.." lirih Eunhyuk. Kyuhyun menggigit bibir bawahnya dengan perasaan kesal dan sakit. Ya, sakit. Dia ingin Hyukkie-nya kembali ke dalam cahaya, tapi Hyukkie-nya lebih senang dan memilih kegelapan bersamanya?
"kau tak bisa SELAMANYA SENDIRIAN, Hyukkie!" suara Kyuhyun merendah dengan penekanan suara di beberapa kata. Sungguh seorang Kyuhyun sedang berusaha mengontrol emosinya sekarang.
"..gi.."
Desisan dingin Eunhyuk membuat iris coklat kehitaman Kyuhyun melebar, "Hyukkie kau-"
"Pergi, Kyu.." desisan itu kembali terdengar, bahkan lebih dingin dari sebelumnya.
Rongga dada Kyuhyun serasa terjepit dan tenggorokannya seperti disumpal gumpalan gumpalan kapas padat mendengar nada dingin yang melebihi nitrogen cair itu. Dengan segera kedua tangan Kyuhyun merengkuh Eunhyuk ke dalam dekapannya.
Tak ada respon.
Jantung Kyuhyun semakin berdetak nyeri. Bibir bawahnya mulai terasa sedikit perih dan bau karat darah sedikit tercium karna bibirnya ia gigiti.
"Kau juga ingin meninggalkan ku?" sebuah pertanyaan, bukan, pernyataan pahit bernada dingin meluncur bebas dari bibir mungil Eunhyuk.
"Tidak. Aku tidak akan pernah meninggalkan mu, Hyukkie. Karna aku.." kata kata Kyuhyun terputus saat senyum pahit nan miris itu tercipta, "Teman abadi mu."
Dan ke dua tangan mungil Eunhyuk membalas dekapan hangat Kyuhyun perlahan.
.
.
.
.
Berangkat sekolah setelah pamit pada ummanya, seperti biasa. Sendirian, cek. Suasana tenang, cek. Tak ada siswa siswi yang berlalu lalang, ce-
"Hyukkie?" suara yang tidak terlalu asing memasuki gendang telinga Eunhyuk, membuat namja manis itu menoleh.
"Kibummie?" namja yang tadi menyapa Eunhyuk langsung berlari kecil, berusaha menyusul Eunhyuk yang ada di depannya di dekat persimpangan jalan.
"Kenapa kau berangkat pagi pagi sekali Hyukkie?" tanya kibum sedikit heran. 'Seingat ku tak ada tugas tambahan kemarin.'
"Aku sudah biasa." Jawab Eunhyuk santai dan sekenanya.
"Ah, iya! Bagaimana jika kita berangkat dan pulang bersama hyukkie? Rumah kita sejalan dan kita juga sekelas kan?" tawar Kibum dengan senyum tipisnya yang menawan hati siapa saja –minus Eunhyuk dan Kyuhyun-.
"Hn. Terserah kau saja." Sahut Eunhyuk santai.
Skip time~
Di kelas
"Pagi chingudeul!" sapaan pagi Kibum membuat beberapa pasang mata yang ada di kelas beralih padanya.
"Pa-gi, Kibum-ssi?" banyak siswa yang memasang wajah bingung mereka melihat Eunhyuk memasuki kelas bersama Kibum si anak baru. Beberapa memandang Eunhyuk dengan ekspresi iri dan kesal. Tak lupa sedikit cibiran mengiringi langkah Eunhyuk.
Sedang yang ditatap hanya berjalan ke tempat duduknya dengan santai, seolah bukan dia yang menjadi objek tatapan semua mata di sana. Kibum melangkah santai mengikuti Eunhyuk menuju tempat duduknya di barisan paling belakang di pojok kelas. Tempat yang terpencil dan kadang luput dari pandangan –minus guru tentunya-.
.
.
Diam. Tak ada ekspresi. Sibuk sendiri.
Kibum terus memperhatikan gerak gerik Eunhyuk yang tak beranjak dari aktifitasnya memandang langit biru berawan dari bingkai jendela kelasnya. Mata indah Eunhyuk begitu terfokus pada pemandangan lagit paginya. Seolah tak ada niatan untuk menoleh barang sekedar memergoki namja di sampingnya yang terus mencuri pandang ke arahnya itu.
"Apa yang kau lihat, Kibummie?"
Kibum sedikit kaget mendengar ucapan spontan Eunhyuk. 'Instingnya bagus sekali..' batin Kibum heran sekaligus kagum. "Um, tak ada.." yah, hanya jawaban itu yang terpikirkan oleh Kim Kibum saat melihat Eunhyuk menoleh ke arahnya.
"Hn." hanya gumaman tak jelas yang keluar dari bibir manis Eunhyuk. Wajah datar dengan sebelah alis sedikit terangkat ke atas membuat wajah manis itu terlihat berbeda.
Kembali tubuh kecil Eunhyuk berbalik dan kepalanya sedikit menengadah ke langit. Kembali fokus dengan kegiatan awalnya. Kibum kembali diam, otaknya berusaha mencari topik bagus yang mungkin bisa bertahan cukup lama.
"Kau suka langit, Hyukkie?"
Helaian coklat kemerahan Eunhyuk bergerak saat si empunya kepala menoleh ke sumber suara, "Ya."
Satu jawaban singkat, seperti yang biasa Kibum dapat. "Apa yang kau sukai dari langit, Hyukkie?"
"Awan. Aku suka melihatnya. Begitu, indah.." Kibum tersenyum tipis mendengar jawaban yang cukup panjang dari Eunhyuk.
"Ah, aku tau tempat yang cocok untuk melihat langit sore!"
Kini giliran Eunhyuk yang tersenyum tipis, "Lain waktu akan ku kunjungi tempat itu."
"Bagaimana kalau sepulang sekolah nanti kita ke sana?" tawar Kibum.
Eunhyuk tersenyum kecil sambil –tanpa sadar- sedikit menganggukan kepalanya, "Ya, pulang sekolah nanti."
.
.
Tugas kelompok.
Dua kata yang mampu membuat mood namja manis beriris coklat terang itu turun sedikit.
"Hyukjae-ssi.."
Mata Eunhyuk mengerling bosan melihat ekspresi ke dua namja yang sekelompok denganya –jika bisa dibilang begitu-.
"Aku tak bisa pulang lebih lama lagi.." namja di depan Eunhyuk memasang wajah sok bersalah pada Eunhyuk –berharap bisa kabur dari tuntutan tugas kelompoknya-.
"Ne, Hyukjae-sii, aku juga harus mengantar umma ku sebentar lagi.." seorang namja lag ikut serta memasang wajah sok bersalahnya di depan Eunhyuk.
Wajah datar Eunhyuk menoleh dari buku dan catatan yang sedang ditulisnya. Jujur saja, Eunhyuk memang sudah bosan dan muak dengan kehadiran dua namja yang sok merasa bersalah karna akan –pasti- meninggakan Eunhyuk untuk mengerjakan sendiri tugas tugas mereka.
"Hyukjae-ssi, bolehkah kami pulang duluan?" ucap sang namja pertama tadi dengan wajah yang masih merasa sok bersalah dan prihatin andalannya.
"Hn. terserah." Jawab Eunhyuk singkat dan datar. 'Lagi pula kalian tidak membantu sama sekali.' Lanjut Eunhyuk dalam hati.
Srak srak
Sret sret
Srak srak
Hanya suara suara alat tulis dan lembaran lembaran buku yang terus dibuka dan dibolak balik yang terdengar menghiasi keheningan di ruangan kelas yang memang sudah tinggal seorang namja manis tokoh utama kita saja, Lee Hyukjae.
Lelah.
Ya, Eunhyuk sangat lelah dengan semuanya. Mengerjakan semua tugas kelompoknya sendirian? Apa mereka yang menjadi rekan kelompok Eunhyuk tak menyadari betapa banyaknya tugas mereka dan tidak berfikir pukul berapa namja manis ini akan pulang nantinya jika seluruh tugas itu dikerjakannya sendirian?
Bruk!
Kepala namja manis bersurai coklat itu tertunduk di meja. Penat tak tertahan lagi memenuhi kepalanya. Kepala namja manis itu menoleh ke arah jendela kelasnya yang memamerkan keindahan lagit yang sudah merambat senja.
'Cantiknya..'
Mata Eunhyuk membuat sedikit mengingat sesuatu setelah melihat hamparan langit luas yang indah itu. 'Ah, aku lupa kalau Kibum mengajak ku melihat langit sore ini.'
'Yah, tapi pasti dia juga sudah lupa dan pulang duluan. Ini kan sudah terlalu sore.' Sedikit rasa sedih menyebar di hatinya. 'Hh, biarlah. Toh, masih ada hari esok kan? Lagi pula, langit sore ini tetap cantik biar dilihat dari mana pun juga.'
Tangan Eunhyuk dengan cekatan merapikan semua peralatan sekolah dan buku bukunya ke dalam tas. Selesai dengan semua peralatannya, kaki kaki kecil Eunhyuk melangkah keluar kelas.
.
.
Drap drap drap drap
Terlihat dari jarak yang cukup jauh dari tempat Eunhyuk berdiri ada sesosok bayangan yang berlari ke arah kelas Eunhyuk. Alis namja manis itu mengernyit heran, 'Kenapa namja itu terburu buru sekali?' batin Eunhyuk heran.
Seheran apa pun Eunhyuk, kaki namja manis itu tetap melangkah santai di lorong sekolahnya. Tak butuh waktu lama sampai sang namja yang tadi dilihat Eunhyuk untuk menampakan sosoknya.
"Hosh.. hosh.. hosh.. Mi-anhae, Hyukkie.." lirih suara namja yang sosoknya sudah cukup terekam beberapa hari terakhir ini di otak Eunhyuk -yah, setidaknya Eunhyuk masih mengingat namja satu ini-.
"Kibummie?" mata Eunhyuk sedikit membulat melihat namja yang baru difikirkan beberapa saat yang lalu di kelas olehnya. 'Mungkinkah dia ingat janjinya?' sedikit rasa senang menyebar di hati Eunhyuk.
'Ah, mungkin saja ada barangnya yang tertinggal di kelas.' Fikir Eunhyuk senormal mungkin. Ah, kenapa sulit sekali kau jujur pada diri mu sendiri, Hyukkie?
"Hyukkie? Kau marah pada ku? Mianhae, Hyukkie.." ucap kibum sambil menatap Eunhyuk yang ada di depannya. Matanya menyiratkan rasa bersalah yang sangat, namun jujur. Ya, jujur. Tak seperti tatapan dua namja yang tadi dengan teganya meninggalkan Eunhyuk sendirian mengerjakan tugas kelompoknya.
"Ani.." gumam Eunhyuk kecil. Kibum masih menatap namja manis di depannya. Seolah berusaha menjelaskan keadaanya pada Eunhyuk.
"Hyukkie, ayo kita ke tempat yang tadi ku janjikan!" satu kalimat Kibum yang memecah eheningan sekaligus mengukir seulas senyum setipis benang di bibir Eunhyuk.
'Jadi dia ingat, ya?' batin Eunhyuk senang. "Tapi, Bummie-"
"Kajja, Hyukkie! Waktu kita tinggal sedikit!" Kibum menarik tangan Eunhyuk, membawa namja manis bermarga Lee itu berjalan agak cepat. Yah, memang matahari sore ini akan terbenam sekitar 40 atau 30 menit lagi.
.
.
Ke dua namja itu berjalan agak tergesa gesa melewati jalan di belakang sekolah. Pertama, jalan belakang seolah mereka memang sepi –kecuali para penjaga sekolah yang kadang berkeliling di sana- dan ke dua, karna matahari semakin beranjak turun ke peraduannya.
Tak butuh waktu yang terlalu lama ntuk kedua namja bermarga Kim dan Lee itu untuk sampai di sebuah bukit ynag sejuk nan asri di belakang sekolah mereka. Ya, memang jaraknya tak terlalu jauh dari sekolah, namun di lihat dari kondisinya tempat ini jarang atau malah tidak pernah di kunjungi siswa mau pun guru atau penduduk sekitar.
"Syukurlah kita tak terlambat, Hyukkie!" suara Kibum terdengar senang saat sampai di bukit yang jadi tepat tujuan mereka.
"Bagaimana, Hyukkie? Dari sini kau bisa melihat langit sepuas mu!" ucap Kim muda sambil tersenyum ceria.
Mata Eunhyuk menatap lurus ke arah hamparan langit luas di atas sana. Ya, tempat ini memang sangat cocok untuk melihat langit. Pepohonan rindang yang menyejukan mata dan suasana, hamparan langit luas tanpa adanya penghalang seperti batas batas jendela di kelas, bukit dengan rumput rumput hijau nan lembut yang nyaman ketika menyentuh kulit dan tak lupa juga bau khas tanah dan pohon pinus yang menyegarkan.
Kembali senyum manis yang tipis terukir di bibir mungil Eunhyuk. Tanpa sadar bibir manisnya bergumam kecil, "Gomawo, Kibummie."
Dan dua kata singkat namun tulus itu mampu membuat senyum indah Kibum kembali menghiasi wajah tampannya. Memang tak banyak hal yang dilakukan mereka berdua selain menatap langit sore yang semakin menggelap. Wajah berseri Eunhyuk tampak menunjukan bahwa dia sangat menikmati pemandangan sore hari yang indah dan cerah ini.
"Hyukkie, ayo pulang!" ajak Kibum degan senyum menawannya. Eunhyuk mengangguk sambil terseyum tipis, mengiyakan ajakan Kibum.
.
.
"Hyukkie, aku pulang dulu, ya?" pamit Kibum saat Eunhyuk sudah di depan pagar rumah kecilnya.
"Apa kau tak mau mampir dulu, Bummie?" tanya Eunhyuk sopan, sedikit berbasa basi. Namun di bagian kecil lain hatinya Eunhyuk sedikit berharap Kibum mau bertamu sejenak di rumah mungilnya ini.
Kibum tak segera menjawab tawaran Eunhyuk untuk mampir ke rumahnya yang kedua kalinya ini. Matanya nampak melirik jam yang melingkar manis di tangan kirinya. Memastikan pukul berapa sekarang, berharap bisa berkata "Iya". Tetapi sang waktu seolah menghalangin keinginan Kibum kali ini.
Sedikit menghela nafas, Kibum nampak tak rela saat bibirnya terpaksa berucap, "Mianhae, Hyukkie.. sebentar lagi malam. Aku tak bisa mampir ke rumah mu sekarang."
Sedikit senyuman –yang sangat dipaksakan- Eunhyuk kembali terukir samar di wajah manisnya, "Ne, tak apa Bummie. Kau bisa mampir lain kali."
"Ne, lain kali.." wajah Kibum merunduk, menatap tempat pijakannya yang seolah lebih menarik dari pada melihat wajah namja manis di depannya ini.
Pelan, wajah rupawan Kibum kembali mendongak menatap wajah namja manis di depannya, "Lain kali, aku pasti akan datang ke rumah mu, Hyukkie! Aku berjanji!"
Suara Kibum yang lantang terdengar dan mengundang senyum dengan seutas harapan kecil di mata Eunhyuk yang biasa dihiasi kehampaan dan redupnya semangat hidup sang namja manis bernama lengkap Lee Hyukjae ini.
Sembari berjalan berbalik ke rumahnya perlahan senyum hangat pun terlukis di bibir sang Kim muda. 'Sepertinya.. aku berhasil. Tunggu aku, Lee Hyukjae!' batin sang Kim muda sambil berjalan tenang ke rumahnya.
.
.
"Ada hal yang menyenangkan hari ini, Hyukkie?"
Surai coklat lembut Eunhyuk bergerak saat suara baritone lembut namja yang sangat dikenalnya menyapanya seperti biasa, "Anniyo. Tak ada hal yang menyenangkan hari ini, Kyu."
Kedua lengan Kyuhyun merengkuh tubuh Eunhyuk lembut, membawa sang namja ringkih itu kedalam dekapan hangatnya.
"Kau, tersenyum.."
TBC
Okee, ini pemenggalan yang buruk~ sekaligus chapter terpanjang yang kutulis XDa
Masih mau kelanjutannya? Nantikan chapter 2 Teman Abadi versi ZUM, yaa~ #kabursebelumdihajarreaderdeul
Z.U.M
