Disclaimer: Karakter diambil dari Naruto punyanya Masashi Kishimoto, tapi cerita ini milik gw

Disclaimer: Karakter diambil dari Naruto punyanya Masashi Kishimoto, tapi cerita ini milik gw! –four season diambil dari konserto biola oleh Vivaldi.

Main Pairing: NejiTen

Warning: Hal-hal garing yang entah kenapa ditulis oleh author XD, fanfic NejiTen pertama.

Ringkasan: Ten Ten baru pindah ke SMA Konoha dan dengan cepat jatuh hati pada ketua OSIS, Hyuuga Neji. Sayangnya, ketika ia berniat menyatakan perasaannya, terjadi suatu hal yang membuatnya mengurungkan niatnya. Akhirnya Ten Ten menerima ajakan berpacaran dari orang lain meskipun dalam hati dia masih sering memikirkan Neji.

Total: 12 chapter.

xXx

The Four Seasons

By: Silver Scorpius

xXx

La primavera

Chapter 1/3 :

Allegro
Springtime is upon us.
The birds celebrate her return with festive song,
and murmuring streams are softly caressed by the breezes.
Thunderstorms, those heralds of Spring, roar, casting their dark mantle over heaven,
Then they die away to silence, and the birds take up their charming songs once more.

Sekali lagi Ten Ten memeriksa penampilannya di depan cermin. Seorang cewek dengan rambut dicepol ala Cina balik menatapnya. Ia mengenakan celana ¾ bewarna hitam dan sweater bewarna kuning muda di atas kemeja bewarna putih. Di pipinya, terdapat plester untuk menutupi cakaran kucing tetangga barunya yang sepertinya menganggap kepalanya yang seperti Mickey Mouse itu layak dijadikan mangsa baru. Cemberut kesal mengingat kejadian itu, ia mengambil tas selempang putihnya dan segera berangkat.

Ten Ten sudah tidak sabar untuk melihat sekolahnya yang baru. Hm, baru pertama kali ini dia pindah sekolah. Jadi penasaran bagaimana rasanya. Dia terkekeh sambil berjalan, yang kontan langsung membuat orang-orang disekelilingnya memandanginya dengan tatapan heran bercampur cemas kalau-kalau dia salah satu pasien yang lepas dari rumah sakit jiwa terdekat.

Cewek yang masih belum menyadari tatapan orang disekelilingnya itu masih saja tersenyum-senyum sendiri. 'Ah, ingin cepat-cepat sampai sekolah!! Kira-kira orang-orangnya seperti apa, ya? Pasti sekolah yang bagus, banyak pohon-pohon di halaman luas… Pohonnya seperti apa ya?'

'...'

'Pohon itu bukan orang kan?'

Ia menggaruk-garuk kepalanya sambil berpikir. Yah, sudahlah, pikirnya sambil meneruskan mimpinya tentang sekolah barunya. Kira-kira ada apa saja ya... Semoga saja ada mie ayam di kantin sekolah, tapi kalau ada yang jualan siaomay boleh juga nih.

Cewek itu nyengir lebar, dia sudah tidak sabar untuk cepat-cepat sekolah!!

Dengan langlah yang pasti dia sampai di depan gedung sekolahnya yang baru, SMA Negeri Konoha, salah satu sekolah negeri terbaik di kota itu. Meskipun disebut sekolah terbaik, gedungnya biasa-biasa saja. Tidak besar, juga tidak terlalu kecil. Dindingnya bewarna abu-abu dan biru tua. Sebuah tulisan besar berbunyi 'SMAN Konoha' tertulis di atas gerbang. Yah, tidak buruklah. Meskipun jelas lebih kecil daripada sekolahnya yang dulu. Dengan senyum tersungging dibibirnya, ia memulai kisahnya di SMA itu.

xXx

Ten Ten berdiri di depan kelasnya, X-7.

'Wa kira-kira teman sekelasku seperti apa ya? Hehehe, jadi deg-degan sendiri...'

Dia memegang kenop pintu sambil berdoa dalam hati. 'Ayo, Ten Ten, aku pasti bisa...'

Dan pintu pun terbuka...

dari dalam.

Yang dengan suksesnya menabrak muka Ten Ten, membuatnya terjungkal ke lantai. Dan inilah salah satu pengalaman Ten Ten yang tidak akan terlupakan. Ia juga mendapat pelajaran yang sangat berharga yaitu: jangan berdiri di depan pintu terutama apabila ada orang dengan kekuatan 100 kuda yang siap melemparmu ke seberang lautan di baliknya.

Belum sempat ia pulih dari rasa kagetnya karena dicium tiba-tiba oleh pintu, orang yang membuka pintu itu terpeleset dan jatuh disebelahnya. Jadilah mereka dua orang bodoh yang tergeletak di lantai tak berdaya. Yang satu terduduk dengan muka cengo, dan yang satu lagi sibuk mengaduh-aduh sikunya yang dipakainya untuk menahan badannya saat jatuh.

...

Ten Ten sudah siap melabrak cowok pirang yang membuatnya jatuh itu, tapi yang terlontar dari mulutnya malah, "Pendek sekali..."

Cowok itu mendelik kepadanya. "Sialan, kau pikir kau tinggi apa? Cuma lebih tinggi beberapa senti aja!"

Ten Ten memperhatikan cowok itu dengan seksama. Memang sih, sebenernya dia sendiri hanya rata-rata tingginya. Tapi kalau sampai ada cowok yang lebih pendek daripadanya 5 senti, rasanya pendek banget! Apa lagi tadi dia sudah melihat cowok-cowok di sekolah itu yang rata-rata tingginya 15 senti di atasnya.

"Wah, maaf. Kelepasan."

Cowok itu masih cemberut. Tapi kemudian seolah baru teringat sesuatu dia tersenyum lebar, "Ah! Jangan-jangan kau anak baru itu ya?!"

"Yap, namaku Ten Ten. Salam kenal!"

"Aku Naruto! Salam kenal juga...!"

Mereka sama-sama nyengir. Sampai seorang cowok menghampiri mereka. "Ngapain sih kalian, senyum-senyum kayak orang bodoh. Kalian menghalangi pintu tau. Aku mau masuk nih."

Naruto langsung menjulurkan lidahnya. "Berisik kau, Shikamaru!"

"Cih, merepotkan saja."

Cowok yang dipanggil Shikamaru itu memasuki kelas sambil malas-malasan. Ten Ten memandang cowok itu dengan heran. "Dia memang seperti itu?"

"Yah, begitulah... Dia menganggap hal selain tidur adalah hal yang merepotkan." Naruto mengangkat bahu, "Terus terang, kadang aku heran dia tidak merasa hidup itu merepotkan. Tapi mungkin dia merasa bunuh diri lebih merepotkan..." Naruto nyengir.

Kemudian seorang cowok datang lagi. Cowok yang ini berjalan dengan semangat 45' dan berteriak penuh semangat pada mereka.

"Pagi Naruto, dan nona baru!! Indah sekali, kalian bermeditasi pagi-pagi begini!"

Naruto dan Ten Ten sama-sama menatap bingung cowok yang ikut duduk di samping mereka. Dia duduk bersila dan merangkul bahu Naruto. "Sungguh baik hati!! Di pagi hari yang cerah ini kau sudah melakukan kegiatan berjiwa muda untuk mengakrabkan diri dengan nona ini!! Izinkanlah aku bermeditasi bersama kalian!!"

Ten Ten menatap teman pirangnya dengan pandangan penuh tanya, yang dijawab dengan cengiran dari Naruto.

"Ten Ten kenalkan, ini Lee."

xXx

G – A – W – A – T

Untuk pertama kalinya selama hampir dua minggu dia bersekolah di SMA Konoha, Ten Ten datang TERLAMBAT. Yap, terlambat. Dan ini semua terjadi karena temannya yang super bodoh dan tidak bertanggung jawab yang bernama Uzumaki Naruto! Kenapa juga dia harus bilang-bilang soal pertandingan basket yang ditayangkan jam 2 malam kemarin!! Kalau si cowok bodoh itu nggak bilang, pasti dia nggak akan telat kayak gini! Sial...!

Semoga saja yang menjaga gerbang bukan Guru Anko yang terkenal galak itu.

...

Yes! Si nenek lampir itu nggak ada!

Ten Ten berdiri di depan gerbang sambil terengah-engah. Ia melirik ke arah meja piket. Loh? Kok, Cuma ada murid lain, pikirnya heran. Ia berjalan dengan langkah gontai ke arah meja piket. Meskipun tidak ada guru piket, tetap saja ia harus meminta surat keterangan agar diperbolehkan masuk kelas.

Cewek itu menatap bingung kearah meja piket. Kemudian dia bertanya pada siswa yang ada di sana. "Maaf, guru piketnya mana, ya?"

Cowok yang ditanya menoleh ke arahnya. Ia memakai celana jeans hitam dan kemeja putih, rambutnya panjang bewarna hitam.

"Aku pengganti guru piket hari ini."

"Eh? Kok, boleh?"

Cowok itu tersenyum tipis. Dia menunjuk lencana kecil dengan lambang SMA Konoha di kerahnya. "Aku ketua OSIS tahun ini."

Ten Ten mengucapkan 'oh' pelan, kemudian tersenyum hangat sambil mengulurkan tangannya, "Aku Ten Ten kelas X-7, baru pindah kesini minggu lalu!"

Ketua OSIS itu terlihat ragu sebelum akhirnya menjabat tangan Ten Ten dan membalas senyum manis cewek cina itu. "Namaku Neji, kelas XI-IPA1."

"Senang bertemu denganmu, er... Kak Neji?"

"Cukup Neji saja."

"Oke! Tapi apa nggak apa-apa? Nanti kesannya nggak sopan lagi..."

"Ten Ten..."

"Ha?"

"Bukannya kau harus masuk kelas?"

"Ah..."

xXx

"Hwnnwn hau mahu hasuk him haskeh hewek han?"

Ten ten menatap sahabat cowoknya itu dengan bingung. "Er, apa?"

Naruto menghabiskan mie ayamnya dan mendecak keras. Ia mengernyit sambil berpura-pura kesal, "Aduh, Ten Ten, masa nggak ngerti sih! Makanya kupingmu itu dipake jangan Cuma jadi pajangan!"

PAK!

Ten Ten memukul bahu Naruto sekuat tenaga. Ia berteriak di kuping Naruto, "Enak saja! Makanya kalau ngomong yang jelas!!"

Cowok itu terkekeh sambil menggosok hidungnya. Ia merangkul Shikamaru sambil berbisik cukup keras agar Ten Ten mendengarnya. "Dengan tenaga seperti itu pantas saja nggak ada cowok pun yang mau mendekatinya!"

"NARUTO SIALAAAAAAAAAN!!"

Ten Ten mendengus kesal. Huf. Padahal Naruto sendiri belum pernah berpacaran sebelumnya, ngapain sih si idiot itu ngeledekin soal begituan segala. Toh, dia emang nggak ada niat untuk punya cowok kok!

Cowok berambut pirang itu Cuma nyengir sambil minum teh botolnya dengan muka nggak bersalah. Ia lalu menunjuk Ten Ten dengan muka serius. "Yah, yang tadi aku mau tanyakan, kau udah daftar untuk seleksi tim basket kan?"

"Yup, pastilah!"

"Bagus, deh. Kita harus berjuang supaya keterima di tim inti!"

Ten Ten tersenyum lebar, "Pasti! Ayo, kita berjuang!"

Naruto balas tersenyum dan berkata penuh percaya diri, "Aku pasti diterima!"

Cewek itu nyengir iseng, "Padahal Naru lebih cocok ikut tim cewek..."

Ten Ten mencubit pipi sahabatnya itu dengan keras sambil nyengir lebar dan kabur untuk membeli minum sebelum Naruto sempat membalas. Ia mendengar suara Naruto berteriak keras 'ten ten' dari belakangnya.

Masih tersenyum lebar, ia mengambil sekaleng fruitea apel dan membayarkannya ke ibu kantin. Ketika ia berbalik, ia menabrak seseorang.

"Ah, maaf."

"Oh, Ten Ten, ya?"

Ia mendongak, menatap pemilik mata lavender yang tersenyum padanya. Cewek Cina itu tersenyum lebar, "Neji, lama nggak ketemu."

"Hei."

"Sibuk di OSIS?"

"Yah, lumayan." Jawab Neji sambil mengangkat bahu, "Oh iya, kau mau ikut seleksi tim inti basket putri, ya?"

"Yep! Tau dari mana?"

"Aku lihat namamu di daftar peserta. Semua kegiatan ekskul kan harus melewatiku dulu."

"Oh, pantas saja. Posisi yang tepat untuk men-stalker, ya." Ten Ten tersenyum jahil.

"Dasar kurang ajar," ujar Neji sambil tertawa pelan sementara Ten Ten hanya nyengir.

"Yah, berjuanglah di seleksi nanti," Neji mengelus kepala Ten Ten lembut sebelum meninggalkan kantin, meninggalkan cewek itu yang langsung menghormat sambil berseru, "Siap, kapten!"

xXx

Tiga minggu berlalu sejak Ten Ten pindah ke SMA Konoha. Ia mulai merasa kerasan dengan sekolah itu. Terutama karena teman-teman sekelasnya yang 'unik'. Mulai dari Naruto yang iseng dan heboh, Shikamaru yang kerjanya tidur terus, Lee yang suka heboh sendiri, ada juga Ino dan Sakura yang nggak pernah ketinggalan gosip terbaru. Dia suka sekali semuanya!

"Hei."

Ten Ten menoleh ke arah orang yang menyapanya itu. Hm, Neji toh. Dia tersenyum hangat, "Hei, Neji. Baru pulang?"

"Ya, ada rapat dulu tadi. Kok, kamu baru pulang jam segini?"

"Latihan basket dulu, kan seleksi udah tinggal beberapa hari lagi. Aku harus berjuang agar bisa masuk tim inti!" Ujar Ten Ten penuh semangat. Pokoknya dia akan berjuang sekuat tenaga agar bisa terpilih! Apalagi, dia sudah berjanji pada Naruto untuk masuk tim inti bersama-sama.

Mereka berjalan dalam diam. Hari sudah cukup malam, angin dingin berhembus membuat Ten Ten yang hanya memakai kaus tipis menggigil kedinginan. Ia menggosok-gosok telapak tangannya, mencoba menghangatkan diri walau hanya sedikit.

Neji yang melihat hal ini langsung melepas jaket putihnya dan menyampirkannya di bahu Ten Ten, "Pakai ini."

Cewek itu membelakan matanya, "Eh, nggak usah…"

"Pakai. Aku nggak mau denger protes apa pun."

"Dasar menyebalkan."

"Terserah. Mana mungkin aku membiarkan cewek menggigil sementara aku memakai jaket."

"Aku nggak kedinginan kok! Kalau Cuma udara dingin begini sih…"

Neji menatap Ten Ten dengan serius, membuat cewek itu bungkam seketika. Ia menghembuskan nafas pelan. Ia menggenggam kedua tangan Ten Ten dan tersenyum mengejek, "Kau masih bilang nggak kedinginan walaupun tanganmu sudah gemetaran begini?"

Ten Ten cemberut. Neji itu menyebalkaaaaaaaaaaan...

Huh!

Neji jelek. Menyebalkan. Brengsek. Rese. Sial. Jelek. Sombong. Arogan. Mata putih. Sok rambut bagus. Sok tau. Sok pahlawan. Sok keren. Sangat super duper menyebalkan!

"Hei, Neji."

"Hm?"

"Makasih."

xXx

Sebelum ada yang nanya, di cerita ini nggak ada NaruTen. Oke?

Ya udah, review!!