Author : zhie hyun
Main cast : yewook couple
Other cast : super junior
Gendre : yaoi, mpreg, romance dll.
Disclaimer : suju milik Tuhan
Warning : ini FF YAOI jadi yg ga suka
mending ga usah baca. not like dont
read, its simple right?
Note : FF ini diadaptasi/terinspirasi dari
manga wataru mizukami yg berjudul
pangeran kacamata tp hanya awalnya
saja soalnya aku jg baca manganya
cuma ampe chapter 1 kekeke..jd cerita
pertengahan n akhir FF ini murni
pemikiran otakku yg babo ini.
Happy reading…
"Ngng..hyung, aku suka padamu" ryeowook menundukan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yg merona merah.
"Mianhe, tapi aku sama sekali tidak tertarik padamu" namja itu menjawab datar, lalu membalikan badannya dan pergi berlalu meninggalkan ryeowook yg terpaku dan mematung.
"Heuh.." ryeowook menghela nafas dan meletakkan kepalanya diatas meja dikelasnya.
"Menderitanya" sungmin yg duduk di sebelah ryeowook hanya mengeleng-gelengkan kepalanya melihat sahabatnya itu.
"Wookie, kau kenapa? Apa jangan-jangan kau menyatakan perasaanmu pada pangeran berkacamata itu?" Eunhyuk yg baru datang langsung menghampiri ryeowook dan sungmin lalu menebak apa yg terjadi.
"Ne" sungmin menjawab sambil menopang dagunya dengan tangan dan masih memandangi sahabatnya yg sedang patah hati.
"Kalau dilihat dari ekspresinya, itu sudah pasti di tolak eoh?" Eunhyuk berkata tanpa rasa bersalah.
"Ya begitulah" lagi-lagi sungmin yg menjawab karena ryeowook hanya menghela nafas.
"Apa sih yg kamu sukai dari kakak kelas seperti dia? Selalu membawa buku-buku yg kelihatannya susah, selalu memakai baju putih, jarang berbicara dan setengah wajahnya tetutupi rambut dan kacamata" eunhyuk tetap bertanya pada ryeowook walaupun dia tahu pasti sungmin lagi yg akan menjawabnya.
"Mungkin wookie pernah melihatnya menolong anak anjing atau semacamnya sehingga membuat dia terpesona" ucap sungmin sambil mengedip-ngedipkan matanya.
"Bukan! Tapi karena gayanya ketika membetulkan letak kacamatanya dengan jari telunjuknya, itu sangat mempesona" ryeowook memperagakan apa yg ia katakan dengan mata berbinar-binar seolah lupa kalau baru saja ia patah hati.
"Benar-benar seorang fans" ucap sungmin dan eunhyuk berbarengan sambil menggeleng-gelengkan kepala mereka.
Kriiiiiiiiiing...
Akhirnya bel tanda sekolah berakhir berbunyi.
"Wookie, benar kau tidak mau ikut nonton bersama kami?" Tanya sungmin memastikan.
"Iya wookie, kajja ikut saja" bujuk eunhyuk.
"Andwae, jeongmal mianheyo tapi aku ada urusan penting. Bye minnie..hyukkie.." ryeowook melambaikan tangannya dan berlari meninggalkan sungmin dan eunhyuk ke arah rumahnya. Sesekali ia melirik jam yg ada di pergelangan tangannya.
"Aish..aku hampir terlambat" ryeowook mempercepat larinya sampai berhenti di depan rumahnya dengan nafas terengah-engah.
"Wookieeee..." seorang perempuan tua memanggilnya, ia duduk diatas sebuah kursi roda dan dibelakangnya berdiri seorang yeoja berpakaian perawat.
"Halmoni, mianheyo wookie terlambat hosh..hosh.." ryeowook menghampiri wanita tua itu yg ternyata neneknya, sambil tetap mengatur nafasnya yg tersengal-sengal karena berlari.
"Ne, hampir saja halmoni berangkat" nenek membelai kepala ryeowook lembut yg kini berjongkok di depan depan kursi rodanya.
"Apakah harus halmoni tinggal di panti jompo? Wookie masih bisa mengurus halmoni kok" kini ryeowook meletakan kepalanya di pangkuan neneknya.
"Aniyo wookie, halmoni tidak mau merepotkan wookie lagi, teman-teman halmoni juga banyak disana. Walaupun sebenarnya halmoni juga tidak rela kalau wookie harus tinggal dengan eomma yg meninggalkanmu sejak kecil itu, andai saja appamu belum meninggal" diwajah tua nenek tersirat kesedihan.
"Gwaenchanayo halmoni, bagaimanapun ia eommanya wookie" ryeowook tidak ingin membuat neneknya tambah khawatir.
"Jaga dirimu chagiya..bye.." nenek melambaikan tangannya dari dalam mobil yg melaju meninggalkan dirinya sendirian didepan rumah.
Ryeowook pov
"Hmm.." aku menghela nafas sambil menjinjing tas menelusuri jalan, mataku tertuju pada secarik kertas berisikan alamat dan foto seseorang yg sedang menggendong bayi. Ne, itu foto eomma dan aku ketika aku masih bayi.
Sudah 16 tahun aku tidak bertemu dengannya, aku merasa agak gugup dan khawatir karena aku sama sekali tidak mengenalnya dan tidak tau seperti apa sifatnya. Aku juga dengar, aku punya saudara tiri, baiklah aku akan bersikap baik padanya.
Andai saja satu tahun lalu kangin appa tidak meninggal, aku tidak perlu melakukan semua ini, ah..sudahlah tidak perlu menyesali apa yg Tuhan takdirkan.
"Whoaaa..apartemennya mewah sekali" aku berdiri didepan gedung apartemen mewah ini, mungkin gaji eomma besar hingga bisa tinggal diapartemen semewah ini.
Lalu aku melangkahkan kakiku memasuki apartemen dan menuju lift. Aku memang kesepian tapi berkat yesung hyung si pangeran kacamataku, aku merasa bahagia tapi sekarang semuanya berbeda karena penolakan tadi siang itu, heuh..aku hanya bisa menghela nafas mengingatnya.
Sekarang aku sudah berdiri tepat didepan pintu apartemen yg ada didalam kertas alamat yg aku genggam. Walaupun sedikit ragu akhirnya aku beranikan diri memencet bel.
"Changkaman" aku mendengar suara dari dalam apartemen dan tidak berapa lama
Cklek..
Pintu apartemen terbuka.
"Eh.." mataku terbelalak lebar melihat seorang namja yg aku kenal yg membuka pintu apartemen itu.
"Mianhaeyo, sepertinya aku salah alamat" aku pasti terlalu banyak memikirkan yesung hyung hingga sampai berhalusinasi seperti ini.
Aku melihat lagi sekilas alamat apartemen itu, tertera :
3424
Jungsoo, Park
Lho? Tapi alamatnya sama.
"Hyung, kenapa apa disini?" Aku setengah berteriak padanya karena kaget, yesung hyung juga tidak kalah kaget, bisa kulihat dari ekspresi wajahnya
"Hah?"
"wookieee..eomma sudah menunggumu" dari dalam apartemen menghambur namja berwajah manis seperti malaikat yg langsung memeluku.
"E..eomma?" pasti kalian heran kan kenapa eommaku seorang namja? Entahlah itu rahasia Tuhan.
"benar! Wah..kau sudah besar ya, eh wajar saja sih karena kita terakhir bertemu waktu wookie masih bayi" eomma masih memeluku erat, syukurlah dia orang yg ceria.
"Dia..dia siapa?" Aku menunjuk yesung hyung dan memastikan apa yg kulihat bukan halusinasi.
"Oh iya. Perkenalkan, dia hyungmu, kim yesung, umurnya 18 tahun. Dan yesung, ini dongsaengmu yg manis namanya kim ryeowook, umur 17 tahun. Mulai sekarang akan tinggal bersama kita" eomma memperkenalkan kami satu sama lain, padahal aku memang sudah mengenalnya, entahlah dengan dia.
"Ta..tapi eomma, kenapa marganya berbeda?" Aku masih belum sadar sepenuhnya dengan keadaan ini.
"Oh itu, itu karen hyungmu ini anak bawaan dari mantan suami eomma jadi meski saudara kalian tidak punya hubungan darah" omo! Penjelasan eomma benar-benar membuatku membatu.
"Duh celaka sudah jam segini" eomma melirik jam di pergelangan tangannya.
"Eomma pergi kerja malam dulu ya, yesung tolong bantu wookie ya, bye.." eomma meninggalkan kami berdua sambil melambaikan tangannya dan menghilang dalam lift.
Wussssshh..
Suasana hening seketika.
Kulihat hyung memasuki apartemen, aku mengikutinya dari belakang.
"Itu kamarmu, barang-barangmu sudah ada didalamnya. Dan itu letak dapur dan toiletnya sedangkan itu kamarku, jangan menggangguku karena aku sedang belajar" yesung hyung menjelaskan letak ruangan-ruangan diapartemen ini tanpa ekspresi, dingin seperti biasa.
"Ne ne.." aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku tanda mengerti.
"Eomma selalu saja berbuat seenaknya" yesung hyung bergumam tapi aku masih bisa mendengarnya.
"Maksud hyung?" Aku tidak mengerti dengan apa yg ia katakan.
"Sebenarnya aku menentang hidup serumah denganmu" ucap yesung hyung tanpa rasa bersalah.
"A..apa? Menentang?" Aku sungguh terkejut dengan kata-katanya.
Blam!
yesung hyung masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu tanpa menghiraukanku lagi.
"Huaaa..kesialan apa lagi ini? Kejamnya.." aku menunduk lemah, bila bisa terlihat mungkin aku tengah mengeluarkan aura hitam atau samacamnya.
Ternyata orang yg membuatku patah hati tadi siang itu kakak tiriku "aargh.." aku mengacak-acak rambutku sendiri.
Aku melangkah gontai memasuki kamarku yg tepat berada di depan kamar yesung hyung.
Aku rasa aku membutuhkan udara segar atas semua kejadian ini jadi kuputuskan untuk ke balkon kamarku.
"Heuh..walaupun sudah ditolak sepertinya aku masih menyukai hyung, jantungku saja masih berdetak kencang bila didekatnya. Tapi bagaimana ini? Sekarang harus tinggal serumah dengannya"
Eh..tinggal serumah? Be..berarti aku bisa melihat sosok hyung setiap waktu, di ruang tamu, ketika dia bangun tidur, trus ketika baru keluar dari kamar mandi lalu diam-diam kami memadu cinta di balkon ini
Kyaaaaaa...
Ryeowook pov end
Ryeowook kini tengah berdiri di beranda kamarnya dengan fantasi-fantasi indahnya bersama yesung.
"Eh..lho? Itu?" Ryeowook melihat sesosok namja berkacamata tengah berjalan menjauh dari apartemen.
to be continued..or end?
annyeong haseyo readers…ini FF kedua yang aku bawa, mian kalau jelek dan sangat kurang memuaskan. boleh bash authornya asal jangan castnya karena disini aku hanya pinjam nama mereka.
Kalau responnya baik aku lanjutin, kalau ngga mungkin berakhir disini. Mind to review?
