Annyeong^^

Author bawa fanfic baru lagi

semoga kalian suka

Let it go

Cast : Mingyu & Wonwoo

shounen ai, boyXboy

Wonwoo selalu dapat menutupi perasaannya entah itu dengan wajah emonya atau dengan buku-bukunya. Dari awal Wonwoo memang orang yang sulit ditebak. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan.

Wonwoo juga jarang bicara. Dia hanya bicara seadanya bahkan ketika sedang bersama teman-temannya. Dia hanya akan menimpali sedikit-sedikit.

Wajah emo dan terlihat sedikit dingin membuat beberapa orang menjauhinya. Bahkan beredar beberapa rumor yang tidak terlalu baik tentangnya. Tapi Wonwoo tidak terlalu menghiraukannya karena semua itu hanya rumor, tidak ada yang benar satu pun.

Soonyoung berkali-kali mengatakan padanya untuk lebih sering tersenyum. Tapi Wonwoo menolak. Terakhir kali dia tersenyum dan ada beberapa orang yang melihatnya. Entah kenapa sejak saat itu ada beberapa orang yang mengejar-ngejarnya bahkan menjadi stalker hingga sekarang. Jihoon, Jun, dan Soonyoung selalu menertawakannya setiap kali dia menceritakan itu.

Wonwoo selalu mengatakan kepada dirinya sendiri untuk menyimpan perasaannya. Entah itu sedih maupun senang, Wonwoo selalu menyimpannya sendiri. Bahkan ketika dia jatuh cinta. Wonwoo menyimpannya dalam-dalam.


Namanya Kim Mingyu. Satu tahun lebih muda dari Wonwoo. Siswa paling populer di sekolahnya. Seorang pangeran sekolah. Semua orang menyukainya.

Wajah tampannya, tubuh atletisnya, kulit tannya, dan jangan lupakan senyum memukaunya. Wonwoo menyukai semuanya.

Semuanya berawal seperti sebuah drama yang sering ditonton ibunya. Wonwoo yang berjalan kembali dari kantin, Mingyu yang berlari dilorong dan mereka kemudian bertabrakan. Cinta pada pandangan pertama. Itulah yang terjadi. Wonwoo bahkan tidak percaya dengan itu, tapi hal itu terjadi padanya.

Mingyu membantunya berdiri sambil terus meminta maaf. Tapi apa yang Wonwoo lakukan?. Dia hanya berdiri disana. Terpana akan ketampanan Mingyu. Tidak berbicara sedikitpun. Terus menatap wajah tampan Mingyu. Wonwoo yakin Mingyu pasti menganggapnya sebagai orang aneh.

Sejak saat itulah Wonwoo mulai menyukai Mingyu. Wonwoo yang awalnya cuek dan tidak perduli dengan si pangeran Kim Mingyu, malah terpesona akan ketampanannya dan jatuh cinta padanya.

Wonwoo merasa seakan-akan seperti orang bodoh. Dia selalu berkata kalau dia tidak akan jatuh cinta dengan Kim Mingyu, tapi lihat dia sekarang. Dia sudah jatuh terlalu dalam.


Wonwoo tidak pernah merasa seputus asa ini. Semenjak kejadian tabrakan dengan Mingyu, Wonwoo tidak pernah berbicara dengannya lagi. Melihatnya dari jauh saja sudah membuatnya jantungnya berpacu super cepat apalagi kalau berbicara dengannya. Wonwoo bahkan tidak bisa membayangkannya.

Wonwoo selalu merasa cemburu jika melihat Mingyu bersama dengan gadis lain. Melihatnya bertegur sapa saja sudah bisa membuat Wonwoo super cemburu. Padahal Mingyu bukan siapa-siapanya.

Wonwoo merasa seperti seorang karakter anime yandere. Dia ingin sekali mencabik-cabik gadis-gadis yang mendekati Mingyu. Tapi Wonwoo tahu dia tidak bisa melakukannya, meskipun dia sangat ingin.


Hari ini bukan hari keberuntungan Wonwoo. Soonyoung mulai menginterogasinya dengan beberapa pertanyaan mengenai Mingyu. Sepertinya Soonyoung mulai curiga dengan kelakuan Wonwoo akhir-akhir ini yang sering sekali melirik-lirik Mingyu.

"Jeon Wonwoo, aku ingin kau berkata jujur" ujar Soonyoung ketika mereka berdua berada di kamar Wonwoo. Soonyoung berkata kalau dia ingin berlajar bersama Wonwoo. Tapi sebenarnya dia hanya ingin menginterogasi temannya.

Wonwoo menelan ludah, gugup. Dia sudah tahu apa yang akan Soonyoung lakukan. "Apa kau menyukai Mingyu?". Ddang!. Pertanyaan itu akhirnya keluar juga.

Wonwoo menatap tepat ke mata Soonyoung. Terlihat dengan jelas keseriusan disana. Wonwoo ingin sekali menceritakannya kepada Soonyoung. Soonyoung itu temannya. Tapi dia belum siap.

Wonwoo menggeleng perlahan. "Tidak, aku tidak menyukainya".

Soonyoung menghela nafas. Wonwoo berbohong. Soonyoung tahu itu. Soonyoung sangat mengenal sahabatnya. Wonwoo tidak bisa membohonginya.

"Kau berbohong" ujarnya. Soonyoung mencoba menatap ke mata Wonwoo tapi Wonwoo menghindar. Wonwoo tahu Soonyoung sedang mencoba untuk membaca perasaannya. Tapi Wonwoo tidak menyukai itu. Wonwoo tidak suka ketika seseorang mencoba untuk membacanya. Tapi Wonwoo dan Soonyoung sudah saling kenal cukup lama. Wonwoo tidak bisa membohongi Soonyoung.

"Aku tahu kau berbohong, Jeon".

Wonwoo sedikit terkejut dengan nada serius yang keluar dari mulut Soonyoung. Soonyoung hampir tidak pernah menggunakannya. Wonwoo mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk. Menatap Soonyoung dengan lekat. Wonwoo kembali mendapati keseriusan di mata itu.

Wonwoo sedikit berargumen di dalam kepala. Apakah dia harus menceritakannya kepada Soonyoung atau tidak?. Setengah hatinya mengatakan untuk bercerita. Dia tidak akan bisa menahan perasaan yang baru pertama kali dia rasakan ini seorang diri. Dia butuh seseorang yang berpengalaman dibidang ini. Dan Soonyoung lumayan berpengalaman. Namun, setengah hatinya lagi berkata tidak. Dia masih belum siap. Dia takut diolok-olok. Takut ditertawakan.

Tapi, apakah Soonyoung akan menertawakannya?. Soonyoung itu sahabatnya. Soonyoung tidak mungkin mengolok-oloknya hanya karena dia sedang jatuh cinta. Tapi mengingat sifat Soonyoung yang hampir tidak pernah serius, Wonwoo kembali mengurungkan niatnya.

"Wonu-ya, ceritakan saja. Aku akan mendengarkan".

Soonyoung melihat perubahan ekspresi Wonwoo. Dia tahu Wonwoo bukanlah orang yang terbuka. Tapi setidaknya dia ingin membantu Wonwoo.

Soonyoung meraih tangan Wonwoo dan menggenggamnya dengan lembut.

"Baiklah". Wonwoo menyerah. Kali ini dia tidak bisa menolak Soonyoung.

Wonwoo mengambil nafas dalam.

"Aku memang menyukainya". Wonwoo akhirnya mengakuinya.

"Sudah kuduga" batin Soonyoung.

"Tapi aku tidak tahu harus berbuat apa" sambung Wonwoo.

Senyuman Soonyoung sedikit memudar ketika melihat Wonwoo kembali menundukkan kepalanya.

"Wonu-ya, jangan khawatir, aku akan membantumu" ujar Soonyoung. Wonwoo sedikit tersenyum. Dia merasa lega karena Soonyoung ada disampingnya.

"Terima kasih".


Pagi menjelang. Wonwoo dengan malas berjalan ke kamar mandi. Memakai seragamnya dengan ogah-ogahan. Adiknya mengetuk pintu kamarnya memberitahunya sarapan sudah siap. Mengambil tasnya dan berjalan ke dapur. Langkahnya gontai dan perlahan. Fakta bahwa dia harus ke sekolah membuatnya semakin malas. Dia sungguh ingin bermalas-malasan hari ini.

Ayahnya menegurnya ketika dia melihat wajah memelas sang anak. Ibu dan adiknya hanya menertawakannya. Kelakuannya memang seperti ini setiap pagi. Wajah yang seakan-akan mengatakan dia ogah pergi ke sekolah.

Wonwoo tetap memasang wajah ogah ke sekolahnya ketika dia sudah di sekolah. Soonyoung, Jihoon, dan Jun akan menertawakannya. Wonwoo tidak memperdulikannya. Dia benar-benar malas ke sekolah.

Wajah ogah ke sekolah Wonwoo berubah menjadi sebuah senyuman ketika dia melihat Mingyu berjalan di depannya. Tapi senyuman itu buru-buru dia ubah menjadi wajah emo. Soonyoung hanya bisa geleng-geleng kepala.

Wonwoo, Soonyoung, Jihoon, dan Jun berjalan mendahului Mingyu ketika pemuda itu di cegat oleh seorang siswi. Tanpa Wonwoo sadari, Mingyu menatapnya dengan tatapan penuh kasih sayang. Mingyu bahkan tidak memperdulikan siswi di depannya yang terang-terangan sedang menggodanya. Mingyu terus memandangi Wonwoo hingga Wonwoo menghilang dia belokan.

Tapi Soonyoung menyadari itu. Tidak hanya Soonyoung, Jihoon dan Jun juga menyadarinya. Mereka tahu arti dari tatapan itu.

"Jo Nonu, cepatlah! Aku lapar!" teriak Soonyoung dari depan pintu kelas.

"Tunggu sebentar" Wonwoo balas berteriak. Dia tidak bisa menemukan dompetnya.

"Apa Jeon Wonwoo sunbae, ada?" tanya seseorang dari depan pintu kelas. Sepertinya dia bertanya kepada Soonyoung. Tapi suaranya lumayan keras hingga terdengar ke dalam kelas. Sontak semua orang yang ada didalam kelas mengarahkan kepala mereka ke depan pintu kelas.

Disana, berdiri dengan gagah seorang Kim Mingyu dengan Soonyoung yang cengo disampingnya. Semua orang di dalam kelas menunjuk ke arah Wonwoo. Wonwoo, dengan tangan masih di dalam tasnya, memiliki ekspresi yang sama seperti Soonyoung.

Mingyu berjalan memasuki kelas Wonwoo dan berhenti tepat di depan Wonwoo yang masih cengo.

"Sunbae, bisa ikut denganku sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan dengan sunbae".

Tanpa mendengar jawaban dari Wonwoo, Mingyu menarik Wonwoo untuk mengikutinya. Soonyoung memberikan dua jempolnya ketika Mingyu dan Wonwoo lewat didepannya.

Mingyu membawa Wonwoo ke taman sekolah. Tempat paling romantis di sekolah. Banyak siswa yang menyatakan perasaannya ditaman ini.

Wonwoo sebenarnya tidak ingin terlalu berharap, tapi keadaannya yang sekarang membuatnya sangat berharap.

Mingyu menyuruh Wonwoo untuk duduk di salah satu bangku taman dan Mingyu berdiri tepat di depannya. Rasanya sedikit canggung karena mereka tidak pernah berbicara sebelumnya. Hell, mereka bahkan tidak pernah bertegur sapa.

Diam selama beberapa menit. Keadaan semakin canggung. Jantung Wonwoo yang berdetak dengan super cepat membuat semuanya semakin buruk. Wonwoo hanya bisa menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Mingyu.

"Eumm. . . Aku tahu ini mendadak". Mingyu akhirnya bicara. Tapi nadanya seakan-akan tidak yakin.

Wonwoo mengangkat kepalanya, mencoba menatap Mingyu. Jantung Wonwoo semakin menggila ketika matanya berhasil menangkap manik milik Mingyu.

Mingyu tersenyum ketika Wonwoo menatapnya. Senyuman yang sangat Wonwoo sukai. Tanpa Wonwoo sadari dia juga ikut tersenyum.

Mingyu meraih tangan Wonwoo dan kemudian menggenggamnya. Wonwoo mengabaikan suara detak jantungnya.

"Sebenarnya aku sudah lama tertarik dengan sunbae" ujar Mingyu.

"Aku tidak tahu harus berkata apa" sambungnya. Mingyu menundukkan kepalanya. Kehilangan kata-kata. Semua kalimat yang sudah dia siapkan tadi malam menghilang begitu saja.

Dia kembali mengangkat kepalanya. Menatap Wonwoo penuh kasih sayang. "Aku sangat menyukai Sunbae" ujarnya. "Hanya itu yang bisa kukatakan".

Wonwoo terdiam mencoba memahami kalimat yang baru saja Mingyu katakan. Mingyu menyukainya?. Sama seperti dia yang menyukai Mingyu?.

Mingyu sedikit cemas ketika Wonwoo tidak mengatakan apa-apa. Dia takut kalau Wonwoo menolaknya.

Tapi, apa yang dilakukan pemuda emo itu membuat Mingyu bernafas lega. Wonwoo memeluknya dengan sangat erat seakan-akan tidak ingin kehilangannya. Mingyu membalasnya.

Wonwoo melepas pelukan mereka. Dia menatap Mingyu tepat dimatanya. Senyuman manis terlukis dengan indah di wajahnya. Senyuman yang sangat Mingyu sukai.

"Aku juga menyukaimu".

Akhirnya kalimat itu terungkap juga.

Akhirnya Wonwoo menyampaikan perasaannya.

Mingyu kembali memeluk Wonwoo. Memeluknya dengan erat dan penuh kasih sayang.

END