"Tuan Kamui, bisakah kau mendengarku?" wanita itu mencoba melihat Gakupo yang menunduk di balik kaca. "Jika kau sudah siap, aku akan melanjutkan prosesnya." setelah itu, Gakupo pun mengangkat wajahnya dengan raut muka yang kosong, "Baiklah. Tuan Kamui, kau bisa memanggilku Dokter Meiko. Mulai hari ini, aku yang bertanggung jawab sebagai psikolog pribadi-mu."
Gakupo tidak menjawab sama sekali, dia masih menatapi Meiko di balik kaca dan sekarang mulai memperlihatkan mata yang membara. Tiba-tiba, Gakupo menyeringai dan dia memiringkan kepalanya seakan-akan merendahkan Meiko, "Siapa yang kau bilang Kamui, wanita jalang."
Pray for the Prey
Maza adalah sebuah perusahaan farmasetika, biokimia, dan perlengkapan medis mutakhir yang sangat terkenal di seluruh dunia. Maza juga telah mengumunkan bahwa mereka membagi beberapa divisi ke bagian nanoteknologi untuk menghasilkan alat yang bisa membantu kebutuhan manusia. Hampir 70 tahun Maza berdiri dan hingga sekarang pun, hampir semua masyarakat di dunia bisa membuktikan bahwa Maza adalah perusahaan yang bersahabat dengan alam dan selalu memberikan pelayanan yang memuaskan tanpa efek samping. Maza pun kini menjadi perusahaan medis nomor satu di dunia.
Di Jepang, Maza sama terkenalnya seperti di negera barat, banyak masyarakat yang mempercayai perusahaan ini dan mereka tidak keberatan jika Maza membuka perusahaan cabang Jepang. Sekitar 45 tahun yang lalu, Maza pun mulai beroperasi di Jepang. Hingga saat ini pun, Maza masih menjadi perusahaan medis nomor satu di Jepang.
Waktu berlalu begitu cepat, Maza yang semakin percaya diri dengan teknologinya, akhirnya memutuskan untuk membuat hal tidak diduga—kloning manusia. Sejak tahun 1960-an, masalah kloning masih menjadi hal yang ilegal dan kurang disetujui di seluruh dunia. Akhirnya, direktur utama Maza, Leon Zergid, meminta dukungan dari banyak negara, tapi hasilnya nihil. Para dewan belum memberikan keputusan bagaimana keputusan proyek ini, tanpa memikirkan keputusan legal, para dewan dan Leon telah memutuskan untuk tetap menjalankan proyek ini, secara ilegal.
Di setiap perusahaan Maza di semua penjuru dunia, mereka memilih beberapa kru khusus dan rahasia, sisa dari karyawan lainnya telah dibutakan dan mereka tidak tahu proyek kloning manusia ini dijalankan. Di situlah, semuanya berawal.
2008, musim semi.
"Selamat datang di Proyek Maza 001, Tuan Shion dan Tuan Hiyama. Nama saya Yuzuki Yukari, dan saya asisten dari ketua penelitian proyek ini, Profesor Mew. Beliau saat ini sedang sibuk dan berharap saya bisa menyambut anda dengan senang hati."
Kaito dan Kiyoteru saling melirik untuk sesaat lalu mereka tersenyum ke arah Yukari dan mengucapkan terima kasih.
"Baiklah." Yukari membuka berkas yang dia bawa dan melihat isi laporan Kaito dan Kiyoteru. "Kalian telah menyelesaikan laporan penggunaan nanoteknologi untuk pertumbuhan cepat sel dan pertumbuhan rekayasa." dia menutup berkasnya dan tersenyum semangat melihat hasil laporan mereka, "Bagus sekali. Kuharap kalian sudah mengerti dengan aturan dan sumpah yang diterapkan di proyek ini."
"Tentu saja. Kami senang bisa terpilih menjadi salah satu dari anggota proyek besar ini." ucap Kaito yang penuh rasa percaya diri.
"Dan tentu saja kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini." lanjut Kiyoteru.
Yukari menyimpan berkas laporan ke meja miliknya, "Baiklah, tuan-tuan. Saatnya pergi mengelilingi gedung."
Mereka bertiga berada di lift untuk pergi ke lantai di bawah tanah, Kaito melirik banyak sekali tombol menuju ruang bawah tanah, dia menghitungnya dan ada 30 lantai bawah tanah bertuliskan UG di setiap akhir nomor lantai. Dia merasa kagum dan juga merinding di saat yang bersamaan. Kaito tidak pernah menyangka jika dia akan menjadi salah satu ilmuwan terpilih yang menjalankan proyek ini, dia tahu ini ilegal, tapi jika percobaan ini berhasil, dunia akan memandang berbeda. Kini yang ada di pikirannya adalah sukses dalam mengerjakan proyek Maza 001, dia pun bisa membuat bangga seluruh dunia.
Mereka pun sampai di lantai 28 UG, lantai ini adalah lantai yang paling dekat dengan permukaan tanah. Yukari membalik badannya dan dia memberikan wajah serius, "Karena kalian masih ilmuwan golongan pertama, kalian dilarang mengunjungi lantai paling dasar di lantai 5UG hingga 1UG." Kaito dan Kiyoteru mengangguk mengerti dan akhirnya mereka melanjutkan tur di lantai 28 UG.
"Ruangan kalian ada di lantai ini dan tidak terlalu jauh dari lift, itu dia." Yukari menunjuk pintu kaca dan ruangan di baliknya terlihat sangat besar. Dia pun membuka pintu tersebut, "Silakan."
"Wow..." Kiyoteru benar-benar kagum melihat ruangan ini, bahkan jauh lebih besar dari miliknya di gedung utama.
Kaito melihat ke arah mesin pintu keamanan, "Umm..." Kaito menoleh untuk bertanya pada Yukari, "Apa kita akan memiliki kunci elektrik atau semacamnya?"
"Tentu saja." Yukari memasukan tangannya ke saku jaket labnya dan memberikan 2 kartu elektrik menuju ruangan ini. "Mohon jangan hilangkan kartunya."
Mereka berdua pun menerima kartu elektrik milik mereka. Di sana tercantum nama dan foto mereka, jika diputar, di bagian belakangnya ada info tentang mereka di Maza.
"Apa kalian sudah mendapat tugas pertama?" tanya Yukari.
"Iya, kami diharuskan meneliti sel baru dan..." Kiyoteru tersenyum namun terlihat bingung, "...mereka juga menyuruh kami untuk mempelajari perilaku manusia."
"Baguslah. Itu sudah lebih dari cukup. Nikmatilah lab baru kalian." Yukari pun langsung keluar dari ruangan itu.
Kiyoteru menghela nafasnya, "Wanita yang aneh." dia melirik Kaito, "Wajahnya penuh sekali kepalsuan, dia benar-benar stres karena bekerja."
"Menurutku semua orang akan stres jika diharuskan tersenyum selama berhari-hari hanya sekedar menjaga etika." Kaito terkekeh, "Dari wajahnya terlihat dia tidak terlalu suka tersenyum lebar."
Kiyoteru mengernyit, "Apa kau sudah mempelajari perilaku manusia diam-diam?"
Mereka pun tertawa dan akhirnya memutuskan untuk segera memulai pekerjaan mereka.
2010, musim dingin.
Kaito dan Kiyoteru telah berhasil memperkuat dan membuat sel buatan baru dalam 2 tahun—hampir tidak beristirahat. Mereka melakukan kemajuan yang sangat cepat dibandingkan yang lainnya. Saat ini, mereka berdua siap untuk menerima tugas yang lainnya. Lalu, setelah bertahun-tahun tidak bertatapan langsung dengan ketua peneliti, kini mereka diminta untuk menghadap Mew di kantornya. Mereka berdua sangat bersemangat dan penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Seperti ruangan yang lainnya, pintu ruangan Mew juga terbuat dari kaca sepenuhnya dan mereka bisa melihat Mew sedang menelepon, entah kenapa dia juga terlihat panik. Suaranya cukup terdengar hingga ke lorong di mana mereka bertiga sedang berdiri.
"Aku tidak peduli sesulit apa! Aku butuh dia sekarang! Bawa kemari dan usahakan!" Mew pun membanting teleponnya. "Sial."
Yukari pun mengetuk pintu dan dipersilakan masuk oleh Mew. "Selamat siang, Profesor. Saya sudah—"
"Terima kasih, Yuzuki. Kau bisa meninggalkan ruangan." ucap Mew dengan nadanya yang tegas.
Yukari pun akhirnya keluar, meninggalkan Kaito dan Kiyoteru dengan Mew.
"Silakan duduk, tuan-tuan." ucap Mew dan mereka pun langsung duduk.
"Aku kagum dengan pekerjaan kalian yang cepat dan rapi. Tidak bantak karyawan di sini melakukan penelitian hanya dalam 2 tahun." dia tersenyum, "Apa kalian ingat apa yang aku tugaskan di hari pertama?"
"Penelitian sel dan mempelajari perilaku manusia." jawab Kaito.
"Tepat sekali." Mew pun berdiri dari kursinya dan menurunkan layar putih. Dia mematikan lampu dan mencoba menyalakan proyektor lewat remot kontrol, "Proyek Maza 001 adalah proyek terbesar dari seluruh penelitian yang ada. Jika kalian menganggap pekerjaan ini berjalan dengan cepat, kalian salah." di layar, muncul sebuah video seorang wanita berkulit putih sedang berteriak di sebuah ruangan tertutup. "Ini adalah LABEL2, percobaan nyata Maza 001 yang masih bertahan. Wanita ini bernama Avanna dan dia sudah tidak memiliki siapa-siapa." lalu, di video tersebut, Avanna mulai terdiam dan dia malah tersenyum-senyum sambil melihat ke kamera, Mew mengernyit lalu menoleh ke arah Kaito dan Kiyoteru, "Dia mengidap gangguan identitas disosiatif. Menurut laporan, dia memiliki 25 kepribadian dan hampir semuanya berbahaya. Tapi... ada sekitar 4 hingga 6 kepribadian yang memiliki kecerdasan luar biasa."
Mew pun mematikan semua alatnya dan mengembalikan suasana ruangan hingg semula. Dia duduk kembali. "Karena membentuk sebuah sel utuh dan sempurna membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membuat kloning manusia. Seluruh ilmuwan Maza di setiap penjuru negara memiliki pertanyaan yang sama. Bagaimana jika kita tidak perlu mengembangkan sel inti?"
Kaito dan Kiyoteru benar-benar merasa gugup.
"Karena ada orang-orang seperti mereka, pemikiran dan proyeksi utuh bisa kita dapatkan—bahkan diterapkan ke tubuh kloning yang sudah sempurna." Mew tersenyum. "Kita akan mengeluarkan kepribadian-kepribadian itu dan dipindahkan ke tubuh kloning sempurna."
"Maaf." Kaito menyela, "Tapi... bagaimana kita bisa melakukan itu?"
"Mudah sekali." Mew memberikan berkas kepada Kaito, "Bacalah. Maza memiliki banyak aset properti dan membuat mesin medis rumit bukanlah hal yang sulit." dengan wajah percaya diri Mew tersenyum, "Dan besok... kalian akan mulai masuk ke proyek inti Maza 001."
Mereka pun kembali ke ruang lab dengan beberapa keraguan. Setahu mereka, Maza tidak pernah menggunakan manusia sebagai percobaan sebelumnya. Untuk saat ini mereka masih belum yakin untuk memulai proyek inti karena video yang baru saja mereka lihat. Keadaan Avanna sama sekali tidak stabil dan dia bisa saja menyerang peneliti. Sekarang, mereka hanya berharap agar LABEL2 mereka tidak segila Avanna.
Keesokan harinya, Kaito dan Kiyoteru siap bertemu dengan LABEL2 mereka. Hal ini membuat mereka cemas dan gugup, karena bisa saja mereka mendapat LABEL2 yang separah Avanna. Mew dan Yukari bersama Kaito dan Kiyoteru pun sudah menunggu kedatangan LABEL2 di lab khusus yang terlindungi kaca anti peluru. Dari arah lorong, mereka melihat beberapa laki-laki berbadan besar berjalan menghampiri ruangan tersebut sambil mendorong sebuah kotak besi berwarna putih besar tertutup seukuran manusia. Salah satu dari mereka memberi berkas pada Mew.
"Terima kasih." Mew pun menandatangani berkas tersebut, lalu laki-laki besar itu memberi sebuah buku catatan. Mew membuka buku catatan tersebut, "Nama pasien, K.G." Mew mengangkat wajahnya, "Kalian bercanda? Di sini tidak tercantum nama lengkapnya, hanya inisial saja."
Laki-laki itu sama sekai tidak menjawab pertanyaan Mew, "Kami hanya petugas keamanan dari RSJ Aogawa." Dia pun mendeham, "Kami akan menjaga tempat ini hingga pasien diamankan di tempat khusus."
"Aku butuh namanya." Mew bersikeras. "Aku tidak mau memeriksa orang ini tanpa keterangan yang lengkap, apalagi jika aku tidak tahu namanya."
Laki-laki itu pun menghela nafasnya, "Kami tidak yakin jika kalian membutuhkan namanya." dia sempat melirik kotak yang mereka bawa, lalu dia menghadap Mew kembali, "Dia orang yang sudah tidak memiliki apapun atau siapapun. Mungkin namanya juga tidak tertera di daftar kependudukan lagi."
Mew mengernyit kesal, "Namanya."
"Baiklah." dia kembali mendeham, "Namanya adalah Kamui Gakupo. Dia sudah berada di RSJ sejak... aku tidak tahu secara detailnya, tapi dia sudah di sana sejak dia masih remaja."
Mew pun tersenyum, "Terima kasih. Info yang lainnya bisa aku dapat di buku ini, 'kan?"
"Tentu saja. Termasuk daftar riwayat medis miliknya." jawabnya.
Mew pun menyimpan buku tersebut di meja lab, "Kalau begitu..." Mew berdiri di depan kotak tersebut dan terlihat penuh percaya diri, "Kita buka paketnya."
Para petugas dari RSJ pun mulai membuka beberapa kunci dari kotak tersebut. Kaito merasa takut untuk melihat siapa yang akan muncul dari kotak tersebut. Apa dia akan menggila? Hanya itu yang ada di pikiran Kaito. Ketika kotak sudah terbuka, mereka melihat laki-laki berambut panjang ungu yang matanya terpejam dan lingkar matanya cukup hitam dan membuatnya terlihat seperti orang yang menghabiskan malamnya untuk bekerja. Dia mengenakan pakaian pengekang yang terlihat sangat kencang di badannya. Kaito menelan ludahnya, lalu mata laki-laki bernama Gakupo itu perlahan membuka matanya. Di balik lingkar matanya yang hitam, dia memiliki bola mata yang indah, dan malah membuat Kaito merasa kasihan.
"Keluarlah." ucap salah satu petugas.
Gakupo melangkahkan kakinya keluar dari kotak tersebut. Lalu dia melihat sekelilingnya dan tersenyum. "Tidak buruk." ucapnya dengan nada yang santai.
Mew pun mencoba untuk menjaga jarak sebelum dia mulai berbicara, "Kamui Gakupo?"
Mendengar nama itu, Gakupo langsung menatap Mew dengan dingin, dan dia menggertakan giginya seakan-akan dia membenci apa yang baru saja diucapkan oleh Mew, "Kau memanggilku apa?"
Salah satu petugas mencoba menahan Gakupo lalu berbisik, "Tenanglah, Luka."
Gakupo langsung terdiam dengan tatapan kosong, lalu dia tersenyum dengan ramah ke arah para peneliti, "Maaf, tadi sangat memalukan. Senang bertemu dengan kalian. Perkenalkan, namaku Kyo."
Kaito dan Kiyoteru saling menatap dan terlihat kaget dengan apa yang baru saja mereka lihat. Mereka kembali melihat Gakupo yang terlihat lebih ramah dari sebelumnya. Petugas itu menarik salah satu tali pengekang.
"Baiklah. Lebih baik tunjukan tempat yang paling aman untuk menahannya." ucap petugas itu.
"Sebelah sini." Mew pun menunjukan tempatnya dan semuanya mengikutinya.
Tempat untuk menahan Gakupo cukup jauh dari tempat di mana mereka berkumpul. Jalan untuk menuju tempat itu sangat terlindungi dan sempit, bahkan mereka tidak bisa berjalan berdua, mereka semua berbaris membuat satu garis. Mereka pun sampai di tempat aman tersebut, Yukari membuka pintu itu dengan sebuah kartu kunci khusus. Ketika mereka masuk ke sana, tempat itu cukup luas dan salah satu dindingnya adalah sepenuhnya kaca.
Gakupo menyeringai, "Apa kalian akan menonton kami dari balik kaca ini?" lalu dia memiringkan kepalanya dengan wajahnya yang mengerikan, "Kau tidak tahu salah satu dari kami bisa menghancurkan kepala manusia hanya dengan genggaman tangan."
"Hentikan, Fukase!" petugas itu mendorong Gakupo hingga dia terjatuh di lantai. Wajah Gakupo tertempel di lantai dan dia malah tertawa.
Wajah mereka terlihat pucat dan tidak tahu harus bagaimana. Lalu, tiba-tiba suara tawa Gakupo hilang, kini dia terdengar seperti tersedu-sedu. "Maaf... maaf..."
Kaito dan Kiyoteru kembali ke lab mereka sementara Mew dan Yukari masih berbicara dengan para petugas. Dibandingkan tadi, Kiyoteru mulai sudah terlihat tenang dan sepertinya siap untuk melaksanakan percobaan. Tapi, Kaito terduduk sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan terlihat gugup.
"Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi." dia menaruh kedua tangannya lalu membalik badannya untuk menatap Kiyoteru, "Kau tidak merasa takut melihatnya?"
"Awalnya iya." Kiyoteru mengangkat bahunya, "Tapi sepertinya dia tidak sebahaya yang aku kira. Badannya memang terlihat tinggi dan gagah, tapi dia memiliki kepribadian lain yang cukup kekanakan."
"Apa menurutmu kita akan berhasil?" Kaito terlihat ragu.
"Tentu saja!" dengan perasaan yakin, Kiyoteru pun menepuk pundak Kaito.
Sementara itu, di ruang Mew mereka masih berkumpul dan membicarakan Gakupo. Mew melempar buku catatan yang diberikan SRJ tentang Gakupo. Kini Mew tampak marah.
"Apa-apaan ini?" Mew menunjuk buku tersebut, "Apa kalian sadar jika kita tidak membutuhkan pasien agresif? Ini gila!" Mew mulai memukul meja. "Avanna adalah pengidap DIP pasif, dan dia baru menjadi agresif setelah percobaan ini. Jika Kamui Gakupo sudah agresif sejak awal..."
"Maaf. Tapi, perusahaan sudah menyetujuinya." petugas itu juga terlihat ragu untuk meninggalkan Gakupo di lab ini.
Di catatan itu terlihat riwayat semua kelakuan Gakupo selama di RSJ Aogawa.
- Menyerang dan melukai 4 perawat laki-laki dengan besi penopang kasur. (KG/Fukase)
- Menenggelamkan pasien lansia di bak mandi. (KG/Lily)
- Menyerang 6 dokter dalam seminggu pemeriksaan. (KG/Luka)
- Membunuh 3 pasien DIP lainnya di tahun 2003. (KG/Lily)
- Mencampurkan obat pelumpuh syaraf ke makanan di seluruh kafetaria. Sumber obat yang ditemukan tidak diketahui. (KG/Fukase)
- Memukul petugas hingga koma. (KG/Wil)
Dan masih banyak lagi catatan penting tentang Gakupo selama dia hidup di RSJ Aogawa.
Bersambung...
