Disclaimer: Fujimaki Tadatoshi

Rate: T

Genre: Romance, Drama

Summary: Karena Himuro cidera, ia harus meminta bantuan pada Murasakibara untuk mengajarinya basket. Walaupun ia tidak ingin terlibat lebih jauh di kehidupan Murasakibara, tapi hatinya berkata tidak.

Murasakibara-kun to Hamano

Alapenny


Bab 1

Ini semua hanya karena Murasakibara Atsushi yang paling hebat dalam olah raga yang akan menjadi remidial ujian prakteknya, dan ia akan mendapatkan kelas fisik di liburan mus im panas jika ia gagal untuk kali ini. Sebenarnya Hamano Yumi ingin meminta bantuan Himuro Tatsuya yang merupakan salah satu anggota tim inti basket Yosen yang kebetulan sekelas dengannya, tapi pemuda itu langsung mengalami cidera pada lengannya ketika ia berlatih basket bersama Yumi.

"Gomenne, Yumi-chan. Bagaimana kalau kau minta bantuan Atsushi?" Himuro memberikan solusi ketika keduanya tengah berbincang saat jam istirahat, kemudian tanpa basa basi menarik tangan gadis itu dengan tangan kirinya yang tidak dibalut gips.

"Heee? Tu-tunggu, Tatsuya-kun!" Pekik Yumi seketika, tapi cengkraman Himuro jauh lebih kuat sehingga disinilah akhirnya ia berakhir. Di depan laki-laki berambut panjang yang sedang duduk santai di mejanya sambil memakan maibou. Entah itu bungkus yang keberapa.

"Atsushi," panggil Himuro, karena pria yang memiliki rambut bewarna ungu itu bahkan tidak menoleh ke arah mereka padahal keduanya yakin kalau Murasakibara menyadari kedatangan mereka.

Berselang beberapa detik setelah panggilan Himuro, Murasakibara baru menoleh. Dan menatap keduanya bergantian, "ada apa Muro-chin?" Tanya Murasakibara, ia kemudian beralih pada Yumi yang kini berada di belakang Himuro, jelas saja ia terlihat takut dan merasa tidak nyaman. "Siapa dia?"

Yumi merasakan jantungnya seakan mecelos begitu saja, apa ia salah dengar? Benar-benar keterlaluan, kalau ia memiliki tubuh yang lebih besar dari Murasakibara ia tak segan-segan menghajar Murasakibara, tapi apa daya, tingginya bahkan lima puh senti lebih pendek dari tinggi Murasakibara. "Hamano Yumi desu, teman sekelasmu." Kata Yumi sedikit menekankan kata 'teman sekelasmu'.

Murasakibara memicingkan matanya tak suka, yang kemudian dibalas takut-takut tapi menantang dari Yumi. Himuro tersenyum kikuk, "hei, aku ingin minta bantuanmu," kata Himuro berusaha mencairkan suasana.

"Hm? Bantuan apa?" Tanya Murasakibara langsung memakan sisa maibou terakhirnya. "Aku harap itu tidak merepotkanku," katanya lagi setelah menelan maibou itu.

"Begini, Yumi-chan ingin meminta bantuanmu, ia harus menghadapi remidial basket untuk ujian prakteknya. Bisakah kau membantunya, Atsushi?" Himuro menjelaskan pada Murasakibara dan langsung saja laki-laki itu kembali menatap Yumi yang semakin bersembunyi di balik punggung Himuro.

"Kenapa tidak kau saja yang mengajarinya, Muro-chin?" Himuro menunjuk tangannya dengan lirikannya, Murasakibara terdiam sejenak. "Hm, baiklah, walaupun agak merepotkan."

"Ah, terimakasih Atsushi," Murasakibara bangkit dan menyingkirkan Himuro sehingga Yumi kini berhadapan dengan Murasakibara.

"Kau," Murasakibara menatap Yumi penuh intimidasi, Yumi mengutuki dirinya sendiri, apa ia membuat Murasakibara sebegitu marah? Ia harus meminta maaf sebelum pria ini akan meremukkan tubuhnya didepan umum, "harus membalasnya dengan lima kotak maibou setiap latihan!"

.

.

.

Disini ia sekarang, mengenakan topi putih, baju kaos putih longgar dan celana olahraga sekolah berlogo Yosen High School. Ia sudah menunggu Murasakibara selama setengah jam, dengan lima kotak maibou yang ada di dalam kantong plastik yang dibawanya. Ia tidak yakin kalau Murasakibara ingat janji mereka, mengingat pria itu selalu tidak meyakinkan.

Sosok pria berambut ungu datang dengan langkah selambat siput, ditangannya terdapat sebuah bola basket dan ia memakai baju kaos dengan celana olahraga panjang. Wajahnya benar-benar terlihat malas, sesekali ia menguap sebelum ia ada di hadapan Yumi. Tanpa basa basi ia mengambil kantung plastik yang berisi lima kotak maibou dan menyerahkan bola basket miliknya pada Yumi.

"Murasakibara-kun!" Panggil Yumi ketika pria itu malah mengambil tempat dibawah pohon di dekat lapangan basket umum yang ada di dekat taman kota. Yumi mengejarnya, "kau seharusnya mengajariku," Yumi menatap Murasakibara yang kini malah duduk dengan santai dan membuka salah satu kotak maibou.

"Hm, memangnya nanti apa yang diremidikan?" Tanya Murasakibara dengan nada suara yang masih datar, tapi kini ia menghentikan kegiatannya membuka bungkus maibou.

"Etto, teknik mengiring bola, teknik free throw, dan teknik lay up." Kata Yumi, ia menghitung dengan jemarinya.

Murasakibara langsung melanjutkan kegiatannya, dan langsung menggigit maibounya, "kalau begitu lakukan pemanasan dulu," katanya setelah ia menelan makanan itu, "maibou-chan, enaknya," lanjutnya sambil berseri-seri untuk dirinya sendiri.

Yumi merasakan matanya berkedut kesal, ia kemudian menaruh bola basket milik Murasakibara di tanah dan memutar tubuhnya, "baik, aku akan melakukan pemanasan," Yumi melirik ke arah Murasakibara yang bahkan tidak memperhatikannya, "sendirian." Lanjutnya, berharap mendapatkan respon dari Murasakibara namun hasilnya nihil.

Diam-diam Murasakibara mengamati gadis dengan rambut panjangnya yang dikuncir satu itu tengah melakukan perenggangan pada tubuhnya, kemudian dilanjutkan berlari mengelilingi lapangan sebanyak tiga kali. Dan wajahnya sudah terlihat kelelahan, "he? Cuma tiga kali?" Cibir Murasakibara.

Yumi menarik nafas panjang, kemudian berusaha membalas perkataan Murasakibara, "ah-akhu, lelah," katanya dengan suara tersenggal, "ayo, latihan dengan bola," ujarnya setelah nafasnya sedikit lebih tenang.

"Coba latihan mendribble bola itu sendiri," kata Murasakibara yang masih dalam posisi nyamannya.

Yumi menghentakkan kakinya sedikit kesal, kemudian ia mengambil bola milik Murasakibara. "Murasakibara-kun, lihat dong!" Katanya tak terima ketika laki-laki itu malah mengabaikannya.

Murasakibara mengalihkan tatapan malasnya ke arah Yumi yang kini mengambil posisi untuk melakukan gerakan. Murasakibara membelalak ketika melihat cara Yumi mendribble bolanya, ia bahkan menjatuhkan sisa maibou yang dimakannya ke tanah. Luar biasa, bukan, itu benar-benar sangat luar biasa. Bagaimana bisa?

Murasakibara berdiri dan berbalik badan, "aku mau pulang saja, aku menyerah, aku kembalikan sisa maibounya padamu."

Yumi memekik, "tu-tunggu! Murasakibara-kun!"

Ternyata cewek ini benar-benar parah dalam basket. Pantas saja Muro-chin langsung cidera. Pikir Murasakibara, kini ia sudah memegang kendali terhadap bola. Ia menatap Yumi yang benar-benar berwajah dongkol, malu, dan marah. "Perhatikan ya," kata Murasakibara dengan suaranya yang sedikit mengajari. Ia mendribble bola oranye itu, memantulkannya secara perlahan agar Yumi bisa mengamati posisi tubuh, dan tangannya.

"Itu sama seperti yang aku lakukan kan?" Kata Yumi tidak terima.

Murasakibara menatap bosan ke arah Yumi, lalu ia berkata, "kau melakukannya seperti ini," Murasakibara memukul bola basketnya dengan keras sehingga bola basket itu memantul tak beraturan, memukulnya lagi dengan telapak tangannya hingga itu menghasilkan dribble yang buruk. Wajah Yumi bersemu merah, ia langsung menunduk malu. Tanpa aba-aba Murasakibara langsung melempar bolanya ke arah Yumi.

"Kyaaa! Pelan-pelan dong," kata Yumi, Murasakibara memutar matanya bosan. Ia kemudian menyuruh Yumi melakukan dribble, tapi nampaknya gadis itu belum mengerti.

Murasakibara mendekatinya, mengambil alih bola dan menunjukkannya lagi. Sampai akhirnya keduanya terhanyut dalam latihan yang melelahkan, Yumi berusaha keras agar ia bisa melakukan yang terbaik, sementara Murasakibara merasakan pertama kalinya ia serius dalam mengajari orang bermain basket.

Murasakibara kini berada di belakang Yumi, menepuk kedua bahu gadis itu agar posisinya lebih santai ketika mendribble bola. Yumi merasakan pipinya memanas ketika laki-laki itu menyentuh pundaknya, dan seolah kehangatan menjalar dari sana kemudian mencapai pipinya. Beberapa jam setelah itu, gadis yang memiliki rambut hitam sedikit kecoklatan itu sudah bisa menguasai teknik mendribble, walaupun cara menembak dan lay upnya masih agak berantakan.

Yumi menarik nafas panjang, menyapu keringat di dahinya dengan lengan kaosnya, ia menatap Murasakibara yang kini mengaduk kantong plastik yang sudah berisi lima kotak maibou yang kosong. Yumi tertawa kecil melihat ekspresi Murasakibara yang seperti anak kecil.

"Ne, Murasakibara-kun, bagaimana kalau aku traktir makan malam?" Tanya gadis itu mengulang ikatan pada rambut panjangnya, Murasakibara menoleh, "karena kau sudah membantuku hari ini, ayo." Ajak Yumi, tapi laki-laki itu masih terdiam di tempatnya. Hari sudah mulai lebih gelap, dan langsung saja gadis itu menarik tangan Murasakibara yang ternyata memikirkan makanan apa yang mungkin diinginkannya.

.

.

.

Murasakibara dan Yumi hampir tidak berbicara ketika keduanya sampai di sebuah restoran siap saji, Yumi hanya bertanya makanan apa yang akan dipesan oleh laki-laki itu dan sisanya keduanya terhanyut dalam pemikiran mereka masing-masing. Keduanya memang tidak akrab sebelumnya, walaupun selama latihan keakraban itu sudah sedikit dibangun tapi ketika keduanya makan di meja yang sama seperti ini, tiba-tiba saja suasana canggung menyelimuti keduanya.

"Murasakibara-kun," panggil Yumi yang memecah suasana diantara keduanya, Murasakibara mendongkak, Yumi langsung gugup seketika, "besok, apa kau tidak sibuk?" Tanya Yumi, "bisakah kau mengajariku basket lagi?"

Murasakibara menatap dalam-dalam ke mata kelam gadis itu sebentar, ia langsung mengankat bahu, "boleh saja." Jawabnya. Yumi tersenyum, "jangan lupa maibounya," dan seketika itu langsung membuat Yumi cemberut.

Keduanya berjalan menuju arah stasiun, "kau tidak perlu mengantarku," kata Yumi, ia menatap laki-laki yang kini menguap karena mengantuk.

"Tidak apa-apa," Murasakibara menyeret langkahnya yang berat. "Rumahku searah dengan stasiun." Ujarnya, "lagi pula Muro-chin menyuruhku mengantarmu sampai disana."

Yumi mengerutkan alisnya, "Tatsuya-kun menyuruhmu?" Kemudian ia mengambil ponselnya mengetikkan email berisi ucapan terimakasih kepada Himuro. "Kenapa kau tidak bermain saat di final Inter high Murasakibara-kun?" Tanya Yumi setelah ia mengirim email itu dan menutup ponselnya.

Murasakibara yang awalnya menatap lurus, melirik gadis yang kini menatap matanya dengan mata penasarannya itu. "Hm, karena Aka-chin menyuruh begitu."

Yumi mengerutkan alisnya tak mengerti, "siapa? Aka-chin?" Tanyanya, tapi Murasakibara tidak menjawab. Ia hanya mengalihkan perhatiannya ke depan, sementara Yumi hanya mengerucutkan bibirnya tanda kesal.

Selama perjalanan, keduanya sibuk dalam pikiran masing-masing. Walaupun sebenarnya banyak hal yang ingin ditanyakan Yumi pada laki-laki setinggi 208 cm itu, tapi ia lebih memilih untuk memutar pertanyaannya sendiri di otaknya. Sesampainya di depan stasiun, Yumi berbalik menghadap Murasakibara. Ia menunduk sedikit dan mengucapkan terimakasih, sementara Murasakibara hanya mengangguk kemudian berjalan pulang.

"Murasakibara-kun!" Panggil Yumi sebelum ia memasuki stasiun, dan orang yang dipanggilnya langsung menoleh kebelakang, heran dan bertanya-tanya kenapa gadis itu memanggilnya. "Hari ini sangat menyenangkan, sampai jumpa besok jam 3!" Teriaknya, kemudian berlari menuju ke dalam.

Sementara Murasakibara hanya menatap kosong ke arah punggung Yumi, entahlah, ada sebuah perasaan khawatir yang samar di dalam benaknya ketika ia bersama gadis itu. Tapi itu kan hanya perasaannya saja.

.

.

.

Sehabis mandi, laki-laki yang memiliki surai ungu dengan manik violet itu langsung meraih ponselnya. Aroma wangi manisan di kamarnya semerbak tak membuatnya mual dan walaupun sudah mengantuk ia masih bisa membaca dengan jelas apa yang tertera di layar ponselnya.

'Besok, aku ke Akita, Atsushi-senpai.'

TBC


(A/N)

Konichiwa Readers di Fandom Kuroko no Basuke!

Salam kenal jugaaa~

Ini adalah fanfiksi pertama yang aku publish di fandom ini. Aku harap kalian suka ya! Walaupun mungkin chapter pertama ini masih datar-datar saja. XD

Karena aku suka banget-banget-banget sama Mukkun, jadi fanfic ini aku persembahkan buat Mukkun 3

Jadi mungkin temanya masih berkisar romance, school life drama gitu.

Terus disini aku pake OC yang namanya Hamano Yumi, aku harap kalian suka karakternya dia ya. Terus kenapa aku pakai OC itu alasannya karena mungkin aku belum bisa memasangkan karakter cewek lain di KnB untuk Mukkun, secara Momoi udah punya Daiki dan Riko udah ada Hyuga #Woi_itu_OTP_lu_semua #Kabur

]Dan alasan juga saya ga pake CharaxReaders adalah nanti nulisnya susah dan harus pake yang kayak gini; '[Name]'. Aku belum terbiasa juga. Jadi mungkin OC pilihan yang cukup alternatif. Kalian juga bisa bayangin si Yumi itu kalian kok XD #khusus_bagi_para_fangirls

Ah, sudah cukup curcolnya deh. Terimakasih sudah membaca, aku harap kalian masih menantikan lanjutannya.

Love

Alapenny

Review Please? :)