Summary: "maaf sepertinya kita tidak bisa melanjutkan ini. Aku baru menyadari, ada seseorang di luar sana yang bena-benar kusuka dan aku yakin dia sangat membutuhkanku. Dia mungkin tidak menyadarinya, tapi suatu saat diapasti menyadrinya"

Disclaimer: Gen Urobuchi, Katsuhiko Takayama

Genre: Romance, YAOI ALLERT

Rate: T

Pairing: Inaho x Slaine

Warning: OOC, typo eperiwer~~~~ ,

DON'T READ , IF YOU DON'T LIKE STORIES ABOUT BL~~

NOTICED ME SENPAI~~~

(chap one)

Kenapa harus ada yg namanya masa orientasi sekolah? Tidakah mereka fikir itu hal yang membuang-buang tenaga? Bukankah tanpa orientasipun cepat atau lambat kita akan mengenal sendiri sekolah kita? Mereka yang mengadakan ini dan melestarikan tradisi seperti ini benar-benar tidak punya otak menurtku. Mereka sudah pernah melaluinya dan untuk apa sesuatu yang jelas-jelas tidak berguna seperti ini terus dilaksanakan? Mereka hanya ingin melampiaskan saja apa yg dulu mereka rasakan ke orang lain.

Aku melangkahkan kaki masuk ke area sekolah, mengenakan pakaian dengan ukuran triple X celana dengan panjang tiga perempat yang ukurannya juga tidak main-main. Tidak lupa topi kerucut berwarna hitam yang terbuat dari karton bertengger indah di kepalaku..di kedua pergelangan tangan menggantung 30 jenis permen yang berbeda. Di leher dengan indah sebuah coklat pasta melingkar membentuk sebuah kalung. Tidak lupa di pinggang juga tergantung beberapa macam makanan ringan lainnya.. well lihatlah aku, seperti gerobak makanan ringan berjalan.

Aku mengingat kembali alasanku masuk ke sekolah ini. Hanya agar bisa bertemu setiap hari dengannya. Wanita cantik berambut panjang berwarna kuning pucat. Dengan mata bulat berwarna hijau. Cara bicaranya yang sangat santun telah membuatku jatuh hati kepadanya sejak pertama kami saling berbicara. Perempuan yang kutemui di tempat les untuk ujian masuk SMA ku. Aku benar-benar menyukainya, auranya seperti dia berada di kalangan yg berbeda dengan aku. Aku memutuskan masuk SMA ini hanya untuk dia. Jangan kira masuk di sini mudah. Tentu saja tidak. Ini adalah sekolah terbaik yg ada di negara ini. Sebuah perjuanagn keras tentunya, tapi hasilnya sebanding. Aku akhirnya bisa berada di sini. Bersekolah di tempat yang sama dengan orang yang membuat tidurku tidak nyenyak setiap malam, dan juga merupakan orang yang memberiku semangat mengingat tingginya target yang kuincar.

~O~O~O~O~O~O~O~O~O~O~

"Inaho? Kau Inaho kan?" aku mendengar suaranya suara yg tidak asing lagi bagiku.

Aku menoleh ke arah suara itu. Tanpa sadar mulutku menganga dengan sangat tidak elit saat melihat dia melambai ke arahku dengan sedikit berlari kecil. Aku sedikit tertawa saat kulihat dia hampir saja terjatuh saat salah satu kakinya salah melangkah saking tergesa-gesanya. Kuputuskan untuk mendekatinya.

"Seylum? Kau juga masuk di sekolah ini? Aku tidak menyangka kita akan satu sekolah"

aku mencoba berbohong, bisa malu aku kalau sampai dia tau aku memaksakan diri dan bagaimana kerasnya perjuanganku hanya untuk bisa masuk ke sekolah kelas paling atas ini. Yah ini memang sekolah untuk para keturunan bangsawan dan orang-orang yang ekonominya jauh di atas rata-rata.

"syukurlah .. kau tau? Aku senang punya teman yang telah kukenal sebelum MOS tiba,kita memang tidak akrab, tapi setidaknya kita dulu teman les kan? " dia tersenyum renyah saat mengatakan kalimat panjang itu.

"usoo, kau bukannya dari dulu bersekolah di sini" aku terdiam setelah mengucapkan kalimat itu. Dasar bodoh kenapa aku malah mengatakan hal itu? Makiku dalam hati kepada diri sendiri.

"hm? Inaho? Kenapa kau tau?" pertanyaannya yang menyelidik itu memojokkanku.

'sial bagaimana kalau dia tau aku disini karna ingin 1 sekolah dengannya?' sekali lagi aku bertanya kepada diriku sendiri.

"….." aku tidak menjawab.. tepatnya tidak tau harus menjawab seperti apa.

"HEEEI KALIAN ! APA YANG KALIAN LAKUKAN DI SANA?"

Teriakan lantang itu mengejutkan kami, sekaligus menyelamatkanku. Kami terdiam, menunduk pasrah hanya demi mendengar teriakan itu.

'sial, itu pasti dari salah satu panitia mos' sekali lagi kumaki diriku sendiri entah untuk yg keberapa kali pagi ini. Aku melangkah pergi meninggalkan seylum di sana sebelum panitia mos itu membentak kami lagi. Tidak masalah bagiku jika yang dibentak hanya aku, tapi aku tidak tega melihat seylum dibentak. Aku sedikit tidak percaya, di sekolah elit seperti ini ternyata ada juga orang yang bisa berteriak keras seperti itu.

~O~O~O~O~O~O~O~O~O~O~

Sebulan sudah aku bersekolah di sini. Sekolah ini lumayan menyenangkan, meskipun banyak juga dari kalangan-kalangan elit itu yang kelakuannya tidak seperti seorang bangsawan. Yah asal mereka tidak menggangguku saja, aku bisa saja berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa.

Hubunganku dengan seylum juga berjalan baik, hari ini tepat seminggu kami jadian. Yang lebih mengejutkan ternyata dia adalah cucu pemilik yayasan sekolah itu. Aku tau dia dan aku berada di kasta yg berbeda, tapi siapa sangka dia adalah cucu pemilik yayasan yang sekolah no 1 itu? Tapi yah sudahlah siapa yang peduli?

Hari ini aku dan seylum berencana merayakan 1 minggu janjian kami. Dia adalah tipe orang sangat menyukai makhluk hidup, jadi kuputuskan untuk mengajaknya ke kebun binatang. Aku benar-benar tidak sabar menunggu hari ini. Melihat seylum dengan pakaian bebasnya, membayangkannya saja sudah membuat ku mimisan seorang diri.

"Inaho, maaf kau sudah lama menunggu yah?" kalimat pertama yang dia ucapkan saat turun dari mobilnya.

"tidak, aku saja yang terlalu bersemangat menantikan hari ini" jawabku mendekatinya.

Kulihat dia tersenyum malu sambil menutup mulutnya. Kebiasaan yang sangat anggun menurutku, salah satu kebiasaannya yang selalu membuat detak jantungku bisa berpacu dengan cepat.

"Inaho maaf…"

Aku mengerutkan kening saat dia mengatakan itu. 'maaf? Maaf untuk apa?' aku hanya bisa bertanya kepada diriku.

"sebenarnya…" dia sekali lagi menggangtungkan kalimatnya

" Asseylum-hime, sampai kapan kita akan berdiri di sini?"

Kulihat seseorang lain keluar dari mobil, mengenakan setelan jas berwarna biru tua, cukup formal memang tapi terlihat casual dikenakan olehnya.

'siapa?' aku melirik pria itu, pria dengan rambut berwarna kuning pucat, dengan bola mata berwarna biru. Dari tampangnya sepertinya dia adalah keturunan. Lalu kulirik lagi seylum untuk menemukan jawaban dr pertanyaanku tadi.

"Inaho, perkenalkan dia adalah Slaine Saazbaum Troyard, anak dari kepala sekolah kita. Sekaligus ketua osis di sekolah kita. Hari ini dia ditugaskan kakek untuk menemaniku"

'HEEEEEEIIIII BUKANKAH INI KENCAN KITA? KENAPA DIKENCAN KITA HARUS ADA ORANG LAIN YANG IKUT?' aku masih tidak percaya dengan pemandangan di depanku ini.

Kuulurkan tangan kepadanya hanya sekedar basa-basi sebagai salam perkenalan. Tapi apa yang dia lakukan? Dia bahkan seolah menganggapku tidak ada -_- dia malah menggandeng Seylum di depan mataku? Hei! Dan apa yang dilakukan Seylum? Bukannya menolak dia malah dengan senang hati menerima ajak itu. Ini yang kencan dia atau dengan seylum? Atau aku dengan Seylum?

Jangan ditanya bagaimana hasil kencan kami hari ini? Itu kencan terburuk yang pernah kualami selama hidupku. Di sana aku seakan tidak ada, mungkin memang mereka berdua enganggapku tidak ada. ~O~O~O~O~O~O~O~O~O~O~

Beberapa hari berlalu sejak hari itu, hubunganku dan seylum baik-baik saja mungkin begitulah menurut Seylum, tapi tidak bagiku. Sejak kemunculan manusia bernama Slaine, Seylum lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengannya.

"hei, tumben hari ini kau makan sendiri?"

Seseorang menegurku yang sedang setengah semangat menyantap makan siang di kantin sekolah ini. Aku hanya menoleh tak menjawab. Mari kuperkenalkan orang ini. Ingat? Hari pertamaku mos di sekolah ini? Orang yang berteriak lantang saat aku dan Seylum asik bercerita? Yah dialah orangnya. Dia adalah Rayet, wakil ketua osis di sini. Dia bukan dr keluarga bangsawan, sama sepertiku kami dari kalangan biasa-biasa saja. Tapi dia menurutku org yg hebat, dia bisa menjadi orang pertama dari kalangan biasa-biasa saja yang masuk dijajaran Osis. Waktu itu dialah juga orang yang memimpin pelaksaan MOS karna Slaine waktu itu sedang melakukan kunjungan ke sekolah sahabat.

"sudahlah, kau tidak akan mungkin bisa memisahkan mereka berdua. Menurut kabar yang beredar, ketua Slaine dan Asseylum-hime itu sudah dijodohkan. Sekalipun kalian pacaran. Kalian tidak akan bisa bersama di masa depan" katanya sambil menyantap makanannya .

" kita liat saja nanti!"

Dia hanya mengangkat bahu . kami terus menyantap makanan kami tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulut kami.

~O~O~O~O~O~O~O~O~O~O~

Aku terus mencari tau tentang Slaine. Bukankah untuk menjatuhkan lawan kita harus mencari tau segala sesuatu tentang lawan kita? Jadi langkah pertama yang kulakukan adalah membuntuti dia aku bahkan harus mengorbankan keinginanku untuk bertemu Seylum hanya demi mencari sebnayak mungkin informasi tentang Slaine.

"Kau! Apa kau merasa hebat telah diangkat menjadi anak oleh kepala sekolah?"

Kulihat Slaine tengah dikepung oleh beberapa orang yang sepertinya anak kelas 3. Apa yang kudengar ini? Slaine? Diangkat? Jadi dia bukan anak kandung kepala sekolah? Tanpa banyak bicara orang-orang yang mengepung Slaine tadi memukulinya dengan kasar sekan Slaine adalah seonggok samsak tinjuk. Aku tidak tahan melihatnya ingin rasanya kutolong dia detik itu juga. Tapi jika aku melakukannya, rencanaku membuntutinya akan ketahuan.

30 menit dia terus dipukuli seperti itu oleh 5 orang secara bergilir, kemeja yang dikenakannyapun terlihat lusuh dan sedikit robek di beberapa sisi. Puas melakukan hal itu kepada Slaine 5 orang tadi meninggalkan Slaine begitu saja. Slaine merapihkan bajunya sekilas kulihat beberapa bekas luka lama di lengannya . itu bukan luka ringan jika dilihat dr bekasnya. Apa? Apa yg sudah terjadi padanya selama ini?

Seminggu sudah kuselidiki Slaine-senpai. Entah sejak kapan aku mulai memangilnya dengan embel-embel senpai. Seminggu ini pula banyak hal yang benar-benar membuatku terkejut. Seminggu ini pula fikiranku sempurna dipenuhi olehnya benra-benar olehnya. Kalau bisa kukatakan bahakan pesonanya sudah mengalahkan pesona Seylum.

Entah sejak kapan pula, mimpi malamku yg biasanya dihiasi Seylum, sekarang di penuhi Slaine-senpai. Tapi apa yang harus kulakukan? Sikap permusuhannya padaku terlampau sangat nyata untuk tak disadari. Dia seakan ingin menelanku saat aku bersama dengan Seylumm. Tatapan matanya seakan ingin membunuhku. Dia bahkan tidak pernah membalas sepatah katapun jika aku mengajaknya berbicara. Aku tidak ingin menjadi orang yang dibenci Slaine-senpai. Meskipun itu berarti harus putus dari Seylum akan kulakukan demi Slaine-senpai. Demi agar dia tidak membenciku.

To: Seylum

"maaf sepertinya kita tidak bisa melanjutkan ini. Aku baru menyadari, ada seseorang di luar sana yang bena-benar kusuka dan aku yakin dia sangat membutuhkanku. Dia mungkin tidak menyadarinya, tapi suatu saat diapasti menyadrinya"

Pesan singkat itulah yang kukirimkan kepadanya Seylum, mengakhiri kisah kami .

~TBC~

Terima kasih untuk orang-orang yang sudah membaca ff-ff ku yang sebelumnya XD

Diriku bahagia ternyata ada juga yang rela menuangkan sedikit waktunya untuk membaca ffku X'D /kissu satu-satu/

Makasih review nya maaf tidak bisa membalasnya 1 per 1, tapi review kalian membeikan inspirasi dan motivasi X'D ..