Surrender to love (remake)

Cerita ini remake dari novel yang berjudul sama yaitu surrender to love, karya dari penulis R.K. Tirta.

Adapun cerita ini saya kondisikan dengan lingkungan korea, memang novel ini saya remake, tetapi untuk keberlangsung ceritanya saya mencoba menyesuaikan antara situasi yang ada di novel dengan situasi ceritanya, karena cerita ini bukan berlatar belakang Negara yang sama.

Untuk tokohnya, nanti akan menjadi kejutan. Yang jelas ini GS.

Prolog

Sayang? Panggil pria itu, pada sesosok wanita yang kini berdiri tepat didepan jendela besar ruang kantornya, yang sebelumnya terasa suram dan membosankan.

Bayangan tubuh itu membentuk siluet indah, terpapar bias cahaya senja. Masih tidak percaya pada pandangannya, dia mengulang panggilan itu lagi, "kaukah itu?".

Wanita itu menoleh, hanya sedikit sekedar menunjukan respon. Bukti bahwa di mendengar panggilan pria itu dengan baik. Namun tubuhnya tetap tak bergeming mematung membelakanginya.

"kapan kau sampai? Mengapa tak menghubungiku ?" protes pria itu terhadap kebekuan wanitanya.

"aku tiba beberapa jam yang lalu. Pekerjaan ku selesai lebih cepat " jawab wanita itu datar, seperti ekspresi yang ia tampilkan saat ini.

Pria itu mengahampiri, memeluk penuh kerinduan dan melingkarkan kedua lengannya erat di sekeliling tubuh wanita itu. Menggesek bukti kejantannya tepat dibelahan bokong si wanita.

"aku senang kau telah kembali, aku merindukanmu," bisiknya. Menyapukan lidah panas menggoda di leher jenjangnya. " bagaimana mobilnya ? kau suka ?" Tanya pria itu lagi, masih belum berhenti dengan tangannya yang meraba dan bergiliya.

"Hmmm…." Jawab wanita itu singkat setengah melenguh, menikmati apa yang dilakukan pria itu pada tubuhnya. " lalu bagaimana dengan apartement yang kau janjikan pada ku, ini sudah hampir akhir minggu," ucapnya lagi, kali ini mulai memutar tubuhnya.

"Mungkin tidak minggu ini saying. Maafkan aku,kita terpaksa menundanya. Aku butuh dana yang lumayan besar untuk tender impian yang sangat ingin aku menangkan," jelasnya memohon pengertian.

" Aku berharap kau menepati janji mu" gumam wanita setengah merajuk.

"Pasti, percayalah pada ku. Aku tak pernah berdusta pada mu bukan? Ini semua untuk mu. Demi masa depan kita." Janjinya penuh perasaan. Dia menggenggam pinggul wanita itu mendekatkan kearahnya, kemudian memandang lekat kedalam matanya penuh cinta.

Menyingkirkan jarak diantara mereka , pria itu menunduk mempertemukan bibir mereka dengan sebuah ciuman penuh kerinduan. Menyentuh dan meremas apa saja yang bisa dijangkaunnya.

Wanita itu melunak, mulai membalasa perlakuan pria tersebut, memainkan jarinya disela rambut yang lebat dan kelam. Bahkan membantu pria itu membuka tali gaun yang ia payudara indah yang mungil miliknya.

Pria itu semakin bersemangat mengecup bagian yang sangat disukainya, di dada wanitanya, sebuag tato kecil yang memiliki arti tersendiri bagi dirinya.

Begitu asyiknya mereka, sehingga tak menyadari pintu belum tertutup sempurna, bahkan oleh kehadiran seseorang pria yang kini beridiri di ambang pintu memperhatikan adegan intim mereka dengan murka.

Brengsek, apa-apaan ini? Apa yang mereka lakukan, geramnya tertahan.

Pria itu berdiri di ambang pintu, masih dengan memegang kenop pintu yang setengah terbuka. Membeku, telapak tangannya seketika mengepal tegang, menatap kepada kedua insane yang kini sedang bercumbu. Terutama pada sesosok wanita .

Bagimana jari-jari cantik itu mencekram rambut gelap di kepala sang pria, sementara kepala dan rambut panjangnya terkulai kebelakang. Kedua matanya sesekali Nampak terbuka dan terpejam redup. Menikmati setiap cumbuan si pria di pangkal pahanya. Sesekali terdengar desisan seperti ular derik dari mulutnya.

Jalang, wanita jalang! Pria itu membatin.

Pria itu menajamkan penglihatannya lagi, merekan setiap detilan dan wajah dan sesosok wanita itu kedalam memori otaknya.

Mereka berdua tampak masih dari jauh untuk selesai. Ketika gaun wanita itu diturunkan sebagian, kedua bukit wanita itu mencuat keluar dari gaunnya dengan indah. Bagian bawah gaunnya kini naik ke batas pinggul wanita itu.

Hal itu semakin membuat si pria naik darah, dan muak dibuatnya. Nyaris saja ia meradang dan melempar kedua makhluk itu keluar dari gedungnya, jika saja sedikit martabat dan harga diri tak lagi menahannya.

TBC.

Karna ini adalah sebuah remake, saya mohon bantuannya , apabila reader sekalian ada yang menemukan remake yang sama. Karna saya tidak mau membuat remake novel yang sudah banyak di remake oleh penulis lain.

Terima kasih mohon dukungannya untuk saya bisa melanjutkan remake nya.