HOPE
Lika-liku kehidupan Kyuhyun hingga ia dipertemukan dengan seorang Kim Kibum
KI-HYUN (GS)
.
.
.
[K] . [I] . [H] . [Y] . [U] . [N]
Kyuhyun, seorang mahasiswi semester 3 yang kini memutuskan untuk hidup sendiri. Mencari uang untuk membayar kuliahnya sendiri karena orangtuanya sudah tidak mampu lagi membiayainya. Sebenarnya bukan hanya itu alasannya. Kyuhyun menjadi tukang cuci piring dan gelas minuman di sebuah diskotik. Dia bekerja 4 jam sehari, mulai pukul 10 malam hingga pukul 2 dini hari.
"Walau seberat apapun, akan kulakukan. Aku harus membuat orangtuaku bangga. Aku sudah mengecewakan mereka, bahkan membuat malu mereka. Aku dilecehkan oleh laki-laki biadap yang tidak bertanggung jawab. Aku ini aib keluarga, bahkan pulang ke kampung saja aku tidak berani. Makanya, aku menitipkan uang ini pada seorang temanku yang bekerja di toko baju dekat kampungku untuk diberikan pada Ayah dan Ibuku."
Tutur Kyuhyun, tukang cuci piring dan gelas minuman di sebuah diskotik pada seorang wanita cantik, pemilik diskotik tersebut. Wanita itu bernama Heechul, dia sangat baik pada Kyuhyun karena dia merasa kasihan pada Kyuhyun. Dia menemukan Kyuhyun terduduk di teras diskotiknya 2 minggu yang lalu dengan kaki yang bersimbah darah siang hari. Dengan kepanikan yang luar biasa, Heechul mendongakkan wajah Kyuhyun yang tertunduk lemas, amat sangat pucat dan matanya terpejam. Akhirnya Heechul menelfon ambulans dan membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Heechul terbelalak dengan laporan dokter yang mengatakan bahwa Kyuhyun mengalami keguguran. Janin yang berusia 5 bulan itu meninggal dikarenakan stress berat dan kelelahan oleh sang Ibu, yaitu Kyuhyun.
Flashback at Hospital. . .
"Hei manis, kau baik-baik saja?" Tanya Heechul lembut saat Kyuhyun sudah siuman dari pingsan. Kyuhyun berada di ruang rawat inap saat ini karena tadi dokter sudah mengobati Kyuhyun yang keguguran.
"Perutku sakit." Lirih Kyuhyun sambil memegangi perutnya. Namun ada yang sedikit berbeda saat ia meraba perutnya. Raut Kyuhyun mengisyaratkan ia bingung. "Perutku?"
Heechul mendekati Kyuhyun dan mengusap poni panjang yang menutupi sebagian mata Kyuhyun. Dengan senyuman khas nya, Heechul mulai mencoba menjelaskan apa yang sudah terjadi pada Kyuhyun.
"Sabar ya manis, kau mengalami keguguran. Tak usah khawatir, kau baik-baik saja. Hanya, calon bayimu harus pergi." Terang Heechul.
"Hah? Bayiku? Bayiku mati?!" Panik Kyuhyun dengan mata yang membesar.
"Tenanglah manis, kau harus ikhlas dan sabar. Bayimu mungkin akan lebih baik mendapat tempat disana daripada disini. Kau harus lapang. Oke?" Nasehat Heechul.
Kyuhyun terdiam dan matanya berkaca-kaca. Mulutnya sedikit terbuka, sepertinya Kyuhyun masih belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan yang baru saja ia dengar. Heechul memperhatikan Kyuhyun yang tengah terdiam dan nafasnya sedikit cepat namun perlahan kembali stabil. Kyuhyun menatap Heechul.
"A..Anda siapa?"
"Aku Heechul. Maaf, aku yang sudah membawamu kemari. Aku menemukanmu pingsan di depan diskotik ku." Jawab Heechul dengan senyuman khas nya.
"Jadi, kau yang menolongku? Terimakasih nona. Aku berhutang nyawa padamu." Ucap Kyuhyun lembut namun masih dengan raut panik.
"Tidak usah berlebihan. Aku hanya melakukan apa yang harus ku lakukan, manis."
"Oh iya, kalau boleh tahu sekarang dimana bayiku? Ah maksudku calon bayiku." Tanya Kyuhyun.
"Pihak rumah sakit sudah mengurusnya. Lagipula masih berbentuk janin, wajahnya belum kelihatan." Jawab Heechul dengan wajah sedikit meringis. Mungkin merasa ngeri dengan keadaan janin yang tadi diceritakan dokter.
"Oh, begitu." Lirih Kyuhyun.
Heechul mengerti kondisi Kyuhyun. Dia pasti ingin sekali melihat bayinya walau masih berbentuk janin. Tapi bagaimana? Tadi Kyuhyun pingsan lama sekali sampai dokter selesai mengobati Kyuhyun pun dia belum sadar juga. Kasihan janinnya jika berlama-lama diluar terkena angin, lebih baik cepat diurus. Dan itu merupakan permintaan Heechul.
"Ah, jadi siapa namamu? Apa benar kau Kyuhyun? Kau mahasiswa ya? Aku membaca KTM mu di tas yang kau bawa." Tanya Heechul.
"Iya. Aku Kyuhyun."
Flashback end –
Heechul memeluk Kyuhyun sayang, dia mengusap rambut Kyuhyun yang sebahu yang saat ini dikuncir keatas karena Kyuhyun barusaja kelar bekerja. Jam menunjukkan pukul setengah 3 pagi, setelah pekerjaannya beres dia tidak sengaja bertemu Heechul dan biasa mereka berbincang-bincang.
"Yasudah, aku mendukungmu, Kyu. Kau adalah adikku, aku menyukai semangatmu. Aku tidak pernah melihat masalalumu. Yang aku lihat adalah Kyuhyun yang sekarang. Selalu bersemangat." Ucap Heechul mantap setelah pelukannya terlepas. Kyuhyun tersenyum mendengarnya. Dia merasa masih ada orang yang mau mendengarkannya di dunia ini.
"Terimakasih kau mau menolongku,menerimaku menjadi teman bahkan kau menganggapku adik meski kau tidak mau ku panggil kakak. Hehehe" Jawab Kyuhyun diakhiri kekehan manis yang sangat Heechul sukai.
"Aku tidak mau terlihat tua dengan panggilan itu tau?" Sahut Heechul dengan nada ngambek.
"Tapikan kau memang sudah tua, wle~" Ledek Kyuhyun membuat Heechul berteriak kesal.
Yah begitulah kehidupan Kyuhyun sekarang. Meski ia punya masalalu yang amat kelam bahkan suram, tapi kini ia masih bisa tertawa dan mengerjai lawan bicaranya. Baru 2 minggu dia hidup bersama Heechul, dia sudah bisa dekat dan akrab dengan Heechul. Seorang wanita 25 tahun pemilik diskotik dan dulunya mantan wanita penghibur namun sekarang sudah tidak. Jadi kesimpulannya, dua wanita ini mempunyai masalalu yang kelam dan mereka disatukan disebuah diskotik, hahaha. Heechul dulunya juga dibenci dan dibuang oleh keluarga bahkan orang-orang di kampung mengolok-oloknya karena menjadi wanita penghibur sehingga Heechul terpaksa pergi dari kampung dan merantau ke kota. Kemudian dengan tekad yang kuat, Heechul mengumpulkan semua uang hasil pekerjaannya itu untuk membangun sebuah diskotik di area tengah kota. Sedangkan Kyuhyun, dia dihamili laki-laki tak bertanggung jawab. Ketika ia mengaku pada orangtuanya, dia malah takut duluan dan memutuskan untuk kabur dari rumah hingga dia dipertemukan dengan Heechul.
Jadi, sama saja bukan?
.
.
HOPE
.
.
"Baiklah, aku kuliah dulu. Nanti aku pulang jam 4, Heechul-ah" Pamit Kyuhyun pada Heechul yang masih tertidur di kasurnya. Semalam Heechul tidak pulang ke apartementnya karena sudah sangat mengantuk. Jadi dia tidur bersama Kyuhyun di kamar yang berada di belakang diskotik. Dulunya kamar ini digunakan untuk tidur Heechul saat belum punya apartement.
"Kuliah itu membingungkan. Masuk jam 11, pulang jam 4. Kadang berangkat jam 6 pulang jam 6 juga. Bagaimana pelajarannya bisa masuk?" Heechul berdumel sambil memeluk guling dan melihat Kyuhyun yang sedang mengenakan sepatunya.
"Entahlah, aku juga tidak tahu kenapa aku kuliah." Jawab Kyuhyun polos membuat Heechul menatapnya datar. Masih dengan muka bantalnya.
"Lalu kenapa kau kuliah, bodoh?" Tanya Heechul kesal sambil melempar bantal Kyuhyun kearah Kyuhyun.
"Haha, gengsi lah sama teman-teman semasa SMA ku dulu. Rata-rata mereka kuliah" Jawab Kyuhyun yang sudah selesai mengenakan sepatunya.
"Dasar ABG, masih makan gengsi."
"Hei, aku bukan ABG lagi. Aku sudah 20 tahun dan sekarang aku semester 3 tau? Bahkan sebentar lagi aku semester 4." Balas Kyuhyun sambil melempar balik bantal yang tadi dilemparkan Heechul padanya.
"Yayaya percaya-percaya. Sana pergi, aku mau tidur. Tidak mau debat dengan ABG 20 tahun." Jawab heechul sambil mengubur tubuhnya dibawah selimut.
Kyuhyun hanya tertawa melihat tingkah Heechul. Kemudian Kyuhyun berpamitan lagi lalu segera berangkat ke kampusnya dengan mengendarai sepeda yang dibelikan Heechul untuknya sebagai kendaraan jika Kyuhyun hendak kemana-mana.
At Kyuhyun's University. . .
"Kyu, nanti mau tidak nonton? Ada film baru di bioskop." Ajak salah seorang teman laki-laki Kyuhyun, bernama Donghae yang langsung nyelonong merangkul pundak Kyuhyun saat Kyuhyun berjalan di koridor menjuju kelasnya.
"Aah, sebenarnya aku mau tapi aku ada janji dengan Sungmin mau ke perpustakaan. Hehe, maaf ya." Jawab Kyuhyun sambil perlahan tangannya menurunkan lengan Donghae yang tersampir di bahunya, kemudian Kyuhyun langsung melesat pergi berbelok arah padahal kelasnya sudah terlewati tadi.
Kyuhyun memasuki toilet dan mengunci diri di salah satu bilik toilet.
"Kenapa ini? Aku takut." Batin Kyuhyun dalam hati. Nafasnya menjadi cepat dan wajahnya menjadi panik pasca bertemu dengan Donghae. "Aku takut sekali. Apa ini trauma?" Pikir Kyuhyun menebak.
.
.
.
"Aku takut lelaki."
To Be Continued. . .
Gak tau kenapa saya bikin fanfic kayak gini, kebanyakan nonton sinetron di Ind*siar kali ya? Hehehe
Maaf alur terlalu cepat
