Gintama © Sorachi Hideaki

.

Much Ado about Something

.

.

.

Kumpulan ficlet dari A hingga Z tentang keseharian 4 laki-laki di Shouka Sonjuku.

.

"As contraries are known by contraries, so is the delight of presence best known by the torments of absence." —Alcibiades

.

.

.


#1. A = Antithesis

Sama seperti langit yang eksis bersama bumi, maupun yin yang ada bersama yang, Shouyou tahu dengan pasti bahwa kedua muridnya itu memang diciptakan saling berlawanan.

Tidak, ini bukan hanya tentang penampilan mereka yang bagai cahaya dan kegelapan, tidak sesimpel itu. Bagaimana mereka bersikap dan bereaksi terhadap dunia dan sekitarnya, bagaimana mereka menjalani hidupnya, bagaimana mereka memaknai hal-hal yang terjadi padanya—semua hal itu berbeda sama sekali.

Sakata Gintoki, si ikal bersurai putih keperakan yang ditemuinya pertama kali jelas memiliki potensi. Bukan hanya tentang seni bela diri dan macam-macamnya, tapi entah mengapa Shouyou bisa menemukan ketetapan hati di balik iris ruby yang selalu terlihat tidak peduli itu. Sikap kurang antusiasnya itu sebenarnya menyimpan sisi protektif yang tidak banyak orang ketahui.

Sedangkan Takasugi Shinsuke, anak bersurai hitam keunguan yang selanjutnya dia temui, mungkinlebih bisa diharapkan dalam segi tekad dan visi. Terbukti setelah datang beberapa kali ke doujo, dia akhirnya berhasil mengalahkan sabetan bokuto Gintoki (meskipun harus menanggung kekalahan berkali-kali). Namun, selama apapun dia menerawang mata olive itu, Shouyou tidak mampu menemukan hati dan jiwa seteguh anak pertama tadi.

Perbedaan yang ada pada keduanya pun bukan tidak menciptakan gesekan dan turbulensi. Ada saja hal-hal yang mereka perdebatkan dan ributkan. Dari hal sepele seperti penyebab Zura tidur dengan mata yang selalu terbuka, hingga hal-hal terkait pelajaran yang kerap disinggungnya di dalam kelas.

Akan tetapi, di setiap pertengkaran dan perdebatan yang melibatkan keduanya, Shouyou bisa menarik kesimpulan bahwa ada juga hal-hal yang sama-sama mereka miliki, misalnya sifat tidak mau kalah satu sama lain. Adalah hal yang istimewa bagi seorang Sakata Gintoki ketika dia menanggapi sesuatu, dan sesuatu itu nyatanya seringkali berwujud Takasugi.

Bukankah gesekan dan turbulensi adalah cara keduanya untuk saling berinteraksi? Bukankah antithesis ada untuk saling melengkapi?

Maka dari itu, Shouyou tidak pernah khawatir, karena keduanya hadir untuk saling menyeimbangkan. Keberadaan Takasugi bisa membuat Gintoki untuk sesekali mengesampingkan sifat pasif dalam dirinya. Namun, lebih dari itu semua, ketika suatu hari nanti dunia berubah menjadi tak bersahabat lagi, ketika masa kanak-kanak tak mampu dinikmati lagi, atau ketika takdir buruk tak dapat dihindari lagi, mereka masih memiliki satu sama lain.

Ketika saatnya nanti jiwa Takasugi tersesat dalam keputusasaan, akan selalu ada Gintoki yang menuntunnya untuk kembali.***

FIN