Summary: Mereka berciuman setiap hari, bermesraan setiap hari. Tapi mereka tidak saling memiliki ikatan, bahkan mereka memiliki namjachingu masing-masing. Dan Yesung tidak dapat mengerti…hubungan apa yang saat ini mereka berdua lakoni./"Jika kau memang ingin pergi, pergilah!"/"Kau memang namja berengsek yang tidak punya perasaan, Cho Kyuhyun!"/

Rated: T semi M #pletak

Genre: Romance, hurt?

Happy reading :

Ch 1 part 1

PipinPapo

Weird Relationship

"Selamat pagi baby…" Suara bass rendah menginterupsi kegiatan namja yang lebih pendek, merengkuh pinggang ramping si namja sipit hingga menjalar membaui tengkuk putih yang menggoda.

"Pagi juga Kyu, duduklah. Aku sedang memasak jjangmyeon kesukaanmu." Namja sipit tidak mengindahkan perlakuan intim yang diberikan namja jangkung itu, fokusnya masih tetap kepada masakannya.

Well, ia sudah terbiasa.

"Tapi aku ingin morning kiss-ku!" Rengutnya kekanakan.

Yesung, namja mungil itu menghela nafasnya bosan. Seraya mengolah bahan masakan itu menjadi sebuah makanan bernama jjangmyeon. Ia tahu namja kekanakan yang satu ini akan memintah jatah pagi harinya sebagai uang muka, meskipun namja bermarga Cho itu nyaris melakukannya setiap saat. Seolah bibir mungil namja Kim itu senyawa adiktif yang membuatnya candu. Demi apapun, apa namja brunette itu tidak pernah bosan?

Well, mereka berciuman setiap hari, bahkan melakukan hal privasi yang biasanya dilakukan oleh sepasang kekasih penuh hormon. Namun mereka bukan itu, mereka tidak memiliki ikatan apapun. Mereka…jauh dari itu, ia hanyalah anak tetangga yang selalu dititipkan di kediaman keluarga Cho karena kedua orangtuanya selalu pergi berbulan-bulan untuk urusan bisnis. Bahkan mereka nyaris tidak pernah pulang, hanya mengirimkan uang untuknya setiap awal bulan. Apa mereka lupa punya seorang anak yang harus mereka beri kasih sayang?

Satu lagi point penting. Dan entah ini kabar baik atau kabar buruk, kedua orangtua Kyuhyun juga jarang pulang karena sama-sama mempunyai bisnis besar yang menyita banyak waktu. Dalam kedua situasi yang kondusif ini, wajar jika mereka berdua dapat melakukan hal apapun didalam rumah. Meskipun harus menggeluti 'pemanasan' di ruangan yang tidak akan kalian bayangkan.

Apakah pernah terfikir untuknya menghentikan hubungan yang dianggap tabu dan tidak sehat ini? Tapi ya, ia ingin. Namun ada sesuatu dalam hatinya yang merasa senang saat berada dekat dengan namja evil itu. Berbagi sentuhan dengan Kyuhyun seolah memberinya friksi aneh yang menjalar hingga ke ubun-ubun. Sesuatu yang ia sendiri tidak tahu harus disebut apa.

Ia tidak tahu kapan semuanya dimulai, semua hubungan gila yang ia dan Cho Kyuhyun lakoni selama ini. Seingatnya dulu, saat ia pertama kali tinggal disini….Cho Kyuhyun adalah seorang namja yang tampan dan bertanggung jawab, selalu menjaganya setiap hari layaknya perlakuan seorang kakak terhadap adiknya, begitu pula sebaliknya.

Namun suatu malam, entah setan apa yang merasuki tubuh Cho Kyuhun hingga namja tampan itu melakukan sesuatu yang bahkan tidak tidak pernah ia bayangkan akan terjadi. Demi Tuhan bahkan ia masih ingat dengan baik semua kejadian tersebut…semuanya, terekam jelas dan selalu terulang seperti roll film rusak. Dan hal itu berlanjut hingga detik ini, berlaku seolah mereka sepasang suami istri yang tinggal dalam satu atap. Melakukan hal pribadi bersama hingga berujung lemas diatas ranjang.

Dan mereka bahkan bukan sepasang kekasih? Rasanya Yesung ingin sekali memukul kepalanya sendiri.

"Ne…ne, dasar tukang tagih!" Jemari Yesung memetik pelatuk kompor untuk mematikan apinya, berjaga-jaga karena siapa tahu kegiatan rutin mereka akan berlangsung lama seperti yang beberapa kali terjadi.

"Silahkan, ambil sesukamu…" Ia memajukan wajah manisnya pasrah. Bersiap menerima serangan bibir penuh Kyuhyun.

"Haruskah aku yang mengambilnya? Tapi aku mau kau memberikannya padaku…so, kiss me with your sexy cherry lips…baby." Perkataan manis yang sederhana itu mampu membuat sebuah rona merah dipipi chubby si namja manis. Ia tidak pernah tahan dengan semua kata-kata berlebihan yang dirangkai Kyuhyun, semua terkecap…manis dan menjanjikan.

"As you wish…" Gumamnya pelan sebelum akhirnya menjinjit untuk menarik Kyuhyun dalam sebuah ciuman singkat, awalnya…karena ternyata namja evil itu langsung bermanufer dengan menarik pinggang dan lehernya hingga membuat namja Kim itu tidak bisa mundur.

"Hmphh~" Desahan itu lolos begitu jari-jari Kyuhyun meremat kuat bokongnya. Kemudian bergerak merambat semakin atas menuju tengkuknya. Yesung melenguh dalam diam…membiarkan lidah possesif Kyuhyun membelit lidahnya untuk bersenggama dalam kelembaban.

Hingga akhirnya Kyuhyun melepas pagutan mereka yang sudah berlangsung beberapa menit. Menyisakan Yesung yang terengah-engah melahap oksigen sebanyak-banyaknya, ia masih bisa bersyukur karena kegiatan ringan mereka tidak berakhir menyedihkan dilantai dapur seperti dalam beberapa kasus terakhir.

Yasung membenarkan apron baby blue yang sedikit berantakan, juga rambut hitamnya yang tidak jauh dari kata acak-acakan. "Dasar mesum, kau membuatku kehabisan nafas!"

"Mian baby, habis kau selalu menggodaku dengan wajah seksimu itu…aku jadi tidak bisa menahan diri." Kyuhyun mencuri sebuah kecupan kecil dipipi chubbynya.

"Itu Karena kau mesum, lihat sekarang jjangmyeonnya jadi dingin. Aku akan menghangatkannya lagi, kau pergilah mandi…kita tidak boleh terlambat lagi seperti kemarin. Pabbo!"

"Ne ne…"

.

.

Satu porsi makan siang kesukaannya tersuguh diatas meja kantin…sejak beberapa menit lalu. Tadinya Yesung akan memakannya, jika saja pemandangan didepan matanya tidak begitu membuatnya iritasi hingga selera makannya menguap begitu saja.

Ia mengaduk-aduk makanan itu tanpa minat, seraya tidak sadar menggenggam batang sendok itu dengan kuat sekali. Kedua matanya berkilat tidak suka saat namja Cho, orang yang selama ini selalu melakukan kontak intim dengannya…kini tengah merengkuh pinggang seorang namja manis berwajah aegyo, Lee Sungmin. Tepat disebrang meja tempat makannya.

"Cih, dasar Cho Player…" Umpatnya lirih.

Tapi itu hal biasa. Pemandangan seperti itu nyaris setiap hari ia lihat, Cho Kyuhyun selalu menggoda siapa saja yang menarik untuk diajaknya 'bermain-main'…well kalian tahu, bermesraan dimanapun namja tampan itu mau. Bahkan saling bercumbu tanpa tahu malu seolah dunia berpusara pada mereka berdua.

Ia tidak akan pernah lupa seberapa sering namja tukang tebar pesona itu bermesraan dengan namja lain tepat didepan hidungnya. Hal yang selama ini membuat kebenciannya terhadap namja itu bertambah beberapa kuadrat. Bagaimanapun juga, siapa yang tidak akan marah jika seseorang yang selalu bercinta denganmu setiap malam terlihat merangkul namja lain dengan mesra.

Terkadang ia berfikir bahwa perlakuan Cho Kyuhyun padanya selama ini hanya didasari atas niat bermain-main, faktanya ia tinggal seatap dengan namja playboy itu…dan kenyataan itu membuatnya lebih mudah untuk ditaklukan oleh Kyuhyun. Namja itu terlalu player untuk bisa mencintai seseorang.

Tapi ya itu tadi, ia tidak akan terjatuh sedalam ini jika bukan karena terjerat pesona seorang Cho Player Kyuhyun. Predikat bad boy yang namja tampan itu sandang bukan tanpa alasan, namja itu bisa membuat seseorang bertekuk lutut padanya hanya dengan sekali lirik. Dan kenyataan itu terasa pahit untuk Yesung.

"Kenapa tidak menghabiskan makan siangmu Sungie?" Suara bass yang sangat familiar membuyarkan lamunan Yesung, membuatnya mendongak hingga menemukan sosok jangkung berwajah tampan yang tengah menyunggingkan senyum dimple andalannya. Siwon. Choi Siwon.

"Aku baru akan memakannya." Balasnya cepat. Diikuti Choi Siwon yang meletakkan nampan berisi makan siangnya dan duduk tepat disamping si namja manis.

"Jinjja? Tadinya kukira kau sedang memandangi Cho Kyuhyun." Ujarnya ternyata tepat sasaran.

Yesung menggidikkan bahunya seolah menampik kenyataan yang baru saja dikatakan Siwon."Sama sekali tidak, untuk apa aku memandanginya? Lebih baik aku memandangimu…lebih tampan." Sambungnya dengan wajah manis yang menyembunyikan kebohongan.

"Kau pandai memuji, karena aku memang tampan." Namja Choi itu merapatkan tubuhnya pada Yesung."Sayang sekali namja setampan kamu ternyata memiliki sifat narsis yang mendarah daging, aku jadi kasihan melihatmu." Cibirnya sekarang, seolah pujian yang tadi ia berikan bukanlah apa-apa.

"Aku bukannya narsis, aku hanya mengatakan apa yang sebenarnya. Apa kau iri wajahmu tidak setampan aku?" Bahu kekar Siwon menyikut bahu Yesung, seolah menggodanya.

"Kau buta ya? Dilihat dari sisi manapun wajahku ini sangat tampan. Jauh lebih tampan darimu!"

"Tapi tadi kau bilang aku lebih tampan dari Kyuhyun…dan Kyuhyun jelas jauh lebih tampan darimu." Siwon menahan gelak tawanya begitu pipi menggemaskan namja manis itu merah menahan marah.

"Dasar kuda liar menyebalkan!" Ia memajukan bibirnya lucu. Ya…dia memang tidak terlalu tampan, apa yang bisa ia banggakan dengan wajah mungil yang mirip perempuan ini.

"Kau memang tidak tampan, tapi kau sangat sangat sangat manis…lebih manis dari yeoja manapun." Kedua tangan Siwon menangkup pipi Yesung yang terasa menghangat lalu mencubitnya pelan. Tidak sadar jika perlakuan manisnya terhadap namja mungil itu bisa membangunkan amarah seseorang.

"YA! Aku namja—" Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, sebuah tarikan kuat dilengannya membuat namja itu menjauh dari Siwon.

Siluet seorang namja jangkung yang ia yakini sebagai Cho Kyuhyun terlihat menjulang dibelakangnya.

"Kau sudah selesai dengan namja ini? Karena aku akan membawanya pergi." Sosok Cho Kyuhyun yang sudah berada didepan meja Siwon dan Yesung, mengintimidari si dimple smile dengan tatapan garangnya seolah berkata 'namja-ini-milikku!'.

"Belum, sebenarnya." Manik obsidian Siwon membalas tatapan mengintimidasi Kyuhyun, menciptakan aliran listrik imajiner yang terjerat antara mata mereka.

"Karena kau terlanjur membawanya dariku sekarang." Balasnya tajam.

"Itu karena dia milikku, jadi kau tidak boleh mendekatinya. Kim Yesung adalah mutlak milikku." Bentaknya naik oktaf. Membuat suaranya nyaring bergema ke seluruh penjuru kantin hingga berpasang-pasang mata nampak tertarik untuk melihat bagaimana mengerikannya seorang Cho Kyuhyun.

Merasa keadaan sudah mulai tidak kondusif, si namja manis memutuskan memecah pertengkaran.

"Err, sudahlah kalian berdua. Kalian membuat kita menjadi pusat perhatian…" Namja mungil itu mencoba menghentikan perdebatan tidak penting antara kedua namja penguasa sekolah.

"Ini urusanku dengannya." Telunjuk panjang Kyuhyun menunjuk wajah Siwon. "Jadi jangan ikut campur." Cengkramannya pada tangan Yesung menguat.

"Ya! Dengarkan aku untuk sekali ini saja Cho Kyuhyun!"

"apa yang membuatmu berfkir aku akan mau berhenti? Aku hanya ingin memberinya pelajaran."

"…"

Yesung menyerah, merasa tidak ada gunanya ia melerai Kyuhyun karena namja itu tidak pernah mau mendengarkannya. Namja arogan itu hanya bisa membuka telinganya saat mereka bergulat di ranjang, ya for hell. Hanya saja ada sekelumit pertanyaan yang selalu lolos setiap kali Kyuhyun berbuat arogan saat ia dekat dengan seseorang, mengganggunya dengan ancaman kekanakan seperti 'jauhi Kim Yesung' atau 'dia milikku', seperti barusan.

Yesung harus rela menjadi lajang selama ini karena alasan yang sama.

Kenapa harus semarah itu? Pikir Yesung. Coba saja kalian pikir, apa arti ia dimata namja itu? Hanya sebatas partner sex, tidak lebih. Atas dasar apa namja Cho itu berani mengklaim dirinya sebagai miliknya sementara mereka bahkan tidak pernah mengecap apa yang disebut sebagai 'sepasang kekasih'. Sekali lagi, mereka bukan sepasang kekasih.

Ini tidak adil, itu yang selalu ia pikirkan. Bagaiman bisa namja itu dengan seenaknya bermesraan dan menempel dengan orang lain didepan matanya, sementara ia bahkan tidak diperbolehkan untuk dekat dengan siapapun. Kyuhyun selalu berkata 'Kim Yesung milikku' kepada semua orang, lalu keesokan harinya ia akan merangkul orang lain sebagai kekasihnya. Jadi ia ini apa? Selingan disaat bosan?

"Mian Siwon." Ia menatap penuh penyesalan. "Sudahlah, cepat pergi dari sini Kyu. Kita ada kelas, aku tidak mau terlambat." Pinta-pintar Yesung membujuk namja jangkung itu untuk segera pergi. Berharap semoga namja itu mau mendengarkannya sekali ini.

Merasa posisinya diatas angin, Kyuhyun menarik pinggang ramping namja mungil itu. Ia tersenyum penuh kemenangan. Meninggalkan Choi Siwon yang terpaku dengan urat tangan yang menegang.

.

.

.

"Just tell me, baby. Apa hubunganmu dengan Choi Siwon?" Kyuhyun menghimpit tubuh mungil Yesung diantara ujung sofa.

Ia mengernyit, setelah absen berbicara padanya setelah kejadian tadi siang, Kyuhyun baru mengeluarkan sepatah suaranya untuk menanyakan hal bodoh itu?

Belum sempat ia menjawab, sebuah tekanan pelan didadanya membuatnya harus kehilangan keseimbangan hingga berakhir dengan tubuh mungil yang sukses terhampar disofa. Diikuti sosok lain yang menerjangnya bagai hewan liar yang menerkam mangsanya.

Tanpa basa-basi Kyuhyun melumat bibir lembab Yesung dengan kasar, sementara si submissive yang sudah tidak asing dengan sentuhan seperti ini langsung membalas permainan dengan sama liarnya. Lidah Yesung yang lihai ikut bergulat didalam rongga mulutnya, membelit lidah Kyuhyun untuk saling berbagi saliva. Ia tidak mau kalah, mencoba mendominasi permainan adu lidah mereka…

"Enghh…" Erangan kecil lolos dari bibirnya ketika Kyuhyun telak meluluhkan lidahnya, Yesung tidak diberi kesempatan untuk sekedar menjawab pertanyaan konyol Kyuhyun. Mereka terus melakukannya hingga telapak mungil Yesung mendorong-dorong dada bidang Kyuhyun akibat paru-parunya yang mulai kehabisan pasokan oksigen.

Tidak sadar kedua tangan Kyuhyun sedari tadi sudah menggerayangi kedua nipple Yesung dari luar seragam sekolahnya, mencubitnya gemas hingga kedua tonjolan itu menegang. Sementara lidah remaja ahli itu beralih menuju ceruk leher Yesung yang mulus. Menjilat dan menghisapnya adiktif seperti ia akan mati tanpa itu. Jari mungil yesung terselip mesra dibalik helaian rambut brunette Kyuhyun untuk meredam rasa nikmat dari si dominan.

"Ugh…Kyuh…" Erang Yesung lolos untuk yang kedua kalinya. Tidak bisa ia pungkiri permainan namja brunette itu benar-benar menghanyutkan.

"Kuulangi lagi, apa hubunganmu dengannya? Dia kekasihmu?" Meskipun sibuk dengan kedua tonjolan kecil itu, bibir penuh Kyuhyun tetap menuntut jawaban.

"Dia…ugh, bukan siapa-siapa, Kyuh!" Ia kepayahan dalam merangkai kata-katanya. Sulit sekali berfikir jernih disaat-saat genting begini, pikir Yesung.

"Bohong! Jangan pernah mencoba untuk mengelabuiku, Kim Yesung. Aku tahu dia menyukaimu, dan kau bersikap seolah memberinya harapan!" …ia hanya ingin mengetahui kebenaran. Ada sesuatu dalam otaknya yang berkata bahwa Yesung memiliki hubungan special dengan namja Choi itu, sesuatu yang tidak seharusnya ada. Yesung itu miliknya, jadi tidak ada yang boleh memilikinya selain dirinya!

"Apa bicaraku kurang jelas? Aku sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan dia! Bagaimana bisa aku menjalin hubungan dengan seseorang saat kau selalu melarang orang lain untuk mendekatiku!" Ia berkata tanpa berfikir…mengeluarkan seluruh emosinya yang mengendap setelah sekian lama ia pendam. Biar, biar namja itu tahu apa yang ia rasakan. Ia tidak menyesal harus mengatakan ini, sesekali Kyuhyun harus peduli pada perasaan seseorang disini.

"Itu karena kau milikku, tidak ada yang boleh mendekati…menyentuh, atau melakukan apapun padamu selain aku! Kau mengerti?!"

"Kau selalu melarangku bersama orang lain. Lalu bagaimana denganmu? Kau mengklaim diriku sebagai milikmu sementara kau selalu bermesraan dengan orang lain. Kau pikir bagaimana perasaanku? Aku sudah mengorbankan semua hal yang begitu berharga kepadamu! Bagimu aku hanya partner sex pemuas nafsumu saja, apa aku benar?"

Perkataan tajam itu telak membuat Kyuhyun tercenung dalam beberapa detik. Otaknya baru saja mencerna kata-kata yang baru saja dirangkai teman seatapnya, biar bagaimanapun semua itu benar. Ia selalu begini, bersikap kasar dan memaksa namja mungil itu untuk menjauhi setiap orang yang mencoba dekat dengannnya. Bloody hell, itu bukannya tanpa sebab karena ia marah saat orang lain menyentuh apa yang menjadi miliknya.

Miliknya katamu? Kata itu tersendat setiap kali ia mengucapkannya. Jika dipikir sebentar, namja mungil itu bukan siapa-siapa. Yesung bukan kekasihnya, atau sesuatu yang berhubungan dengan relasi percintan. Namja manis itu bukan milik siapa-siapa, jadi…apa haknya untuk melarang namja itu memiliki kekasih? Itu yang selalu ia pikirkan.

"Kau tahu hubungan kita tidak sesederhana itu."

"Memang, kau yang membuatnya semakin rumit. Dengar, kita harus sadar posisi kita masing-masing, baik aku ataupun kau sama sekali tidak memiliki hak untuk mencapmuri urusan masing-masing. Kau dengan Lee Sungmin dan aku dengan hidupku." Lantangnya final.

Tapi Cho Kyuhyun tetaplah dirinya sendiri, pribadi arogan yang tidak akan mau kalah argument.

"Biar kuberitahu posisimu sekarang ini siapa, kau baby-ku. Dan mereka yang setiap hari kukencani adalah mainanku, itu jelas sesuatu yang berbeda!"

"Berfikirlah yang waras, Cho Kyuhyun. Aku bukan siapa-siapa, jadi jangan pernah melarangku menjalin hubungan dengan orang lain selain dirimu. Kau sudah punya Lee Sungmin, dan kau masih ingin menahanku disampingmu? Yang benar saja!" Demi apapun, ia lelah. Ia hanya ingin membuat namja keras kepala itu berpikir secara logis dan menghentikan semua omong kosong ini.

Pernahkan kau berfikir aku akan sakit saat melihatmu bersama dengan yang lain? Batin Yesung.

"Itukah maumu? " Perlahan tubuh jangkung namja itu bangkit dari kungkungannya pada Yesung. Memusatkan maniknya untuk menatap dalam kedua sabit obsidian milik 'partner' nya. Mencari-cari kebenaran didalam sana, namun tidak…mata itu memancarkan emosi yang kentara. Coba ingat, berkali-kali ia melarang Yesung untuk alasan yang sama, dan dengan patuhnya namja mungil itu menurut. Namun kali ini tidak seperti tempo hari, Yesung berani membantahnya.

Itu artinya kali ini Yesung memutuskan untuk mempunyai seseorang disampingnya, dan orang itu bukanlah dia. Hal itu membawa sesuatu yang menelusup ke dalam hatinya, yang ia yakini membuat sesuatu dalam dadanya merasa sakit.

"Fine, jika memang itu yang kau inginkan. Akan kuberikan. Mulai detik ini aku tidak akan melarangmu berhubungan dengan siapapun, kau bebas. But, don't even dare ya repent what your choise!" Lantangnya dengan wajah yang kelewat datar. Tanpa menunggu apapun lagi ia menyambar jaket dark blue di bibir sofa lalu melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju pintu utama dan menutupnya dengan debaman keras. Ia pergi, dengan perasaan aneh yang berkecamuk murka.

Meninggalkan Yesung yang terduduk di pinggiran sofa dengan raut muka yang sulit dibaca. Wajahnya yang putih kini memerah dengan ekspresi nanar seolah menahan sesuatu yang besar dalam dirinya.

Setitik air mata jatuh perlahan mengaliri ujung maniknya.

Bukan ini yang ia harapkan.

"Kau bahkan tidak pernah berfikir kenapa aku bisa begini. Kau emang bajingan yang tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, kau berengsek, CHO PLAYER KYUHYUN!" Teriaknya histeris seolah mengeluarkan seluruh sisa suaranya.

Bodoh sekali ia mengira Kyuhyun akan megerti dengan semua ucapannya.

"Aku membencimu, karena aku…mencintaimu." Lirihnya lemah sebelum air mata kedua meluncur nanar melalui kedua ppi merahnya.

.

PipinPapo

.

Setelah kejadian tempo hari Kyuhyun menjadi semakin jarang pulang. Namja tampan itu hanya akan datang saat matahari sudah tenggelam begitu jauh, itu pun tidak setiap hari. Mungkin untuk mengambil sesuatu dan beberapa lembar uang, lalu pagi harinya ia sudah kembali pergi tanpa mengatakan apapun. Dan hal itu berlangsung selama satu minggu, hingga detik ini.

Hal itu juga menjadi titik berat dalam hidup Yesung yang begitu menyiksa, ia tidak menyangka namja itu begitu kekanakan hingga menjauhinya dalam waktu selama ini. Ia tahu Kyuhyun marah besar terhadapnya, tapi apa harus dengan cara seperti ini juga? Mendiamkannya selama ini dan berharap ia akan mengejar Kyuhyun dan berlutut dibawah hidungnya untuk memohon namja itu kembali? Demi harga dirinya, Yesung tidak akan pernah melakukan hal menjijikkan seperti itu.

Namun begitu ingat seberapa jarang namja itu pulang, Yesung jadi merasa kasihan dengan dirinya sendiri. Bayangkan saja, tubuhnya yang terbiasa setiap hari mendapat sentuhan intim dari Kyuhyun dan faktanya sekarang Kyuhyun tidak pernah menyetubuhinya sejak waktu itu. Hal itu berpengaruh besar pada hasratnya, ia jadi jijik begitu begitu tahu bahwa dirinya sendiri selalu bermain solo setiap malam, memuaskan tubuhnya sendiri dengan jemari mungilnya. Demi apapun, ia merasa hina.

Tidak dapat dipungkiri selama ini ia menikmati setiap perlakuan namja tampan itu. Dengan setiap sentuhan sexual dari namja berpengalaman itu sudah cukup membuat dirinya melayang begitu tinggi, ditambah dengan perkataan manis yang seolah membuat dirinya bagai primadona yang dimanjakan setiap hari. Terlepas dari betapa kejam Kyuhyun menjatuhkan angan-angannya yang manis saat tangan namja brunette itu merengkuh pinggang orang lain setiap hari, itu…jahat bukan?

.

Satu…dua…tiga

Saluran tv kabel dihadapannya berkerlip dengan cepat, jemarinya terus menekan tombol remote untuk mengganti channel yang nyaris seluruhnya tidak menarik, ia mengehela nafas kesal. Jujur, namja itu kebosanan.

Malam-malam begini tidak ada yang dapat ia perbuat selain berkutat dengan acara tv yang membosankan. Well, ia tidak tahu lagi apa yang akan ia lakukan, tidak mungkin namja itu nekad pergi keluar untuk sekedar jalan-jalan. Terlalu berbahaya, wajah manisnya terlalu mencolok untuk menarik simpati para preman kampungan yang bisa saja memperkosanya dalam sekejap.

Biasanya saat malam seperti ini, Kyuhyun akan merangkak dengan suara pelan sebelum menerjangnya di sofa saat ia sedang lengah menonton acara tv…hingga mereka berdua berakhir dengan cairan lengket disekujur tubuh.

Tidak disadari pipi chubby Yesung memerah begitu memikirkannya.

"Apa yang barusan kupikirkan?!" Umpatnya. Merasa begitu konyol karena semenjak Kyuhyun pergi, otaknya selalu terngiang bayang-bayang mengerikan namja itu.

Kyuhyun yang tampan dan selalu memperkosanya setiap hari, benar. Kyuhyun yang berengsek dan selalu menghancurkan hatinya menjadi potongan kecil setiap harinya, itu juga benar.

Disaat alam bawah sadarnya sedang sibuk berhayal, sebuah suara asing menginterupsi kegiatan itu.

Suara pintu yang terbuka membuat Yesung langsung terperanjat, tubuhnya yang kurus langsung menyusul arah suara pintu dan mendapati siluet seorang namja jangkung yang tengah berdiri diambang pintu. Kyuhyun, namja yang selama ini selalu menyita kinerja memory otak Yesung.

"Kyuhyun?" Sahutnya untuk memastikan bahwa sosok itu benar-benar namja yang selama ini ia rindukan.

Namun jawaban yang ia dapatkan adalah sebuah pemandangan mencengangkan yang nyaris membuatnya kesulitan bernafas. Sesak sekali.

Kedua maniknya jatuh pada sosok selain Kyuhyun, namja bertampang bunny yang kini bergelayut manja di lengan kekar Kyuhyun. Wajahnya terlihat merah kepayahan, tidak berbeda hal dengan Kyuhyun. Suatu alasan yang cukup untuk membuatnya mengira mereka berdua kini tengah mabuk, ditambah dengan bau menyengat yang ia yakini berasal dari minuman beralkohol yang menguar begitu namja tampan itu membuka mulut.

"Enyah…" Dedis Kyuhyun saat namja mungil dihadapannya tengah sibuk melongo dengan tatapan cengang. Kedua tangan besarnya mencoba menahan bobot tubuh Lee Sungmin yang bisa ambruk kapan saja.

"Mengejutkan sekali melihatmu pulang, menampakkan muka dengan membawa mainan ditanganmu. What a great night, Cho Kyuhyun." Balas Yesung dengan sama sinisnya, menusuk kedua amber Kyuhun dengan bilah kilat tajam kedua obsidian sabitnya. Berusaha mencerna dengan baik apa yang barusan terjadi, Kyuhyun pulang dengan membawa 'teman baru', bukan hal yang baik.

"Tidak ada urusannya denganmu, just fuckin get out of my face, Kim Yesung." Tanpa embel-embel 'baby' seperti yang biasa ia berikan pada namja itu, tubuh jangkung Kyuhyun langsung menyeret tubuh lemas Sungmin yang masih meracau akibat konsumsi dosis tinggi minuman alcohol beberapa jam lalu. Melewati Yesung yang masih tercenung dengan kedua kaki seolah terpaku, disusul suara debaman pintu utama yang dibanting dengan keras.

Ekor matanya mengikuti sosok jangkung Kyuhyun bersama Sungmin yang terseok menjauh dan menghilang dibalik pintu kamar utama, kamarnya dengan Kyuhyun.

"Bastard…" Bisiknya dengan wajah berkerut. Menahan sesuatu yang terasa menyakitkan kini menelusup pada luka hatinya yang semakin menganga.

Setelahnya dapat ia dengar suara parau yang didesahkan Lee Sungmin didalam sana, telinganya tidak tuli untuk mengetahui suara aneh itu berasal dari kedua orang yang tengah bercinta. Demi Tuhan, tidak bisakah mereka melakukannya di tempat lain? Tempat yang tida akan mengusik rasa frustasinya.

Sungguh sebuah kejutan yang 'manis'. Mendapati orang yang kau pikirkan satu minggu terakhir tiba-tiba pulang dengan membawa orang lain sebagai penghangat ranjang. Bukan itu yang ia harapkan, bahkan beberapa saat setelah Kyuhyun membuka pintu…ia masih berharap namja itu akan memeluknya lalu meminta maaf dengan kata-kata manisnya yang kemudian namja itu mengatakan cinta padanya, klise. Itu terdengar bodoh dan imajiner, namun dengan berat hati ia menyesal pernah berfikir demikian.

Ia menyesal pernah menyia-nyiakan seluruh perasaannya kepada namja itu. Semua hancur hanya dalam hitungan detik bagai disapu badai berkekuatan besar. Dia, Cho Kyuhyun…dengan mudahnya mengobrak-abrik perasaannya hingga seperti ini.

Air mata bening menggenang disudut maniknya.

Dan malam itu juga ia bersumpah untuk membuang seluruh cintanya kepada Cho Kyuhyun.

.

.

.

Cinta, jatuh cinta tidak selamanya indah. Kisah cintanya tidak berjalan mulus seperti yang diceritakan di dongeng-dongeng, cinta yang berujung kebahagiaan abadi hanyalah omong kosong. Setidaknya itu yang Yesung rasakan, mendapati orang yang menjadi cinta pertamanya kini bermetamorfosis menjadi namja jahat yang menghancurkan perasaanya. Membuat luka melintang yang abadi menyayat hatinya.

Percayalah, itu sakit.

.

Jermari tangan kecilnya membuka kedua belah pintu lemari dengan cepat. Mengeluarkan seluruh isinya yang berupa potongan pakaian miliknya lalu menumpuknya kedalam koper tanpa berniat untuk merapihkannya.

"Kau akan pergi?" Suara bass rendah seseorang dibelakangnya tidak membuatnya menghentikan aktifitasnya saat ini. Ia mengangguk mantap tanpa sekalipun menengok ke belakang. Menatap lawan bicaranya saat ini hanya akan membuat luka segar di hatinya semakin parah.

"Eomma dan Appa akan pulang sebentar lagi, mereka cuti untuk waktu yang cukup lama. Jadi tidak ada alasan bagiku untuk terus merepotkan keluargamu dengan terus menumpang disini." Sambungnya dengan suara yang kelewat dingin.

Sebetulnya kedua orangtuanya tidak begitu mempermasalahkan seberapa lama ia akan tinggal dirumah Kyuhyun meskipun mereka ada dirumah. Tapi mengingat masalah rumit yang sedang menimpa kemelut percintaan Yesung saat ini, rasanya angkat kaki merupakan suatu keputusan brilian. Ia akan menjauh dari kehidupan namja itu mulai detik ini, bukan hal yang mudah sebenarnya…karena perasaan dalamnya terhadap Kyuhyun tidak akan hilang dalam waktu yang singkat. Tapi ia akan tetap mencoba.

Ia jadi ingat darimana akar permasalahan ini dimulai. Semua tidak akan serumit ini jika saja ia patuh dan menurut kepada Kyuhyun, membiarkan dirinya diklaim menjadi milik namja itu sementara kata cinta sama sekali tidak pernah terlontar dari mulut tebal Kyuhyun. Membagi dua hatinya dengan kekasih-kekasih Kyuhyun yang lain…menjamah tubuhnya saat dirumah dan namja itu akan mendapatkan tubuh lain diluar sana. Terdengar mengerikan, namun menjanjikan. Ia akan tetap memiliki Kyuhyun disampingnya meskipun kenyataannya hati Kyuhyun tidak pernah seutuhnya untuk dirinya.

Tapi tidak,ia tidak akan mengambil keputusan itu. Ia hanya punya satu cinta, dan cinta itu akan ia berikan kepada seseorang yang pantas untuk mencintainya.

"Ada lagi yang mau kau katakan, sebelum aku benar-benar pergi?"

"Apa lagi yang bisa kukatakan padamu. Jika kau memang ingin pergi, pergilah." Jawabnya dengan wajah acuh.

Yesung tertawa miris dalam hatinya. Menyesali pemikiran absurd yang membuatnya mengira Kyuhyun akan memintanya untuk tidak pergi. Apa yang bisa ia harapkan?

Tanpa berniat membahas apapun lagi, ia menenteng koper berukuran sedang itu dan berjalan melewati Kyuhyun yang bersender diambang pintu. Tanpa melihat bagaimana tampang namja yang pernah mengisi hatinya kini menunjukkan raut wajah yang sulit diartikan.

Meninggalkan Kyuhyun yang berdiri dengan kedua kaki yang terasa dipaku. Sesuatu yang tercekat ditenggorokannya membuat dadanya terasa sesak dengan kata-kata yang belum sempat ia ucapkan. Dadanya terasa sakit bahkan untuk bernafas.

.

Tbc

Mind to R n R?

Please

Sebenarnya ff ini oneshoot, cuman karena saya kira kepanjangan jadi saya bikin part 2. Nanti saya liat responnya, sebelumnya terimakasih buat yang udah sempetin read n review.

Saranghae readerdeul *buaghh

:

Hahaha