Title : Merupuri
Cast : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin (yeoja)
Genre : Fantasy, Romance, Misteri
Type : Genderswitch
Length : Chapter
Disclaimer : FF ini terinspirasi dari sebuah komik, ide maupun judul semua adalah milik sang komikus Matsuri Hino. Diksi, alur, dan penokohan ulang adalah hasil imajinasi saya. Do not copy-paste without my permission! thanks and enjoyed!
Chapter 1 © Queeney
Sama seperti malam-malam sebelumnya, Kyuhyun kecil tampak damai dalam tidur nyenyaknya. Angin yang berhembus pelan dari jendela kamarnya yang terbuka hanya bisa menerbangkan beberapa helai rambutnya yang sedikit bergelombang, tanpa membuat sang punya hajat terbangun. Hidup namja mungil itu tampaknya begitu berharga mengingat banyaknya namja berpakaian prajurit dengan badan yang kekar berdiri tegap menghadapnya, memunggungi seluruh dinding kamar Kyuhyun yang teramat luas dan berpelintur indah, khas kamar seorang pangeran dari kerajaan tertinggi.
Terlepas dari kedamaian di dalam ruangan megah tersebut, langit di luar tampak lebih suram malam ini. Bulan dan bintang tidak menampakan diri sama sekali. Engh. Kyuhyun berguling di atas kasur empuknya, berusaha mencari posisi yang tepat untuk kembali jatuh ke alam mimpi. Layaknya patung, para prajurit yang mengelilinginya hanya diam tanpa melakukan gerak yang berarti. Sedikit tidak etis memang, tapi inilah kehidupan di Merupuri. Tahta adalah harga mati.
Siing~
Sinar terang tiba-tiba menyelimuti seluruh sudut kamar Kyuhyun. Para prajurit yang sedari tadi hanya diam bagai patung kini berubah waspada. Sementara itu, seorang namja berumur tujuh tahun masih tetap dalam posisi dan keadaanya semula. Perubahan suasana tersebut seolah tidak berpengaruh padanya.
BRAAKK!
Sebuah guci sangat besar di sebelah pintu kamar, pecah begitu saja. Semua mata terbelalak melihat apa yang baru saja terjadi. Sebelum salah satu dari namja berbadan kekar itu tersadar dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk, tiba-tiba mereka semua terkapar bagai seonggok daging yang tak berarti.
Kyuhyun kecil perlahan membuka kedua matanya, agaknya kebisingan yang terjadi sesaat lalu itu sedikit menyadarkannya. Kyuhyun perlu mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum tersadar ada sesuatu yang aneh telah terjadi di dalam kamarnya.
"Eoh? Waegeure?" ujar namja kecil itu syok, sembari menyingkirkan selimut sutra yang sedari tadi menghangatkan tubuhnya. "TUAN! PORTALNYA! CEPAT SELAMATKAN DIRI ANDA!" sebuah teriakan keras yang seolah datang dari dalam kepalanya sendiri, membuat Kyuhyun terlonjak, "Leeteuk hyung?" tanyanya tak kalah keras, membalas bisikan namja yang sangat dikenalnya tersebut.
"In the name of Heedictator A Daimonia Eucalystia Heechul. By the law of earth and sky tear away the seal of forbidden form, THIS IS THE TIME MY LITTLE BROTHER!"
Lagi, sebuah cahaya menyilaukan menyelimuti seluruh kamar Kyuhyun. Namja kecil itu terdiam, matanya kini beradu pandang dengan sebuah mata yang tengah menatapnya tajam dari arah jendela kamarnya. Sebuah tangan mengarah pasti pada Kyuhyun. Ya, tangan dari namja yang selama ini di panggil hyung olehnya, Heechul.
"Kunmanhae Heechul-ssi!" seorang namja lain kini telah bergabung di dalam kamar Kyuhyun, "Leeteuk hyung" desis Kyuhyun kecil, ada nada lega di sana. "Beraninya kau melawanku Leeteuk" gelegar suara Heechul kembali membuat suasana semakin mencekam. "Skotó̱sei ti̱n ef̱tychía kai..." Heechul berdesis pelan, mengarahkan kembali tangganya pada Kyuhyun seolah ingin merenggut keluar jantung yang kini tengah berdetak kencang di dalam sana. "PORTALNYA TUAN MUDA!" teriak Leeteuk keras, tepat saat Heechul mengucapkan kata terakhir dari mantranya, "...ti̱n agápi̱".
Ziing~
Kyuhyun merasa tubuhnya melayang dalam kegelapan, di tekan dari berbagai arah seolah seseorang mengendalikan dinding tebal tak-kasat-mata untuk menghimpit dan menghancurkan tubuhnya hingga tak bersisa. Tubuhnya melayang ringan, tapi semakin lama sekujur tubuhnya seperti mati rasa. Kyuhyun tidak mengerti dimana Ia dan apa yang sedang terjadi. Semua hanya hitam kelam dan yang namja kecil itu tahu, sesuatu yang tengah tergantung di lehernya-lah yang melakukan hal ini. Mungkin ini akhir dari hidupnya yang berharga?
...
Masih dengan perasaan yang sedikit jengkel dan kesal akibat lupa menyetel ulang jam wekernya, seorang yeoja dengan rambutnya yang panjang-di-ikat-sembarangan itu terus melangkah, sedikit berlari mengingat Ia mungkin akan sangat terlambat untuk mengikuti kelas pertamanya pagi ini.
"Eoh? Wajahku terlihat suram" yeoja itu, Sungmin, berucap pelan. Tangannya memegang sebuah cermin berbentuk segi lima yang tengah Ia arahkan di depan wajahnya. "Ah... ya sudahlah, mau bagaimana lagi? Ini semua demi serial Catch me if u can! Pokoknya aku tidak boleh melewatkannya" lagi-lagi Sungmin berucap pelan, sembari berlari dengan wajahnya yang cengar-cengir memikirkan apa kira-kira kelanjutan dari drama percintaan yang baru-baru ini sangat di sukainya itu.
Trrtt...
Getar hebat dari salah satu bagian di dalam tasnya, membuat yeoja berambut pirang itu terlonjak kaget. Seketika Ia berhenti, mulai mengecek benda apa yang tengah bergetar di dalam tasnya tersebut, mengingat ponselnya berada di dalam saku roknya, "Eeehh...? ige mwoya?" teriak Sungmin keras saat menemukan benda yang bergetar hebat itu ternyata adalah cermin tempat Ia berkaca beberapa menit lalu.
Sungmin menaruh cermin yang masih bergetar hebat itu ke atas telapak tangannya, memerhatikan benda aneh tersebut dengan seksama. Seingat Sungmin, cermin itu sama sekali tidak pernah memperlihatkan keanehan apapun sebelumnya, tapi kenapa saat ini...?
Sungmin masih memperhatikan dengan cermat cermin anehnya tersebut, saat tiba-tiba beban sangat berat terasa mengisi telapak tangannya yang tengah memegang cermin. Tidak tahan dengan beban yang semakin lama semakin bertambah berat, Sungmin segera menjatuhkan benda di tangannya tersebut. Yeoja itu tanpa aba-aba kemudian berlari meninggalkan cerminnya begitu saja, agaknya Ia baru saja tersadar bahwa tidak ada cermin yang bisa bergetar sendiri di dunia ini.
Sungmin terus berlari kencang, tapi tidak sampai beberapa meter Ia meninggalkan perbelokan itu, langkah panjang Sungmin terhenti. "Astaga, aku pasti terlalu banyak menonton tadi malam" ujarnya keras sembari memukul pelan jidatnya. Benar juga, kejadian tadi pastilah sebenarnya hanya khayalannya saja. Efek dari kurang tidur semalam, pikir Sungmin.
Segera Sungmin berbalik arah, hendak kembali memungut cermin peninggalan neneknya tersebut, "Eh?" Kedua mata Sungmin membulat sempurna saat mendapati seorang namja kecil berparas tampan, dengan pakaian aneh yang hanya pernah dilihat Sungmin dalam film-film disney yang ditontonnya sewaktu masih kanak-kanak dahulu, kini tengah memegang erat rantai besi dari cermin milik Sungmin.
"Apakah ini punyamu?" namja kecil itu berucap dengan dagu yang sedikit terangkat, khas bangsawan. Sungmin diam tak bergerak, matanya berkali-kali bergantian melihat kearah cerminnya dan namja kecil itu. "Woah... neomu kyeopta!" batin Sungmin, tanpa sadar kedua tangannya terangkat di depan dada dengan posisi bertautan. Yeoja itu tampaknya tidak sadar bahwa pipinya sedikit merona, membuat namja kecil yang masih berdiri di depannya dengan tangan terangkat memperlihatkan cermin segi lima Sungmin itu, menaikan sebelah alis matanya.
"Ya! Apakah ini punyamu?" namja kecil itu kembali bertanya, mimik wajahnya terlihat tidak sabar. Sungmin seketika tersadar dari lamunannya. "Panggil aku nuna! Aku ini lebih tua darimu dan sudah berumur 17 tahun!" balas Sungmin, di dalam hati sedikit merutuki bagaimana mungkin tadi Ia sempat memuji namja kecil itu imut. "Aku tanya, apa benar ini punyamu?" ucapan namja kecil nan tampan itu sedikit-banyak mengembalikan rasa kesal Sungmin, "Neo..." Sungmin speechless. Walau bagaimanapun namja di depannya ini masih anak-anak, memalukan sekali jika harus berdebat dengannya, pikir Sungmin.
Teet. Teet.
Suara bel dari kejauhan seketika menyadarkan Sungmin, "Andwee! bel masuk" teriaknya panik sembari berbalik dan berlari kencang menuju gerbang sekolahnya yang hanya tinggal beberapa meter di depannya saja. Yeoja itu tidak sadar bahwa dia lupa mengambil kembali cermin peninggalan neneknya dari tangan seorang bocah yang kini hanya bisa melongo, di tinggal pergi oleh Sungmin.
...
Kyuhyun berdiri dalam diam. Sudah dua jam, Ia tetap berada di tempat itu. Kepalanya berkali-kali mengarah kekiri dan kekanan dengan ekspresi kebingungan yang tampak jelas. Kyuhyun kembali memandang cermin ditangannya. Ah, bagaimana bisa yeoja itu meninggalkan cerminnya?, ujar Kyuhyun dalam hati. Orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya, tampak memperhatikan Kyuhyun dengan tatapan tertarik. Jelas saja, kendatipun usianya baru menginjak 7 tahun, tapi wajahnya yang sangat tampan itu pastilah menyita banyak perhatian. Terlebih lagi, pakaiannya yang begitu mencolok. Beberapa ahjumma bahkan berpikir Kyuhyun adalah artis cilik yang tengah berakting menjadi pangeran dan kini tersesat di tempat itu.
Tanpa mempedulikan sekitarnya, Kyuhyun menengadahkan kepalanya memerhatikan langit yang tampak cerah pagi ini. Ia sibuk berkutat dengan pikirannya yang rumit sampai pada saat Ia menyadari, seorang yeoja berambut pirang berlari kearahnya.
"Kau melupakan cerminmu! Apa kau terlambat?" tanya Kyuhyun seketika saat yeoja pemilik cermin itu berhenti tepat di hadapannya. "Gomawo, aku tidak terlambat. Omong-omong, yeoja yang lebih tua darimu ini punya nama dear... panggil aku Sungmin nuna!" jelas yeoja berambut pirang itu, Sungmin.
"Kau menungguku sejak tadi ya?" lanjutnya bertanya, sedikit tidak percaya kalau namja kecil itu masih berada di tempat yang sama dengan saat Sungmin meninggalkanya tadi. Kyuhyun mengangguk dalam diam. Kyaa~ why he's so cute?, Batin Sungmin berteriak. "aku tidak tahu jalan, jadi satu-satunya cara adalah dengan menunggumu kembali" kata Kyuhyun kecil, menjelaskan. Sungmin menatap Kyuhyun bingung, "Ah! kau tersesat ya... Siapa namamu? Dari mana kau datang?" seperti memahami sesuatu, Sungmin bertanya lembut, senyum tulus terukir di wajahnya yang cantik. Menjawab pertanyaan Sungmin, Kyuhyun menangkat tangan kanannya dan menunjuk tepat pada cermin yang kini telah berada di tangan Sungmin, "Aku Kyuhyun, aku datang dari cermin itu!" ucapnya lantang dengan pandangan mata yang tegas. "Eeeh? Cermin ini?" kedua mata Sungmin terbelalak sesaat setelah Kyuhyun menyelesaikan ucapannya.
Beberapa detik berlalu dengan keduanya, Sungmin dan Kyuhyun, saling diam dan hanya saling balas menatap, seorang yeoja berusia 17 tahun dengan namja kecil berusia tujuh tahun. "Kyuhyun-ah, kau tidak boleh berbohong" ujar Sungmin akhirnya, sedikit geram tapi tetap mempertahankan senyumnya. Kyuhyun menggelengkan kepalanya perlahan sembari mengerjapkan matanya beberapa kali, "Tidak sopan sekali mengatakan aku berbohong" ujarnya tidak terima. Sungmin tertegun sesaat sebelum balas menggeleng tapi dengan wajah frustasi, "Ya sudah, aku pergi dulu! Terima kasih sudah mengembalikan cerminnya" Sungmin berbalik, merasa tidak seharusnya Ia mengurusi bocah dihadapannya itu. Sungmin melangkah perlahan hendak meninggalkan Kyuhyun, tapi langkanya lagi-lagi terhenti saat Kyuhyun tiba-tiba berbicara sedikit lantang, "Ini pertama kalinya aku bertemu orang yang tidak sopan sepertimu, apakah kau benar tidak tahu apa-apa tentang cermin ditanganmu itu?" Kyuhyun menatap pasti ke dalam mata Sungmin, membuat yeoja itu sedikit merasa terintimidasi, entah karena apa. "Ini cermin peninggalan dari nenekku" jelas Sungmin dengan ekspresi lelah, "Sudahlah, aku pergi ya. Bye bye" lanjutnya melambaikan tangan kanannya sekilas, kemudian berbalik pergi meninggalkan tempat tersebut.
Langkah Sungmin kali ini tampaknya tidak se-enjoy langkah yeoja itu sebelumnya. Sesekali Sungmin menengadahkan wajahnya melihat langit, kemudian kembali lagi ke jalan, lalu langit dan ke jalan, "Aissh... bagaimana mungkin aku meninggalkan bocah itu disana sendirian?" Sungmin merutuki sifat dinginnya sesaat lalu. Untuk ke tiga kalinya, Sungmin kembali berbalik dan mempercepat langkahnya menuju tempat bocah tujuh tahun yang baru saja dikenalnya, Kyuhyun.
Sungmin tertegun, pandangan didepannya membuatnya semakin merasa bersalah, kenapa Ia bisa tega sekali? Rutuknya. Kyuhyun tampak masih berdiri ditempatnya semula, dan masih tetap dengan pandangan matanya terakhir kali yang mengarah tepat pada Sungmin. "Dimana rumahmu Kyu? Biar aku antarkan kau kesana" Sungmin mencondongkan punggunya sedikit lebih ke bawah agar sejajar dengan tinggi Kyuhyun. "Tidak, aku menunggu seseorang menjemputku" jelas Kyuhyun pasti. Sungmin yang melihatnya jadi semakin tidak enak hati, "Mau mampir ke rumahku dulu?" tawar Sungmin akhirnya. Kyuhyun lagi-lagi mengedipkan matanya beberapa kali sebelum kemudian menganggukan kepalanya pasti, "Ne~" ujarnya dengan senyum lebar. Perubahan mimiknya yang tiba-tiba, ditambah lagi ini adalah senyum pertama bocah itu yang dilihat oleh Sungmin, tak ayal membuat Sungmin kembali berpikir bahwa namja kecil dihadapannya itu memang benar-benar tampan sekaligus imut.
...
Sungmin, yeoja pemimpi yang selalu mengidam-idamkan kehidupan pernikahan yang bahagia dan tenteram. Ia selalu menata kehidupannya dengan baik. Tapi, apa ini? Kenapa tiba-tiba jadi ada seorang bocah kecil yang kini berada satu atap dengannya dan kemungkinan besar akan sedikit membuatnya berkali-kali lipat lebih sibuk. Seperti saat ini, Sungmin tengah sibuk mengaduk-aduk masakan di dalam kualinya, menambahkan berbagai macam bumbu yang sudah sangat dihafalnya.
"Kau masak pakai bahan apa?" sebuah suara yang tiba-tiba dari arah punggungnya seketika mengagetkan Sungmin. Hampir saja Ia menumpahkan masakan yang ada didepannya,"Astaga! kau mengagetkan aku Kyu! aku memakai susu, telur, tepung dan baking powder... mengerti?" jelas Sungmin pelan. Kyuhyun kecil menganggukan kepalanya, ntah mengerti atau tidak. "Kenapa tidak menonton saja Kyu? sini, aku hidupkan televisinya" Sungmin meninggalkan sebentar masakannya kemudian berjalan menyebrangi sofa, menuju televisi yang memang terletak di ruangan yang sama. Kyuhyun mengekor berjalan dibelakangnya, layaknya bocah tujuh tahun biasa yang sedang mematuhi perintah ibunya.
"Kau suka drama picisan seperti ini ya?" tanya Kyuhyun dengan pandangan meremehkan. Sungmin berbalik menghadap namja mungil itu, matanya berbinar-binar, "Roman picisan? bukan Kyu, inilah cinta yang sebenarnya! dari drama inilah aku mengerti untuk membentuk sebuah keluarga ideal maka aku harus menemukan pria idaman yang tepat" penjelasan Sungmin membuat Kyuhyun menghela nafas dengan keras. Ia memperhatikan yeoja itu dengan tatapan menilai, "Ya ampun, apa segitu sukanya?" batin Kyuhyun sembari geleng-geleng kepala mendapati mata Sungmin yang tampak menerawang. Sepertinya yeoja itu tengah menghayalkan yang aneh-aneh.
"Ya~ Bukankah kau sedang memasak makanan untukku?" ucapan keras Kyuhyun tiba-tiba menyadarkan Sungmin, dengan gelagapan Ia kembali ke depan masakannya yang hampir saja berubah bentuk menjadi sesuatu yang tidak akan bisa dimakan.
...
"Oh? Apa ini? Lezat sekali" Kyuhyun menatap Sungmin lekat, kedua pipinya yang sedikit chubby kini menimbulkan semburat kemerahan. "Belum pernah makan nasi omelet ya?" tanya Sungmin sembari terkekeh kecil mendapati pandangan mata Kyuhyun yang berbinar. Kyuhyun menggelengkan kepalanya "Belum" ujarnya, tersenyum sumringah layaknya anak normal seusianya yang senang diberi makanan enak.
Sungmin memperhatikan Kyuhyun dengan seksama, perasaan tentram menyelimuti dirinya. Ini pertama kalinya yeoja itu makan bersama seseorang, kendatipun seseorang dihadapannya ini masih anak-anak, tapi Ia menikmatinya. Mungkin Tuhan mendengar doanya selama ini, dan kemudian mengirimkan bocah kecil dihadapannya itu untuk menemani hari-harinya yang suram.
"Disini tidak ada manusia lagi ya?" Sungmin tersentak dari lamunannya, Ia tersenyum kemudian mengangguk pelan "Ne~ orangtuaku bekerja di luar negeri, jadi aku hanya sendiri saja disini" jelas Sungmin pelan. Tatapannya kini sedikit menerawang, ntah kenapa teringat tahun-tahun lalu saat Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. "Sudahlah jangan sedih, aku akan menemanimu sementara waktu" ujar Kyuhyun sembari tersenyum lebar. Sungmin terkekeh pelan. Namja kecil dihadapannya itu benar-benar lucu. Bagaimana mungkin dia berucap akan menemani Sungmin padahal namja kecil itu sendiri tengah menunggu seseorang datang menjemputnya? Ah... tapi, tidak dipungkiri rasa terimakasih menyelimuti hati yeoja itu. Ucapan Kyuhyun tadi mungkin sepele, tapi amat berari baginya.
"Kau sudah selesai makannya Kyu?" tanya Sungmin memperhatikan piring Kyuhyun kecil yang sudah tak bersisa makanan apapun. Tampaknya anak itu sedang kelaparan berat, pikir Sungmin dalam hati. Kyuhyun menganggukan kepalanya dan mengangsurkan piringnya kehadapan Sungmin, "Tubuhku lengket, mandikan aku!" ujar Kyuhyun pelan tapi berdampak hebat. Sungmin menatap namja kecil itu geram. Harus bagaimana lagi Ia mengajari Kyuhyun agar memanggilnya nuna? Dan lagi sikapnya itu, Sungmin jadi yakin kalau Kyuhyun pastilah anak dari keluarga kaya raya yang biasa dimanja.
"Aku mencuci piring dulu, setelah itu kita mandi. Tapi sebelumnya Kyu, kau harus tahu kalau kau ingin meminta tolong sesuatu pada seseorang, maka katakan 'tolong'! arra?" beberapa saat Kyuhyun hanya menatap Sungmin, seolah menimbang apa konsekuensi yang Ia dapat jika Ia berkata tidak. "Kalau kau masih belum mengerti, kau boleh mandi sendiri" ucap Sungmin telak. Mata Kyuhyun terbelalak, "Kenapa begitu? aku tidak bisa mandi sendiri, aku tidak bisa menggosok punggungku!" protes Kyuhyun, membuat Sungmin tersenyum dalam hati. Seperti yang dia perkirakan. "Kalau begitu kau harus mengubah cara bicaramu! Kalau minta tolong maka katakan 'tolong'!" Sungmin melipat kedua tangannya di depan dada, tersenyum puas. Kyuhyun kecil mengangguk pelan, "Ne~ arraseo" ucapnya pelan.
Sungmin beranjak ke westafel dapur sembari mengangkat piring-piring kotor untuk dicuci, matanya melirik sekilas pada Kyuhyun yang kini tengah memposisikan dirinya duduk di depan televisi dan siap menonton tayangan yang ada disana.
"AYO BERJUANG! JANGAN SAMPAI MATI!" sebuah teriakan dari arah ruang santai sontak mengagetkan Sungmin. Tergesa, yeoja itu berlari kearah suara. Terlihat olehnya, seorang bocah kecil yang tengah berdiri tepat di depan televisi sembari kedua tangannya menempal pada layar kaca. Kyuhyun.
"Kyu? apa yang kau lakukan?" tanya Sungmin melontarkan keheranannya. Kyuhyun kecil berpaling menatap pada Sungmin, "Lihat! Mereka akan bertarung dan mungkin salah satunya akan mati! Bagaimana kalau itu terjadi pada pahlawannya?" teriak Kyuhyun dengan intonasi yang sedikit syok. Tawa Sungmin seketika meledak. "Lucu... setiap anak pasti suka pahlawan ya... hahaha" batin Sungmin.
"Tenang Kyu, pahlawannya pasti akan menang" ucap Sungmin menenangkan sembari mengelus pelan kepala Kyuhyun. Namja kecil itu menatap Sungmin intens, sedikit bulir air disudut matanya, membuat Kyuhyun semakin terlihat lucu dimata Sungmin, "Benar pahlawannya akan menang?" tanya Kyuhyun pelan, membuat Sungmin kembali terkekeh. "Ne~ tentu saja! Percaya padaku" jawab Sungmin menangkan sembari memeluk Kyuhyun singkat, sebelum kembali berjalan menuju dapur dan menyelesaikan pekerjaanya. Ia tidak mau mandi terlalu malam nantinya, mengingat Kyuhyun masih anak-anak dan biasanya sangat tidak boleh mandi malam.
...
"Hei kamu! Kenapa bukan aku yang tidur diranjang?" hari sudah menunjukan pukul 10.00 malam, protes keras Kyuhyun membuat Sungmin yang baru saja menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal kesayangannya, kembali berpaling pada Kyuhyun. Aihs... anak ini! teriak Sungmin dalam hati, frustasi.
"Kyu, kau ini adalah tamu, dan ini adala ranjangku! Mengerti? Selain itu, jangan panggil aku 'kamu' tapi nuna!" perlahan Sungmin menjelaskan. Menghadapi anak kecil memang butuh kesabaran lebih, dan itu yang kini tengah dihadapi Sungmin. Walaupun Ia adalah anak tunggal, setidaknya Ia harus berusaha memperlakukan Kyuhyun kecil seperti yang seharusnya. Kendatipun, melihat sifat Kyuhyun tampaknya akan sangat sulit dilaksanakan. "Nah, selamat tidur Kyu!" ujar Sungmin lagi tanpa menunggu protesan Kyuhyun lebih lanjut.
Sungmin berguling dalam tidurnya, menyebabkan selimut yang tadi rapi menutupi tubuhnya melorot dan jatuh kebawah, menimpa Kyuhyun. Bocah itu terbangun, menyingkirkan selimut tebal yang menutupi matanya. "Aneh sekali gaya tidurnya" ujar Kyuhyun pelan, bertopang dagu memperhatikan gaya tidur Sungmin yang sedikit tidak lazim. Tangan yeoja itu terbuka lebar dengan satu terletak di atas kepalanya, dan satu lagi di atas perutnya. Kaki kanannya kini menjuntai ke bawah kasur tepat di depan mata Kyuhyun.
Kyuhyun mendesah, diambilnya selimut yang terjatuh tadi dan berusaha kembali menyelimutinya pada Sungmin. "kalau seperti ini bisa masuk angin bodoh!" gerutu Kyuhyun kecil pelan. Belum lagi selesai menutupi kaki kanan Sungmin yang baru saja dinaikannya ke posisi semula, yeoja itu kembali berguling dalam tidurnya, dan kali ini...
BRAAKKK
Telak, tubuh Sungmin terjatuh dari tempat tidur, sedikit menghimpit Kyuhyun. "aishh... ya sudahlah" Kyuhyun menggelengkan kepalanya, lelah. Kyuhyun membenarkan sedikit posisi tangan Sungmin yang tadi menutupi wajahnya, ke depan dadanya sehingga kini posisi mereka dalam keadaan Sungmin memeluk Kyuhyun.
"Nuna... aku senang, ini pertama kalinya aku dipeluk seperti ini" pelan, Kyuhyun berucap sembari menatap wajah Sungmin. "Sama-sama!" tiba-tiba Sungmin membuka kedua matanya, membalas tatapan Kyuhyun dengan lembut dan senyum manis. Kyuhyun kecil yang semula terkejut, kini ganti membalas senyum Sungmin, Ia benarkan posisinya mendekat kearah Sungmin, "Jaljayo!" ujarnya dengan pipi chubby yang dipenuhi semburat merah. "Jaljayo Kyu" balas Sungmin tersenyum, kemudian perlahan menutup matanya, dan terlelap ke alam mimpi.
"ahh... aku tidak bisa tidur kalau terang begini" batin Kyuhyun. Perlahan diangkatnya tangan kanannya, memperlihatkan sebuah cincin dengan tatanan batu sapphire berbentuk segi lima ditengahnya. "cahaya memudarlah perlahan! Sambut kegelapan" Kyuhyun berbisik pelan. Seketika seluruh penerangan dikamar itu hilang tertelan kegelapan. Kyuhyun baru saja menggunakan sihirnya. "Nah, kalau begini aku bisa tidur" ucapnya kemudian ikut terlelap, masih dalam dekapan Sungmin.
...
Cahaya matahari pagi perlahan menyelimuti kamar Sungmin, yeoja berambut pirang yang mempunyai impian menikah dengan pria idaman yang mampu memberikannya kebahagiaan di hari tua. Sungmin perlahan tersadar dari alam tidurnya, "Ugh... sesak..." ujarnya perlahan. Ada sebuah pelukan erat di tubuhnya yang membuatnya sedikit sesak. Pemilik tangan kekar itu tampaknya tidak sadar bahwa yeoja yang tengah dipeluknya telah terbangun dan bergabung dengan mentari pagi.
Sungmin membuka matanya perlahan, "Sesak..." ujarnya sekilas sebelum fokus matanya kembali dan tersambung pada kendali kerja otaknya. "EEH? KYAAAAAA! SIAPA KAU?" teriakan keras Sungmin menjadi sapaan untuk pagi yang cerah itu. Sungmin melepaskan dirinya secara tiba-tiba, membuat sang pemilik dada bidang tempat pertama yang dilihat Sungmin ketika membuka matanya sesaat lalu itu, berguling dan kepalanya sukses mengenai meja belajar Sungmin.
"Auuu" rintih namja itu pelan, membuka matanya sembari mengelus bagian belakang kepalanya yang terantuk meja, "nuna? Kau kenapa mendorongku?" tanya namja itu merenggut protes. Sungmin terdiam, kedua matanya terbelalak "Kau..." ucapnya gagap, tampak tak sanggup berkata-kata. "Apa?" tanya namja itu masih dengan wajah cemberut.
"KYAAAAAAAA! ANDWEE!" lagi, teriakan memenuhi apartemen kecil nan bersih itu. Sungmin hendak berlari meninggalkan kamarnya, ketika tanpa sengaja kakinya menginjak remote TV yang berada tepat didekat pintu.
"Ayo jumpailah, Bika Ranger! Pembasmi kejahatan!" televisi disudut kamar menyala tiba-tiba. "OH! Kejahatan? Bika Ranger, aku harus menolongnya!" teriakan panik disebelahnya, membuat Sungmin berpaling seketika, menatap ngeri pada sosok itu. "Kau... KYUHYUN?" syok kembali menyelimuti Sungmin, sedang namja yang dipanggil Kyuhyun tersebut kini menatap kearahnya dengan pandangan bertanya "Ne~ kenapa nuna?" tanya namja itu balik. "KAU KENAPA JADI BESAR BEGITU?"
...
TO BE CONTINUE...^^
