Heyahae! (해야해)
Dandelionleon X Imorz
With PCY & BBH
Rate : M
Length : Tidak sepanjang bulu ketek Jongin
Warning! YAOI! DLDR
.
.
BGM : ONE – Heyahae!
.
.
Park Chanyeol, seorang pria dengan predikat baik-baik. Bagai tak memiliki cela, ia dianggap sempurna oleh siapapun. Tetapi dibalik itu semua, ia benar-benar jenuh menjalani segala kesempurnaan itu. Maksudnya, Chanyeol sudah dua puluh lima tahun tetapi belum pernah sekali pun menjalani hal-hal yang luar biasa seperti rekan-rekannya yang lain. Tidak dengan alkohol, merokok atau bersuka cita di dalam kelab. Dirinya terlalu bersih hingga tak berani melewati batas aman yang telah ia bangun seumur hidup. Karena hal tersebut lelaki itu sering dianggap membosankan oleh teman kencannya. Hanya sekali berhasil hubungan, itu pun hanya berjalan dua bulan saja. Alasannya aneh menurut Chanyeol. Gadis itu merasa muak dengan hubungan mereka yang sangat datar. Hanya pegangan tangan, paling jauh ciuman di pipi saja. Hingga sang mantan mengatai jika Chanyeol kemungkinan seorang gay menjurus ke impoten karena tidak menyentuh si gadis hingga tahap seks. Entahlah, gadis-gadis sekarang yang kelewat liar atau justru Chanyeol yang payah dalam hal percintaan maupun hal-hal yang menjurus ke tingkat kedewasaan.
Kim Jongdae—sahabatnya—kerap kali mengejek tingkah Chanyeol yang menurutnya belagak suci. Mungkin jika seks memang agak terlalu ekstrem, tapi alkohol? Bahkan anak yang baru lulus sekolah menengah atas saja sudah meminum cairan pekat tersebut sebagai bentuk selebrasi kelulusan.
Semula Chanyeol tak peduli akan ucapan sahabat maupun teman-temannya. Ia justru patut berbangga diri karena tidak terkontaminasi dengan pergaulan negatif yang sedang menyerang kaum-kaum muda. Dirinya puas karena bisa menjadi yang terbaik; lulus dengan nilai cumlaude di Universitas ternama kota Seoul, memiliki pekerjaan bagus dan bergaji tinggi di perusahaan periklanan serta dapat mencukupi hidupnya dan orang tua. Apa yang salah dengan itu?
Tetapi terkadang, tak selamanya kau bisa bertahan pada zona amanmu saja. Chanyeol mulai merasa jenuh akan kesibukan-kesibukannya di kantor. Belum lagi desakan orang tuanya yang meminta sang anak agar segera menikah membuatnya pusing bukan main. Ia butuh pelepas stres, liburan ke pantai misalnya. Sayang, waktu Chanyeol telah tersita habis untuk bekerja dan ia bahkan tak bisa menolak perintah atasan karena, yah... itu bukan perusahaan miliknya omong-omong.
Waktu senggangnya seolah nihil. Hanya malam yang ia punya, itu pun digunakan untuk tidur.
"Kau butuh hiburan?"
Sentakan di pundaknya menimbulkan gurat kesal pada mimik wajah. Ia mengangguk malas pada Jongdae yang menepuk pundaknya. Lelaki itu melebarkan seringainya, membuat Chanyeol bergidik entah kenapa. Ia mulai merasakan hawa-hawa tak mengenakan. Jongdae pasti sudah merencanakan sesuatu yang sialan mengerikan.
"Tidak untuk kelab, Jongdae!" tolak Chanyeol mentah-mentah, bahkan sebelum Jongdae membuka mulut.
Jika biasanya Jongdae akan memasang wajah cemberut yang menjijikan, kali ini berbeda. Pria itu masih mempertahankan senyuman misterius yang entah mengapa terlihat menyebalkan di mata Chanyeol.
"Apa?" tanya Chanyeol jengah. Ia hendak melanjutkan pekerjaannya untuk membuat proposal pembuatan iklan yang baru, tetapi Jongdae segera memutar kursi Chanyeol agar menghadap ke arahnya.
"Ayolah, Park! Jika kau begini terus, aku yakin kerutan di sudut matamu akan bertambah lagi."
Sontak Chanyeol meraba sudut mata. Pria di depannya tertawa, merasa lucu akan sikap polos Chanyeol.
"Tidak lucu!" protes Chanyeol.
"Baiklah, maaf. Aku hanya ingin mengajakmu ke suatu tempat yang menyenangkan. Ini bukan kelab yang penuh dengan penari striptis. Kujamin kau suka."
Kerutan samar muncul di kening. Chanyeol merasa ragu sejenak. Ucapan Jongdae hanya boleh kau percayai dua puluh persen dari keseluruhan. Begitu yang Chanyeol yakini.
"Ck, INI KONSER BAND!" Tanpa sadar Jongdae berteriak hingga pekerja kantor lain menoleh. Deheman keras serta tatapan tajam kepala divisi mereka sukses membuat Jongdae ciut dan berbicara pelan setelahnya.
"Begini. Aku sudah dua kali menonton konser ini dan wow! Tebak apa? Musik mereka sangat enak! Dan yang paling menyenangkan dari segalanya, matamu akan termanjakan oleh keindahan vokalisnya. Ah, ya Tuhan! Mereka sangat terkenal akhir-akhir ini!"
Chanyeol menguap bosan melihat aksi fanboying dadakan dari rekan kerjanya itu. Ayolah, konser band? Apa menariknya? Menonton anak kucing menggulingkan rajutan bola wol sepertinya jauh lebih menyenangkan.
"Aku tidak mau."
"Kau akan menyesal, Park. Jika kau memang lelaki dewasa, temui aku pukul sembilan malam nanti dan... kuharap tidak ada dasi, rambut klimis, atau sepatu pantofel! Mengerti?"
Chanyeol mendesah kesal lalu menendang bokong Jongdae agar segera pergi dan tidak banyak bicara lagi. Pria itu mengusap wajahnya. Haruskah dia pergi?
.
.
Pada akhirnya Chanyeol menghubungi Jongdae tepat setelah pekerjaannya selesai. Lembur sialan membuatnya harus rela selesai pukul sembilan kurang. Ia melonggarkan dasi, tatkala bertemu Jongdae di depan kantor mereka. Sahabatnya itu tiba di sana dengan jaket kulit hitam, celana dengan sobekan sana-sini, rambut acak-acakan dan apa itu? Eyeliner?
"Ck! Kenapa penampilanmu culun begitu? Bagaimana bisa kau mendapatkan wanita malam ini jika kau—"
"Aku tidak tertarik melakukan hubungan intim," potong Chanyeol cepat.
Senyuman mengejek lantas terpatri pada bibir Jongdae.
"Katakan itu pada lelaki yang selalu menonton film dewasa dan berakhir dengan menyentuh dirinya sendiri setiap malam. Aku tidak bodoh untuk tahu itu."
Oh, sahabat sialan! Mendadak Chanyeol merasakan wajahnya panas. Ia malu karena aib yang selama ini ia tutupi tetap diketahui makhluk penggosip di depannya itu. Lelaki itu mengerang marah.
"Jadi pergi atau tidak?" tanyanya kesal.
"Tentu jadi! Ayo!"
.
.
Ramai.
Ruangan yang mirip seperti aula ini benar-benar sesak oleh penonton. Sebagian besar dikuasai oleh wanita. Mungkin mereka ingin melihat ketampanan personil band yang Chanyeol sendiri tidak tahu namanya.
Jongdae menarik tangannya untuk berjalan di tengah kerumunan. Sialnya ia harus merasakan sakit karena kakinya dipijak bahkan dimaki oleh beberapa penonton yang ditabraknya.
Mereka hampir berada dekat dengan panggung. Chanyeol mendongak melihat panggung sederhana berdesain merah dan hitam.
"Mana band yang kau maksud?" tanya Chanyeol mulai penasaran.
"Sebentar lagi, ah! Itu dia! Wooooo! EXO!"
Lampu ruangan mendadak gelap. Hanya panggung yang bersinar terang oleh lampu sorot. Chanyeol menyipitkan matanya menatap panggung. Mata bulatnya meneliti beberapa personil band yang teriakan oleh Jongdae. Musik mulai dialunkan. Gedebuk drum disusul suara gitar elektrik khas band rock and roll langsung memecah panggung. Telinga Chanyeol seolah terkena terapi syok dadakan. Apalagi ketika suara sang vokalis mulai terdengar sangat nyaring dan melengking. Chanyeol melongo sendiri di tempatnya. Sejujurnya hanya dia yang terdiam disini, semua penonton termasuk Jongdae sudah meloncat-loncat seperti orang kesetanan. Namun fokus Chanyeol hanya satu, si vokalis band yang entah bagaimana terlihat memesona di matanya.
Rambutnya berwarna hitam dengan aksen highlight merah. Chanyeol tidak mengerti kenapa bisa ada orang yang sangat seksi dengan mullet hair-nya. Padahal jika dilihat dari mata normal, itu sangat mengganggu dan tidak rapi. Rambut panjang dengan cukuran di kanan-kiri kepalanya itu sangat aneh. Tetapi kenapa lelaki di atas panggung itu tampak sangat menawan sekali?
Pandangan keduanya bertemu. Ia dan Chanyeol saling bersitatap. Sosok itu menyeringai seksi, merogoh jantung Chanyeol dan membuatnya berhenti saat itu juga. Tidak! Dia laki-laki bukan? Kenapa Chanyeol merasakan perasaan menggebu ini? Apa jangan-jangan perkataan mantannya dulu tentang dia yang seorang gay adalah benar?
Baiklah, persetan dengan itu semua. Yang jelas Chanyeol sudah terpana akan keindahan sosok vokalis bersuara merdu ini.
Lagu pertama tanpa dirasa telah habis. Orang-orang berkeringat karena lelah berloncat-loncat. Hanya Chanyeol yang masih terdiam seolah sedang menonton pertunjukan opera bersama Ratu Inggris. Sudah salah kostum, tidak mengerti caranya menonton konser musik cadas seperti ini lagi.
"Baiklah... lagu selanjutnya adalah forever. Bersiap untuk meruntuhkan panggung?!"
"Yeaaaah!"
Musik mulai mengalun. Kali ini tidak hanya musik rock, lagu ini sedikit di bumbui dengan musik EDM hingga terdengar funky. Chanyeol menganggukan kepalanya. Ia terbawa suasana dan Jongdae tersenyum senang di sebelahnya.
"Dude, mulai hanyut?"
"Jangan bicara. Tolong." Chanyeol menekan wajah Jongdae dengan telapak tangan.
Penampilan itu masih normal di awal, standar. Hingga pada lagu ke lima, suasana mulai berubah. Alis Chanyeol menukik, matanya membola melihat si vokalis meminum sesuatu, sudah jelas jika itu adalah alkohol. Tak hanya berhenti sampai disitu, ia terkesiap saat sang vokalis membuka blazer yang... Oh Tuhan! Lelaki itu tidak memakai kaos dalam! Bagian atas tubuhnya sempurna tanpa helaian benang sekarang. Teriakan memekikan telinga dari kumpulan gadis-gadis dan beberapa lelaki tak Chanyeol idahkan. Ia justru terpaku pada tubuh yang kini meliuk mengikuti irama.
Tubuh itu tidak kurus, tetapi tidak berotot juga. Itu pas untuk ukuran tubuhnya. Dan sial! Lelaki itu memiliki tindik di pusat dan what?! Nipple... Chanyeol tersedak dengan ludahnya sendiri. Jangan tanyakan bagaimana bisa ia menelusuri sesuatu dari jarak sejauh ini. Ia semakin merasa panas melihat tato pada garis v tepat di pinggul si vokalis EXO.
"Siapa namanya?"
"APA?!" teriak Jongdae, tidak mendengar ucapan pelan Chanyeol yang entah mengapa terdengar seperti gumaman.
"Si rambut merah!" jelas Chanyeol tanpa mengalihkan atensinya dari lelaki yang bernyanyi liar di atas sana. "Siapa namanya?!"
"Dia?" Jongdae menunjuk vokalis EXO, "Namanya Byun Baekhyun. Bukankah dia sangat menggemaskan? Jangan bilang kau tertarik padanya? Oh, tentu saja. Semua orang di sini juga begitu. Tenang, kau tak sendirian, kawan."
Jongdae terlihat menggoda Chanyeol dan sepertinya itu tak ada pengaruhnya untuk saat ini.
"Mungkin ... mungkin aku memang tertarik padanya. Sedikit. Entahlah," jawab Chanyeol bertele-tele.
"Tenang, dia gay dan aku akan mengenalkannya padamu."
Wait... What?!
Chanyeol hendak bertanya lagi pada Jongdae namun lelaki itu lebih dulu menariknya menuju belakang panggung. Sejenak Chanyeol merasakan jantungnya hendak melompat keluar.
Sial.
.
.
Riuh penonton mulai menghilang satu-persatu. Semua personil band berlari ke belakang panggung karena lelah yang mendera. Byun Baekhyun, sosok yang Chanyeol kagumi sejak sejam lalu berdiri dengan tubuh topless dan meminum air dari botol dengan rakus. Pemikiran Chanyeol seakan buntu disaat manik dengan warna hijau jade itu menatapnya. Chanyeol sempat mengernyit lagi melihat piercing pada bibir bawah dan alis lelaki itu. Astaga! Rasa-rasanya Chanyeol sudah seperti peneliti sekarang.
Jongdae memeluk Baekhyun dengan santai. Mereka bercakap-cakap entah tentang apa. Pemuda itu sudah berada di depan Chanyeol dengan senyuman hangat.
"Kau teman Jongdae?" tanyanya dengan suara sedikit serak dan halus. Chanyeol merasa cabul karena mendengar suara itu bagaikan desahan. Apakah ia menjijikan?
"Y-ya... aku Chanyeol. Park Chanyeol."
Sekarang Chanyeol jadi mempertanyakan letak keberaniannya sebagai seorang lelaki. Astaga! Dia itu seorang manajer pemasaran, bisa mendadak gagu di hadapan seorang pria pendek tanpa baju?
"Aku Baekhyun." Seringai seringan bulu itu masih sempat ditangkap mata bulat Chanyeol.
Tubuhnya merasa sesak karena secara mendadak pria bernama lengkap Byun Baekhyun itu mendekat dan mencium bibirnya.
"Sepertinya kita harus melakukan sesuatu malam ini," bisik Baekhyun diiringi jilatan sensual di telinga Chanyeol.
Chanyeol baru sadar, hidup itu tak harus berjalan lurus selamanya. Melakukan kenakalan sekali saja rasanya boleh juga.
.
.
Kkeut
.
.
*Heyahae : Lakukan
.
Yeah! Finally. Ini FF colab pertama Leon dengan author Imorz. Entaah bisa di bilang khilaf nulis beginian atau justru berkah XD . Yang jelas thanks buat Imo yang udah ngasih masukan plus tambahan buat cerita ini. /peluk/
FF ini sengaja di buat untuk meramaikan Fanfic Chanbaek di FFn. Karena yang saya lihat belakangan ini nyari FF CB kayak nyari upil badak di dalam lautan. Entahlah penulisnya lagi hiatus atau pindah lapak tidak tahu ya.
Semoga kalian suka dan jangan lupa tinggalkan jejak di kolom review!
