Anyyeonghaseyo, naneun Trisha Imnida! Aku disini mau share ff aku. Thanks to, teman aku, Farah dan Vero. Dia yang bantu aku kasih saran di ff ini. Hehehehe.

Oh iya, fanfiction ini masih bergenre hurt/comfort kok. Di fanfiction ini, kalian bisa tau gimana rasanya harus milih dua hati. Dan keduanya sama-sama mencintaimu. Kalian bakal milih yang lebih tampan? Masalahnya disini muka mereka sama, gimana tuh?

Cast:

Park Chanyeol

Park Dobi

Byun Baekhyun

Do Kyungsoo

Xiao Luhan

Oh Sehun

Dan pemeran lain sesuai jalan cerita^^

Pair:

ChanBaek

DobBaek(?)

HunHan

WARNING!

Typo dimana-mana hohoho, dan masih kaya cerita sebelumnya. Ini ceritanya transgender/genderswitch. Aku nggak akan tega liat bias aku yaoi, meski aku kadang suka baca ff yaoi(?) hahahaha

Oh iya, if you don't like, please don't read:)

Bash aku nggak apa-apa asal jangan bias aku. Oh iyam read and reviews ya:)

Summary:

Cinta dua hati tak sesederhana itu. Semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Sangat sulit ketika kamu harus memilih diantara dua hati yang sama-sama kamu cintai. Apa kau akan memilih yang lebih tampan? Masalahnya disini muka mereka sama. Bagaimana? / Chanyeol, Baekhyun, Dobi, Luhan, Sehun, ChanBaek, BaekYeol, HunHan

Note:

Mungkin saat ini judul dan ceritanya mulai mirip. Hahahaha. Ini aja bingung mau kasih judul apa -_-v

.

LET'S READ!

.

.

.

~Author POV~

Seorang yeoja tengah terduduk di bangku taman. Rambutnya yang lurus dan lembut, membuat angin lebih mudah untuk menyibaknya. Sesekali yeoja itu menyisir rambut dengan jemarinya ke belakang telinga. Namun matanya tak beralih dari pandangan awalnya, novel. Buku yang sejak tadi menarik perhatian yeoja tersebut.

Meskipun begitu banyak orang-orang yang lewat menyapanya, namun setelah membalas, ia kembali berkutat pada kesibukan sebelumnya.

Tak lama kemudian seorang namja duduk di samping yeoja tersebut. Karena fikirannya begitu terlarut dalam cerita, Baekhyun tak memberi respon apa-apa ketika seorang namja itu duduk di sampingnya.

"Hey, kau mengacuhkanku.." protes namja itu sebal namun tetap lembut. Baekhyun masih tak memberi respon. "Hey… Kau mengacuhkanku, Baek.." kali ini dengan menyisir rambut Baekhyun ke belakang telinganya.

Barulah Baekhyun tersadar dengan dunia nyata. Ia beralih menatap namja di sampingnya, Chanyeol. Namja berpostur tubuh tinggi, dengan rambut yang cukup tebal dan ikal, namun tetap terlihat tampan. "Ah, mianhae… Aku tak tahu kau sudah datang, Yeol…" Baekhyun berkata dengan dahi berkerut, mata menyipit, dan mulut yang sedikit cemberut. Tanda penyesalannya. "…ku fikir kau tak datang.." ucap sekaligus sindirnya.

Chanyeol menghembuskan nafasnya. "Maaf, akhir-akhir ini aku kurang memberi waktu padamu. Aku—"

"Aku tahu dan aku bisa mengerti, Yeol…" sela Baekhyun sebelum alasan-alasan yang sama sejak dulu Chanyeol lontarkan. "Bahkan aku sudah hafal dengan alasan ketidak hadiranmu, Yeol.."

"Mianhae, Baek…"

"Gwaenchana, Yeol…" Baekhyun tersenyum. Senyum yang tak akan pernah ia berikan pada siapapun kecuali pada Chanyeol. Namja gagah yang Baekhyun harap dapat melindunginya, namja pintar yang Baekhyun harap dapat mengajarinya, dan namja penuh dengan kesibukan sejak ia meraih cita-citanya.

Sebagai penyanyi. Menjadi penyanyi adalah impian Chanyeol sejak kecil. Baekhyun tahu itu, makanya ia mendukung Chanyeol saat terdapat seseorang yang tertarik dengan suaranya dan mengundang Chanyeol untuk masuk dalam agencynya.

Tentunya kau berfikir bahwa Chanyeol adalah kekasih Baekhyun. Kalau iya, ternyata feelingmu belum tepat kali ini. Mereka hanya berteman, namun mereka sudah saling bergantung. Baekhyun menyayangi Chanyeol, Chanyeol menyayangi Baekhyun. Baekhyun menyukai Chanyeol, Chanyeol menyukai Baekhyun. Baekhyun mencintai Chanyeol lebih dari teman, namun Chanyeol tidak. Chanyeol masih terbayang dengan mantan kekasihnya yang beberapa bulan lalu meninggalkannya. Hanya karena ia menemukan namja yang lebih kaya dan lebih terkenal dari Chanyeol. Tak salah, yeoja itu bernama Kyungsoo.

Tak jarang Baekhyun mendengar cerita Chanyeol tentang Kyungsoo. Sejak pertama Chanyeol suka dengan Kyungsoo, Baekhyun sudah tahu dan sudah menyadarinya. Wajah Chanyeol lebih bersinar, raut wajahnya tampak senang, saat ia tengah jatuh cinta. Awalnya Baekhyun fikir Chanyeol jatuh cinta dengannya, namun salah. Kyungsoo rupanya.

Baekhyun tau bahkan hafal hampir semua tentang Chanyeol. Jelas saja, Baekhyun adalah teman kecil Chanyeol—teman sejak kecil maksudnya.

Awalnya Chanyeol tak mau memberitahukan sakit hatinya pada Baekhyun tentang Kyungsoo. Namun lagi-lagi Baekhyun yang sadar sendiri tentang sakit hati Chanyeol. Baekhyun merasa kejanggalan terjadi pada kelakuan Chanyeol, yang biasa disebut, "tak seperti biasanya".

Chanyeol menatap Baekhyun lekat. "Apa yang sedang kau lakukan, hm?"

Kali ini bergantian, Baekhyun yang menatap Chanyeol "Membaca novel." Jawab Baekhyun dengan singkat.

Chanyeol hanya mengangguk-angguk. Akhir-akhir ini ia merasa canggung pada Baekhyun, ia juga tak mengerti alasannya apa. "Hm, makan yuk?"

"Makan akan menghabiskan waktu yang lama.."

"Lalu?"

"Dengan waktu yang lama, akan mengurangi begitu banyak waktu kerjamu, hey, waktu adalah uang. Kau harus faham itu, Chanyeol.."

"Namun hari ini aku sedang tidak ada jadwal.." protes Chanyeol. Baekhyun hanya terdiam dengan pandangan pada novel.

"Kau marah padaku?" respon Chanyeol selanjutnya.

"Ani…" Baekhyun kembali berkutat pada kesibukannya, membaca novel.

Lagi-lagi Chanyeol menghembuskan nafas beratnya. "Kau tahu? Ku fikir dengan menjadi orang yang sukses, semua orang akan bangga terhadapku. Namun ternyata masih ada yang kecewa dengan hal yang ku dapat."

Baekhyun mengalihkan pandangannya dari novel yang menjadi alasannya untuk membuang muka tadi. Ia beralih menatap pandangan di hadapannya. Ia tersenyum tipis lalu ia mencari sesuatu di dalam tasnya, "Aku punya ini untukmu... Ini hasil tanganku sendiri," Ia mengeluarkan sebuah scrap book. Di depannya terdapat gambaran tangan mukanya dengan Chanyeol. "Selamat hari persahabatan,"

"Selamat hari persahabatan," Chanyeol tersenyum gembira dengan menerima scrap book yang Baekhyun bawa. Ia terpana dengan buku buatan Baekhyun itu. "…aku juga punya ini untukmu." Serunya dengan memberikan sebuah vas bunga terbuat dari tanah liat yang bertuliskan, Baby Baekhyun.

"Kau yang membuatnya sendiri?" Baekhyun tersenyum gembira.

"Vasnya, aku beli. Namun tulisannya, aku tulis sendiri, lho.."

Chanyeol tersenyum. Namun kini berganti, senyum Baekhyun memudar. "Aku ingat, kau selalu suka yang instant.." Baekhyun kembali tersenyum walau terlihat jelas, senyuman itu tumbuh dengan paksaan.

Chanyeol merasakan kekecewaan dalam setiap kata yang Baekhyun ucapkan. Ingin sekali ia memberikan alasan, namun itu hanya akan memperkeruh suasana. Ia memilih untuk diam.

Baekhyun-pun ikut terdiam. Ia kembali teringat perjuangannya membuat scrap book satu minggu yang lalu. Ya, scrap book itu sudah Baekhyun siapkan sejak satu minggu lalu. Baekhyun membuatnya dengan keringat yang menetes begitu banyak, dengan berjalan mencari bahan yang begitu jauh. Namun hanya diganti dengan goresan tangan bertuliskan dua kata, "Baby Baekhyun"? Ah tidak-tidak. Baekhyun bukan mengharapkan imbalan apapun.

Mereka terdiam. Saling terlarut dalam fikirannya masing-masing. "Aku.." mereka sama-sama mengucapkan kata itu. "Kau duluan.." lagi-lagi mereka mengucapkan kalimat yang sama.

Akhirnya Baekhyun dahulu yang angkat bicara. "Aku merasakan kejanggalan dalam persahabatan kita kini. Ku fikir tak sehangat dulu, Yeol… Kau merasakan hal yang sama?"

"..ku fikir di hari persahabatan ini, kita akan kembali hangat. Namun kita justru saling berdiam diri seperti ini. Kita berdua sama-sama merasa canggung." Lanjut Baekhyun.

"Oke, aku terdiam karena aku kecewa denganmu, Yeol. Kau benar. Aku senang kau dapat meraih cita-citamu. Namun aku juga kecewa, kau belum bisa membagi waktumu. Aku rindu denganmu, Yeol.." tambah Baekhyun.

"Kau hidup di dunia entertainment, dunia yang ramai. Kau memiliki hal yang dapat menghiburmu disana. Namun bagaimana denganku? Aku hidup sendirian. Aku bingung harus melakukan apa saat aku merindukanmu. Aku bingung harus melakukan apa saat terlintas di fikiranku tentangmu. Aku sering berfikir, bagaimana kabarmu? Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau baik-baik saja?, aku sering berfikir itu semua. Namun aku tersiksa karena tidak dapat bertanya padamu secara langsung. Aku takut mengganggumu. Aku takut mengganggu duniamu."

"Sudah lebih dari sepuluh tahun kita berteman. Apa mungkin aku dapat melupakan hal yang biasa ku lakukan denganmu?"

Chanyeol menatap lekat Baekhyun, matanya berkaca-kaca. Ternyata bukan hanya ia yang merasa kelelahan dengan pekerjaannya, namun ada pula orang yang lelah hanya karena menunggunya.

Chanyeol terdiam. Ia bingung harus berkata apa. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Namun dekapan itu akhirnya ia lakukan. Kini Chanyeol tengah mendekap Baekhyun. Ia ingin mencurahkan segala perasaan rindunya dengan Baekhyun. Permintaan maafannya dengan Baekhyun. Dan segala perasaannya pada Baekhyun.

Baekhyun memilih membalas dekapan Chanyeol. Baekhyun ikut menangis. "Aku ada tugas ke Busan." Baekhyun melepaskan dekapan itu, ia menatap Chanyeol dalam-dalam.

Terdapat tatapan erangan dalam mata Chanyeol. Ia tak mau Baekhyun pergi terlalu jauh. Ia ingin Baekhyun untuk tetap ada di Seoul, meskipun tak selalu bersamanya, namun jika ia merindukannya tetap mudah untuk bertemu. "Kira-kira dua minggu." Tambah Baekhyun.

Aku hanya ingin sesekali melihat perjuanganmu, Yeol.. Kalau kau merindukanku, kau datang. Bisik Baekhyun dalam hati.

"Mengapa tidak di Seoul saja, Baek?"

"Tugasku di Busan."

"Ku temani?" tanya Chanyeol.

"Memang bisa?"

Chanyeol diam termangu. Baekhyun tersenyum tipis, ia menghembuskan nafas beratnya. Berusaha mencurahkan kegundahan dalam hatinya.

~Author POV end~

.

.

.

TBC

.

.

.

Gimana? Ini baru perkenalan. Baca terus aja. Oh iya jangan jadi silent reader ya, aku juga pengen tau gimana respon kalian sama cerita buatan aku. Makasih ya:)