Archangel Alpha-Project : Gabriel's Reservoïr Chronicle

Chapter 1

.

.

.

.

.

.

.

The replacement story for My Guardian Angel

.

.

.

.

.

.

.

Keluarga Haruno. Keluarga yang secara turun-temurun dikaruniai sebuah kemampuan khusus untuk melihat mereka yang sudah mati. Semuanya dimulai sejak lima ratus tahun yang lalu, dimana saat itu putri tunggal keluarga Haruno menjalin hubungan terlarang dengan salah satu malaikat tertinggi Tuhan, sehingga Tuhan menghukum putri keluarga Haruno itu—dimana dia dan seluruh keturunan perempuannya dikutuk sehingga mereka dapat melihat arwah orang mati hingga keturunan ketujuh.

Dan untuk malaikat Tuhan itu, dia dikutuk akan selalu menderita karena melihat kematian dari orang yang dicintainya dengan mata kepalanya sendiri untuk selama-lamanya.

Keduanya akan selalu berjumpa dalam sosok yang berbeda, bersatu, lalu akhirnya dipisahkan oleh kematian. Selalu saja begitu. Namun kali ini berbeda. Keduanya berniat mengubah takdir mereka. Namun apakah itu mungkin?

.

.

.

.

.

.

.

Archyangel Alpha-Project: Gabriel Reservoïr Chronicle© By Uzumaki Mai

Disclaimer: I don't own anything

Rate: M for violence actions

Genre: Romance, fantasy, drama.

Pair: NaruSaku

Warning: OOC, typo(s), GaJeness Overload

.

.

.

.

"Aku berangkat dulu!" Sakura kemudian membuka pintu apartemennya lalu setengah berlari melintasi koridor apartemennya. "Ah, sial. Seharusnya aku ingat untuk membeli jam weker baru." Katanya setengah merutuk. Kakinya kemudian menuruni anak tangga dengan cepat dan nyaris terjatuh ketika dia tidak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri. "Sepatu sial." Umpatnya lagi.

Setelah mengikat sepatunya dengan asal, dia kemudian berlari keluar kompleks apartemennya, senyumannya mengembang ketika sinar matahari pagi yang lembut menerpa kulitnya yang dingin. "Semoga hari ini berjalan dengan baik!" Katanya pada dirinya sendiri.

Ketika dia sudah agak dekat dengan sekolahnya, dia memperlambat langkah kakinya sejenak. Dia melihat kesamping—dimana sebuah rumah bobrok yang tua masih berdiri kokoh ditempatnya. Sakura berhenti didepan rumah itu, lalu membungkuk hormat entah pada siapa. "Ohayou, Chiyo-baasan." Sapanya entah pada siapa. Gadis berambut pink itu kemudian tersenyum. "Aku baik-baik saja. Baa-san jangan lupa makan, ya." Ucapnya lalu berlalu. Kerap sekali gadis itu berhenti ditengah jalan, membungkuk entah pada siapa, lalu berbicara sendiri padahal tidak ada siapapun yang berdiri didekatnya.

Bagi kalian yang belum mengenal gadis itu, mungkin akan menganggapnya aneh, atau bahkan gila. Tapi Sakura adalah keturunan Haruno murni—dimana dia mendapat semacam kutukan yang membuatnya mampu melihat dan berinteraksi dengan makhluk-makhluk yang tak kasat mata. Yah, contohnya seperti ini.

"Hehehe, iya, aku lumayan lelah belakangan ini." Ucap Sakura sambil menggaruk-garuk pelipisnya. "Apakah kantung mataku terlihat jelas sekali?"

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Sakura dari belakang. "Masih bicara pada hantu lagi?"

"Shion!"" Sakura membentak sahabat pirangnya itu. "Hati-hatilah kalau berbicara. Bisa saja nanti kau dirasuki oleh roh."

Shion memutar bola matanya bosan. "Yeah, yeah. Whatever." Shion kemudian membungkukkan badannya kedepan. "Halo, hantu kakek tua, maaf telah membuatmu tersinggung." Ucapnya sinis.

"Dia itu masih anak gadis." Ralat Sakura setengah kesal. "Maafkan dia, ya," Ucap Sakura pada sosok gadis didepannya. "Dia tidak tahu apa yang sedang ia lakukan."

"Ayolah." Shion mendengus. "Bisakah kau mempercepat acara ramah-tamahmu itu? Aku belum mengerjakan tugas bahasa Jepangku."

"Iya, iya, dasar bawel." Sakura kemudian merogoh tasnya lalu mengeluarkan sebuah buku dan menyerahkannya pada Shion. "Ini, 'kan yang kau inginkan?"

Senyum Shion mengembang ketika dia melihat buku itu. "Yup. Sempurna." Katanya lalu menyambar buku itu dari tangan Sakura. "Aku akan mengembalikannya saat jam istirahat."

"Iya, iya. Tapi berjanjilah kau tidak akan memberitahu jawabannya pada siapapun." Kata Sakura. "Aku mengerjakannya sampai jam sepuluh malam, tahu."

"Iya, iya~" Jawab Shion asal entah dia mendengarnya atau tidak. Dia kemudian memasukkan buku itu kedalam tasnya lalu menarik tangan Sakura untuk berlari. "Ayolah."

"Kenapa kita harus berlari? Kita belum terlambat, 'kan?" Tanya Sakura diantara nafasnya yang memburu.

"Kau ini bodoh, ya? Ini, 'kan tahun ajaran baru." Jawab Shion sambil mempercepat langkahnya.

"Lalu ada apa dengan itu?"

"Aduh, dasar kau ini." Shion menepuk dahinya. "Ini, 'kan tahun ajaran baru, berarti banyak cowok ganteng baru yang memasuki sekolah!"

.

.

.

.

.

.

.

Seharusnya Sakura tahu. Shion bakal meninggalkannya sendirian ketika waktu istirahat tiba. Kenapa? Jawabannya cukup simple. Cewek itu akan berkeliling sekolah, melihat apakah ada cowok yang cukup ganteng yang bisa ia mintai nomor teleponnya. Atau paling tidak, cewek itu akan menebar pesona disana-sini, sekadar untuk menambah jumlah fansnya. Maklum, cewek itu dikenal sebagai primadonanya sekolah. Lagian, Shion punya impian besar untuk menjadi The Prom Queen tahun ini, karena tahun sebelumnya, dia dikalahkan oleh cewek pendatang baru, Yamanaka Ino dari kelas sebelah. Dan untuk menjadi the Prom Queen, kau harus memiliki banyak pendukung.

Dan disinilah Sakura sekarang, duduk sendirian didalam perpustakaan sambil membaca novel terjemahan yang disukainya. Tepat dirak paling sudut yang merupakan tempat kesukaannya sedari dulu. Ketika ia berada disini, ia selalu teringat pertemuan pertamanya dengan Shion—satu tahun yang lalu, dimana Sakura duduk disini, sendirian seperti biasanya, lalu tiba-tiba Shion datang, mencari buku untuk dibaca. Shion tampak cantik dan bersinar, hingga Sakura tidak dapat menahan matanya untuk tidak melihat gadis itu barang sedetikpun. Lalu didetik selanjutnya, keduanya saling bertukar pandang, dan saling tersenyum canggung. Dan yang Sakura tahu selanjutnya, mereka berdua sudah duduk bersama dan saling berbicara akrab mengenai buku. Lalu setelah itu, mereka berdua menjadi sahabat yang karib semenjak itu.

Ah, masa lalu yang indah.

Sakura menghela nafas. Dia memandang kearah jendela perpustakaan. Netra hijaunya segera menemukan sahabat pirangnya itu sedang berjalan dengan anggunnya dengan ratusan siswa cowok yang mengekornya sambil mengelu-elukan namanya.

"Dasar Shion." Ucap Sakura sambil menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali. Gadis itu kemudian berbalik, berjalan menuju salah satu rak buku dan melihat-lihat buku mana yang menarik untuk dibaca.

"Ah!" Sakura memekik ketika dia melihat sebuah buku karangan Daisy Ann—salah satu penulis favoritnya—tersusun diantara kumpulan novel lainnya. Gadis itu kemudian menggerakkan sebelah tangannya untuk mengambil buku itu. Tepat ketika dia hendak menarik buku itu keluar dari rak, dia merasakan bahwa ada orang lain yang ikut menarik buku itu dari sisi yang berlawanan. Karena terkejut, refleks Sakura melepaskan genggaman tangannya pada buku itu. Buku bersampul cokelat muda itu perlahan tertarik kesisi yang berlawanan, meninggalkan sebuah ruangan sempit yang cukup bagi Sakura untuk melihat sepasang iris biru menatapnya lekat-lekat.

Blue meets Green.

"Eh…" Sakura bergumam pelan.

"Tunggu disana." Ucap sosok bermata biru itu lalu berjalan pergi.

Lima detik.

Hanya selama lima detik, mata biru itu mengekang Sakura dalam tatapannya tanpa memberinya kesempatan untuk berkedip sekali pun. Dan selama itu pulalah, mata biru itu berhasil menjerat Sakura dalam perasaan yang aneh—perasaan familiar yang aneh namun membuatnya nyaman. Atau lebih singkatnya,membuatnya terpesona.

Sakura merasakan ada angin yang berhembus disampingnya, lalu secara refleks gadis itu menoleh kesamping, dimana sesosok laki-laki berambut hitam dan beriris biru berdiri dengan agak bungkuk sambil memegang novel karangan Daisy Ann ditangan kanannya.

Laki-laki itu terbilang cukup tampan dan keren bagi Sakura. Rambut hitamnya yang dibiarkan berantakan itu entah mengapa memberikan kesan cool tersendiri bagi siapapun yang melihatnya, iris birunya yang benar-benar jernih bak samudra luas, kulit putihnya, garis dagunya yang tajam, hingga bibir tipisnya yang berwarna merah muda. Dia benar-benar tampan dan manis, apalagi ditambah denga tiga garis halus yang memanjang dipipinya itu—membuat Sakura gemas untuk mencubitnya. Sebenarnya dia bertubuh tinggi—sekitar seratus delapan puluh centimeter lebih—, namun karena dia berdiri dengan bungkuk, dia malah terlihat lebih pendek.

Jarak diantara keduanya cukup dekat, hingga Sakura dapat mencium bau maskulin yang menguar dari tubuh laki-laki didepannya ini. Bau yang lagi-lagi membuatnya merasa begitu familiar sekaligus asing.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya yang masih memegang novel itu kepada Sakura.

"Eh?"

"Kau saja yang baca duluan." Kata cowok itu datar.

"A-aku?"

"Iya. Jadi siapa lagi?" Balas cowok itu malas.

"Oh…" Balas Sakura lalu mengambil novel itu dari tangannya. "A-Arigatou…"

"Hm."

Dan begitulah, pertemuan pertama seorang gadis yang bisa melihat hantu dengan seorang pemuda tampan namun bertubuh bungkuk yang sifatnya sedingin es. Lalu apakah yang akan terjadi pada mereka selanjutnya?

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Hola :v

Okai, okai, ane tahu ane punya fic yang nunggu untuk diupdate :'v sekaligus fic yang ane janjikan kepada beberapa orang di fb :'v tapi ane mempublish fic ini karena ane sudah janji duluan untuk memperbaharui fic lama yang sudah ane hapus sebelumnya. Ane akan mengupdate fic lainnya segera, jadi mohon ditunggu, yak :v

Selanjutnya, ane punya pengumuman~

Ane udah buat akun Wattpad nih!

*Krik Krik* *Krik Krik*

Ga ada yang teriak 'yeey' gitu kek? '-'

Okai dah :'v

Akun ane bernama Rachel Rainata—kalau ga salah— dan ane udah publish satu cerita, namanya Love and Lies. Kalo sempat, divote, yak :'v

Dan ya, tentang Daisy Ann—itu nama penanya Masahiro 'Night' Seiran-senpai. Keren, 'kaan? :V Night-senpai adalah salah satu penulis favorit ane, dan sekarang ini, ane lagi baca salah satu novel best seller-nya yang berjudul Forgive to Forget—sumpah, baper banget cuy :'v—. Dan ane ngerekomendasikan buku ini pada para pembaca sekalian—emangnya ada yang baca?—.

Eniwei, belakangan ini, Night-senpai lagi ngeluarin novel baru yang merupakan kolaborasi dengan kak Elven alias Pretty Angelia, untuk lebih jelasnya, bisa ditanya langsung ke Night-senpai sendiri :3 Katanya kalau PO sekarang ada hadiah booklet NaruSaku lho :'v

Lalu tentang judul fic ini, yaitu Archangel Alpha-project. Sesuai namanya, 'project', berarti akan ada lebih dari satu fic yang akan ane publish, namun dengan tema yang sama, yaitu 'Archangel'. Kalau ada yang gagal paham, silahkan tanya Google Translate :v

Akhir kata, don't forget to like, subscribe, follow, and fav this cenel –woi :v—, okai?