Warning!

Hunhan Fanfiction.

Yaoi. BL. Rated M. NC.

PWP Unfaedah.

DLDR.

Happy Reading~

-You've Got Me So Excited-

2 Desember 2016

Luhan harus mengingat hari ini sebagai hari terbaik dalam hidupnya. Hari kelulusan dari Senior High School dengan predikat sebagai juara umum di sekolah. Tidak sia-sia semua waktu yang ia habiskan untuk belajar karena tidak lama lagi ia akan menginjakkan kaki di universitas idamannya di Korea sana.

Bicara tentang Korea, Luhan tiba-tiba teringat sepupu bawelnya, Baekhyun. Baekhyun mengirimkan sebuah paket hadiah jauh-jauh dari Korea dan katanya akan tiba hari ini. Dengan perasaan bahagia, Luhan mendudukkan tubuhnya di tempat tidur setelah mengganti seragam sekolahnya yang mungkin tidak akan pernah dipakai lagi. Luhan memandangi sejenak sebuah box kecil yang dibungkus kertas kado Hello Kitty. Luhan mendengus saat tersadar bahwa Baekhyun sengaja menggodanya dengan memilih kertas kado itu. Well, dia memang suka Hello Kitty, tapi demi Tuhan, itu sepuluh tahun yang lalu. Saat dirinya masih duduk di sekolah dasar. Harusnya Baekhyun bisa lebih mengerti bahwa Luhan sudah tumbuh menjadi pemuda tampan dan manly (menurutnya) yang sama sekali tidak bisa dihubungkan dengan Hello Kitty.

Tapi, Luhan masih mengingat pepatah lama, Don't Judge A Book By Its Cover. Luhan berharap isinya akan lebih baik dari tampilan luarnya. Luhan pun mulai membuka hadiah dari Baekhyun dengan senyum tidak sabar.

Sebuah VCD.

Sedikit tercengang, Luhan lalu menghela nafas. Harusnya ia tidak perlu berharap banyak pada sepupu tidak bermodalnya itu. Baekhyun bahkan rela memakai eyeliner ibunya demi menghemat uang. Jadi, dapat dipastikan Baekhyun tidak akan repot-repot mengeluarkan isi dompetnya hanya untuk sebuah hadiah.

Luhan melepaskan VCD itu dari tempatnya. Tidak ada keterangan apapun yang ia dapatkan tentang isinya. Luhan menebak bahwa mungkin itu adalah video narsis sepupunya itu yang sedang bernyanyi. Yah, Baekhyun memang memiliki suara yang bagus. Luhan mengakui itu. Luhan pun membuka laptopnya dan memasukkan VCD itu ke dalam CDROM. Tak lama menunggu, sebuah video menampilkan seorang pemuda yang cukup tampan yang tengah berjalan melalui sebuah lorong.

Mungkin film dokumenter, pikir Luhan.

Tak lama, pemuda dalam video itu tiba di sebuah kamar dimana seorang pemuda lain yang tengah telanjang menungging sambil memamerkan bongkahan pantatnya di dapan kamera.

Mata Luhan terbelalak.

Apa-apaan...

Video macam apa yang dikirimkan sepupunya ini?!

Luhan segera menutup jendela layarnya sambil menghela nafas kesal. Bunyi dering handphonenya membuat Luhan sedikit terperanjat.

Baekhyun is calling...

Bip.

"Halo, Luhan, apa-

"YAK! BYUN BAEKHYUN! VIDEO APA YANG KAU KIRIM INI?!"

Luhan terengah-engah karena menahan amarah. Suara tawa Baekhyun terdengar kemudian.

"Jadi, kau sudah membukanya? Bagaimana? Itu bagus kan?"

"Bagus kepalamu! Kau benar-benar sudah gila, Baekhyun! Untuk apa kau mengirimiku video porno, BL lagi! Kau kira aku sama denganmu?! Aku berbeda, Byun! Aku masih suka perempuan asal kau tahu!"

"Ooh.. Coba katakan itu pada pemuda yang belum pernah berpacaran di usianya yang sudah 17 tahun." Baekhyun tertawa dan Luhan mendengus tidak suka.

"Aku sibuk belajar!"

"Oh ya? Lalu kenapa kau tidak pernah jatuh cinta pada perempuan? Aku bahkan ragu kau mengenal Maria Ozawa."

Luhan mengernyit, "Siapa dia? Temanmu?"

"Bwahahaha..." Tawa Baekhyun meledak, "Kau benar-benar polos Luhan. Demi Tuhan, kau sudah 17 tahun! Kau sudah legal untuk tahu bahkan melakukan apa yang orang dewasa lakukan. Tidakkah kau berpikir bahwa otakmu juga butuh refreshing?"

Luhan menghela nafas tidak terima, "Aku tidak refreshing dengan menonton video porno BL. Itu merusak otak, Baekhyun!"

"Tapi kau belum pernah mencobanya, kan? Aku yakin kau akan terangsang!"

"Aku tidak akan terangsang! Aku masih normal!"

"Bilang saja kalau kau takut ucapanku benar. Kau takut kalau kau akan benar-benar akan terangsang setelah menontonnya."

"Tidak!"

"Masa? Kalau begitu buktikan padaku kalau kau benar-benar tidak akan ketagihan setelah menontonnya. Putar filmnya, Luhan! Perlihatkan padaku kalau kau memang tidak akan terangsang setelah menontonnya. Kalau kau benar, maka aku yakin kau masih normal."

Luhan terdiam, sedikit menimbang perkataan Baekhyun. Sepupunya yang satu itu memang sering sekali mempengaruhi Luhan tentang orientasi seksualnya. Bahkan Baekhyun tak segan mengajak Luhan untuk ikut kencan buta yang akan berakhir dengan kaburnya Luhan setelah mengetahui semua yang datang adalah laki-laki.

Sial!

"Baiklah! Akan kubuktikan kalau aku tidak akan terangsang!"

Luhan mengubah mode teleponnya menjadi video call dan langsung menampakkan wajah Baekhyun dengan seringai jahilnya. Luhan mendengus kesal sebelum memilih mode play di layar laptopnya.

Layar kembali menampilkan wajah pemuda tampan yang sedang menghampiri pemuda telanjang di tempat tidur. Luhan menelan ludah saat pemuda tampan itu meremas bokong di depannya lalu membenamkan wajahnya di belahan pantat si pemuda telanjang itu. Mengeluarkan lidahnya untuk kemudian menjilati bokong si pemuda telanjang.

Slurrpp...

Ooowwhh...

"Ini benar-benar menjijikkan!"

Baekhyun hanya tertawa mendengar suara Luhan yang sedikit bergetar dengan peluh yang mulai muncul di keningnya. Tak lama kemudian pemuda tampan itu menjauhkan wajahnya dan menjilat bibirnya sendiri.

"Hei, Luhan, tidakkah kau berpikir kalau pria yang berperan sebagai seme itu sangat tampan?" celoteh Baekhyun tiba-tiba. Luhan tidak menanggapi dan hanya terdiam memperhatikan. Ya, pemuda itu memang tampan. Rahangnya tegas dengan bibir tipis yang menampilkan seringaian seksi.

Ya Tuhan apa yang terjadi pada otakku?

Luhan menggelengkan kepalanya membantah pemikiran itu.

"Kau baik-baik saja, Lu?"

Luhan hanya melirik sinis menanggapi nada sok perhatian dari Baekhyun lalu mengabaikan Baekhyun yang sedang tertawa di sana. Luhan kembali memperhatikan layar yang kini menampilkan si pemuda tampan yang tengah membuka resleting celana jeansnya dan tengah mengeluarkan benda kebanggaannya dari dalam celana.

Gulp.

Luhan kesulitan menelan ludahnya sendiri melihat ukuran tak biasa milik laki-laki itu.

"Wah... penisnya benar-benar panjang ya?" celoteh Baekhyun lagi.

Ya, benar-benar panjang... milikku bahkan tidak sampai setengah miliknya.

Luhan tercengang. Apalagi saat benda itu mulai memasuki lubang rektum di depannya.

"Apa yang dia lakukan? Itu tidak akan muat." Guman Luhan yang masih bisa didengar oleh Baekhyun.

Baekhyun terkekeh, "Itu akan muat, Luhan, lihat saja."

Benar saja apa yang dikatakan Baekhyun.

Ooowwhh..

Laki-laki telanjang itu mendesah keras saat si pemuda tampan menghujam miliknya dalam satu kali hentakan.

Wow... Bibir Luhan membentuk huruf O karena tercengang.

F-fasterr.. Oh... Owhhh...

Suara desahan dan kecipak memenuhi gendang telinga Luhan sekarang yang tanpa ia duga membuat keringat semakin membanjiri pelipisnya. Jantungnya berdebar kencang hanya karena layar yang menampilkan proses bertemunya kulit antar kulit yang menghasilkan suara cukup nyaring.

"Kau baik-baik saja, Lu? Ada sesuatu yang menggembung di balik celanamu."

Luhan menunduk dan benar saja, ia sudah ereksi hanya karena film yang bahkan belum sampai lima belas menit ia putar.

Shit!

"See? Kau terangsang Luhan. Itu artinya kau memang tidak normal sejak awal. Akui itu." Baekhyun tertawa penuh kemenangan yang mana membuat Luhan kesal setengah mati.

"Kau benar-benar menyebalkan, Baekhyun! Lihat saja kalau aku bertemu denganmu nanti, aku akan mencincangmu hidup-hidup!"

"Uhh.. takuuut.." Baekhyun memasang wajah ketakutan yang dibuat-buat membuat Luhan semakin naik pitam.

"Justru kau harus berterima kasih padaku karena telah berhasil menunjukkan orientasi seksualmu yang sebenarnya, Luhan."

Apa?!

"Ya! Mati saja kau Byun Baekhyun!"

Luhan mematikan sambungan dan melempar handphonenya di atas kasur miliknya. Ia lalu berbaring sambil memikirkan mengapa ia bisa-bisanya terangsang hanya karena film itu. Apa ia benar-benar sudah belok?

Bip.

Sebuah pesan masuk. Luhan meraih handphone yang tak berada jauh darinya itu

Baekhyun: Ngomong-ngomong nama pemain tampan itu adalah Sehun kalau kau mau tahu.

Sial.

Luhan menghela nafas frustasi kemudian tanpa sengaja melirik layar laptopnya yang dalam mode pause menampilkan wajah super tampan milik pria yang baru ia ketahui bernama Sehun dengan tatapan tajam yang menawan.

Ugh... Kenapa dia tampan sekali...

Luhan menggigit bibirnya, lalu tangannya bergerak turun menyentuh pusat tubuhnya sendiri sambil membayangkan sentuhan pria itu ditubuhnya.

Tampaknya, dia benar-benar sudah belok.

.

.

.

Luhan membuka notif email yang masuk lewat handphonenya. Sebuah email dari fans club Oh Sehun.

Kabarnya, perusahaan sedang mencari partner baru untuk Sehun. Bagi yang berminat, silakan daftar di alamat di bawah ini:

partnerohsehun

Uhuk!

Luhan tersedak air liurnya sendiri.

Sehun mencari partner baru?! Luhan tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini!

Ya, benar. Semenjak hari di mana Baekhyun meracuni otaknya dan mengubah orientasi seksualnya, Luhan menjadi tergila-gila pada Sehun. Tiada hari tanpa mencari tahu informasi tentang pemuda yang ternyata baru berusia 25 tahun itu. Luhan bahkan membeli semua koleksi vcd Sehun yang mencapai belasan episode. Memutar salah satu episodenya di akhir pekan menjadi rutinitas barunya sekarang. Sehun telah menjadi objek fantasi terliarnya sampai terbawa ke alam mimpi yang membuat Luhan terbangun di pagi hari dengan piyama basah akibat spermanya sendiri.

Luhan tidak mengerti mengapa sosok itu berhasil mengubahnya menjadi mesum hanya dengan pandangan tajamnya. Yang Luhan tahu, seseorang harus bertanggungjawab atas perubahannya ini. Dan orang itu adalah si sepupu menyebalkannya, Baekhyun.

Beruntung, Baekhyun berjanji akan membantunya agar bisa bertemu dengan Sehun.

.

.

.

20 Januari 2017

Luhan telah menginjakkan kakinya di Bandara Internasional Gimpo setelah menempuh perjalanan 2 jam di udara. Ia mengedarkan pandangannya dan menemukan sosok pemuda kurus dengan rambut merah menyala yang sedang melambai ke arahnya. Luhan mendengus, menarik koper metalik miliknya sebelum melangkah menghampiri pemuda itu.

"Selamat datang, Luhan! Aku merindukanmu!" sapa Baekhyun sambil memeluk tubuh Luhan meski Luhan sendiri ogah-ogahan menerimanya.

"Sayangnya aku tidak merindukanmu, Byun Baekhyun. Aku datang untuk menagih janjimu."

Baekhyun nyengir, "Aku tahu, kita akan membicarakannya di apartemenku. Ayo!" Baekhyun menariknya menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari mereka.

Luhan bersandar di sofa saat Baekhyun muncul membawa segelas minuman dingin. Mereka baru tiba di apartemen Baekhyun lima menit yang lalu.

"Jadi, kau benar-benar serius ingin bertemu Oh Sehun?" tanya Baekhyun setelah Luhan meneguk minumannya.

"Tentu saja. Aku hampir gila memikirkannya."

Baekhyun tertawa, "Kalau begitu kau beruntung memiliki sepupu sepertiku."

"Uhh?" Luhan mengerut tidak setuju, "Kenapa aku harus merasa beruntung? Apa kau mengenal Sehun?"

Baekhyun menggeleng pelan, "Tidak, tapi aku mengenal orang yang mengenal Sehun dan bisa mengatur pertemuanmu dengannya."

"Oya? Siapa dia?"

"Chanyeol." Baekhyun menjawab, "Dia adalah CEO di perusahaan yang menaungi Sehun. Jadi, bisa dipastikan Sehun tidak akan membantah apapun yang dikatakan oleh atasannya."

Luhan tercengang mengetahui informasi yang baru didapatnya itu. "Eng... Baek, apa kita sedang membicarakan Chanyeol yang sama? Chanyeol kekasihmu itu, kan?"

"Iya, Park Chanyeol. Kenapa kau tidak percaya begitu?" tanya Baekhyun heran.

"Aku hanya tidak tidak menyangka dibalik senyum idiotnya, dia adalah CEO perusahaan film porno."

"Ish!" Baekhyun berdecak kesal. "Kau mau dibantu atau tidak?!"

"Mau, mau!" Luhan menyahut cepat sembari memeluk Baekhyun, "Aku benar-benar beruntung memiliki sepupu sepertimu!"

"Dasar!" Baekhyun hanya mencibir sikap Luhan yang selalu mengaku manly itu mengeluarkan jurus aegyo andalannya. Baekhyun berani menjamin kalau sepupunya yang satu itu masih suka Hello Kitty.

.

.

.

Hari yang penting bagi Luhan. Ia bahkan melewatkan mata kuliah favoritnya hanya untuk bertemu bintang porno kegemarannya. Dengan mengenakan setelan terbaiknya, Luhan pergi ke sebuah tempat yang telah diatur oleh Chanyeol. Itu adalah sebuah villa di daerah pantai yang cukup jauh dari kota.

Luhan menghembuskan nafas gugup ketika ia disambut oleh seorang wanita paruh baya. Wanita itu memintanya untuk menunggu di ruang tamu dan Luhan menurutinya tanpa banyak bicara. Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar mendekat dan Luhan menoleh untuk melihat.

Astaga, itu Sehun!

Luhan terperangah melihat pria tampan yang berjalan bak model itu kini benar-benar ada di depan matanya. Ya tuhan! Luhan hampir tidak mempercayai penglihatannya saat ini. Sehun hanya memakai baju kaos lengan pendek dan celana pendek tapi tetap saja ia tampak telanjang di mata Luhan. Luhan bahkan bisa membayangkan panjang penis Sehun meski masih tertutupi oleh celananya.

"Hkm." Sehun berdehem kecil membuat Luhan tersadar dari lamunan kotornya.

"Jadi, kau salah satu kandidat yang akan menjadi partnerku?"

Luhan melongo saat mendengar suara berat yang seksi itu. Ia mengangguk kaku.

"Siapa namamu?"

"L-Luhan." Ucapnya gugup.

"Aku Sehun, mungkin kau sudah tahu." Sehun menebak dan Luhan mengangguk kecil. "Luhan, aku baru mendengar namamu. Apa kau sudah lama menjadi bintang porno?"

Luhan terdiam, matanya bergerak gelisah.

"Sudah berapa film yang kau perankan?" tanya Sehun lagi.

Luhan menelan ludah kaku, "S-sebenarnya a-aku baru kali ini..."

Sehun mengangguk paham, "Ooh.. pemain baru rupanya. Jadi, apa alasanmu terjun di dalam dunia ini?"

Luhan terdiam lagi, entah mengapa lidahnya begitu kaku untuk digerakkan. Luhan menunduk.

"Apa kau butuh uang?"

Luhan meliriknya tidak yakin, lalu mengangguk asal. Tidak mungkin ia mengaku sebagai penggemar berat Sehun dan hanya ingin berhubungan badan dengan pria itu. Mungkin Sehun akan menganggapnya maniak yang haus seks. Padahal Luhan hanya ingin merasakan sentuhan pria tampan itu.

Sehun menghela nafas, "Maaf, Luhan. Seperti aku tidak bisa membantumu. Aku tidak bermain dengan seorang amatir."

Mendengar hal itu, Luhan mendongakkan kepalanya. Ia dilanda kepanikan saat Sehun telah berbalik dan beranjak meninggalkannya. Luhan cepat-cepat mengejar dan menahan lengan Sehun, mengundang tatapan tak terbaca dari kedua mata pria tampan itu.

"A-aku bisa melakukannya." Luhan menunduk menyembunyikan rona merah yang mulai menjalar di wajahnya, "A-aku sudah banyak belajar dan aku yakin aku bisa melakukannya. T-tolong berikan aku kesempatan untuk bisa menjadi partnermu, Sehun. Aku.. akan melakukan apa saja."

Lirihan Luhan terdengar begitu memohon sambil menunduk tanpa berani melihat ke arahnya.

"Baiklah, aku akan memberimu kesempatan."

Luhan mengangkat kepalanya menatap pria tampan itu tidak percaya. Apa dia benar-benar akan menjadi partner Sehun? Apa mimpi basahnya selama ini akan menjadi kenyataan?

Sehun mengulum senyum, menyembunyikan seringaian di bibirnya dengan apik.

Kau benar-benar harus mempersiapkan dirimu, Luhan.

.

.

.

TBC

Sekedar meramaikan lapak yg mulai berdebu :v