Main cast : Kyuhyun, Yesung
Other cast : Jong Jin, Donghae, etc
Genre : hurt/comfort, sad romance, friendship, family
Length : chaptered
Rate : T
Warning
Alur cepat, typo bertebaran, konflik sederhana, dan isi cerita yang nggak rame!
Disclaimer : Kyuhyun and Yesung are belong to KYS! XD
Hello guys! Lemme give yall a new FF.
FF ini dibuat berdasarkan request dari Diani. Katanya pengen cerita yang nyiksa Mommy. Wkwkwk... meski aku kagak jago bikin kek begituan tapi aku usahain juga dan hasilnya seperti ini.
Weird! I know.
But Guys, bagi kalian yang udah terlanjur baca, harap review ya. Cara reviewnya gampang kok. Tinggal isi kolom nama id kalian lalu tulis komentar di kolom review yang tersedia. And done! Kalau review kalian belum muncul, mungkin masih loading.
Aku sangat berharap FF ini mendapat respon yang cukup baik. Please!
Jadi para siders, IT'S TIME TO SHOW YOUR TINT(?)! I beg ;(
BE MINE!
...
Namja manis itu melangkahkan kakinya girang di sebuah halaman yang terbilang cukup luas. Halaman rumah yang dipenuhi dengan taman yang terdapat berbagai macam bunga. Tak lupa sebuah air mancur di tengah salah satu taman itu sebagai pelengkap keindahan pemandangan tersebut.
Kim Yesung. Nama namja manis yang selalu menyambut hari-harinya dengan penuh keceriaan. Ia adalah sosok yang sangat lembut dan penyayang. Wajah manisnya tak pernah luput dari senyuman tulus setiap harinya. Tak heran banyak yang menyukainya. Tapi dari sekian banyak orang yang ia kenal, hanya satu orang yang membencinya.
Cho Kyuhyun. Namja tampan bertampang arogan yang merupakan pewaris tunggal perusahaan Ayahnya. Namja yang memiliki ciri fisik berkulit putih pucat itu kini tengah memegang jabatan sebagai direktur di anak perusahaan sang Ayah. Perusahaan yang berdiri di bidang mesin otomotif itu lahir semenjak satu tahun yang lalu. Dan sejak satu tahun yang lalu itu hidup baru Kyuhyun dimulai dengan kehadiran sesosok namja manis dan menggemaskan. Tapi tidak di matanya.
Dan namja yang tak lain bernama Kim Yesung itu sendiri berstatus sebagai tunangannya. Yah, tunangan yang dianggap oleh dua pihak keluarga, tapi tidak dianggap oleh namja tampan tersebut.
Alasannya sederhana saja, namja bermarga Cho itu tidak mau menikah dengan sesama jenis. Hal yang sangat tabu di negara ginseng tersebut. Dan meskipun pernikahan sesama jenis itu sudah menjadi hal yang wajar, namun tetap saja namja Cho ini akan menolak mentah-mentah. Dan ia sangat merutuki alasan diadakannya hubungan ini. Menurutnya ini adalah alasan yang konyol. Mendiang kakeknya telah berjanji pada seorang sahabat untuk kelak menikahkan cucu mereka tidak peduli jika cucu mereka adalah sesama jenis. Janji yang mereka buat adalah hal mutlak yang tidak dapat diganggu gugat bahkan ketika sepasang sahabat itu telah meninggalkan dunia ini.
...
Yesung menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kayu eboni berwarna hitam pekat. Tanpa mengetuk, ia memasuki rumah mewah itu mengambil langkah santai dan riang seperti biasa. Kedua tangan mungilnya masih setia menjinjing dua buah bungkusan makanan yang hendak ia suguhkan pada calon keluarga barunya.
"Annyeong haseyo abeonim." Sapa Yesung dengan kedua mata sipit yang membentuk bulan sabit. Sebuah tanda bahwa namja manis itu tengah menyunggingkan senyuman lebar pada calon Ayah mertua.
"Ah, Yesung-ah. Illiwa!" Tuan besar Cho yang bernama lengkap Cho Suk Jin itu melipat koran yang tengah ia baca. Benda tersebut ia simpan di atas meja di hadapannya. Namja paruh baya itu tersenyum hangat akan kehadiran calon menantunya.
"Kali ini makanan apa yang kau bawa hm?"
"Makanan yang sama seperti kemarin, abeonim." Yesung baru saja mendaratkan bokongnya di kursi samping Cho Suk Jin. "Aku tidak sempat berbelanja, makanya aku hanya bisa memasak makanan seperti kemarin." Tuturnya dengan senyuman yang masih mengembang.
"Yesung-ah, kau sudah sangat sering berbuat seperti ini, bahkan setiap hari." Suk Jin mulai membuka satu per satu kemasan makanan itu. "Apa kau tidak lelah hm?"
"Aniya. Aku bahkan sangat senang melakukannya."
"Kau memang anak yang baik." Suk Jin menepuk lembut pipi chubby Yesung.
"Umm, anu, apa Kyuhyun belum kembali?" Tanya Yesung ragu.
Sedikit info, seperti biasa setiap paginya Kyuhyun melakukan aktivitas joging dengan mengelilingi kawasan komplek rumahnya.
"Ajik." (Belum) Suk Jin kembali bersandar dengan memsang tampang lelahnya, "anak itu, sepertinya aku harus lebih keras padanya."
Ucapan Suk Jin barusan membuat Yesung menatapnya.
"Ye?"
Suk Jin balas menatap calon menantu manisnya.
"Yesung-ah," Suk Jin meraih tangan mungil Yesung, "kuharap kau tetap sabar akan sifat dan tabiat anakku. Aku berjanji padamu, aku akan membuatnya jatuh cinta padamu."
"Abeonim." Yesung membalas genggaman tangan Suk Jin, "kau tidak perlu khawatir. Dan tolong biarkan dia, jangan terlalu keras padanya. Abeonim percaya padaku 'kan?"
"Mulon, (Tentu saja) aku sangat percaya padamu. Tapi aku tidak tega melihatmu menderita seperti ini Yesung-ah."
"Abeonim terlalu berlebihan." Yesung kembali tersenyum lebar. "Siapa bilang aku menderita? Aku baik-baik saja."
Suk Jin hanya terdiam mengamati wajah Yesung. Dan ia dapat menangkap sedikit kelelahan dalam wajah manis itu.
"Abeonim, aku harus pergi kuliah. Tolong sampaikan salamku pada Kyuhyun." Yesung bangkit dari duduknya.
"Berhati-hatilah."
Kalimat terakhir Suk Jin mengantarkan kepergian Yesung dari hadapannya.
...
"Masih belum menyerah?"
Yesung terhentak kaget saat keluar dari pintu rumah megah itu, ia mendapati sosok tampan yang tengah bersandar pada dinding luar. Sosok bertubuh tinggi itu mengenakan setelan baju olahraga yang terlihat santai namun meninggalkan kesan keren(?) di mata Yesung. Membuat jantungnya berdegup kencang saat melihat pujaan hatinya di pagi hari.
"Kyuhyun-ssi."
Kyuhyun masih enggan menoleh.
"Sudah satu tahun," ucapnya membuat Yesung menunggu kalimat selanjutnya, "apa kau tidak lelah?"
Yesung tersenyum lembut.
"Aniya. Aku senang melakukannya." Meski Kyuhyun tidak melihat secara langsung senyuman manis itu, tapi dia tahu bahwa Yesung tengah tersenyum. Ia dapat menangkapnya dengan ekor matanya.
"Kau tahu bukan, yang kau lakukan percuma saja. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengakuimu sebagai tunanganku." Kyuhyun menoleh menatap sepasang manik hitam itu. "Terlebih sebagai calon pendamping hidupku." Kedua pasang obsidian itu beradu cukup lama. Namun tatapan yang diberikan Kyuhyun adalah tatapan tajam dan ancaman agar Yesung berhenti mengganggu hidupnya.
"Masuklah!" Sesaat kemudian Yesung memecah keheningan. "Aku membawakan makanan kesukaanmu, seperti biasa, tidak ada sayuran di dalamnya." Suara baritone yang penuh semangat meski lawan bicaranya enggan menunjukkan ketertarikan.
"Istirahatlah sebentar lalu makanlah. Jangan pergi ke kantor dengan perut kosong!"
"Berhenti bersikap peduli padaku! Itu hanya membuatku semakin membencimu." Tatapan Kyuhyun semakin tajam. Seolah berhasil menusuk hingga ke ulu hati si manis. Tak dipungkiri, kini Yesung merasa sakit di bagian dada kirinya. Sesak seperti biasa saat Kyuhyun memperlakukannya seperti ini. Bahkan lebih.
"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa berhenti. Karena aku menci..."
BRAAKK
Kyuhyun memukul pintu rumahnya yang sempat Yesung tutup saat keluar tadi.
"Jangan pernah membicarakan soal cinta di hadapanku. Itu menjijikan. Bahkan lebih menjijikan dari sampah."
Deg
Yesung yang saat itu menutup matanya karena terkejut dengan sikap Kyuhyun tadi, hanya bisa menelan rasa sakit di dadanya yang semakin menggerogoti hatinya.
"Sekarang pergilah! Dan jangan pernah kembali lagi meskipun abeoji memintamu datang." Ucap Kyuhyun dengan napas tersengal. Saat ini hati dan pikirannya tengah dikendalikan oleh emosinya sendiri.
"Aku tidak bisa." Yesung kembali menatap caramel yang disukainya. Jawabannya barusan membuat emosi Kyuhyun semakin memuncak.
Gyut
Kyuhyun meraih kerah mantel Yesung kasar, lalu tanpa ragu ia membiarkan punggung Yesung menghantam dinding yang berdiri kokoh di dekat mereka.
"Akh!" Rintih Yesung tertahan.
"Jangan membuatku melakukan hal yang bahkan tidak akan pernah bisa kau bayangkan sebelumnya!" Kyuyun menekankan ucapan di setiap katanya. "Wajah tak berdosamu membuatku muak!"
"Kau boleh membenciku, kau boleh menghinaku atau memukulku. Tapi..."
Kyuhyun semakin menghimpit pundak Yesung membuat sang empunya sedikit meringis kesakitan. Kyuhyun bermaksud untuk membuat Yesung menghentikan ucapannya, namun sepertinya Yesung tidak peduli.
"...tapi jangan memintaku menjauhimu. Karena aku tidak bisa melakukannya."
"Kau sudah gila!"
"Ya, aku memang sudah gila. Aku terlalu mencintaimu Kyuhyun-ssi."
Syut
Kyuhyun melepas kasar tubuh Yesung. Sesaat kemudian ia menghela napasnya kasar.
"Seumur hidupku, aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan bertemu namja menjijikan sepertimu."
Lagi-lagi Yesung harus menelan kesakitannya.
Tanpa berucap lagi Kyuhyun segera memasuki rumahnya dengan langkah lebar. Ia membanting pintu rumahnya keras sehingga membuat Yesung terlonjak kaget.
"Terserah apa katamu Kyuhyun-ssi, cintaku yang kau pandang dengan tatapan jijik, adalah sebuah ketulusan yang tidak ternilai." Yesung tersenyum miris. "Dan suatu saat nanti, kau akan menyadarinya." Yesung menyembunyikan sepasang manik hitamnya sejenak. Menghirup udara pagi sebanyak-banyaknya untuk menutupi kesakitan yang menyerang hatinya. Setidaknya udara pagi ini sangat nyaman masuk ke dalam tubuhnya. Hal itu membuat rasa sakitnya sedikit berkurang. Bahkan air mata yang tadi hendak keluar berhasil ia simpan kembali.
…
"Kyuhyun-ah, kau sudah datang?" Suk Jin menangkap sosok anak semata wayangnya di dapur yang saat itu tengah mengambil segelas air dan meneguknya. "Bersihkan dirimu dan segeralah sarapan, seperti biasa Yesung membawakan makanan untukmu."
Kyuhyun menatap nyalang pada sekumpulan makanan yang sudah tertata rapi di meja makan. Emosinya kembali naik saat mengingat suara baritone yang beberapa menit lalu melayangkan sikap kepedulian padanya.
Kyuhyun meraih salah satu makanan tersebut membuat Suk Jin berharap-harap cemas. Suk Jin berharap Kyuhyun akan duduk di kursi dan memakan makanan itu. Tapi apa yang ia lihat tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
Seperti hari-hari sebelumnya, Kyuhyun membuang makanan itu ke tempat sampah.
"CHO KYUHYUN!" Teriak Suk Jin marah. "Kau benar-benar tak berperasaan!"
Plaak
Satu tamparan mendarat di pipi kanannya. Hal itu jelas membuat Kyuhyun semakin emosi. Ia hempaskan semua isi meja makan itu tanpa sedikitpun memikirkan kerja keras Yesung yang membuatnya dengan tulus dan penuh cinta.
"AKU TIDAK AKAN PERNAH MENGAKUI HUBUNGAN MENJIJIKAN INI!" Setelah mengatakan apa yang ada di pikirannya, Kyuhyun mengambil langkah lebar meninggalkan Suk Jin yang memejamkan matanya erat menahan emosi. Ia mengambil napas panjang berusaha mengontrol amarahnya. Ia pun hanya bisa terduduk di salah satu kursi meja makan itu.
"Shin Min-ah, seandainya kau masih hidup." Gumamnya terdengar miris. Sungguh saat ini ia membutuhkan sosok istri yang telah meninggalkan dirinya dan seorang anak tunggal hasil buah cinta mereka.
...
Keesokkan harinya Yesung kembali mengunjungi rumah Kyuhyun. Bagaikan sebatang pohon yang kokoh berdiri meskipun diterpa badai sekalipun, ia masih tetap bertahan dengan cacian yang Kyuhyun tujukan padanya. Meski rasa sakit itu semakin kuat menghantam dadanya, namun rasa cintanya yang tulus mampu membuatnya masih tersenyum.
"Kau berangkat pagi sekali, apa pekerjaanmu sangat banyak?" Tanya Yesung yang masih mendapat respon dingin dari Kyuhyun. "Apa perlu aku ikut denganmu dan membantumu? Aku sangat mengerti soal mesin otomotif. Mungkin kau akan butuh bantuanku." Yesung terus mengoceh di hadapan Kyuhyun yang sibuk memasukkan files ke dalam tas kerjanya. Dan pagi itu Suk Jin sudah tak ada di rumah. Sama halnya seperti Kyuhyun, Suk Jin harus mengurus beberapa hal di perusahaannya.
"Kyuhyun-ssi, kau belum sarapan 'kan? Makanlah sebelum berangkat..." ucapan Yesung terhenti saat Kyuhyun melangkah keluar dari kamarnya meninggalkan Yesung yang masih semangat mengoceh. Tanpa perasaan bersalah, Yesung mengikuti langkah Kyuhyun.
"Kyuhyun-ssi, aku akan menyiapkan sarapannya. Tungguhlah sebentar." Yesung segera berlari ke dapur rumah Kyuhyun menyiapkan sarapan untuk sang empunya.
Beberapa menit kemudian Yesung menghampiri Kyuhyun yang tengah sibuk memakai sepatunya.
"Kyuhyun-ssi, ini makanlah. Kau tidak bisa membiarkan perutmu kosong."
Kyuhyun masih membisu. Bertingkah seolah Yesung tidak ada.
"Hmm~ apa perlu aku suapi?" Gurau Yesung bersamaan dengan selesainya kegiatan Kyuhyun memakai sepatu kerjanya. Kyuhyun bangkit dari duduknya dan secara refleks Yesung pun ikut bangkit masih sembari memegang sepiring sajian sarapan bagi namja pujaannya. Dan sialnya kaki Yesung sedikit terkilir, akibatnya makanan penuh bumbu itu tumpah mengenai kemeja kerja Kyuhyun yang memang belum dibalut dengan jas hitam.
"Ya Tuhan..." ucap Kyuhyun panik seraya memandangi kemeja putihnya. "APA YANG KAU LAKUKAN?" Teriaknya marah.
"Maaf Kyuhyun-ssi, aku tidak sengaja..." Yesung yang juga panik, hendak menyentuh kemeja Kyuhyun namun Kyuhyun menepis tangan mungil itu kasar, membuat Yesung sedikit kesakitan.
"SUDAH KUBILANG PERGILAH DARI KEHIDUPANKU APA KAU TULI?"
"Tapi aku tidak ingin jauh darimu..." suara Yesung terdengar bergetar.
"HENTIKAN OMONG KOSONGMU! BERHENTILAH BERHARAP BAHWA AKU AKAN MEMBALAS PERASAAN BODOHMU!" Kyuhyun menunjuk-nunjuk dada Yesung dengan telunjuknya kasar. Jelas saja hal itu menyakiti Yesung.
Mereka terdiam sejenak menciptakan keheningan yang begitu kentara. Bahkan Yesung seolah dapat mendengar detak jantungnya yang tengah bertalu cepat ketakutan. Pasalnya selama setahun ini baru sekarang ia membuat Kyuhyun semarah itu.
"Enyahlah dari kehidupanku! Keberadaanmu bahkan membuatku sulit bernapas."
"Jebal, jangan larang aku untuk menemuimu." Yesung menatap memohon pada namja yang lebih tinggi darinya. "Aku tidak bisa jika sehari saja tidak melihat wajahmu."
"Dasar namja gila." Desis Kyuhyun. Lantas ia pun berbalik ke kamarnya untuk mengganti pakaian.
...
AUTOGYU COMPANY
Dalam ruangan mewah yang didesign khusus untuk sang direktur, Kyuhyun tengah memijat kepalanya yang akhir-akhir ini terasa sakit akibat kehadiran namja yang benar-benar mengganggu hidupnya.
Sungguh ia hanya ingin terbebas dari ikatan konyol itu. Perjodohan yang berdasarkan keinginan sesepuh mereka tanpa memikirkan perasaannya sebagai pihak yang tersakiti. Ia tidak ingin menjadi gay karena alasan konyol tersebut.
"Kyu..."
Kyuhyun tersentak saat sebuah suara menginterupsi kegiatannya.
"Hae-ah." Kyuhyun mendesah pelan seraya menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kebanggaannya.
"Ada apa denganmu? Kenapa kau tidak menjawab saat aku mengetuk pintu?" Donghae yang merupakan tangan kanan Kyuhyun dan juga merangkap sebagai sahabatnya, tampak mengkhawatirkan namja yang kini memejamkan matanya seraya mendongak, menampakkan kelelahan yang sangat kentara di raut tampan tersebut.
"Apa ada hubungannya dengan Yesung?" Tanya Donghae hati-hati seraya duduk di kursi yang tersedia di depan meja Kyuhyun. Ia sudah mengetahui permasalahan yang dialami Kyuhyun.
"Sudahlah jangan bicarakan namja itu." Kyuhyun kembali duduk dengan tegak, "ada apa?" Tanyanya kemudian akan maksud kedatangan Donghae.
"Aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku telah mendapatkan seseorang yang bersedia melakukan merger dengan perusahaan kita."
"Jinjja?" Tanya Kyuhyun seolah tidak menunjukkan minatnya. Namun Donghae yang mengerti hanya mendesah pelan.
"Kudengar direktur perusahaan ini baru tiba dari New York tadi malam. Dan ia belum mempunyai waktu untuk bertemu." Donghae memberi jeda pada ucapannya saat melihat tatapan kosong Kyuhyun yang saat itu tengah memainkan miniatur mobil di atas mejanya. "Tapi aku sudah memberikan nomorku pada managernya. Kurasa kita hanya tinggal menunggu mereka menghubungi kita."
"Geurae." Kyuhyun kembali bersandar.
"Kyu, kau baik-baik saja?"
"Hm~" hanya suara tenggorokkan sebagai jawabannya.
"Kyu, sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan?"
"Apa maksudmu?"
Donghae menghela napas pelan.
"Sebenarnya kau sedang memikirkan cara untuk menyingkirkan Yesung, atau kau sedang melawan perasaanmu sendiri?"
"Apa maksud ucapanmu?" Kyuhyun menatap intens pada sahabatnya. Meski ia tahu maksud Donghae namun ia tetap bertanya.
"Bagaimana perasaanmu sesungguhnya pada namja itu?"
"Tch, kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu? Bukankah semua sudah jelas?" Kyuhyun lebih memilih bangkit dari duduknya dan melangkah menuju jendela besar yang memperlihatkan jalanan kota Gangnam yang tampak seperti sebuah miniatur dari tempatnya berdiri.
"Selama ini dia berusaha mendapatkan cintamu, apa sedikitpun kau tidak merasa simpatik padanya?"
"Dwaesseo!" (Jangan bicara lagi)
Namun sepertinya Donghae tidak mempedulikan ucapan Kyuhyun.
"Apa kau tidak berniat membuka hatimu untuknya? Dia namja yang baik, kurasa dia tulus dengan perasaannya."
"Jika tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, lebih baik pergilah!" Ucap Kyuhyun ketus.
Donghae bangkit dari duduknya.
"Pikirkan lagi, Kyu. Sudah setahun, waktu yang cukup lama untuk namja itu bertahan. Jika kau memang mempunyai sedikitnya rasa simpatik pada namja itu, lebih baik kau utarakan. Jangan sampai kau menyesal jika pada akhirnya namja itu menyerah untuk mendapatkan cintamu. Kurasa nanti kau yang akan merasa kehilangan."
"Donghae-ah..." Kyuhyun berbalik menatap sendu pada sahabatnya. "Jebal, aku tidak ingin berdebat denganmu. Pergilah." Pinta Kyuhyun yang akhirnya dipenuhi Donghae.
Sepeninggal Donghae, Kyuhyun kembali menatap jalanan kecil di balik jendela besar itu.
"Tidak! Tidak mungkin aku mempunyai rasa simpatik pada namja itu. Aku bukan seorang gay."Tegas Kyuhyun dalam batinnya.
...
Entah untuk berapa lama lagi namja manis bertubuh ramping itu mengurung dirinya di kamar. Hal yang jelas mengundang rasa heran dan cemas bagi Ibu kandungnya. Semenjak tadi pagi, Yesung tidak mau keluar dari kamar setelah pulang dari rumah Kyuhyun. Akibatnya ia harus membolos kuliah hari ini.
"Yesung-ah, turun dan makanlah sesuatu. Eomma tidak ingin kau sakit. Eoh? Jebal." Nyonya Kim yang bernama lengkap Kim Hyo Jin itu berteriak lembut dari luar kamar anak sulungnya.
"Eomma, biarkan saja dulu. Nanti juga kalau lapar hyung akan keluar." Tiba-tiba sosok si bungsu muncul mengagetkan Hyo Jin.
"Hhh... arra." Hyo Jin meninggalkan Jong Jin, anak bungsunya tersebut yang berdiri di hadapan pintu kamar Yesung.
"Hyung!" Seru Jong Jin. "Jika kau tidak keluar sekarang, akan kupastikan pudding caramel milikmu masuk ke dalam perutku."
5 detik kemudian.
Cklek
"Yak kau curang eoh!" Yesung menampakkan dirinya di balik pintu kamar. "Jangan pernah berani menyentuh pudding-ku."
Tanpa berucap, Jong Jin menarik tubuh hyungnya dan menggiring langkah hyungnya tersebut ke meja makan.
"Anja!" Jong Jin mendudukkan paksa hyungnya yang bertubuh sedikit lebih kecil darinya. Lantas Jong Jin pun segera menyiapkan makanan untuk Yesung.
"Jangan siksa dirimu karena namja itu!" Ucap Jong Jin sedetik setelah menyimpan piring berisi makan siang untuk hyungnya. Ia mendudukkan dirinya di kursi yang berhadapan dengan Yesung.
"Aku tidak menyiksa diriku." Yesung meraih sendok dan mulai mengaduk makanannya. "Aku hanya sedang merutuki sikapku pagi ini yang membuatnya sangat marah." Yesung mulai menyuapi mulutnya dengan makanan tersebut.
"Entah kenapa, seiring berjalannya waktu, aku berpikir untuk menarik ucapanku kembali."
"Ucapan yang mana?" Tanya Yesung sedikit tidak jelas karena tengah mengunyah makanan dalam mulutnya.
"Aku sangat merestui perjodohan kalian."
"..." Yesung terdiam.
"Kurasa mulai sekarang aku mulai menolak perjodohan ini."
"Jong Jin-ah..."
"Aku benci melihatmu tersakiti." Jong Jin segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan Yesung yang mengunyah makanannya perlahan.
...
Keesokkan paginya rutinitas Yesung masih sama seperti pagi sebelumnya. Ia kembali mengantarkan makanan ke kediaman keluarga Cho. Dan pagi ini ia sedikit terlambat karena sebelumnya ia harus berdebat dengan Jong Jin yang melarangnya pergi.
Alhasil Yesung pun harus berpapasan dengan Kyuhyun yang saat itu tengah melakukan aktivitas paginya.
Yesung tidak dapat menyembunyikan perasaan senangnya saat melihat sosok Kyuhyun yang tidak jauh darinya. Dengan cepat Yesung mengambil langkah lebar mendekati Kyuhyun yang belum menyadari keberadaannya.
"Annyeongi hasimnika." Sapa Yesung tiba-tiba yang muncul begitu saja di hadapan Kyuhyun. Sontak Kyuhyun menghentikan kegiatan jogingnya dan menatap tidak suka pada sosok manis di depannya. Dan meski Yesung menyadari tatapan itu, ia masih tersenyum.
"Kyuhyun-ssi kebetulan sekali kita..."
Kyuhyun melenggang melewati tubuh Yesung yang mematung sejenak. Namja tampan itu kembali melakukan aktivitasnya. Dan ia sangat tahu bahwa Yesung mengekori dari belakang.
"Kyuhyun-ssi kebetulan sekali kita bertemu disini. Pagi ini aku sedikit terlambat, ini semua karena ulah Jong Jin." Yesung terkekeh dalam ucapannya. Ia melangkah cepat menyetarakan langkahnya dengan Kyuhyun.
"Kyuhyun-ssi, bisakah lain kali kita pergi joging bersama? Kurasa akan sangat menyenangkan."
Kyuhyun tidak merespon. Ia berusaha menulikan pendengarannya dari suara baritone itu.
"Udara pagi ini cerah seperti biasa. Kau pasti sangat menikmati olahragamu." Yesung menatap wajah tampan Kyuhyun dari samping yang terlihat sempurna di matanya. Sungguh, ia ingin sekali memiliki namja itu seutuhnya.
"Kyuhyun-ssi, sesekali mampirlah ke rumahku, eomma dan appa selalu menanyakanmu."
Sepertinya kesabaran Kyuhyun mulai habis. Terlihat dari raut wajahnya yang tampak kesal.
"Eomma akan memasakkanmu makanan yang lebih enak dari masakanku. Kau pasti akan ketagihan." Yesung masih berusaha menyamai langkahnya dengan kaki panjang itu.
"Ah, benar juga. Selama ini aku tidak pernah tahu bagaimana komentarmu tentang masakanku. Apa kau mau memberitahuku sekarang?"
Bagai sebuah serangan yang datang secara tiba-tiba, Kyuhyun mendorong tubuh Yesung ke dinding yang terdapat di sepanjang jalan sepi tersebut sehingga punggungnya lagi-lagi harus menghantam benda keras itu.
"Kau tidak akan pernah mendapat komentar dariku karena aku tidak pernah memakan makanan sampah itu!" Kyuhyun yang menekan leher Yesung dengan lengan besarnya, menatap tajam sepasang manik hitam itu.
"Sekarang katakan padaku, apa yang harus kulakukan untuk membuatmu enyah dari hidupku?"
"Kyuhyun-ssi, sudah kubilang bukan, aku tidak akan...akh!" Yesung merintih saat Kyuhyun semakin menekan lehernya.
"Apa yang kau inginkan dariku? Harta?"
"Kyuhyun-ssi, aku tidak serendah itu." Ucap Yesung susah payah.
"Ya, kau memang tidak serendah itu, tapi lebih rendah dari itu!"
"Aniya. Akh!" Lagi-lagi lengan besar Kyuhyun menekan leher Yesung. "Appo..."
"Oh, atau mungkin aku harus mencumbuimu baru setelah itu kau akan pergi dari hidupku huh?"
"Mwo?"
"Tch, jangan bertampang sok suci! Namja tidak tahu diri!"
"Kyuhyun-ssi jebal jangan berpikiran seperti itu." Yesung mulai hendak menitikkan air matanya. Sungguh rasanya sakit saat orang yang kita cintai memandang kita serendah itu.
"Katakan saja padaku kapan dan dimana kita akan melakukannya! Aku siap! Asalkan kau enyah dari hidupku!"
"Jebal!" Yesung menggelengkan kepalanya. "Aku tidak pernah berpikir seperti itu. Aku hanya ingin mendapatkan cintamu. Apa itu salah?"
Gyut
Tanpa berucap Kyuhyun menarik paksa tangan mungil Yesung sehingga bungkusan makanan dalam genggaman Yesung harus terjatuh.
"Makanannya... Kyuhyun-ssi..." Yesung berjalan terpaksa sembari menoleh sesekali ke arah makanan yang tergeletak di jalanan itu. Ia tidak bisa melepaskan cengkraman kuat tangan Kyuhyun.
Rumah Kyuhyun hanya tinggal beberapa meter saja dari tempat tadi. Dan saat ini mereka sudah sampai di rumah megah tersebut.
Seperti halnya kemarin, Cho Suk Jin berangkat ke perusahaannya lebih awal. Dan hal itu membuat Kyuhyun merasa tidak ada penghalang baginya untuk melakukan sesuatu pada namja manis yang masih dalam cengkramannya.
Kyuhyun menghempaskan tubuh Yesung ke lantai kamarnya kasar. Sedetik kemudian ia pun mengunci pintu kamarnya untuk menghindari para maid yang hendak menghampirinya karena telah memperlakukan Yesung secara kasar.
"Kyuhyun-ssi kenapa kau..."
Kyuhyun kembali menarik paksa tubuh Yesung dan sedikit menggusurnya menuju tempat tidur.
"Akh, Kyuhyun jebal!" Ucap Yesung panik dan kesakitan.
Setelah berhasil menaruh paksa tubuh mungil tersebut, Kyuhyun segera mengunci tubuh itu dengan tubuh besarnya.
"Andwae!" Yesung membelalakan matanya, ia tidak bodoh untuk mengetahui niat Kyuhyun. "Bukan ini yang kuinginkan sungguh!" Ucapnya panik.
Gyut
Kedua tangan Kyuhyun mencengkram kedua pergelangan tangan Yesung. Mengunci pergerakkannya yang sempat meronta. Kyuhyun menatap tajam kedua obsidian di bawahnya yang mulai mengalirkan liquids bening.
"Jebal Kyuhyun-ssi..."
Kyuhyun tidak sedikitpun berniat bersuara. Dengan gerak cepat ia hendak membungkam bibir tipis Yesung dengan bibirnya. Namun Yesung menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk menghindari sentuhan itu. Tapi emosi yang menguasai Kyuhyun membuatnya buta. Dengan liar Kyuhyun berusaha meraih bibir tipis itu dengan bibirnya. Gerakan kepala Yesung yang menghindar membuat mulut mereka bersentuhan namun Kyuhyun belum berhasil meraup benda kenyal itu. Kyuhyun semakin menekan tubuh Yesung dan semakin kuat mencengkram kedua lengan mungil itu. Dan beberapa detik kemudian Kyuhyun berhasil menguasai bibir Yesung. Ia melumat kasar bibir tipis itu hingga menyakiti sang empunya.
"Mmph...mmpppp..." erang Yesung kuat. Tetesan liquids bening semakin deras mengalir dari kedua sudut matanya. Kedua kakinya bergerak tidak nyaman namun Kyuhyun tidak mempedulikannya.
"Mmpppppppp!" Yesung mengunci mulutnya serapat mungkin. Ia tidak akan membiarkan Kyuhyun bertindak semakin jauh. Karena ia sadar ciuman ini adalah ciuman yang tidak berarti. Ini hanyalah bentuk kemarahan Kyuhyun pada dirinya.
TBC
Kependekan yak? Hahaha biarin lah, terimain aja. (Plak)
Maaf ya kalo kurang ngeFeel. Aku gak tau mesti gimana bikinnya. Aku hanya orang yang masih amatiran bikin ff yaoi. Wkwkwkwk...
Review Juseyo Reader-nim...
Siders, show me your comment please!
