Disclaimer: M. Kishimoto

Title: The Beginning of everything

Pair: Sasuke U. & Hinata H.

Genre: Romance

Warning: AU, tanda baca nyasar, cerita ga jelas, sangat OOC, dll

Terinspirasi dari komik awalnya, tapi diubah sana-sini oleh Author dan jadilah cerita ini.

Ini adalah fanfic pertama saya, jadi mohon bimbingannya para senpai. Kritik dan saran selalu terbuka

Don't like don't read!

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Semua berawal pada acara liburan akbar yang diadakan salah satu perusahaan besar yang menguasai hampir dua puluh persen sektor saham negara jepang, Uchiha Corp.

"Hiashi, lama tak bertemu" sapa seorang wanita paruh baya.

"Mikoto-sama"

"Jangan terlalu formal inikan acara bebas, panggil saja Mikoto"

"Baiklah"

"Bagaimana kabar keluargamu?

"Baik, anda?" Mikoto cemberut." Seingatku saat masih SMA kau hanya memanggilku dengan

MIko-chan"

"Itu dulu.. sekarang kau sudah menikah dengan atasanku sepantasnya aku memanggilmu seperti itu"

"Hah terserahlah, Kalau yang kau maksud dengan aku,suamiku dan putra sulungku, kami baik-baik saja"

Hiashi heran ." putra bungsu anda?"

"Hah..sepertinya dia tidak baik-baik saja.." Mikoto menampakkan wajah sendu.

"ada apa?"

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxx

Hinata menatap rumah mewah bergaya Eropa klasik di hadapannya dengan wajah melongo.

" Ayo masuklah."

Fugaku sang tuan rumah mempersilahkan kedua tamunya untuk masuk.

"Ada tamu rupanya,"

Mikoto datang dari arah bagian dalam rumah tersebut.

"{Mumpung ini masih suasana libu musim panas jadi kami sekeluarga ingin berlibur sebentar untuk mengurus cabang bisnis kami yang ada disini,"

"Selamat datang di pondok mungil kami, anggaplah rumah sendiri,"

Mikoto terlihat jauh lebih muda dari usia aslinya saat tersenyum cerah untuk beramah tamah.

"Mungil? Pondok? Kalau rumah sebesar dan semewah ini hanya pondok mungil..mungkin rumahku hanya gubuk reyot,"

Hinata sepertinya masih tenggelam dalam dunianya sendiri tanpa memperhatikan sekitarnya.

"Tidak usah sungkan-sungkan, Mikoto-sama,"

Hiashi berinisiatif membalas sikap ramah tamah Mikoto karna Hinata masih terjebak dalm dunianya.

"Perkenalkan ini putrid sulungku,Hinata"

Hinata kaget saat tiba-tiba Hiashi menepuk pelan pundaknya.

"Ha'i, gomen ne. Watashi wa Hyuuga Hinata desu. Douzo Yoroshiku onegaishimasu."

Hinata membungkuk dalam hingga membentuk sudut Sembilan puluh derajat.

"Hei, bangkitlah," Tegur Mikoto "Aku mikoto Uchiha. Ibu dari dua putra Fugaku Uchiha,"

Mikoto memperkenalkan diri dan mengakhiri dengan senyum kalem.

"Yoroshiku ne Uchiha-sama!" Hinata membungkuk dalam (lagi). Bersikap ojigi yang menurut Mikoto berlebihan.

Mikoto cemberut. " Aku kelihatan seperti laki-laki kalau kau panggil seperti itu. Panggil saja Mikoto-baa san," Fugaku tersenyum amat sangat tipis sekali hampir tidak terlihat kalau dia tersenyum oleh pandangan sekilas namun,Mikoto yang sudah mendampinginya dalam suka maupun duka hamper lebih kurang separuh dari usianya dapat mengetahui senyum tipis khas lelaki Uchiha hanya tersenyum lebar dan bergelayut manja pada lengan suami tercintanya. Melihat kemesraan pasangan Uchiha di depan matanya sendiri tak dapat di pungkiri membuat luka yang semula dianggapnya telah tertutup kembali terbuka lebar memang Hiashi cemburu tapi penyababnya bukan si Wanita nomer satu pada urutan orang yang paling disayang Fugaku Uchiha, namun Hiashi seperti terkenang memori saat Ibu dari buah hatinya masih hidup. Mencoba menutupnya dengan wajah datar yang selama ini ditampilkannya pada orang-orang yang disayanginya.

"ha'I, Uchi..err Mikoto-baa san" Hinata sudah gugup setengah hidup.

"oh..Aku ingin sekali punya anak perempuan dari dulu, maukah kau menemaniku belanja lain waktu, Hina-chan?"

Mikoto menatap hinata dengan sorot mata berharap. Tak urung ditatap seperti itu membuat Hinata tak enak juga. Hinata mengangguk dan tersenyum tipis. Mikoto tersenyum girang.

"Baik Mikoto-baa san ," Hinata mengangguk sedikit.

"Jangan terlalu formal, kau tau aku benci itu," Mikoto sedikit berbisik agar hanya dirinya dan Hinata yang dapat mendengar kata-katanya barusan. Tersenyum jahil saat melihat raut wajah Hinata yang terlihat sekali sangat kaget.

"Ekspresimu lucu sekali Hinata-chan," Mikoto menutup mulutnya demi meredam tawanya yang kelihatan akan pecah melihat ekspresi Hinata yang melongo dengan membuka sedikit bibir mungilnya. Takut Hinata malu, dan lihat saja sekarang rona merah sudah mendominasi wajahnya kala Mikoto terkikik geli. Hiashi hanya berdehem member isyarat peringatan mengancam pada putri sulungnya yang menurutnya sungguh memalukan. Fugaku yang memang terkenal stoic mendarah daging hanya menggelengkan sedikit kepalanya melihat istrinya yang terkenal pendiam namun disisi lain juga sangat usil.

"Oh iya, aku baru ingat,"

Mikoto menepuk jidatnya pelan. Memanggil pelayan terdekat dan membisikkan sesuatu padanya. Si pelayan mengangguk.

Tak berapa lama si pelayan kembali menghadap pada Mikoto dengan raut muka sedih menahan isak tangis.

"Tuan muda tidak mau, Nyonya." Kata si pelayan lirih.

"Tenang saja Ayame, aku tidak akan memecatmu Sasuke tidak punya hak memecat pelayanku tanpa seizinku. Sudahlah kerjakan kembali tugasmu,"

Mikoto mencoba menenangkan dengan kata-katanya yang seolah oasis dalam gurun sahara, menyegarkan sekaligus member semangat. Ayamemenagis haru mendengar jawaban dari Wanita yang menjabat menjadi Nyonya besar kediaman Uchiha.

"SASUKE KELUAR SEKARANG ATAU MAMA BLOKIR SEMUA KARTU KREDIT DAN VISA CARDMU"

Mikoto kembali tersenyum simpul setelah mengeluarkan teriakan mautnya dan ancaman yang ampuh membuat 'Tuan muda' keluar dari sarangnya yang nyaman.

Tak berapa lamaseorang pemuda yang kelihatan sebaya dengan Hinata yang kelihatan seperti baru bangun padahal ini sudah siang dating menghampiri mereka . Dengan mata sayu lengkap dengan jalan sempoyongan.

"ada apa?" Sasuke bertanya acuh dengan suara sedikit serak.

"temani Hinata-chan, kami harus 'rapat' membahas sesuatu yang penting" Mikoto menatap galak pada bungsu Uchiha. Kalau saja yang ditatap anak kecil pasti sudah nangis jejeritan tapi ini masalahnya beda, yang ditatap tuh si Uchiha Sasuke cowok yang walaupun situasinya dan apapun keadaannya akan menampilkan raut wajah stoic turunan dari para laki-laki Uchiha terdahulu.

"kenapa tidak Itachi saja?" tuh,kan. bukanya mengkeret ketakutan Sasuke malah nantang dengan jawaban yang bikin para penyabar pun mengaelus dada menahan nafsu pengen kasih stempel cap tangan di pipi mulusnya.

"Itachi di luar negeri sejak dua hari yang lalu, Mama kan sudah bilang dari kemarin" Mikoto menggeleng pasrah. Memang susah kalau ngomong sama Sasuke, dibilang jenius tapi kadang pikun, dibilang pelupa tapi terkadang Sasuke sangat mengingat hal kecil yang menurutnya menguntungkannya.

"Hinata-chan, perkenalkan putra bungsu baa-san, Sasuke" Mikoto menatap Hinata dan tersenyum kecil berbanding terbalik dgan Sasuke yang terlihat sekali pada ekspresi wajahnya kalau terpaksa.

"Sasuke" ucap Sasuke singkat dan datar tanpa membungkuk walau hanya sebatas keformalan dalam berkenalan dengan seseorang.

"Hyuuga Hinata desu. Yoroshiku onegaishimasu" Hinata membungkuksedikit dan langsung kembalipada posisi semula,.

Hanya satu hal yang terlintas dalam pikiran Hinata.

'Dia menyebalkan.'

Drrt..Drrt

Getar ponsel Hinata segeradibukanya e-mail yang baru masuk dalam inbox-nya

From: Naruto-kun

Date: 02-19-XX

Hinata-chan, nanti sore ke rumahku ya?

Bantu aku mengerjakan tugas ku, please ;

Hinata tersenyum simpu tepat saat Sasuke menoleh ke arahnya.

'Lumayan,'

"Baiklah, ikut aku"

"eh?"

Sasuke tiba-tiba sudah berjalan menuju bagian dalam kediaman tersebut tanpa repot-repot sekadar melihat siapa yang diajaknya sudah mengikutinya atau belum.

"Hinata-chan, sana ikuti Sasuke,"

Mikoto 'mengusir' Hinata sembari tersenyum jahil.

"Kalau Sasuke macam-macam panggil baa-san," goda Mikoto mengerling sedikit padanya.

"Ayo gentleman, biarkan para anak muda bersenang-senang,"Mikoto memimpin jalan danmemberi isyarat agar dua pria dibelakangnya mengikutinya.

Hinata mengikuti langkah Sasuke yang terbilang lebar-lebar dengan sedikit berlari kecil. Sasuke membuka pintu ganda dihadapanya.

"Masuklah"

Hinata masuk dengan kikuk. Sasuke tertawa geli dalam hati karna tetap menjaga ke-stoic-annya.

"Kenapa kita masuk ke kamar anda?" Hinata mencoba mempertahankan kesopanannya yang semakin manipis

"Kenapa tidak?"

"…"

Batas kesabaran Hinata sudah mencapai level berbahaya. Sebagai seorang gadis yang sudah remaja dan mengetahui beberapa hal yang masuk dalam daftar etika baik dan buruk. Tindakan ini jelas tidak masuk pada opsi pertama dan sudah dapat dipastikan masuk dalam deretan opsi terakhir, tapi bukan salah Hinata juga toh yang mengajak Sasuke dan sudah mendapat 'restu' dari Mama Mikoto.

Tak ingin menjadikan emosinya makin menipis. Hinata mencoba menghabiskan waktu yang disepakati olehnya dan ayahnya dengan berkeliling ruangan tersebut. Kamar milik Uchiha bungsu ini bisa dibilang cukup besar untuk ukuran remaja cowok, berwarna biru gelap, abu-abu dengan gradasi putih dan hanya diisi oleh ranjang berukuran king size bercover polos yang hampir menghabiskan seperempat dari luas seluruh ruangan tersebut disampingnya dilengkapi nakas dan lampu tidur, kamar itu juga dilengkapi televisi plasma yang tepat berada dihadapan ranjang sisi samping kanan dipenuhi oleh meja belajar yang juga dilengkapi dengan beberapa barang elektronik yang Hinata yakini tak akan mampu dibelinya, sisi kiri dibiarkan kosong hanya disirami cahaya mentari yang menembus kaca jendela luas. Berbanding terbalik dengan kamar yang dimiliki Hinata. Tak dapat dipungkiri terbesiy rasa iri dalam hatinya tapi, toh Hinata sudah biasa.

Biasa tidak mengharapkan sesuatu yang tak dapat diraihnya.

Sasuke berdehem, Hinata buru-buru tersadar dari lamunanya.

"Kamar anda sangat bagus, uchiha-san" puji Hinata tulus.

"Apa?" Sasuke pura-pura tak mendengar apa yang diucapkan Hinata.

Hinata mendekat sekiranya dengan jarak tersebut Sasuke dapat mendengar suara 'sopan'nya. Hinata makin mendekat…

Sasuke bangkit dan menarik lengan Hinata lumayan kuat hingga Hinata yang memang tak siap jatuh menubruk dada bidang Sasuke.

"U..Uchiha-san,"

"Sasuke"

"maaf?

"Panggil Aku Sasuke" Sasuke menekan tiap katanya menegaskan Hinata agar tidak repot-repot untuk membantahnya.

Hinata mencoba bangkit, Namun usahanya sia-sai mengingat lengan atasnya digenggam erat oleh 'Iblis' di depannya.

Sasuke menatap lurus mata Hinata dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kau kemari hanya untuk mendapatkan uang yang banyak dariku,kan?"

Sasuke mengeluarkan dua kartu dari saku celananya.

"Buat aku senang dan aku akan memberimu dua black cardku…Kau pasti taukan black card dapat memuaskan keinginanmu untuk mebeli apapun yang kau mau "

20-01-13

Akemi M. Ryouzaki