"Sungjae-ya, ayo kita ke cafe di seberang sana!"

"Euhm." Sungjae menjawab singkat, ia hanya ikut saja. Lagipula ia tidak akan ikut menggila bersama mereka, mungkin ini efek semenjak ia putus dengan kekasihnya.

"Katanya sih, cafe itu baru dibuka sebulan yang lalu." Sungjae menjawabnya dengan gumaman, tidak terlalu tertarik untuk menjawab perkataan Hyunsik. Setelah lama berjalan kaki, akhirnya mereka sampai di cafe yang dimaksud oleh Hyunsik.

"Woah, ini cocok untuk tempat bersantai dan tempat selfie." Peniel berujar, Sungjae mengangguk setuju. Memang benar, warna pastel yang dipadukan dengan putih memang membuat siapapun yang melihatnya menjadi tenang.

"Ayo duduk di sebelah sana." Sungjae mengikuti mereka, tapi tiba-tiba seorang pelayan tidak sengaja menabraknya dan menumpahkan kopi ke kemejanya. Asal kalian tahu saja, itu adalah kemeja limited edition.

"Ah.." Sungjae memekik pelan, terkejut. Pelayan yang tadi menabraknya meneguk saliva dan menatapnya memelas. "M-maafkan saya, Tuan.."

Sungjae rasa ia tidak bisa marah ketika melihat wajah pelayan itu. Rambut hitam yang tertata, smiley-eyes, hidung bulat, pipi chubby, dan bibir tebal. Ditambah wajah memelasnya, pelayan ini bahkan lebih manis dan lebih cantik dari mantan-mantan Sungjae.

"Siapa namamu?"

"Eh?"

.

.

Meet by myday6

OOC, Typo, BxB, Bahasa Baku, DLDR

Top!Sungjae, Bot!Changsub

Disclaimer : Semua cast di fanfiksi ini milik keluarga, dan Yang Maha Esa. Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari fanfiksi ini.

.

.

"Iya, siapa namamu?"

"L-Lee Changsub." Pelayan itu menjawab dengan kikuk, ia terlihat gelisah. "Tidak perlu takut, aku tidak akan memarahimu. Ah, dan--" Sungjae melepas kacamata yang dipakainya lalu memakaikannya pada Changsub.

"--kau terlihat manis dengan kacamata itu, pakailah." Pipi chubby Changsub sontak memerah, matanya masih menatap kearah Sungjae. "Setelah shift-mu berakhir, temui aku di meja nomer 6."

"S-saya bekerja sampai malam."

"Akan ku tunggu, tidak perlu khawatir soal kemeja ku. Aku ingin mengenalmu lebih dekat."

"A-ah, terima kasih Tuan." Changsub membungkuk, lalu ia memungut pecahan gelas berisi kopi yang jatuh tadi. Secara tidak sengaja jarinya tergores pecahan itu.

"Ahk.." Changsub meringis pelan, tapi karena tidak ingin berlama-lama, ia melanjutkan pekerjaannya. "Ada apa dengan jarimu?" Changsub menggeleng pelan sambil mendongak. "Tidak ada apa-apa."

Sungjae menajamkan penglihatannya, lalu ia menghela nafas. "Dimana manajermu? Aku ingin meminjam pelayan manis ceroboh ini." Pipi Changsub memerah lagi, Sungjae terkekeh.

"Ya sudahlah, aku langsung pinjam saja. Aku malas meminta izin." Sungjae mengangkat bahunya, lalu ia menggendong Changsub ala bridal style. Changsub memekik, lalu menyembunyikan wajahnya di leher Sungjae.

"T-Tuan, tidak seharusnya a-anda menggendong pelayan seperti saya."

"Aku tidak peduli sama sekali." Sungjae membawa Changsub ke meja yang ditempatinya bersama Hyunsik dan Peniel. Dua pemuda itu sontak mengangkat alis ketika melihat Sungjae membawa orang lain.

"Siapa?" Sungjae menurunkan Changsub dan menyuruhnya duduk di sampingnya, lalu ia menatap Hyunsik sambil tersenyum kecil.

"Calon istriku." Kali ini bukan hanya pipi, tapi wajah Changsub yang memerah. Membuatnya semakin menggemaskan. "Aku ingin bermain tanya jawab, telat menjawab, satu kecupan. Kalau tidak menjawab, maka satu ciuman."

Changsub menatap Sungjae dengan tatapan horror, sekaligus merenung kenapa ia tadi menumpahkan kopi ke Sungjae. Ini adalah mimpi buruk terburuk di hidupnya.

"B-baiklah."

Mulutnya mengkhianati pikirannya.

"Umurmu?"

"27 tahun." Terkutuklah mulutnya yang tidak bisa diajak bekerja sama, bibir Changsub terancam sekarang.

"Tanggal lahir?"

"26 Februari 1991."

"Asal daerah?"

"Suwon."

"Tipe ideal?"

"Kau! A-ah b-bukan! M-maksudku--" Habislah sudah, Sungjae sudah menyeringai sekarang. "Kau tidak telat menjawab, tapi kau menjawab juga. Hukuman apa yang tepat untukmu? Ah, aegyo!"

Mampus.

Taruhannya kali ini adalah harga diri.

"Tidak mau aegyo, akan langsung ku peristri."

Astaga, pemuda ini menyeramkan. Changsub meneguk salivanya dan mengangguk pelan. "Namamu, Tuan?" Changsub hanya melakukan ini sekali dan selesai, harus seperti itu.

"Yook Sungjae."

"Baiklah." Changsub menarik nafas, lalu menghembuskannya. "Saranghae Sungjae-ya~" Kiss bye dan nada suara dibuat menjadi imut, itu sudah termasuk aegyo kan?

CUP!

Dengan seenaknya, Sungjae mengecup bibir Changsub. "Sudah kuputuskan, mulai sekarang, kau adalah kekasihku!"

Changsub menyesal sekarang.

TBC