KUROKO NO BASKET milik FUJIMAKI TADATOSHI

STORY milik AUTHOR Levy Aomine Michaelis

SETTING: The Kitchen of Kuroko

MAIN CHARACTER:

AKASHI SEIJUURO

KUROKO TETSUYA

GENERATION OF MIRACLES

READ AND REVIEW

~Happy Reading~

.

,

Setelah menjalani ibadah puasa, maka kita akan merayakan hari kemenangan—Lebaran.

Yup, kalau udah bicara mengenai lebaran tentu orang-orang sudah banyak menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut hari itu, mulai dari baju lebaran sampai tukar-menukar uang kecil dijalanan- buat THR katanya.

Tapi yang pasti bukan itu aja yang penting pas menyambut lebaran, hidangan untuk menyambut tamu yang akan bersilaturahmi jugap penting. Karena itu Akashi berinisiatif untuk mempelajari yang namanya membuat kue.

"Nah Akashi-kun, sekarang pakai dulu ini. Kau tak ingin pakaianmu kotor oleh tepung kan?" Sahut Kuroko. Apron berdesain kotak-kotak merah itu sungguh cocok saat dipakai oleh Akashi.

"Kau sekarang terlihat seperti Uke yang manis Akashi-kun."

Walau terkesan datar namun ucapan itu seperti penghinaan bagi Akashi, terlebih lagi disini dia lah Semenya. Cuma karena ia memakai apron berdesain moe tak mungkin menjatuhkan imagenya sebagai semenya Tetsuya.

"Aku seorang seme dan disini aku ingin belajar membuat kue darimu bukannya ingin mendengar penghinaanmu Tetsuya."

Masih berpikir dia bisa selalu jadi seme meski terlihat moe, begitulah pemikiran absolut Akashi.

"Baiklah, kali ini kita akan membuat kue bolu Akashi-kun. Apa kau pernah mendengarnya?"

"Tentu saja Tetsuya, kalau tidak salah aku pernah memakannya dirumah Momoi tahun kemarin. Biasanya aku melihat bolu itu berwarna kuning kecoklatan, tapi milik Momoi berwarna pink. Apa kita bisa menentukan variasi warna yang kita suka dalam membuat kue bolu?"

Kuroko tak menjawab sesaat, ia ingat tahun lalu saat ia dan Momoi membuat bolu yang dimaksud Akashi bersama. Sebenarnya bolu itu 100% hasil buatan Tetsuya, karena Momoi hanya dapat menghancurkan citarasa kue itu dengan menambahkan gilingan bawang putih dan potongan daun serai dalam adonannya. Jadi dengan sangat terpaksa Kuroko memesan kue untuk Momoi lewat Catering.

"Tentu Akashi-kun, ada yang namanya pewarna makanan. Kita bisa gunakan itu untuk campuran, tetapi warna-warna itu terbatas Akashi-kun" Jawab Kuroko akhirnya.

"Kalau begitu aku ingin membuat bolu berwarna merah, bisa kan Tetsuya?"

Kuroko melepas nafas lelah, dari tadi Akashi hanya bisa bertanya dan meminta tanpa membantunya menyiapkan bahan sedikitpun. Ciri-ciri seme yang buruk.

"Baiklah, aku akan kewarung sebentar untuk membeli pewarnanya. Akashi-kun tolong pecahkan semua telur ini kedalam mangkuk besar ini. Akashi-kun bisa?" Kuroko menyerahkan mangkuk yang berisi selusin telur dan sebuah mangkuk stainless kosong besar pada Akashi.

"Itu mudah, serahkan padaku Tetsuya." Ujar Akashi mantap. Walau merasa tidak yakin Kuroko masih menyerahkan tugas itu pada Akashi. Sebagai orang yang menyandang status sebagai kekasihnya, Kuroko tahu benar jika si cabe merah—Akashi Seijuuro—itu hampir tak pernah menyentuh peralatan didapur rumah—oh salah tapi istana nya.

"Aku pergi dulu Akashi-kun." Pamit Kuroko. Matanya sedikit melirik pada sang kapten yang hanya menoreh senyum 'Percayalah padaku, Tetsuya'. Oh, sayangnya Kuroko tetap meragukan hal itu.

Semenit setelah kepergian Kuroko, Akashi memulai tugas dengan telur yang pertama.

"Nah telur, kau bersahabatlah denganku." Ujar Akashi berbicara dengan sebuah telur ayam cerah yang ada digengamannya, entah kenapa saat melihat telur itu dia langsung teringat pada wajah sumringah bodohnya Kise saat lelaki kuning itu tak sengaja—menurut pengakuan Kise—menjatuhkan sekaligus menginjak Milkshake yang dibeli Akashi untuk Kuroko.

Krak!

Telur ayam yang tak bersalah itu kini pecah tertancap gunting merah milik sang emperor eye, Akashi refleks menumpahkan kekesalannya pada si telur karena waktu itu ia tak sempat menghukum Kise atas permintaan Tetsuyanya.

Dengan dramatisnya isi telur itu mengalir dimeja, baik kuning maupun putihnya kini hanya bisa pasrah jatuh kelantai dari ketinggian meja satu meter tersebut.

"Oh sial!" Gerutu Akashi setelah menyadari perbuatan kejamnya pada si telur, dengan cepat ia mengambil penyedot debu terdekat dan langsung menyedot isi telur yang mulai menyebar berserta kerak-keraknya dalam sekali bilas—eh maksudnya sekali sedot.

"Masalah apa sih yang tidak bisa diselesaikan oleh seorang Seijuuro." Ujar Akashi sendiri, dengan bangga ia meletakkan penyedot debu kembali ketempatnya lalu mengambil telur lain dalam kulkas. Dengan pecahnya telur tadi tentu Kuroko akan bertanya-tanya jika jumlah yang dimasukkan kurang, bukan?

Sekarang Akashi mengambil telur yang kedua, kali ini dia fokus untuk memecahkan telur itu dan memasukkannya didalam wadah yang telah disediakan sesuai perintah Kuroko.

Tunggu? Sejak kapan Akashi menerima perintah dari seseorang?

Ah, tentu saja jawabannya adalah karena Kuroko Tetsuya itu istimewa.

Tos!

Akashi menerapkan cara memecahkan telur dari salah acara Misa misa happy yang tayang disaluran Deathnote diTV nya (jangan tanya kenapa author menyambit acara TV anime sebelah) beberapa hari lalu. Ia mengadu dua telur hingga salah satunya retak lalu kemudian membukanya secara manual dengan kedua tangannya. Awalnya cukup sulit dilakukan oleh Akashi, karena ia sering tak bisa memisahkan kulit telur dan isinya yang kadang masuk kedalam mangkuk secara bersamaan.

"Ah memecahkan telur begini saja bisa sampai merepotkan seperti ini, lebih baik aku mengerjakan rumus aljabar saja!" Gerutu Akashi—itu dasar lu nya aja yang gak biasa bang.

Tapi tekad Akashi untuk belajar memasak kue tetap membara seperti rambutnya meski rambutnya saat ini sudah bermandikan kuning telur yang author juga tidak tahu bagaimana kejadiannya bisa jadi seperti itu.

"Akashi-kun?"

Kuroko yang tiba-tiba muncul dari pintu dapur menganggetkan Akashi yang sedang seru-serunya berlaga dengan sekumpulan telur yang kini sudah pecah semua nya namun tak pada tempatnya.

"Oh Tetsuya, apa kau sudah membeli pewarnanya?" Balas Akashi santai. Aduuh gak nyadar apa kalau wujudmu sekarang seperti cabe merah siap goreng(?).

"Akashi-kun apa yang terjadi disini? Aku kira kau bisa memecahkan telur tanpa bencana." Datar bung—tapi ucapan Kuroko itu negatif sekali maknanya.

"Apa maksudmu Tetsuya, ini bukan ulahku. Tapi tadi ada induk ayam datang tiba-tiba dan menyerangku, sepertinya dia ibu dari telur-telur ini." Akashi berpura-pura menatap iba pada lawan berlaganya tadi, Kuroko sweetdrop.

"Jangan bohong Akashi-kun—" Kuroko mengambil handuk basah lalu ia meraih puncak kepala Akashi agar sedikit menunduk kearahnya, perlahan Kuroko mengusap-usap handuk tersebut dirambut Akashi yang terkena telur. Akashi merasa wajahnya memanas.

"Tetsuya, jika begini aku malah terlihat sebagai ukemu." Yeah, bukannya berterimakasih, mahluk unyu berhati iblis ini malah berfikir yang tidak-tidak. Namun mendengar ucapan Akashi tadi Kuroko jadi punya ide.

"Nee Akashi-kun, bagaimana kalau kita bertanding membuat kue untuk menentukan siapa yang seme disini."

Akashi langsung mengangkat kepalanya menatap Kuroko, wajah Kuroko ternyata masih datar seperti biasanya.

"Aku memang tak akan kalah dari mu Tetsuya, tapi aku masih belajar disini." Ujar Akashi.

Kuroko mendekatkan wajahnya pada Akashi dan sedikit menjinjit.

Cup!

Satu kecupan Kuroko daratkan dibibir merah Akashi, si empunya langsung blushing karena dicium tiba-tiba dan mungkin pertama kalinya oleh Kuroko.

"Belajar sambil bertanding aku pikir kau sanggup melakukannya Akashi-kun, nanti kau hanya perlu memperhatikan caraku memasak lalu menerapkannya pada masakanmu. Nanti aku akan menghubungi teman-teman lainnya untuk menjadi juri. Apa Akashi-kun setuju?"

Akashi berpikir sejenak kemudian menyeringai,

"Sepakat, Tetsuya!"

TBC

Yosh akan dilanjutkan esok hari karena authornya mulai kehabisan baterai, silakan berdoa untuk pemenangnya nanti ya reader-tachi ^_^

Review?