AALLLLLOOOOOO!
Kami TaToTiDi muncul untuk pertama kalinya di sini! Kami ber-4 lhoo…
Ta: Kalau mau tahu secara detail… kunjungi profile kami.
To: Disclaimer… Pandora Hearts punya Yth. Jun Mochizuki
Di: Cerita in karya kami berempat.
Ti: Aq maskot disini! Hai! (/'v')/ \('v'\) Aq manusia yang baik hati dan tidak sombong, jadi ajak ngomong yaa! Melalui Review, PM, semua diterima, mau lewat telpon 08XXXXXXXXXX juga boleh pin BB: XXXXXXXX, atau mau ketemu fis to fis, silahkan! Nama saya *** bersekolah di SM** * *******.
To: Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati anda para pembaca yang terhormat. Bila ada typo, mohon maaf atas kesalahan kami
Ta: Kalo ada waktu liat profile kita yaa…
Ti: REVIEWWW! YAY! REVIEWWW! YAY!
Di: Selamat menikmati… semoga menikmati.
Chapter 1 – Perjuangan, Drama, dan Ulangan
Perumahan Pandora, 2012. Hiduplah pahlawan-pahlawan kita yng sudah bergentayangan di tempat itu sejak mereka kecil. Ada seorang gadis bernama Sharon yang hidup dengan neneknya, Oma Sheryl (Sheryl: "Lo seenak jidat lo manggil-manggil gua oma! Gua masih muda tau! *Ngacungin harisen*. Si Barma aje masih mau tuh ama gua!"). Oma Sheryl adalah seorang guru di sebuah sekolah swasta yang terkenal "Elit" dan "Berkelas" dimana hanya orang-orang "terpilih" yang dapat bersekolah di sana. Namun di suatu hari yang cerah, datanglah seorang (baca: seekor) murid (baca: hama) yang menggangu ketenangan dan perdamaian dunia… dunia sekolah Latowidge. Kini tugas pahlawan-pahlawan kita untuk membasmi murid (baca: hama) baru itu.
22 Oktober 2012
"Ih jijik banget sih tu orang. Kerjanya ngebacot mulu. Kasian tuh si Jack. Tiap kali dibacotin." Ujar sang gadis pewaris tahta Rainsworth itu sembari berjalan di lorong sekolah diikuti oleh 'pacar'nya, Break. "Si Jack sih duduk sendiri, jadi langsung deh dibabat. Sekarang si 'itu' jadi terobsesi sama semua orang yang rambutnya dikepang… tentunya kecuali Alice…" Ia terus berjalan.
"Ya udah lah, Ron, makhluk GJ itu tidak usah dibahas lagi, mendingan sekarang kita ke –" Belum selesai Break berbicara, ia sudah kena timpukan harisen Sharon.
"Kasian woy, kita harus membantu Jack, nanti 'Keperawanan'nya gimana coba?" Desak Sharon, "Kasian Alyss juga, masa cowonya ga perawan." Tambahnya seakan-akan itulah alasan yang sebenarnya.
"Cinta mengatasi segalanya" Gombal Break, "Seperti kit –" Kembali harisen kematian itu mendarat di kepalanya. BRAKKK! Break terkapar di lantai untuk beberapa detik.
"Keperawanan itu sangat penting, Break, kau tak boleh menyepelekan –" Belum selesai Sharon menceramahi pacarnya, lewatlah Jack, dengan mukanya yang horror dan kepangnya yang melambai-lambai. Di berlari sambil berteriak…
"TIDAKKK! Aku masih perawan!"
"Aku juga, sayangku Jack!" Ujar makhluk berambut crimson itu sembari melambaikan tangannya dengan jijiknya. Selesai satu putaran mereka berlari, Break sudah mulai bangun dan melihat keadaan.
"KYAAAA! Aku ga mau, aku bukan ****, pergi kau manusia menjijikan!" Jack terus berteriak sembari berlari putaran kedua.
"Oh Jack-ku, kau tahu betapa aku menginginkanmu, aku akan blah…blah… blah…" Dia mengoceh lebih lagi.
"Tuh kan, TUH KAN! Cepet bantuin woy. Nanti kalo 'itu'nya udah ilang, dia ga laku, lhoo…" Sharon menginformasikan atau lebih tepatnya menyuruh Break untuk membantu atau setidaknya terlihat membantu dengan ikut kompetisi kejar-kejaran itu.
"Say, lo ngarep gua bantu gimana, emang lo mau nerima pacar yang gak perawan, hah?" Ujar Break, "Aku juga masih sayang nyawa."
"…" Sharon terdiam dan berpikir sejenak, apakah dia rela mengorbankan pacarnya demi Jack?
Lalu tepat saat Jack makhluk itu lewat didepannya (putaran ke-3) dari atas melesat sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang. Ia mendarat tepat di kepala makhluk itu (a.k.a. Isla Yura) dengan 'elegannya' dan membuatnya jatuh tersungkur.
"Yes! Perfect Score!" Suara seseorang dari lantai dua terdengar, Sharon menengok ke atas dan menemukan temanya yang berambut blonde panjang dan berwarna mata beda. Ia sedang tersenyum kebawah, menikmati keseuksesan strateginya.
"Sial!" Umpat Alice sembari melihat ke arah Sharon dan Break dengan dramatisnya, "Tadinya gw mau nginjek idungnya supaya kaya idung sphinx."
"Gaakan bisa kali, Lice! " Sahut Vincent dari lantai 2, "Itu mah harus dari lantai 10, lo kan ringan, sadar diri woy!"
"Cih, gua bisa ya! Liat aja loe!" Alice membalas sahutan temannya itu sembari menginjak muka Isla Yura yang sudah terkapar tak berdaya di lantai.
"Nyeeekkk…" Bunyi apakah itu? Bunyi pintu? Bunyi tikus kapeuncit? Bunyi bom? Tidak… Itu adalah… bunyi Isla Yura, "Ini tak apa, demi Mas Jack." Ujarnya dengan memberi penekanan lebih pada kata 'Mas'.
"Gua harus mandi kembang tujuh rupa, harus, pokoknya harus." Batin Alice dalam hati, tekadnya bulat, demi kelangsungan nama baik keluarga Baskerville, ia harus, mau bagaimana lagi…
"Hahahahaha!" Vincent tertawa dengan puas sementara Break dan Sharon masih speechless.
"Demi keperawanan gua, lebih baik gua pergi deh…" Alice mulai menyingkir dari atas muka Isla Yura yang diinjaknya beberapa detik yang lalu.
"Lo perawan?" Tanya Vincent dengan muke inosen.
"Nggak, gua Alice. Mana ada orang punya nama 'Perawan' coba?" Alice bertanya kembali
"Mang baso depan sekolah kita namanya Mang Perawan, lhoo…" Ujar Vincent bangga.
"Terus gua harus bilang WOW, gitu?" Sahut Alice.
"Kalo mau boleh, sambil loncat dari lantai 10 gih, sekalian nginjek tuh hidung ga higenis (baca: menjijikan)" Anjur Vincent.
"Gak, gua mau pulang mandi kembang 7 rupa, kalo perlu 100 juga ga pa-pa, pokonya ga mau gua ternada ama IY-Virus!" ujar Alice.
"Napa ga lo bunuh aja tuh orang?" Saran Vincent.
"Ga, gua ga mau masuk penjara Vin, dan lagi… repot tau, mau sembunyiin di mana coba mayatnya?" ujar Alice.
"Nih, gini nih, lo bunuh ampe mayatnya ga ada aja (a.k.a. jadi butir*n debu)" Vincent kembali menyarankan.
"Oh, iya ya… bener juga lo! Vince gua minjem gunting loe!" Alice berteriak ke atas. Yang lain masih speechless melihat aksi kedua makhluk barbar ini.
"Boleh, boleh, satu tusuk cetiaw, ya!" Vincent mulai menghitung-hitung keuntungan yang akan didapatnya dengan bisnis gunting.
"Uang jajan gua abis Vin!" Alice tiba-tiba mengacaukan perhitungan Vincent.
"Ya udah, terserah, gunting gua itu mahal tau!" Vincent kembali menarik guntingnya yang tadinya sudah ia siapkan.
"Ah, gunting murahan!" Hina Alice, "Di tukang loak juga ada!"
"Lo mau darah loe nempel di gunting gua?" Vincent kembali mengasah guntingnya yang tadi sudah ia masukkan dan memandang kearah Alice dangan tatapan membunuh, namun yang dipandang bahkan tidak sadar (untuk saat ini). Rumornya sih… guntingnya Vincent itu sudah bak pacarnya sendiri.
"Ga," jawab Alice singkat tanpa gentar, "Lagian, loe sudi gunting loe kena darah Isla Yura?"
"Nanti gua mandiin kembang 7 rupa, 700 juga boleh." Jawab Vincent, "Makanya cetiaw itu buat beli kembang."
"Oh, patungan aja atuh, gua juga mau mandi kembang 7 rupa." Ujar Alice.
"…" Vincent terdiam untuk sejenak dan mulai mengeluarkan guntingnya untuk yang kesekian kalinya, "Enak aja! Bayar sendiri!" Kini Alice kebetulan melihat mukanya dan mulai merinding…
"I-Iyo, Ndoro…" Ujarnya lemah.
"Bagus Vin, pake gunting lo, karyakan menjadi hal yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara (ga nyambung), berantas hama-hama yang menyedot kekayaan Negara (ampe segitunya kah?) –"
"Keperawanan Ron, bukan kekayaan." Ralat Break.
" –" Buagh! Harisen mendarat di kepala Break, "Tapi lo yang gunting ya Vin."
"Gua mau!" Mata Alice langsung berbinar-binar.
"Ohohohohoho, o tidak bisa. Seorang lady harus menjaga kehigenisan tangannya." Ujar Sharon.
"Udah ini gua mau mandi kembang 7 rupa tau!" Alice kekeuh mau.
"Bunuh aja! Gua mendukung." Jack langsung semangat 45
"Lo gimana bisa kenal lagi?" Tanya Vincent,
"Gua ketemu dia di part-time-job gua di kolong jalan layang." Terang Jack
"Lo… Lo ngemis Jack?" Vincent mencoba menebak kemungkinan yang buruk, namun belum yang terburuk, pikirnya toh temannya tidak mungkin mendapatkan pekerjaan yang lebih buruk dari itu… pikirnya.
"Ngga, masa muka cantik gini ngemis…" Jack tampak kecewa karena ngemis lah yang diharapkan oleh teman-temannya.
"Jadi…" Vincent mulai bimbang…
"Lo kerja jadi BENCHONG JACK!?" Break langsung teriak-teriak bak orang gila, otomatis semua mata siswa-siswi yang masih keliaran di sekolah itu langsung tertuju kepadanya dan menatapnya dengan jijik… lalu kabur.
"Iya dong, akyu kan chantik bin imoet!" Teriaknya bangga. Semua makhluk disitu langsung speechless, mereka mulai menjauh dan memandangnya dengan jijik.
"Oh my darling!" Isla Yura yang sudah sadar, walaupun ada cap sepatu Alice di mukanya, mulai menggrepe-grepe Jack.
"IHHHHH! Keperawanan gua!" Ia mulai mencoba melakukan perlawanan tetapi kalah kuat (kok bisa) sama Isla Yura.
"Kalo Alyss tau gimana ya…?" Alice mencoba membayangkan nasib kembarannya yang malang.
"Jangan kasih tau, Lice, kasian…" Sharon turut bersimpati.
"Kasian Alyssnya?" Alice bertanya.
"Kasian si Jack woy. Dia udah ngejar-ngejar si Alyss dari TK baru dapet 2 hari yang lalu, itu juga nyaris diputusin lagi." Terang Sharon.
"Berarti Alyss punya koneksi batin dengan Jack, ampe bisa tau Jack tuh benchong! Makanya langsung diputusin dalam waktu kurang dari 2 hari!" Ujar Break bangga dengan teorinya.
"Yakin loe?" Tanya Vincent yang sudah turun ke lantai 1.
"Yakin gua, taruhan!" Jawab Break.
"Gua taruhan Alyss ga tau." Vincent mengeluarkan selembar uang 20 rebuan. Belum sempat Break mengambil uang itu dari tangan Vincent, Jack sudah berhasil melepaskan diri dari cengkraman maut Isla.
"KEPERAWANAN GUA!" Jack kembali lari-lari bak orang sarap.
"Gua fiancé Jack!" Isla Yura teriak tak kalah kencang.
"Heh, lu tuh tau tempat dong! Udah bibir setebel ban, suara kaya kucing sekarat, rambut keras kaya ijuk, hidup lagi!" Kutuk Alice.
"Biarin yang penting gua jadi fiancé Jack." Ujarnya setelah berhenti sejenak mengejar Jack.
"Goblog lu!" Ujar Alice.
"Ih jahatt…" Isla Yura mengeluh dengan tampang yang MENURUTNYA cute.
"Biarin! Udah goblog, bego, totol lagi!" Alice meneruskan.
"Idup lagi!" Vince melengkapi
"Tadi udah disebut Vin." Tegur Sharon sembari mengipasi dirinya dengan harisen.
"Oh iya ya…" Vincent baru sadar sambil garuk-garuk kepala kaya orang bego dan kutuan.
"Udah lah… Biarin aja diomonginn 2X biar mati aja dia BWAHAHAHAHAHAHA!" Alice ketawa sarap, "Eh ada daging." Alice langsung ngejar daging yang dibawa seorang murid malang.
"Alice, jalannya pelan-pelan." Ceramah Sharon sembari ngejar Alice, tapi masih jalan santai, "Ingat tata krama. Tata Krama!" Ia mengipaskan harisen dengan anggunnya.
"Naha aing ditinggal!? Pan aing teh kabogoh manehna!" Break bingung.
"Sabar Bung, masih ada hari esok." Ujar Vincent ga nyambung.
"Ah udah ah, aing mah rek balik." Ujar Break masih mempraktekan yang diajarkan di pelajaran Bahasa Sunda.
"Yuu atuh, gua juga balik." Ujar Vincent.
"Jaajaah Vin Vin." Break dadah-dadah geleh. Vincent speechless dan sweatdrop ditempat.
23 Oktober 2012
Kelas IX-D
"Hello everybody!" Elliot teriak-teriak di pagi buta (ga buta-buta amat sih…)
"Bising lo, Eli!" Ujar Reo ketus.
"Yang lain mana?" Tanya Elliot inosen.
"Ke WC." Jawab Leo singkat.
"Semua?" Tanya Elliot sedikit curiga.
"Iya, gw juga bingung."
WC Cewe Sekolah lantai 3
"Kita harus ambil tindakan sekarang." Ujar Sharon selaku ketua sub-geng IY-Slayerz. Sebenarnya dia bukan ketua geng PandoraH yang merupakan gabungan dari anak-anak troublemaker (umumnya), yang diketuai oleh Oz Vessalius. Tapi dia merupakan sekertaris geng itu.
"Napa gua harus ikut lo ke WC Cewe sih?" Tanya Break, "Napa harus di WC cewe lagi?"
"Lebih efisien." Ujar Sharon.
"Napa ga ke WC cowo?" Tanya Vincent selaku cowo ke-2. di ruangan itu.
"Ga penting, yang penting calon kakak ipar gua punya keperawanan sedang di ambang kehancuran." Ujar Alice.
"Murid (baca: hama) itu harus segera disingkirkan (baca: dibasmi)" Ujar Sharon.
"Iya gua juga tau, tapi gimana?" Tanya Vincent.
"Gua ada ide." Ujar Sharon.
"Apa!?" Semua mulai merapat.
"…Nanti kan –"
Belum selesai Sharon menjelaskan terdengar teriakan yang tidak familiar, "Kyaaa… Ada cowok di WC!" Ternyata itu datang dari seorang siswi tak berdosa(?) yang kebetulan datang untuk memenuhi panggilan alam. "Dasar mesum!" Ia pun langsung ngacir dengan dramatis.
"Ini salah paham!" Semua teriak namun siswi itu sudah tidak berada di lantai 3 lagi (gilee… cepet amat).
"Oke." Sharon mulai kembali ke topik, toh dia cewe, ga salah dong. Yang cowok yang 'salah', "Nanti ka nada ulangan sosiologi –"
"HAH! Gw lom belajar, EDANNNN!" Otomatis anak-anak itu ngacir ke kelas.
"Woy! Gua belom selese ngomong!" Sharon pun ikut ngejar.
Di Kelas…
Naasnya bel sudah berbunyi dan pelajaran pertama adalah sosiologi.
"Mateng!" Vincent sudah pasrah.
"Naon ieu?" Alice bersunda ria.
"Sosiologi." Jawab Gil singkat.
"Gw ga butuh jawaban dari loe!" Alice pundung.
Mari kita lihat jawaban mereka…
Pertanyaan 1: Mengapa manusia perlu bersosialisasi dengan manusia lain?
Alice: Teuing.
Vincent: Kehendak Tuhan
Gil: Karena…
Break: Ih bapak napa nanya? Mau bersosialisasi sama aku yaa?
Jack: Biar ada yang bisa ngomongin "Ih kamu ganteng deh."
Sharon: Karena manusia adalah makhluk sosial
Reo: Manusia adalah makhluk sosial.
Elliot: Karena manusia adalah makhluk sosial.
Pertanyaan 2: Apa yang dimaksud dengan revolusi?
Alice: REEVVVOOOLLLUUTTTIIIOOONNNNN !
Vincent: Perubahan cepat
Gil: Perubahan cepat adalah revolusi adalah…
Break: Emosi wanita itu berubah dengan cepat… (ga nyambung.)
Jack: Ah, bapak, mengapa bapak nanya seperti ini kepada saya, tidakkah bapak mengerti bahwa saya tidak mampu menatap wajah anda yang indah jika terus begini bla…bla…bla…
Sharon: Perubahan cepat
Reo: Perubahan cepat
Elliot: Perubahan cepat
Pertanyaan 3: Apa itu sosiologi?
Alice: TEUING! Teu nyaho maneh aing geus njawab TEU NYAHO! DASAR GURU **** Huu… huu… Aku pundung…
Vincent: Sosiologi adalah sesuatu yang tertera di kertas ini.
Gil: Umm…
Break: S-O-S-I-O-L-O-G-I
Jack: Sosiologi adalah sesuatu yang indah bak muka bapak yang tiada taranya.
Sharon: Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial
Reo: Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial
Elliot: Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial
Pertanyaan 4: Apa manfaat belajar sosiologi?
Alice: Gua ga liat manfaatnya, makanya pak ini ga guna tau!
Vincent: Sori pak ga level.
Gil: Ga tau pak, maap.
Break: Kan bapak tau kenapa nanya saya, harusnya saya yang nanya kenapa bapak mau belajar yang kaya ginian.
Jack: Sosiologi adalah benang takdir yang menghubungkan kita, tanpa sosiologi, kita tak dapat bertemu oh bapak yang ganteng bin cakhueeppp.
Sharon: Agar kita (selipkan jawaban yang becus di sini)
Reo: (selipkan jawaban yang becus di sini)
Elliot: (selipkan jawaban yang becus di sini)
Pertanyaan 5: Apakah saya ganteng?
Alice: Hooeekkksss…
Vincent: Yaa… lumayan lah…
Gil: Ya!
Break: Gantengan juga aku!
Jack: Oh bapak, muka anda bahkan mengalahkan kegantengan orang terganteng di muka bumi ini (a.k.a. yang terganteng)
Sharon: Ini sosiologi?
Reo: …
Elliot: Vessalius gila!
"Ya, akan bapak bacakan hasilnya!" Ujar bapak Oscar.
"…" Semua sudah pundung.
"Alice!" Ujar bapak Oscar, "Selamat kau dapat nilai sempurna!" Alice mulai bingung dan hepi di saat yang bersamaan, "Dikurangin angka 1 dan 0. Mwahahahahaha!"
"AHHH!" Alice langsung pundung.
"Asep, 60…. bla… blaa… Break, 70." Ujar Oscar, "Kau sangat bijak nak, emosi wanita memang berubah dengan cepat."
Break mengangkat wajahnya dan mulai bersinar, "Tentu saja pak, itu namanya belajar dari pengalaman." Oscar mengacungkan kedua jempolnya. Sharon yang merasa tersinggung langsung men-death glare pacarnya itu.
"Cecep 10… bla… bla… bla… Elliot… kau dapat… 0! 0 nak! Beraninya kau sebut aku Vessalius gila, dasar Nightray keparat!" Oscar langsung menggebrak meja, otomatis ketiga Nightray brother (Gil, Vince, Elly) langsung berdiri sembari menggebrak meja. Jack sudah K.O. dipojokan setelah diserang oleh Yura.
"Teman-teman sekalian, meja, kursi, buku dan papan tulis, hari ini kita berterima kasih atas penyertaan Tuhan, kita dapat berkumpul hari ini untuk menyaksikan pembakaran Vessalius gila!" Elliot membacakan pembukaan pidato.
"Seperti yang anda ketahui, blah… blah… blah…" Vincent meneruskan dengan isi pidato (bayangin aja sendiri, pokonya temanya 'Vessalius gila' aja)
"Sekian dan terima kasih." Sang kakak paling tua menutup pidato dengan penutup (ya iya lah)
(A/N: FYI, Gil itu ga naek kelas, Vince normal dan Elly loncat kelas jadi mereka sekelas semua)
"Kurang aja –"
"Pak, tolong bapak bijak sedikit, 1 lawan 3 bakal K.O. sebentar juga." Ujar Reo dengan logikanya yang cemerlang
"K-Kau benar juga nak… baiklah aku naikkan deh jadi 80." Oscar menyerah.
"Gitu dong pak baru bener." Elliot kembali ke tempat duduknya, Vincent dan Gil juga.
Anggap bapak Oscar sudah membaca yang lain, kita skip nama-nama seperti Asep dan Cecep di atas.
"Gilbert, selamat kau mendapat nilai 20." Ujar Oscar dengan bangga, baru pertama kali muridnya ini mendapat nilai lebih dari 0.
"Yes!" Gil langsung berdiri dan teriak-teriak bahagia.
"Gua ga terima!" Alice pun menggebrak meja, "Kenapa nilai gua kalah ama si ganggang laut!"
"Kamu kan bodoh, kelinci bodoh!" Ujar Gil
"Aphua lo bilang!?" Alice mendekat ke Gil dan menarik kerah seragamnya, maka perang (mulut) dunia ke III (?) pun terjadi.
TOK TOK TOK bunyi palu di atas meja… (lagu…)
"Tolong tenang anak-anak." Pak Oscar melerai dengan palu(?)nya,
"I…sla… Y-Yura…" Ujar Pak Oscar agak takut-takut setelah membayangkan muridnya yang satu ini, "K-Kamu dapat 70 nak…" Yang sebenarnya nilainya 0 tapi berhubung Pak Oscar tidak mau 'mati muda' ia tak mau bertemu lagi dengan muridnya yang satu ini di kelas remedial, makanya ia naikkan jadi pas KKM.
"Selanjutnya, Jack… selamat nak kau mendapat nilai sempurna, 100, nak! Bapak sangat bangga." Ujar Pak Oscar.
"Yeah!" Jack langsung bangkit dari kubur(?).
"Gimana caranya coba si kepang itu bisa ngalahin gua!?" Elliot protes.
"Bisa aja, Elly." Reo memasang muka datar.
"Reo 80, Sharon 80…" Pak Oscar membacakan.
Yang dibacakan nilainya hanya diam saja namun dalam hati mereka berkata, "Pasti soal no. 5…"
"Dan Vincent… 69." Pak Oscar menekankan.
"Sial! Gua remed!" Vincent pundung. (A/N: FYI, KKM=70)
"Sekian nilai kalian, bagi yang nilainya dibawah KKM silahkan menghubungi saya di ruang guru." Pak Oscar pun berjalan keluar kelas, "Salam ganteng!" Ujarnya ga nyambung.
Bel pun berbunyi…
"Tuhan… berikan aku hikmat, satu kali saja… hanya untuk menjawaaabbb…" Ujar bel dengan nada lagu The Vi***n yang dipelesetkan.
"Sialan, diem lo Bel, bising tau!" Ujar Break yang lagi pundung akibat dihajar Sharon dengan harisennya setelah… menulis jawaban: 'emosi wanita berubah dengan cepat'
"Lo yang bising, Nyet!" Ujar bel itu.
"Ga usah belagu deh, Njing." Break menimpali.
"Nama gua bukan Njing, nama gua Belzecolah, inget itu, Nyet!" Bel itu terus menjawab pernyataan Break.
"Saddap lah, you!"
"Lo ngapain sih Break?" Sharon bertanya bingung menghadapi kelakuan pacarnya yang semakin menjadi.
"Ga tau, gua sendiri juga bingung…" Jawab Break.
"Hallaw, cheman-cheman!" Oz yang berasal dari kelas IX-C muncul tiba-tiba, "Lagi pada ngapain?"
"Lagi ngeliatin Break pentas drama ama Belzecolah." Sharon menunjuk pacarnya yang 'agak-agak' dengan mulutnya yang terus mengluarkan kebun binatang.
"Oh…" Ujar Echo yang entah kapan munculnya dengan datar.
"KYAAA! KEPERAWANAN GUA!" Tiba-tiba saat menonton drama yang sangat damai itu pun terhenti akibat teriakan naas dari sang kepang emas.
"Oh, mas Jack…" Isla menggeliat-geliat sembari mencengkram Jack dengan erat di pelukannya. Semua mata memandangnya dengan prihatin sebelum terdengar sebuah teriakan yang familiar…
"Jack! Aku tak menyangka… Kau selingkuh!"
Semua mata kembali berpindah untuk yang kesekian kalinya, "A-Alyss… Ini bukan seperti yang kau duga, biarkan aku menjelas –"
"Jack… kau jahat!" Alyss berlari keluar kelas dengan gaya sinetron sembari menangis.
"Alyss…!" Jack berteriak dramatis.
"Lo calon kakak ipar bodo!" Alice teriak-teriak, "Kejar atuh!"
"Halo!" Eida muncul tiba-tiba dengan inosennya, ia belum (untungnya) melihat penandangan yang tidak sedap itu.
"Eida! Jangan lihat." Oz, selaku kakaknya mencegah namun semakin dilarang semakin penasaran, Eida, yang lebih tinggi dari kakaknya, atau lebih tepatnya, Oz yang pendek, tidak dapat menghalangi mata adiknya.
"Gasp" Eida pingsan sodara-sodara! Pingsan shock!
"Tidak Eida!" Oz mengkapnya sebelum terjatuh, maka terjadilah dialog antar saudara yang sangat menyentuh.
"K-Kakak… jika ini memang akhirnya… katakan pada papa dan mama bahwa aku menyayangi mereka…" Eida berkata sebelum kehilangan 'kesadarannya'.
"Eeeiiiiiiddddaaaaa!" Oz teriak, untuk pertama kalinya di seri ini, ia berdiri dengan dramatis dan berjalan mendekati Isla, "Kau… Kau sudah menyakiti temanku!" Oz mulai teriak untuk kedua kalinya, "Kau sakiti adikku, sekarang kau sakiti sepupuku! Mau apa sih!?"
"Aku mau mas Jack~" Jawabnya 'inosen'.
"Sialan lo!"
"Heh! Calon kakak ipar! Kejar atuh!" Alice menyuruh untuk yang kedua kalinya.
"Susah tau!" Jack meronta-ronta dan akhirnya lepas dari cengkraman Isla, "Yes!" Namun naas nasibnya kepangnya berhasil ditarik oleh Yura dan ia kembali terjatuh muka duluan, "Kepang gua…" Alhasil, terjadilah pertandingan Tarik Kepang yang disponsori oleh PT Kepang Internasional.
"Taruhan?" Reo memulai.
"Gua taruhan Jack menang." Jawab Vincent.
"Gua taruhan bukan Jack yang menang." Jawab Break ambigu.
"Jadi lo ngarep si Yura menang?" Reo nanya.
"Ya ngga lah, masa gua mau si itu menang!?" Break menolak mentah-mentah.
"Kirain…" Jawab Vincent san Reo kompak.
"Kep…ang…"
"Payah banget sih calon kakak ipar lo, Lice." Ujar Oz.
"Tau ah! Gua juga khawatir nanti keponakan gua lemah, semoga nurun dari kakak gua aja…" Jawab Alice berfikir jauh ke depan.
"Lice, apa ga terlalu lama, nanti Alyss-nya keburu pergi… ato nanti bisa-bisa…" Sharon menggantungkan kalimatnya.
"Oh IYA!" Alice baru sadar, "Minggir, Oz." Alice maju ke depan, "Hiyyaaahhhh!" Alice menginjak Yura, tepat di muka, lebih spesifiknya di bagian hidung.
"Nyeekkkk!" Bunyi itu kembali terdengar.
"MWAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!" Alice tertawa sarap sembari menginjak-injak hidung Yura dengan frekuensi 200 Hertz. Otomatis Jack terlepas.
"Calon adik ipar gua! Terima kasih, ku takkan lupa –"
"Buruan sana!" Alice berkata setengah ngusir.
Jack berlari mengejar Alyss…
"Sial, di mana lagi, pujaan hatiku…" Jack mengeluh, "Di saat seperti ini aku sangat membenci orang itu…"
Jack kembali celingak-selinguk bak orang tak berdosa, namun mata hokinya mendarat di depan ruang guru. Di sana tampak, seorang figur dengan rambut putihnya yang terbang tertiup angin. Mata violetnya yang indah itu memandang Jack saat ia melihat pacarnya itu datang mendekati.
"Mau apa lo!?" Ujarnya sinis.
"Alyss… biarkan aku –"
"Gua ga butuh penjelasan lo, gua tau kalo lo itu selingkuh! Gua tau!"
"Tunggu Alyss aku bisa menjelaskan semua ini!" Jack mengenggam tangan Alyss
"Aku tidak butuh penjelasan darimu!" Alyss menepis tangan Jack dengan marah.
"Atuh sayang, dengerin abang dulu atuhhh~"
"Gak mau!"
"Alyyss~~"
"Diem lu, Jack!"
"Atuh Alyss, dengerin dulu!" Jack nangis bombay. "Masa aku mau ninggalin kamu cuman buat si murid baru (baca : hama) sih? Masuk akal gak?"
Alyss bengong sebentar, meloading perkataan Jack dengan lemotnya. "Iya ya," kata Alyss. "Masa aku yang cantik gini kalah sama si hama itu?"
Jack sweatdropped , siapa sangka pacarnya narsis tingkat dewa kaya gitu?
"Alyss," panggil Jack manis, seneng pacarnya udah kalem lagi. Kalo tadi dia salah ngomong aja, dia yakin udah bakal berakhir terkubur dalem tanah. "Jadi kita baikan kan?"
Alyss terkikik genit, "Iya dong... Kamu tadi jujur kan?"
"Iya lah... Mas Jack~"
"Alyss~"
Tiba-tiba serentak mata mereka tertuju pada sebuah tiang bendera yang berdiri polos samping pintu. Perlahan, kaki mereka melangkah menuju tiang tersebut.
Satu langkah...
"Mas Jack~"
Dua langkah...
"Alyss~"
Tiga langkah...
Hap! Mereka berputar bak artis BOLLYWOOD yang sedang syuting, sodara-sodara!
(Masukkan lirik lagu Kuchi-Kuchi Hotahe)
Setelah semuanya kembali damai, Jack cs berkumpul di kelas IX-D.
"Mas Jack kembali!" Yura bersemangat.
"Diem lu, makhluk bengkok!" Alice melempar jam dinding sekolah
BUAGGHHH
Ya, kita lihat sodara-sodara, jamnya melesat dan Isla Yura berhasil menghindari dengan bengkoknya (?).
CRANGGG!
"SIAPA BERANI LEMPAR-LEMPAR!?" Sheryl, nenek Sharon, ibunda Sherry, calon nenek mertua Break, calon istri Rufus Barma (tapi ga jadi nikah), dst. itu berdiri di depan pintu, "KALIAN ULANGAN MENDADAK! TIDAK ADA REMEDIAL!"
"TIDDAAKKKKK!" Murid-murid biasa seperti Asep dan Cecep yang disebutkan diatas berteriak-teriak pundung.
Mari kita lihat jawaban ulangan ke-2 pada hari itu, ulangan Matematika.
Pertanyaan 1: Sebutkan dalil Pytagoras!
Alice: Dalil? Itu enak ga?
Vincent: C2 = A2 + B2
Gil: Dalil? Apaan itu?
Break: Sori bu saya gebleg dan saya ngaku.
Jack: Bu, bu, saya inget, beneran bu, sumpah saya tau! Tapi sekarang ga lagi ada di otak saya.
Sharon: C2 = A2 + B2
Reo: C2 = A2 + B2
Elliot: C2 = A2 + B2
Pertanyaan 2: 2X-3+3X=42 x=
Alice: Kan ga ada x diatas bu… adanya X
Vincent: 9
Gil: x itu apa ya bu?
Break: X-nya ada 3 bu.
Jack: Kenapa harus X bu? Kenapa ga J?
Sharon: 9
Reo: 9
Elliot: 9
Pertanyaan 3: Apa tema bab 1?
Alice: Bab 1 apa bu? Kok ambigu banget…
Vincent: … Ga tau, pokonya ada segitiga-segitigaannya
Gil: Bab? eee… bab itu apa bu…?
Break: Judul bab 1 ada di buku bu
Jack: Ga tau bu, ibu beneran ngarep saya baca?
Sharon: Kesebangunan dan Kongruensi
Reo: Kesebangunan dan Kongruen
Elliot: Pokonya banding-banding segitiga… sama atau sebangun gituan bu…
Pertanyaan 4: Jika ada uang 5000 3 lembar 50000 4 lembar dan 100000 7 lembar berapa uang yang anda miliki?
Alice: Bukannya jumlah uang di dunia emang lebih dari segitu ya bu? Di kantong saya sih ada 10 rebu. Bikin soal jangan ambigu dong…
Vincent: Ada uang maksudnya di mana bu? Sekarang saya lagi bokek, ga ada duit. Lagian EYD penulisan soalnya salah bu, kurang koma.
Gil: eee… 5000 tiga… 50000 empat… 100000… 7… berarti… 155.347… bener ga bu?
Break: Ih, ibu kenapa nanya-nanya… saya ga punya duit bu, kalo ibu mau ngasih sih boleh aja, jumlah yang di soal juga boleh.
Jack: Berapa coba… Kasih tau ga yaa…
Sharon: 915000
Reo: 915000
Elliot: Oke, gua tau maksud lo apa, bu… tapi jangan ambigu gini dong bikin soalnya… BTW, jawabanya, 915 ribu dan di dompet saya emang ada segitu.
Pertanyaan 5: Apakah saya masih perawan?
Alice: Dari keliatannya engga.
Vincent: Setau saya anda sudah punya keturunan di kelas ini, bu…
Gil: Yaa…?
Break: Ga, ibu kan calon nenek mertua saya.
Jack: Iya! Kasih saya bonus ya bu…
Sharon: Ga lah, nek! Kalo iya saya dari mana coba…
Reo: Ini mat?
Elliot: Guru sinting!
"Baik! Waktu habis!" Sheryl langsung memeriksa ulangan itu dengan kecepatan luar biasa, "Akan saya bacakan. Alice… 40… soal nomor 4 akan saya anulir." Ujar Sheryl. (kita skip nama-nama Asep dan Cecep seperti biasa…)
"…" Alice masih diam, dia menunggu nilai seseorang dibacakan.
"Break… 60." Ujar Sheryl, "Mengakui kesalahan itu baik nak, ibu bangga kau sadar." Break mengcungkan jempol, "Tapi sayang masih dibawah KKM dan kau akan saya pertimbangakan… apakah layak menjadi cucu mantu saya… ho… ho… ho…" Break pundung.
"Dilberk… masa kau nulis nama sendiri salah toh nak…" Sheryl kecewa, "Kau dapat… 0… walaupun soal no.4 dianulir tapi jawaban kamu itu ke-geblek-an, jadi harus saya coret!" Ucapnya sadis.
"Tidak!" Ujar Gilbert.
"Yesss! Gua menang dari ganggang laut!" Alice bersorak gembira.
"Jangan senang dulu kelinci bodoh!" Ucap Gil.
"Ngajak ribut lo? Temuin gua di lapangan jam –"
BLELETAK
"Cukup! Diam kalian berdua!" Sheryl mengamuk dan berhasil meng K.O. kan keduanya dengan sebuah tutup marker… udah kena satu mantul gitu… terus kena lagi, dengan rumus trajectory [y = x tan (theta) - ( (g * x^2) / (2 v^2 cos^2(theta)) ]
"Elliot… minus 100…" Ujarnya datar.
"Hah!? Nyari ribut lo!?" Elliot berdiri dari tempat duduknya. Gil juga mendukung tapi Vincent cukup punya otak… Sheryl mendeathglare mereka…
"El, sadar diri loe, yang didepan loe tuh bukan manusia lagi…" Reo mengingatkan.
"O-Oke…?" Elliot pun duduk sembari ga rela. Gil juga, dia mah rela-rela aja.
"Isla Yura," CRAANG, kacamata Sheryl langsung pecah, "70 deh…" Ujarnya tidak rela.
"Yeay… Mas Jack, aku losos mas!" Yura kembali mengeliat-geliat. Jack udah mau muntah.
"Jack… kau dapat 0 nak." Ujar Sheryl.
"Yey! Kita kompak Gil!" Mereka langsung ces.
"Ah, ga fair, aku juga mau mass~" Ujar Isla Yura.
"Bu… permisi ke belakang." Jack udah ga tahan.
"Aku ikut bu!" Isla Yura oun nebeng.
"Plisss bu…. satu-satu yaa…" Jack memelas.
"Satu-satu!" Sheryl berpihak pada Jack.
"Terima kasih bu, takkan kulupakan jasamu" Jack berpuisi sembari melesat ke WC cowo.
"Reo… 80… Sharon… 100, Vincent… 100. Sekian, sampai jumpa hari Kamis." Ujar Sheryl.
Bel berbunyi…
"Cinta satu malam… oh indahnya… cin –"
"Bising lo, njing. Ga nyadar apa gua baru aja ga direstuin ama calon nenek mertua gua, hah!?" Break emosi.
"Bising lo nyet! Mana gua tau, Nyet!" Balas Belzecolah, "Sebenernya tau sih…"
"Ghh… Shaddap Njing!" Break kembali menggila.
"Pacar lo ngapain sih, Ron? Jiga jalma gelo." Elliot bertanya.
"Gua juga bingung…" Jawab Sharon ragu.
"Lo nyaman ama dia, Ron?" Tanya Oz yang sudah datang ke kelas itu.
"Nyaman-nyaman aja, lumayan bisa disuruh-suruh." Ujar Sharon, "Lumayan babu!"
"Ok, gua ngerti, BTW, gua ama kakak gua pulang dulu yaa…" Ujar Vincent.
"Dadah!" Gil dadah-dadah bagai anak TK.
"Dadah, see you tomorrow." Yang lain menjawab.
END of Chapter 1
A/N:
Ta: Gimana?
To: Seru? Aneh? Kami menerima semua kritik dan saran di hotline XXXXXXX. Dan tentunya Review.
Di: Review? PM boleh dan kami ada informasi penting di profile kami, kalau bersedia, mohon dilihat.
Ti: Seru kannn!? Bilang seru dong… kalo ngga, Ti-chan sakit hati… Hiks… REVIEW dong… kalo ngga… Ti-chan sakit hati… hu… hu… Primbon-chan (pet-aq) juga… , jadi… Review!
Ta: Minta reviewnya yaa… dan kita juga ada story original buatan kami! COMING SOON!!
To: Mohon dibaca… kalau anda sekalian bersedia menghabiskan waktu anda yang sangat berharga untuk membaca… saya sangat tersentuh!
Di: Sekian dan terima kasih
Ti: Baca yaaaa! Kalo gak baca Ti-chan sakit hati...
