Hai Reader-san…

Natsu kembali lagi, dengan fic abal ala Natsuuu…

Makasih buat para readers yang RnR fic Natsu sebelumnyaaa…

Natsu sweneng… banget!

Ohya, tentang fic ini, Natsu terinspirasi dari komik yang berjudul 'Mint Na Bokura'! Ada yang pernah baca yah? Tapi Natsu gak menjiplak semua isinya kok! Cuman terinspirasi doank!

Tentang judul fic ini, akan Natsu bahas di akhir yah!

Okelah, langsung baca aja!

Happy Read…

.

.

Disclaimer : Masashi Khisimoto

Tittle : Bingung

Story by : Natsu Hiru Chan

The real story : Wataru Yoshizumi (pengarang komik yang Natsu maksud)

Rated : T (mungkin)

Genre : Romance, Family, and Friendship also

Pairing : Sekali NaruHina tetep NARUHINA! Tapi ada pairing laen! (masih rahasia!)

Warning : Abal, GaJe, OOC, AU (pastinya), norak, typo bertebaran bagaikan debu di kamar author, jelek, pokoknya ancur lah!

Ohya, di story ini, Sakura marganya 'Namikaze' bukan 'Haruno' yah! *dijitak para anggota ffn plus om Masashi. Seenaknya aja ubah story orang!

Summary : Naruto, sangat menyayangi kakaknya, Sakura. Tapi karena suatu alasan, Sakura harus pindah sekolah asrama. Naruto yang merasa dikhianati tak terima dan memutuskan untuk ikut pindah sekolah. Tapi harus menjadi…

Don't like, don't read…

.

.

.

.

.

Chapter 1 : Sister Complex

.

"Hai semuaaaaa… perkenalkan, namaku Naruko! Namikaze Naruko!" sapa seorang gadis berambut pirang panjang, yang dikuncir dua.

BRAAKKK…

Terdengar suara meja dipukul dengan keras oleh seseorang. Semua orang yang berada di kelas itu sontak menoleh ke sumber suara. Terlihat seorang gadis berambut soft pink sebahu yang terlihat shock berat. "K…kauu…" ucap gadis itu gemetaran sambil menunjuk-nunjuk gadis yang bernama Naruko itu.

"Aha~ hai Sakura-chan! lama tak bertemuuu…" sapa Naruko enteng.

"Naruko adalah adik dari Namikaze Sakura. Mereka hanya berbeda umur 10 bulan! Naruko baru bisa menyusul kepindahan Sakura sekarang." Jelas seorang pria paruh baya berambut nanas dengan goresan luka di hidungnya kepada siswa-siswa yang ada di kelas itu.

'G,GYAAAAA' teriak Sakura dalam hati.

.

.

Istirahat sekolah,

"Nah! Cepat jelaskan semuanya padaku!" tuntut Sakura di sebuah taman yang sepi sambil melipat kedua tangannya di dadanya.

Naruko yang terduduk di taman hanya tersenyum tanpa dosa. "Jelaskan apanya? SA-KU-RA-NEE-CHAAN?" goda Naruko.

"JANGAN BERCANDA! SEJAK KAPAN NAMAMU JADI NARUKO, DAN SEJAK KAPAN PULA KAU MENJADI ADIK CEWEKKU?" bentak Sakura mulai emosi.

"Ehehe~ sejak kapan apanya, Sakura nee-chan?" tanya Naruko tertawa garing.

"JANGAN SOK BODOH! KAMU 'KAN COW-" belum sempat Sakura melanjutkan kalimatnya, Naruko keburu membekap mulut kakaknya itu. "Ssssttt… jangan berisiiikkk! Nanti ada yang dengaaaarr!" bisik Naruko tertahankan.

"Apa yang jangan berisik? NARUTO! Lepaskan WIG jelek itu!" perintah Sakura langsung menarik rambut panjang adiknya itu, yang ternyata adalah sebuah wig. Yang tadinya terlihat seorang gadis berambut pirang panjang, kini terlihat seorang pemuda berambut jabrik pirang, yang tidak lain adalah Naruto Namikaze, adik laki-laki Sakura.

"I,ini juga salahmu Sakura-chan!" bentak Naruto tak kalah emosinya.

"Salahku?"

.

Flash black

"Naruto, Sakura, Tou-san dapat tiket gratis ke Hawai dari kariawan Tou-san. Kalian mau ke sana? Kita berangat minggu depan!" tanya seorang pria paruh baya, berambut pirang, yang tidak lain adalah Namikaze Minato, ayah dari Sakura dan Naruto.

"Waaahhh? Benarkah Tou-san? Yipppiee…!" ujar Naruto kegirangan. Sedangkan Sakura hanya terlihat lesu. Hal itu membuat Naruto agak bingung.

"Sepertinya aku tidak bisa ikut," ucap Sakura lesu.

Naruto tersontak kaget dengan ucapan Sakura, "eeeehh? Ke,kenapa?" tanya Naruto penuh sesal.

"Minggu depan aku ada pertandingan basket!"

"Ya ditinggalin aja!"

"Tidak bisa! Itu namanya tidak bertanggung jawab!"

"Yaaahh… Sakura-chan gak asyik!" kesal Naruto melipat tangannya di dadanya sembil memanyunkan bibirnya.

"Gomen…" ucap Sakura lesu.

"Ta,tapi, kalau timku kalah, a,aku akun menyusul kalian kok!" ujar Sakura berusaha menghibur adik cowoknya itu.

"Kalau begitu, dibikin kalah aja!" ucap Naruto enteng.

"Mana bisa begitu…"

.

Minggu depan,

Naruto's pov

Waaahhh! Lumba-lumba itu keren sekali! Mereka pasti dilatih keras!

Ah, saat ini aku, dan Tou-san sedang berada di atas kapal pesiar di Hawai. Kami sedang melihat lumba-lumba yang beraksi dengan semacam trik-triknya yang membuat semua orang yang berada di sana terkagum.

Tapi ada satu yang kurang, Sakura-chan… 'kok dia belum menyusul kami yah? apa timnya menang terus?' pikirku heran. Ah! Bodo amat dah! Mending aku menikmati liburanku bersama Tou-san! Kan jarang-jarang kami bisa berlibur berdua saja! Yah, anggap saja ini liburan antar pria!

"Tou-san! Ayo kita naik kapal lagiii…" ajakku bersemangat. Mata sapphireku membulat mendapati ayahku, Namikaze Minato, pemilik salah satu perusahaan terbesar di dunia, terlihat lemas. Tubuhnya nampak bergetar hebat.

"T,Tou-san?" ucapku terheran. "Ugh… Narutooo… Tou-san ini mabuk lauuut… Howeeeekk…" ujar Tou-san langsung saja muntah di hadapanku! DASAR AYAH PAYAH!

.

"Kami pulang!" ucapku bersemangat ketika sampai di rumah kami, yang terkesan begitu… errr… mewah.

Terlihat Kaa-san menyambutku dan Tou-san sambil tersenyum. Kuedarkan pandanganku ke seluruh ruangan yang ada di rumahku, mencari sosok yang sedari tadi tak kelihatan itu.

"Kaa-san, dimana Sakura-chan?" tanyaku pada Kaa-san. Yah, sedari tadii dia memang tak nongol batang hidungnya. Padahal biasanya, dia yang paling bersemangat jika aku baru pulang dari suatu tempat. Kaa-san nampak terkejut mendengar pertanyaanku.

"Eeeeehh, di,dia sedang a,ada kegiatan klub, klub basketnya mengadakan tour ke Otogakure… begitu…" jawab Kaa-san terbata-bata, membuatku menjadi curiga. Tapi aku hanya meng-oh-riakannya saja.

"Huuuuhhh…" aku langsung merebahkan tubuhku yang terbilang, errr... cukup kecil untuk seukuran cowok berumur 14 tahun sepertiku di sofa yang empuk, yang berada di ruang tengah. Pikiranku menerawang entah kemana. Kupejamkan mataku, mengingat-ingat memori yang tersimpan di otakku.

Aku lahir pada tanggal 10 Oktober, sedangkan Sakura-chan lahir pada tanggal 12 Januari. Umur kami hanya selisih sepuluh bulan. Bisa dibilang, kami ini sebaya.

Kami sangat dekat. Bahkan lebih dekat dari anak kembar sekalipun. Kami selalu bersama dan tidak pernah berpisah. Mandipun selalu bersama!

Tapi…

Ketika masuk SMP, Sakura mulai berubah! Dia mulai jutek padaku. Dia mulai menjauh…

"Aku pilih klub basket, Naruto-kun tidak masuk klub apapun?"

"Aku mau main ama teman-teman cewekku!"

"Ah? Itukan mainan anak kecil!"

"Gak ikutan ah!"

Begitulah yang selalu diucapkan Sakura-chan, yang sukses membuat hatiku sakit bukan main. Dia semakin menjauh, dan menjauh…

Aku memang aneh, tapi inilah perasaanku yang sebenarnya…

.

"Ah? Sakura pindah sekolah ke Konoha High School?"

"Iya, dia bilang kalau dia jatuh cinta pada seseorang yang ditemuinya di pertandingan basket! Dia bilang kalau dia terus ingin bersamanya. Sakura memohon dan merengek padaku. Mana ada seorang ibu yang tahan melihat putrinya menangis begitu."

"Tapi masa' harus pindah sekolah segala she?"

"Lantas kau mau apa Minato? Kau mau protes?"

"Tidak… Kushina..."

Tanpa mereka sadari, di balik pintu, aku mendengar percakapan mereka. Ayah dan ibuku. Aku terkejut bukan main. "APA? PINDAH SEKOLAH?" tanyaku langsung saja menerobos masuk dengan perasaan yang bercampur aduk. Kaa-san dan Tou-san nampak terkejut bukan main melihatku.

"Na,Naruto?"

"Kaa-san! Jelaskan semuanya padaku! Apa maksudnya Sakura-chan pindah sekolah?" tanyaku sedikit membentak. Kini perasaanku bercampur aduk. Kesal? Marah? Emosi? Sedih? Merasa dikhianati? Semua itu bercampur menjadi satu di hatiku. Aku tak percaya Sakura-chan mengkianatiku seperti ini!

"I…itu…" ucap Kaa-san ragu-ragu.

.

"HYAAAA! SAKURA-CHAN JAHAAAAATTT!" tuntutku pada seorang pria yang peranakannya mirip sepertiku. Tou-sanku, Namikaze Minato. Tou-san hanya diam tak mengubrisku yang sedari tadi meronta-ronta tak jelas.

"JAHHAAAAATT!" teriakku sekencang-kencangnya.

"Berisik kau Naruto!" protes Tou-san kesal.

"DIAM KAU 'MINATO'! KALAU BUKAN GARA-GARA KAU YANG MENGAJAKKU KE HAWAI? SAKURA-CHAN PASTI TAKKAN PERGI!" bentakku pada Tou-san.

Tou-san lalu berdiri dari kursinya dengan penuh amarah. "HAH? SEKARANG KAU BERANI MENGHINA TOU-SANMU SENDIRI? DASAR ANAK DURHAKA! KUKUTUT KAU JADI BATU! DAN INI BUKAN SALAHKU!" bentak Tou-san balik.

"KUTUT SAJA! LAGIPULA INI MEMANG SALAH TOU-SAN!"

BUGH! BUGH!

"DIAAAAMMM…" perintah Kaa-san setelah meninggalkan bekas benjolan yang sebesar semangka di kepala kami masing-masing lalu pergi meninggalkanku dan Tou-san yang meringis kesakitan.

Langsung saja muncul bola lampu yang menyala di atas kepala kuningku. "Tou-san! Aku juga mau pindah ke KHS!" ucapku bersemangat.

"Pi,pindah?" tanya Tou-san tidak paham maksudku.

"Aku akan pindah ke sana dan membawa Sakura-chan kembali pulang!"

"Ah?"

.

"APA? JA…JADI CEWEKKK?" tanyaku shock sambil menunjuk-nunjuk diriku sendiri.

"Iya, Tou-san sudah bicara pada kepala sekolah di sana, menurutbya cerita Tou-san lucu. Jadi dia mengijinkanmu untuk pindah. Tapi di sana kamar di asrama cowok sudah penuh! Tinggal satu ranjang di asrama putri yang mesih kosong. Jagi kau harus menyamar menjadi cewek, dan harus sekamar dengan cewek! Kau sanggup?" Ujar Tou-san panjang lebar.

Aku mengepalkan tanganku kuat-kuat dan menggigit gigiku sendiri. 'siall…" batinku kesal.

Jadi cewek? jadi cewek? JADI CEWEEEEEEKKK? Lalu, mau kukemanakan genderku iniii? Piala-piala lomba bela diri yang kudapatkan akan menjadi hina!

Tapi... demi Sakura-chan...

"Baiklah! Aku siap!" ucapku mantap. Tou-san nampak terkejut setengah mati mendengar pernyataanku.

.

.

End of flash black.

Normal pov.

"Begitulah…" kata Naruto kembali memasang wig pirangnya.

"Terus, bagamana kalau kau ketahuan?" tanya Sakura memiringkan kepalanya.

"Aku akan hati-hati! Lagi pula, persiapanku suda oke! Lihat rambutku! Bagus 'kan! Kupesan khusus warna rambut pirangku! Dan aku pake celana ketat, biar gak ada yang curiga aku ini cowok, kalau ada yang usil mengangkat rokku!" ujar Naruto mengangkat roknya.

"Dadamu?"

"Ah! Aku pake bra busa! Biarpun kecil, yang penting sedikit menonjol!" ucap Naruto bangga. "Boleh juga kamu!" puji Sakura.

"Aha~ tentu saja! Pokoknya aku akan membawamu pulang ke Suna!" kata Naruto mantap.

"Naruto…" panggil Sakura dengan nada serius. Naruto hanya menatap Sakura, menunggu lanjutan kalimat sang kakak.

"Aku mohon, kau jangan menggangguku! Sebaiknya kau pulang ke Suna sana!"

"Aku tidak mau! SAKURA-CHAN ITU MILIKKU!" bentak Naruto kesal. Sakura sedikit tertegun.

"Bodo! Kalau bukan karena tak tahan, pasti karena ketahuan, kau akan menyerah juga! Weeeekk!" ejek Sakura meninggalkan Naruto sambil menjulurkan lidahnya.

"Huh! Lihat saja nanti!"

.

Terlihat Naruto sedang merapikan barang-barangnya, di lemari yang berada di kamarnya. Dia nampak bersenandung kecil. 'Tapi, teman sekamarku siapa yah?' pikir Naruto.

Tok tok tok…

Terdengar pintu di ketuk dari luar. Naruto pun bangkit dari duduknya, menuju pintu yang tadi diketuk oleh seseorang. Dia pun membuka pintu tersebut.

Mata sapphirenya sedikit membulat, ketika mendapati seorang gadis berambut soft pink bermata emerald, yang menurutnya tidak asing lagi. Naruto lalu melirik ke arah gadis lain di samping gadis berambut pink tersebut. Di lihatnya seorang gadis berambut kuning pucat panjang, yang dikuncir satu. Poni panjangnya hampir menutupi sebelah matanya.

"Sakura-chan?" gumam Naruto.

"Perkenalkan, ini Yamanaka Ino. Teman sekamarku." Ujar Sakura memperkenalkan teman sekamarnya itu.

"Waaahh… ternyata adikmu cantik juga yah, Sakura-chan!" puji Ino.

GUBRAKKKK!

Mata aquamarine Ino membulat ketika melihat Naruto dan Sakura ambruk di lantai.

'CA,CANTIIIIIK?' batin NaruSaku shock berat.

.

"Ah? Teman sekamarmu?" tanya Ino pada Naruto.

"Iya, apa kalian mengenalnya?" kata Naruto balik bertanya.

"Kalau tidak salah sih, namanya Hyuuga Hinata. Teman sekelasku. Dia itu orangnya tertutup banget. Jadi gak ada yang berani ngajak dia ngobrol. Habisnya, pasti dia bisanya cuma ngangguk atau geleng doank!" jelas Ino. Naruto sedikit tertegun. 'Orangnya seperti apa yah?' pikir Naruto.

"Gosipnya sih, katanya, dia itu sering dilihat jalan bareng om-om paruh baya." Sambung Ino.

"OM-OM PARUH BAYA?" histeris Naruto dan Sakura.

"Aaaaah! Itu baru gossip kok! Kalian jangan terlalu percaya! Selain itu, katanya dia dekat sama Neji, senpai kita yang populer itu tuuuh!"

'Hnnn… sebaiknya aku gak boleh dekat-dekat sama si Hyuuga itu. Lagipula, semakin aku jauh dengan dia, semakin kecil pula kemungkinan dia bisa tahu identitasku yang sebenarnya,' pikir Naruto.

"Ya sudah, aku ambil minuman untuk kita bertiga dulu yah!" ucap Sakura seraya meninggalkan Naruto dan Ino di kamar tersebut.

"Ohya, Naruko-chan, kok kamu juga ikut pindah bareng Sakura-chan?" tanya Ino pada Naruto.

"Ah, ini! Sakura-chan 'kan suka sama seseorang! Aku gak terima! Makannya aku mau membawa Sakura-chan kembali pulang!" ujar Naruto dengan polosnya.

"Ahahaha~ SISTER COMPLEX yah?" goda Ino seakan menekan nada pada kata 'sister complex''.

Bagaikan seribu panah yang menghujani kepala Naruto. Yah, itulah yang dia rasakan saat ini. Tak lama setelah itu Sakura datang dengan membawa tiga minuman kaleng. Matanya sedikit membulat ketika melihat adiknya, Naruto saat ini sedang membatu di tempat. Sedangkan Ino nampak tersenyum jahil pada Naruto dengan puas.

.

.

Saat ini, Naruto sedang membaca buku, tepatnya komik, sendirian di kamarnya.

SREKKK…

Terdengar suara jendela di buka. Naruto sontak menoleh ke sumber suara. Mata sapphire Naruto membulat ketika melihat seorang gadis, berambut Indigo sepinggang, bermata lavender yang terlihat begitu… errr… manis, di mata Naruto.

"Ma,maaf, mengagetkanmu!" ucap gadis itu lalu masuk ke kamar.

"Ehe~ tidak kok! Ohya, kau Hyuuga Hinata yah?" gadis itu hanya mengangguk. 'tidak banyak bicara yah!' pikir Naruto.

"Ohya, namaku Naruko! Baru pindah hari iniiii…!" ujar Naruto memamerkan cengiran khasnya. "Yah, salam kenal…" ucpa gadis indigo tersebut tanpa menoleh ke arah Naruto.

'Huh! Kok dia sombong banget seh?' batin Naruto sebal. Dia pun kembali melanjutkan acara membacanya sambil membelakangi Hinata.

"Ohya Hyuuu-" ucap Naruto menggantungkan kalimatnya ketika ia baru saja menoleh ke arah Hinata. Mata sapphire Naruto membulat sebulat bumi ketika melihat HINATA MEMBUKA BAJUNYA TEPAT DI DEPAN NARUTO. Dengan cepat Naruto langsung memalingkan wajahnya yang merona merah.

'Ke…kelihatan… cewek pertama yang aku lihat dadanya…!' histeris Naruto dalam hati sambil menutupi wajahnya yang memerah dengan buku seakan dia sedang membaca. Tanpa Naruto sadari, buku yang ia pakai ternyata terbalik. Hinata hanya menatap Naruto bingung.

.

.

"Na,Namikaze-chan… Namikaze-chan…" sebuah suara yang lembut terdengar di telinga si pemuda pirang ini.

"Ng…" gumam Naruto menggeliat di atas ranjang tingkat duanya.

"Cepat bangun! Nanti kau terlambat!" ucap suara itu yang tidak lain adalah suara Hinata.

Naruto pun langsung bangun dari tidurnya, "ah? Hyuuga-san?" gumam Naruto yang masih dalam keadaan setengah sadar.

"Aku duluan yah!" pamit Hinata. Naruto hanya manggut-manggut lemah.

.

Naruto berjalan menyusuri kantin sekolah, mencari sosok yang sedari tadi dia cari. Senyuman langsung melebar di bibirnya ketika melihat seorang gadis yang familiar baginya, sedang makan di sebuah meja. Naruto pun menuju meja tersebut.

"Hai Sakura-chan…" sapa Naruto ceria.

"Hn," sahut Sakura tanpa menjeda acara sarapannya. Naruto hanya cemberut di jutekin oleh kakak perempuannya tersebut.

"Hai! Boleh aku duduk di sini?" tanya seorang gadis berambut pirang pucat yang dikuncir satu. Sakura dan Naruto hanya menoleh, lalu mengangguk sambil tersenyum. Ino pun duduk di samping Sakura, lalu memakan sarapannya.

"Ah? Hei Naruko-chan! kau sudah bertemu dengan Hyuuga Hinata itu?" tanya Ino pada Naruto. Naruto lalu melempar senyuman kecil pada Ino. "Yah, orangnya pemalu dan pendiam banget! Selain itu, dia juga maniiiiiss!" ucap Naruto terkagum.

"Tapi, kau juga manis kok!" puji Ino menggoda Naruto. Sakura langsung sweat drop mendengar pernyataan Ino. Naruto? Dia langsung membatu begitu saja.

'Yaaaahh… aku ini memang maniiiiiss!' pikir Naruto narsis.

'Aku yakin, kalau Ino-chan tahu tentang identitas Naruto yang sebenarnya, aku yakin dia pasti akan muntah menyadari bahwa dia sudah berkata begitu!' pikir Sakura.

.

Naruto's pov

Pakaian cewek, oke! Wig, oke! Penyamaran, OKE! 'NARUTO VERSI NARUKO SUDAH SIAAAAPP!' batinku memamerkan jempolku entah pada siapa. Baiklah, aku siap!

Sakura-chan, aku akan segera menemukan cowok yang telah membuatmu jatuh cinta itu!

Aku menyusuri klub basket yang ada di KHS. Mencari sosok kakak perempuanku, Sakura-chan.

"Hei! Kalau kau di situ, kau akan terkena bola basket!" suara datar, terdengar menghampiriku.

Aku pun menoleh kearah orang yang menegurku tersebut. Aku sedikit terkejut ketika melihat seorang pemuda berambut pantat ayam yang aneh, dan berwarna hitam. Pandangannya tajam, dan begitu dingin. Huh! Dia terlihat begitu sombong! Ah? Tapi sepertinya aku mengenalnya. "Kau 'kan…" ucapku menggantungkan kalimatku, berusaha mengingat-ingat siapa pemuda ini.

"Sasuke Uciha, teman sekelasmu!" ucap pemuda itu datar.

"Ohya! Aku ingat! Salam kenal yah!" ucapku bersemangat. Si Sasuke itu hanya cuek tanpa mengubrisku. Aku hanya bisa memandangnya sebal.

"Hei! Sasuke! Aku mau bertanya!" ucapku menarik ujung baju Sasuke. Si pantat ayam itu hanya memandangku kesal. "Apa? Tanyanya singkat.

"Errr… apa kau tahu, siapa cowok terpopuler di klub ini?"

Sasuke hanya mendengus kesal. "Mana aku tahu! Coba kau tanya pada kakakmu itu!" jawab Sasuke ketus. Huh! Dia memang tidak ramah!

Aku pun menoleh ke arah yang di tunjuk Sasuke. Terlihat beberapa anak cewek sebayaku yang baru keluar dari suatu ruangan. Ah! Itu pasti anak klub basket cewek yang baru saja selesai latihan.

Mata blue sapphireku membulat bagaikan bumi ketika melihat gadis berambut soft pink, yang tidak lain adalah Sakura-chan dengan asyiknya ngobrol dengan seorang pemuda berumur sekitar 19 tahun. Pemuda itu agak mirip dengan Sasuke. Tapi dia mempunyai rambut panjang yang dikuncir kebelakang.

Wajah Sakura-chan…

Ah wajah itu! Terlihat sedikit merona! Mimik wajahnya juga sangat ceria! Apa pemuda itu…

Orang yang Sakura-chan cintai?

"Hei Sasuke! Kau kenal dia?" tanyaku menunjuk pemuda yang tengah ngobrol bersama Sakura.

"Ah, dia Itachi! Pelatih klub basket putri!" ucap Sasuke datar. Aku hanya bisa ber-oh-ria.

Sial…

Apasih, yang menarik dari pemuda itu? Aku akui! Dia memang tampan! Eh! Ma,maksudkuuuu… di atas standar! Tapi aku 'kan jauh lebih baik darinya! Aku lebih tampan! Selain itu aku cowok yang paling dekat dengan Sakura-chan! kenapa dia malah jatuh cinta dengannya?

Aku akan membuat Sakura-chan melupakannya!

Tunggu!

Kalau aku masuk klub basket putri, akan lebih mudah mengawasinya! Tapiii… wig-ku bisa lepas! Aduuuuhh! Gimana nih?

"Sudahya," pamit Sasuke dengan nada cuek bergegas meninggalkannku. "Ah! Tunggu Sasuke!" panggilku menarik tangannya.

"Apa lagiiii?" tanya Sasuke kesal.

Aku hanya menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal sambil cengar-cengir gak jelas. "Ehe~ aku mau minta tolong!"

"Minta tolong?"

.

.

Saat ini, aku sedang berada di dalam kelas bersama dengan teman-teman baruku, lebih tepatnya dengan teman-teman Sakura-chan. ah! Menyebalkan sekali! Aku baru tahu, bahwa pembicaraan cewek itu sangatlah membosankan!

Bagaimana tidak, sedari tadi mereka hanya membicarakan hal-hal yang tidak penting! Mulai dari nama-nama artis cowok yang menurutku lebay itu, sampai membicarakan anak-anak cowok populer yang ada di sekolah ini.

Ohya, tadi aku sempat mendengar nama Sasuke itu disebut. Wah, ternyata dia popular juga!

Ditengah kebosananku, seorang pemuda yang kutemui tadi, berambut raven hitam, datang menemuiku. Terdengar jeritan-jeritan gak jelas dari anak-anak cewek yang ada di dekatku. "GYAAAA~! SASUKE-KUUUUNNN…!" aku hanya bisa menutup telingaku. Bisa saja aku tuli!

"Hoi! Kau dipanggil senpai tuh!" ucap Sasuke datar.

"Senpai siapa?" tanyaku menaikkan sebelah alisku.

Sasuke terlihat memutar bola matanya. "Ya senior managermu!"

"Manager?" tanya Sakura tak mengerti.

"Ehe~ iya! Aku lupa bilang, AKU BARU SAJA MENJADI MANAGER KLUB BASKET PUTRA!" ucapku bangga. Sakuara-chan langsung saja membatu di tempat.

"A,A…A,APAAAAAA?" histeris Sakura tak tertahankan.

"Sudahya! Hoi Teme! Temani aku ke ruang basket! Cepat!" perintahku tanpa memperdulikan Sakura-chan.

"Ah? Sejak kapan kau berani memanggilku Teme, dan berani memerintahku?" tanyanya kesal.

"Bodo! Pokoknya temani aku saja lah!" ucapku menarik tangan si Teme itu. Terdengar lagi suara teriakan histeris gak jelas dari teman-teman sekelas. Ah, bodo amat!

.

"Yah, harus datang rapat dua kali seminggu, belum juga kalau akan ada pertandingan! Latihan selalu dilakukan empat kali seminggu, yaitu selasa, rabu, kamis, dan jum'at. Dan kau harus datang pada waktu itu. Kalau latihan, catat perkembangan mereka! Mulai dari kecepatan, stamina, dan tehnik mereka! Setiap selesai latihan, bawakan mereka handuk dan sport drink. Ohya, setiap ada pertandingan, kau catat skor, kemampuan, dan tim-tim apa saja yang sudah di lawan tim calon lawan kita! Satu lagi, kiat punya tugas membersihkan lapangan basket setelah latihan. Pekerjaan sebagai manager memang berat, tapi kita akan mengerjakannya sama-sama," jelas seorang gadis berambut cepol dua yang diketahui setahun lebih tua dariku.

Aku hanya bisa manggut-manggut sok mengerti, tapi ketahuilah, sebenarnya aku sama sekali tidak mengerti apa yang tadi dia katakan.

"Kau mengerti Naruko-chan?"

"Yosh! Tenten-san!" ucapku menghormat ala tentara. Tenten-san hanya tersenyum puas. Memangnya ada yang lucu?

"Baiklah, kau harus mengerjakan berkas ini, setengahnya sudah kukerjakan. Okai?" ucap Tenten-chan seraya meninggalkanku.

"Osh!"

Baiklah! Aku akan berusaha!

Aku pun duduk di kursi, dan mulai mengerjakan berkas yang bertumpuk setinggi 30 cm itu. Akh!sebal sekaliiii!

Mataku tertuju pada sebuah gantungan kunci berbentuk seperti ikan yang tergeletak di lantai. Aku pun memungut gantungan kunci yang aneh itu. Aneh? Yah! anehnya, kok ikan ini gak ada buntutnya sih? Aku pun semakin memperhatikan gantungan tersebut.

"Hoi! Itu punyaku!" sebuah suara sontak membuatku menoleh. Ah, Teme? Kok hari ini aku banyak bertemu dia yah?

"Eh?" tanyaku bingung.

"Itu gantungan milikku," ucapnya datar sambil menunjuk gantungan ikan yang saat ini kupegang.

"Eh? Ini? Aku tadi menemukannya di lantai," ucapku seraya menyerahkan ikan tersebut pada Sasuke.

"Oh,"

"Itu apa sih?"

"Ini namanya umpan palsu. Dipakai untuk memancing," terang Sasuke. Terlihat ekspresinya sedikit berubah. Ah, pasti hanya perasaanku saja.

Hening…

"Emmm, kau suka memancing Teme?" tanyaku memecahkan keheningan.

Wajah yang sedari tadi datar, cuek, dan tanpa ekspresi, langsung saja menjadi berbinar-binar dan penuh arti setelah mendengar pertanyaanku. Aku hanya bisa sweat drop memandang 'pemandangan' yang terkesan aneh itu.

"IYAH! MEMANCING ITU SANGAT MENYENANGKAN! AKU LEBIH SUKA MEMANCING DARI PADA MAIN BASKET, TAPI SAYANG, TIDAK ADA KLUBNYA. APALAGI KALAU MEMANCING DI SUNGAI, DANAU, ATAU PUN LAUT! POKOKNYA SANGAT MENYENANGKAN!" ucap Sasuke berbinar-binar. Matanya terlihat berapi-api. Aku masih sweat drop.

"Wah, boleh aku ikut?" tanyaku mulai bersemangat.

Sasuke sadikit terkejut mendengar pertanyaanku. "Kau suka memancing?" tanyanya tak percaya.

"Tentu saja! Aku pernah diajak Tou-san pergi memancing, menyenangkan sih, tapi yang menyebalkannya kalau aku tidak dapat ikan satupun!" ucapku juga ikutan bersemangat.

"Ahahaha, itu mungkin kau salah pilih tempat! Ohya, aku tidak menyangka, ada cewek yang suka memancing. Kukira mereka hanya bisanya belanja, nge-gosip, dan lain-lain!"

"Iyah! Para cewek itu memang menyebalkan!" ucapku setuju.

"Ah? Bukankah kau sendiri cewek?"

Aku langsung terkejut setengah mati. "Eeeehh, maksudku aku ti,tidak suka dengan cewek pada umumnya! Errr, a,aku lebih suka main de,dengan cowok gitu!" ucapku asal.

"Wah, kau memang berbeda dengan cewek lainnya!"

"Ehehehe…" aku hanya bisa tertawa garing sambil menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal itu.

.

Normal pov

Terlihat Naruto dan Hinata saling membelakangi sambil membaca buku masing-masing. Sedari tadi suasana begitu canggung. Tak ada yang berniat untuk membuka percakapan.

'Ah? Mana pensilku?' tanya Naruto dalam hati.

Naruto lalu menunduk ke bawah meja. Senyuman terukir di wajah tan-nya melihat benda yang dicarinya, tergeletak di lantai. Naruto pun memungut pensil tersebut.

Mata sapphirenya sedikit membulat ketika melihat kecoak mati tergeletak di lantai. Naruto pun memungut kecoak itu. Senyuman usil langsung terlihat di bibirnya ketika matanya sekilas memandang gadis berambut indigo yang sedari tadi membelakanginya, Hinata.

Naruto pun meletakkan kecoak itu di bahu Hinata tanpa Hinata sadari. Setelah itu, Naruto langsung duduk di kursinya seolah tidak terjadi apa-apa. Hinata? Dia tetap saja membaca tanpa sadar sesuatu yang di bahu kecilnya.

"Eh, Hyuuga-chan, apa itu yang ada di bahumu?" tanya Naruto sok tidak tahu. Hinata yang ditanya seperti itu sontak menoleh kearah bahunya dan…

"KYYAAAAAAAAA!" histeris Hinata menutup wajahnya ketakutan. Naruto hanya sweat drop melihat reaksi Hinata.

"LEPASAAAKAAN! LEPASKAN KECOAK ITUUUUUUU!" histeris Hinata lagi.

Dengan cepat Naruto langsung mengambil kecoak tersebut dari bahu Hinata dan membuangnya ke luar jendela.

"Ah? Sudah, Hyuuga-chan! kecoaknya su,sudah kubuang!" ucap Naruto panik berusaha menenangkan Hinata.

Mata Naruto membulat sempurna melihat warna lavender dari mata Hinata, terlihat ber-air.

"Hyaaaa! Hyuuga-chaaan! Ka,kamu jangan menangiiiiss!" ucap Naruto panik.

"Hick…" isak Hinata terlihat gemetaran.

"Eeeehh! Ka,kamu tenang yah! Hyuuga-chan! a,aku ada minuman kaleng di kulkas! Tunggu! Aku ambilkan yaaahh!" ucap Naruto kewalahan.

'HYAAAA! AKU SUDAK KELEWATAAAANNN!' batin Naruto yang berlari tergesa-gesa hendak mengambil minuman.

'Masa gara-gara kecoak sekecil itu dia harus nangis seh?" pikir Naruto bingung. 'Yah, cewek memang gampang nangis…'

.

"K,kau sudah baikan?" tanya Naruto yang saat ini tengah duduk sambil memegang minuman kaleng. Terlihat Hinata juga sedang duduk dan memegang minuman kaleng yang sudah pasti dari Naruto. Jarak antara mereka berdua sekitar tiga meter.

"Ehn…" ucap Hinata mengangguk. Naruto mendesah lega.

"Terima kasihya, Namikaze-chan…" lirih Hinata menoleh kearah Naruto.

'Waaaahh… tidak perlu berterima kasiiiih! Ini 'kan salahkuuuu!' pikir Naruto merasa bersalah. "Ehe~ iyah! Kita 'kan teman sekamar, jadi harus saling membantu…" dusta Naruto sambil nyengir yang dipaksakan. Hinata hanya tersenyum kecil, namun sayangnya senyuman itu tidak terlihat oleh Naruto.

Hening…

"Namikaze-chan tidak takut kecoak yah?" tanya Hinata memecah keheningan.

"Iyah! Kecoak itu 'kan kecil, selain itu tidak menggigit! Kok mesti takut?" jawab Naruto meremehkan.

"Wah hebat yaah…" kagum Hinata. Naruto hanya nyengir, "ohya, kok kamu takut sama kecoak sih?" tanya Naruto.

"Aku paling gak suka sama yang namanya serangga. Menyebut namanya saja aku sudah JIJIK!" kesal Hinata meremas kaleng minuman yang dipengangnya hingga tidak berbentuk lagi. Naruto hanya sweat drop melihat itu.

"Ahaha~ kalau aku sih, tidak takut sama yang begituan! Tapi aku takut sama hantu!"

"Hantu?"

"Iyah! Mereka itu menyeramkan banget! Aku pernah diajak Sakura-chan ke bioskop untuk menonton film horror, eh, aku malah hampir pingsan! Makannya aku takut banget!" jelas Naruto keasyikan sendiri.

"Memang kau percaya?"

"Nggak sih, tapi tetap saja takut…"

"Ahahaha~ Namikaze-chan lucu yah!" puji Hinata tersenyum lembut. Naruto tertegun melihat senyuman lembut Hinata. Dia rasakan pipinya sedikit memerah. 'Manis sekalii! Ternyata dia memang lebih cocok kalau tersenyum…' batin Naruto.

"Ohya, kamu tidak usah memanggilku dengan nama margaku, panggil saja aku NARUTO!"

"Naruto?" ucap Hinata menaikkan sebelah alisnya.

"Aaaahhh! Mak,maksudku NARUKO! Yah! NARUKOOOO!" kata Naruto kewalahan.

"Iyah, Naruko-chan… tapi kau juga boleh memanggilku dengan nama kecilku… Hinata…" ucap Hinata tersenyum manis.

'Ah! Dia tersenyum lagi…' batin Naruto senang. "Ehehehe... iyah, Hinata-chan..."

.

.

"Iyah! Lalu dia tersenyuuuumm!" kata Naruto pada Sakura dengan nada sombong.

"Kau sudah bilang itu 100x pagi iniii! Telingaku sampai sakit mendengarnyaa!" keluh Sakura.

Tiba-tiba Naruto merasakan seseorang memegang bahunya. Sontak Naruto dan Sakura menoleh. Mata sapphire Naruto dan mata emerald Sakura menangkap sesosok yang tidak asing lagi.

"Teme?" gumam Naruto.

"Hoi! Apa nanti kau mau ke game center?" tanya Sasuke datar.

Senyuman langsung memngembang di wajah Naruto. "Gyaaa! Aku mau! Aku mau!" ucap Naruto bersemangat.

"Ya sudah," ucap sasuke hendak meninggalkan Naruto.

"Hoi Teme! Ke kantin yuk!" ajak Naruto. Seluruh kelas sontak menoleh kearah Naruto. Cewek yang sudak lancang mengajak Sasuke.

"Okelah, tapi kau harus mentraktirku!" ucap Sasuke. Seluruh kelas langsung kaget dengan jawaban Sasuke. Bagaimana tidak? Sasuke, salah satu cowok terpopuler yang ada di KHS. Saking populernya, maka di dirikanlah klub Sasuke Fans Club. Cowok super populer yang terkenal tidak suka dengan cewek itu, dengan mudahnya menerima ajakan seorang cewek murid baru yang baru saja kemarin dua hari yang lalu dia kenal.

Seluruh kelas diam menyaksikan Sasuke dan Naruto yang meninggalkan kelas itu.

"Hei Sakura-chan, apa Naruko dan Sasuke pacaran?" tanya Ino pada Sakura.

"Ah? Pacaran? Tidak kok!" ucap Sakura santai. Ino hanya ber-oh-ria meskipun dia sebenarnya masih agak bingung.

"Mereka dekat banget! Padahal baru kenal,"

"Mereka pacaran yah?"

"Tapi mereka serasi kok!"

"Tapi Naruko itu manis, cantik, dan baik pula! Cocok sama si Sasuke!"

Keributan mulai terdengar di kelas itu. Sakura hanya diam. Sejujurnya dia muak mendengar kalau Naruto itu cantik ataupun manis.

"Bagaimana dengan keadaan Naruto nanti yah?" pikir Sakura. Tersirat rasa kekhawatiran di hatinya. Dia menyimpan dugaan pada dirinya.

Bagaimana kalau Sasuke…

.

.

.

TO BE CONTINUED

Huwaaaaahhh… akhirnya fic abal ini jadi jugaaa!

Oke, sesuai janji, tentang judul fic ini, 'Bingung,' Natsu sengaja ngasih judul itu, karena Author sendiri bingung mau ngasih juduk apa! *dikeroyok reader*

Ada yang punya saran buat Natsu gak?

Please… kasih Natsu saran buat judul yang tepat doooonnk! *puppy eyes no jutsu*

Lewat review ataupun PM juga boleh...

Aha~ fic ini lebih panjang dari fic-fic Natsu yang sebelumnya yah? Wehehe~

Susah nih! Karena Natsu lagi MID semester di sekolah! Jadi gak punya waktu luang! Natsu ngerjain fic ini aja sampe dua minggu lebih!

Ohya, Natsu mau nanya para reader-san! Dijawab yang jujur yak! O_^

Apa Natsu ini PLAGIAT?

Abis, cerita ini bersumber dari komik yang pernah Natsu baca. Kesalahan kedua, Natsu udah dengan seenaknya merubah cerita versi aslinya…

Mohon komentarnyayah para readers yang Natsu sayangi, cintai, dan Natsu banggakan… *plakk!*

Ohya, Natsu mau ingetin, komik yang Natsu maksud itu, judulnya 'Mint Na Bokura'! ada yang pernah baca yah? kalau ada, komentar yah!

Akhir kata,

Review please… *puppy eyes*

.

-NATSU HIRU CHAN-

~Arigatou~