Minna~!
Ano, Saya masih author baru di FFn, jadi mohon bantuannya.
Jika ada typo dan kesalahan dalam fic ini, mohon dimaafkan! Gomennasai!
Yumi : Akhirnya! Fic pertama di FFn! xD *jingkrak-jingkrak nggak jelas*
Len : Bzz, author baru bisa apa. Paling ceritanya mbosenin.
Rin : Sou! *Angguk-angguk*
Yumi : Heh, kalian berdua itu cuma main aja di fic ini, jadi nggak usah protes!
Len : Harus protes dong! Huuuuu.
Rin : Soraki Author Yumi yang jelek! Huuuuuu
Yumi : Grr-
Rin : Marah? Idih-idih. Ternyata author Yumi bisa marah juga! Imut deh!
Len : Dia? Imut? Darimananya? Cih. Yang imut itu kamu, Rin~
Rin : *Blushing* L-Len! K-kau menyebalkan!
Len : Ehehehe *nyengir*
Yumi : Mereka ngebacot mulu. Mendingan disclaimer aja deh~
Disclaimer : Vocaloid bukan milik Author Yumi dan selamanya bukan milik author Yumi! Vocaloid itu punya INTERNET Co.,Ltd, Yamaha Corporation, Zero-G Ltd., Ecapsule Co., Ltd, AH-Software, dan PowerFX Systems AB. Author Yumi hanya punya fic GaJe, abal, jelek, dan nggak nyambung ini!
Len's Days ©Kukio 'Yumi'-Chan
Chapter 1: I'm Still Alive! But...
NORMAL POV
Len Kagamine. Ketika mendengar nama itu, apa yang kalian pikirkan? Pastilah seorang laki-laki berambut honey blond, dengan mata biru azure, rambut gondrong, dan menyukai berkelahi. Di Vocaloid School, dia merupakan ketua geng yang ditakuti se-antero jagad raya (mungkin), karena bisa membabat habis 100 siswa dari sekolah lain dengan waktu tercepat— 1 jam. Dia mempunyai kekuatan menakjubkan dan sering dijuluki Voca-demon. Kebiasaan berkelahi itu sudah dilakukannya sejak orang tuanya sering bepergian ke luar kota karena urusan 'bisnis'. Orang tua yang tidak memperhatikan dirinya itulah yang membuat Len mencari hal 'baru' yang menurutnya menyenangkan— berkelahi.
.
Hari ini, Len mendapat surat tantangan dari Mikuo Hatsune. Yang merupakan musuh terbesar dari geng Vocaloid School— geng Utauloid School. Mikuo terkenal sebagai pemberantas siswa berandalan. Dan dia dijuluki Utau-demon Tapi, kali ini ia menantang Len karena ia tak senang mendapat julukan Si Terkuat Nomor 2. (Nomor 1: Len Kagamine).
.
Tidak jauh dari gerbang Vocaloid School, Len sedang berjalan menuju sekolahnya. Ia berjalan sambil menundukkan kepalanya dan menendang sebuah kaleng minuman yang sudah habis. Lalu, terlihatlah Kaito Shion— wakil ketua geng Vocaloid School. Ia sedang bersandar di pagar Vocaloid School. Melihat Len yang datang dengan dengan wajah tak bersemangat, Kaito langsung berjalan menghampiri bos-nya itu.
"Yo. Enggak semangat, bos?" sapa Kaito.
Len berhenti berjalan dan berdecak, "Ck, cerewet! Diam kau, Kaito-baka! Atau akan kubunuh kau!"
"Haha, sabar bos! Baru dibilang gitu aja udah marah."
"Yayaya. Terserah."
"Bos, udah siap berangkat belum?"
Len memandangi Kaito dengan memasang death glare, "Berangkat? Apa maksdumu berangkat? Mana yang lainnya? Kau mau cari mati apa! Masa' kita pergi ke sekolah Utauloid School itu hanya berdua! Kau ini sakit atau mabuk, sih!"
"Gomen, bos. Semua anggota kita sedang remidial. Nilai ulangan mereka jelek-jelek. Untung nilai kita bagus, bos...," jawab Kaito sambil nyengir.
"Oh. Jadi, kita hanya berdua kesana?"
"Yep! Benar sekali, bos!"
Kaito dan Len saling bertatapan tajam. Sejenak keadaan disana menjadi hening. Tapi, setelah cukup lama bertatap wajah, mereka tersenyum dan menyeringai bersamaan.
"Dua lawan ratusan? Siapa takut!" kata mereka bersamaan.
Kemudian mereka saling memegang pundak satu sama lain. Kaito memegang pundak Len. Dan sebaliknya, Len memegang pundak Kaito. Mereka jalan bersama-sama menuju Utauloid School— tanpa anggota yang lain, hanya berdua.
.
Len's POV
.
Aku harus melawan semua anggota geng Utauloid School itu hanya berdua dengan Kaito? Huh, siapa takut! Mereka hanyalah kumpulan baka-yarou yang hanya bisa menantang! Cih, kumpulan monyet Utauloid School itu memang harus dibantai habis-habisan karena merusak pemandangan dan membuang-buang waktuku! Grr-, kalian tunggu saja Utau! Aku akan membantai kalian! Bersiap-siaplah karena ajal kalian telah menjemput kalian!
Tiba-tiba saja Kaito menarik lengan bajuku, "Bos, lihat."
"Hah?"
Aku langsung mengangkat kepalaku dan melihat apa yang sebenarnya ditunjukkan Kaito. Padahal ini masih lumayan jauh dari Utauloid School. Sebenarnya apa yang ingin Kaito tunjukkan padaku?
Kulihat, semua siswa Utauloid School sudah menunggu kami. Ada yang berjaga-jaga di gerbang, ada yang naik di atap sekolah, ada yang berkumpul di halaman, dan- pokoknya mereka sudah bersiap-siap dan menunggu kami di sekolah mereka!
"Grr-, mereka...," amarahku meluap. Aku tak sabar ingin menghabisi mereka semua satu per satu.
"Sabar bos. Sepertinya mereka mau main kotor nih," kata Kaito memperhatikan seluruh sudut Utauloid School.
"Main kotor? Apa maksudmu?"
"Perasaanku saja sih," Kaito garuk-garuk kepala dan berusaha tersenyum.
"Mereka akan menerima akibat karena telah berurusan dengan kita! Akan kubuat mereka puas karena telah memanggil kita kesini!"
"Bos memang bisa diandalkan!"
"Ayo, Kaito. Kita tidak bisa terus melihat dan menunggu disini. Kita harus cepat-cepat menyelesaikan pertarungan ini."
"Roger, bos!"
Aku dan Kaito terus berjalan. Amarahku masih meluap-luap dan aku ingin segera menghabisi mereka semua! Kujamin mereka takkan pernah menggangguku lagi serta akan patuh dan takut padaku ini! Akulah Si Terkuat Nomor 1! Voca-demon!
.
"Len Kagamine sudah datang!" teriak seorang siswa Utau dari lantai 2. Ia segera turun dari lantai 2.
Semua siswa Utau yang berkumpul di sekolah Utauloid School itu segera berbalik, lalu menatap aku dan Kaito dengan tatapan ingin mencekik. Aku tau mereka sangat benci padaku. Tapi, aku tak akan bisa dibunuh semudah itu!
Terdengar suara siswa berseru, "Haha. Selamat datang di Istana kami, Len Kagamine. Apa perjalananmu menyenangkan?"
"Hatsune Mikuo... Grr-, apa maumu memanggilku kesini!"
"Tenanglah, Len Kagamine. Kami hanya ingin mengundangmu ke acara 'Pemakaman Berdarah' kami. Kau mau ikut, 'kan?"
Hatsune Mikuo, ketua geng Utau itu berjalan mendekatiku. Semakin dekat, dan semakin dekat. Kemudian setelah dekat denganku, ia menarik dasiku.
"Heh, jadi kamu memang Si Terkuat Nomor 1 itu, ya? Voca-demon, 'kan? Padahal kau ini pendek dan tampangmu tidak menyeramkan sama seka-"
"Tutup mulutmu, baka-yarou!"
Dhuakk! Aku melepaskan sebuah tinjuan yang kulayangkan ke wajah Mikuo menyebalkan itu. Ia terpontal jauh dari tempatku berdiri. Rasanya, semua amarahku yang meluap-luap terkumpul di tanganku.
Beberapa siswa Utau yang lain segera membantu Mikuo itu berdiri. Beberapa yang lainnya bersiap-siap untuk balas menghajarku. Tapi, Mikuo tidak memperbolehkannya.
"Len Kagamine... Hanya milikku,"
"Apa maksudmu, yarou!" kataku marah.
"Heh, Len Kagamine. Kau tak tau? Hanya akulah yang boleh menghajarmu. Jadi, maukah kau melakukan pertarungan duel denganku? Hanya berdua?"
"Berdua? Hah, siapa takut! Kau pikir aku akan menolak tantanganmu itu? Aku bukan pengecut! Jadi aku tak akan lari dari tantangan!"
"Baiklah. Ayo kita selesaikan pertarungan kita."
.
Aku diajak oleh si baka-yarou Mikuo itu ke atap sekolah. Kami akan melakukan duel hanya berdua. Sedangkan, Kaito dan beberapa siswa Utau ikut ke atap untuk menyaksikan aku dan Mikuo bertarung berdua— satu lawan satu.
"Hoy, Kaito. Kenapa kau banyak berkeringat seperti itu?" tanyaku.
"Ah, t-tidak. Hanya saja... Ternyata saudaraku yang akan menonton kita di atap...," kata Kaito gelagapan.
"Hah? Saudara?"
"I, iya. Itu saudaraku, Kikaito, Akaito, Shiraito, dan Taito," Kaito menunjuk satu per satu siswa Utau yang ikut kami untuk menonton pertarungan duelku dengan Mikuo.
"Saudaramu? Lalu kenapa mereka hanya diam dan tidak berpihak pada kita?"
"Mungkin mereka setia kepada Utau..."
"Cih, Keluarga Shion, ya? Haha, ternyata aku sedang berada diantara keluarga Shion ya. Hahaha, ini sungguh menarik!" kataku semakin mengencangkan volume suaraku.
"Diamlah kau, Len Kagamine. Kita hampir bertarung! Kenapa kau bisa-bisanya masih tertawa seperti itu!" Mikuo menatapku tajam.
Aku berdecak, "Ck, kau juga harus diam, baka-yarou! Jangan memberi nasehat kepadaku!"
"Oi oi bos, sabar sabar! Tahan amarahmu!" Kaito menenangkan aku supaya aku tidak bertindak jauh.
"Cih..."
.
"Baiklah. Ayo kita mulai duel kita, Len Kagamine..."
"Hmm, OK.."
"Baiiiik! Ronde pertama! Mulai!" teriak salah satu siswa Utau.
"Heyyaaaah!"
Aku dan Mikuo saling tinju meninju, tendang menendang, cakar menyakar, bertahan, dan berusaha sekuat mungkin untuk menang. Tapi, diantara semua lawan yang pernah kulawan, kuakui, hanya dia yang lumayan susah bagiku untuk kukalahkan. Tapi, baka-yarou Mikuo itu tidak sepadan denganku! Mana mungkin aku kalah darinya!
Aku meninjunya mengenai wajahnya. Ia sedikit terpontal. Lalu ia membalas tinjuanku, tapi aku berkelit. Aku bisa menghindar dari tinjuan yang lemah seperti milik Mikuo itu! Lalu, aku mulai menendang dan menjegalnya. Ia terjatuh. Tapi ia tetap bisa berdiri dan melanjutkan pertarungan. Cih, lumayan kuat juga Mikuo ini!
Bruuak! Aku membanting Mikuo dengan sekuat tenaga. Walaupun tubuhku kecil, tapi kekuatanku super! Aku bisa mengangkat apapun yang beratnya diatas 50kg!
"Yaaaak! Ronde satu selesai! Pemenangnya Len Kagamine! Voca-demon!"
"Cih, ternyata cuma seperti ini kemampuanmu, Utau-demon," kataku sambil menyeringai kearah baka-Mikuo itu.
"Kau... Takkan kumaafkan! Aku akan membunuhmu!"
"Membantingku saja tidak bisa. Bagaimana kau bisa membunuhku? Dasar bodoh."
"Diam! Aku masih belum puas duel denganmu! Ayo kita mulai satu ronde lagi!"
"Hah? Satu ronde lagi? Apa kau yakin?"
"Iya! Dan kali ini aku takkan kalah darimu! AKU AKAN MENGIRIMMU KE NERAKA SELAMANYA, LEN KAGAMINE!"
"Haha. Jangan ngelawak. Kau tak bisa mengirimku ke Neraka karena aku masih punya banyak pekerjaan disana. Jadi, kau harus membantuku untuk menjadi 'pembantu'ku di Neraka."
"Ah! Jangan banyak bicara! Ayo mulai satu ronde lagi!"
"Ayo. Siapa takut."
.
NORMAL POV
.
"Ah! Jangan banyak bicara! Ayo mulai satu ronde lagi!"
"Ayo. Siapa takut."
Tiba-tiba saja Kaito mendekati Len, "Bos, apa kau yakin?"
"Apa maksudmu? Tentu aku yakin."
"Bos, saat tadi kau berhasil memenangkan ronde pertama, aku melihat saudara-saudaraku berwajah kesal. Aku takut mereka akan melakukan apa-apa padamu...," Kaito berwajah cemas.
"Biarkan saja. Jika mareka mau mencelakaiku, aku bisa menghajar mereka satu per satu. Jadi, kau tenang saja, Kaito."
"Tapi-"
"Sudahlah! Jangan seperti anak kecil! Tenang saja dan tunggu aku selesai memenangkan pertarungan ini!"
"Bos!"
"Baaaaiiiik! Ronde kedua... Start!"
Ronde kedua dimulai. Tak beberapa lama kemudian, pertarungan di ronde kedua langsung selesai. Dan sama seperti ronde pertama— Len-lah yang menang dan Mikuo hanya bisa tertunduk marah karena tidak bisa mengalahkan Len.
"Kau... Len Kagamine... Awas kau... Akan kubuat kau menderita!"
"Kau bisa apa, baka-Mikuo? Lihatlah dirimu sendiri! Sudah dua ronde kita bertarung. Tapi tetap saja aku yang menang, 'kan? Sadarlah! Kau takkan bisa mengalahkan aku!"
Mikuo berdecak, "Cih, jangan kau kira kau bisa keluar dari Utau School-ku ini!"
"Hah? Memangnya kenapa? Tentu saja aku bisa keluar dari sekolah busuk ini."
"Oh ya? Semuanya! Jalankan rencana B!" teriak Mikuo.
Len dan Kaito menunjukkan ekspresi wajah bingung. Mereka bingung dengan perkataan Mikuo. Rencana B? Apa maksudnya? Apa ia mau melakukan sesuatu?
"Siap bos!" saudara Kaito yang lain berdiri dari duduknya dan mendekati Len.
"Hoy, apa-apaan kalian?" Len melangkah mundur menjauhi saudara-saudara Kaito yang semakin mendekat.
"Kalian mau apa?" Kaito mendekat dan hendak menghalangi saudaa-saudaranya.
Tapi, Akaito, saudara Kaito yang memiliki rambut berwarna merah, mendorong Kaito. Kaito jatuh. Dan saat ia berdiri, Mikuo menyeretnya mejauhi Len. Mikuo menyeret Kaito turun dari atap Utau School.
"Hei! Kenapa kau membawaku menjauhi bos-ku, yarou-Mikuo!"
"Diam saja! Kita akan ke lapangan dan menonton, 'Pemakaman Berdarah' Len Kagamine," Mikuo menyeringai dan terus menyeret Kaito ke lapangan Utau School.
"Hah!" Kaito terkejut mendengar perkataan Mikuo.
.
Len's POV
.
Cih, sebenarnya apa yang mau dilakukan saudara-saudara Kaito itu padaku? Memangnya aku ini salah apa? Apa aku melakukan sesuatu yang buruk? Atau aku mengatakan hal yang salah? Uh, mereka memang menyebalkan!
"Hei kalian! Kuperintahkan kalian untuk berhenti! Jangan mendekati aku!"
Saudara-saudara Kaito terus mendekat kepadaku dan aku hanya bisa terus melangkah mundur. Wajah mereka menakutkan! Mereka sepertinya hendak membunuhku. Tapi, kenapa mereka mau membunuhku? Apa karena kesetiaan mereka pada baka-yarou Mikuo itu?
"Kalian! Kubilang mundur! JANGAN MENDEKAT!"
Dhuuuaaak!
Eh? Aku merasakan tubuhku terlempar dan melayang. Jauh, kebawah. Pikiranku melayang-layang ke segala arah. Aku tak bisa memikirkan apa-apa. Rasanya, jiwaku telah pergi dari tubuhku.
"Bos!"
Aku mendengar teriakan Kaito dari bawah. Tapi, aku tak bisa menjawabnya. Kulihat, tubuhku semakin jatuh kebawah... Jatuh kebawah... Selamat tinggal semuanya. Selamat tinggal dunia.
.
Kaito's POV
.
"JANGAN MENDEKAT!"
Aku mendengar teriakan bos Len dari atap sekolah. Dari lapangan Utau School dan masih dalam cengkraman Mikuo menyebalkan ini, aku segera menggadahkan wajahku ke atap sekolah.
Dhuuuaaak!
Aku mendengar kembali suara aneh. Kali ini suara sesuatu yang didorong. Saat kulihat kembali ke atap sekolah, bos Len sudah terlempar. Ia terjatuh ke bawah. Rupanya, saudara-saudara bodohku itu telah mendorong bos Len dari atap sekolah Utau School. Mereka sungguh menyebalkan! Ternyata, selama ini mereka dan Mikuo telah bekerja sama untuk mencelakai bos Len! Rupanya, 'Pemakaman Berdarah' yang dimaksudkan oleh Mikuo adalah ini!
"Bos!" aku memanggil bos dalam keadaan ketakutan.
Kulihat bos sedikit menengok ke arahku. Tapi kemudian sepertinya ia sudah tidak sadar. Atau ia sudah pasrah?
"Haha, bagus! Inilah rencana B yang kumaksudkan, Kaito Shion. Bagaimana rasanya melihat bos-mu dibunuh oleh saudara-saudaramu sendiri?" Mikuo menyeringai dan menatapku dengan wajah gembira.
"K-kau... Kau sungguh keterlaluan!"
"Ini semua kulakukan karena dia adalah anak yang sombong. Aku membenci orang seperti itu,"
Brrruuukkkkkk!
Tubuh bos Len telah jatuh. Dan kini, aku melihatnya di depan mata kepalaku sendiri. Banyak darah keluar dari tubuhnya. Banyak luka di sekujur tubuhnya. Kulihat bos Len tidak bergerak. Apa itu artinya...
Bos Len meninggal? Apa bos Len sudah meninggal? Semua terjadi begitu saja dengan cepat...
"Bagus! Sekarang, tinggalkan Len Kagamine disini dan biarkan hewan buas memakannya!" teriak Mikuo.
"Tunggu! Apa maksudmu?"
"Kita akan meninggalkan Len disini. Ayo kita pergi!"
Mikuo menyeretku keluar dari Utau School. Aku semakin menjauh dari bos Len. Aku semakin melihat, tubuh bos Len semakin mengecil (menauh maksudnya). Astaga, apa benar aku harus meninggalkannya disana sendirian? Ya Tuhan, maafkan segala kesalahanku. Maafkan aku, bos.
.
Len's POV
.
"Haaaaaaah,"
Aku menarik nafasku dalam-dalam. Rasanya, aku habis dicekik sehingga tak bisa bernafas dengan lega.
"Uhuk-uhuk," aku memukul-mukul dadaku yang sakit.
Eh, tunggu dulu. Apa yang terjadi tadi? Ah, oh iya. Saudara-saudara Kaito itu tadi mendorongku dari atap sekolah Utau School. Mereka sudah keterlaluan mendorongku seperti itu! Apa aku sudah cukup lama tertidur disini?
Kulihat keadaan sekitar. Aku sedang ada di lapangan Utau School yang dekat dengan atap sekolah Utau School. Kemudian, aku memandangi langit. Langit sudah senja. Rupanya, aku sudah cukup lama berasa disini. Tapi, aku masih bingung. Kenapa Kaito tidak menyelamatkan aku? Eh, hal lain yang juga membingungkan.
Kenapa aku masih hidup? Kenapa aku selamat? Bukannya jika aku terjatuh dari atap sekolah, pasti akan mati? Tapi kenapa aku baik-baik saja? Ah! Semua ini membuatku pusing! Seseoang! Tolong beritahu aku apa yang terjadi! Apa aku sudah menjadi hantu dan gentayangan?
"Aaaaaahhhh! Apa aku sudah menjadi hantu? Seseorang! Tolong jawab aku!" aku berteriak memohon ada orang yang mendengarkan aku.
"Tidak, bodoh. Kau belum mati,"
Eh? Suara perempuan? Darimana asalnya? Aku celingukan ke kanan ke kiri mencari asal suara itu. Dan yang kutemukan adalah: Sebuah boneka gadis kecil yang jatuh tergeletak di sebelahku. Aku memungut boneka itu dan kuperhatikan baik-baik. Seandainya boneka ini hidup, pasti akan menjadi gadis yang cantik.
Syyiiiiinnng!
Tiba-tiba saja cahaya yang sangat terang bersinar dari boneka gadis itu.
"Uh," aku menunduk dan menutup mataku yang kesilauan.
"Kau itu sungguh bodoh, Len Kagamine. Kau itu belum mati."
"Eh?"
Aku kaget. Kemudian aku mengangkat wajahku. Aku memandang siapa yang ada di depanku. Seorang gadis yang wajahnya sama dengan boneka yang kupegang tadi. Ia berdiri di depanku dengan wajah kesal.
"K-kau, s-siapa?" kataku ketakutan.
"Aku ini boneka yang kau pegang tadi! Dan akulah yang menyelamatkanmu!"
.
.
[To Be Continued...]
.
.
Yumi : Yeay! Selesai! Sampe ngantuk-ngantuk nih nulisnya. Zzzz, Yumi nulis fic ini dini hari. Jadi, gomen kalau ada typo. Udah ngantuk banget sih. Zzzz *Sleepy*
Len : Cih, dasar author nggak bener. Padahal anak sekolahan. Malah melek-melek dini hari.
Rin : Salahnya sendiri nggak mau pagi-pagi aja nulisnya.
Yumi : Soalnya aku kepengen banget nerbitin. Kyaaa~
Len : Author Yumi lagi crazy.
Rin : Hoho. Dia crazy karena ngantuk.
Yumi : OK, saya butuh review dari anda-anda para readers sekalian! Jadi, Review, OK? Saya mengantuk, jadi bye~
Brrruuuk! *Author jatuh di lantai. karena ngantuk, jadi tidur dilantai*
Len : Astaga! Ada mayat disini! Rin, ayo kubur mayat ini! *panik*
Rin : Roger! Ayo kubur mayat ini!
Mind To Review?
Review~
