"Hyung... oh hyuung... ini apaan nih?" Tunjuk Lay kearah hyung-nya, Xiumin, kepada sebuah iklan online di layar laptopnya.
Xiumin yang masih terlihat ngantuk, karena sisa-sisa lelah akibat pergumulan(?) semalam, asal menjawab, "Hah, mana? Oh, itu tukang pijet!"
"Ah, seriusan hyung, kok BH-nya kemana-kemana?"
"Hah... Baekhyun? Kok jadi nyasar ke Baekhyun?!"
"BRA HYUNG! BRAA! Ah, hyung pe'ak amat! Loh ini juga tukang pijet ya? Kok bentuknya kayak om-om begini?"
"Ishh, Aiigoo!" desis Xiumin kesal, —si Lay banyak bacot soalnya, "Yaudah Lay, semerdeka kamu aja mau ngapain. Gua masih mau lanjut molor nih!"
Karena sepenggal kata-kata Xiumin barusanlah, Lay dengan semangat '45 menekan tombel 'enter', sambil tersenyum penuh arti,
"MUEHEHEHEHEHEHEE!"
…:0-0-0:…
©taorishazelnut present, Kisah EXO dan Tukang Pijit Urut Panggilan
Genre: parody, humor.
Warning: OOC, typo. Ada unsur jahanam dan tidak manusiawi. Alurnya ngawur, karakternya dibuat se-enak udel author, ceritanya kelewatan najis, menyebabkan mata berkedut dan berkunang-kunang.
A/N:
Minyak urut GPU... YAHUUDD...
Eh, UHUK! Setelah dibaca ulang, author merasa malu karena ada begitu banyak typo yang benar-benar mengganggu, jadi author melakukan re-edit ulang untuk chapter1 ini, ceritanya juga agak di tambahin supaya tidak terlalu krik-garing-krik.
…:0-0-0:…
Suatu hari di sebuah kastil indah Korea.
Jangan lebay.
Suatu hari di sebuah asrama indah di Bogor.
Kenapa jadi ke Bogor?
Suatu hari di sebuah asrama indah.
Ya dimana?
Siang itu, ke-duabelas anggota EXO sedang duduk manja didepan TV.
WOY, KENAPA KATA-KATANYA DIGANTI?!
TV flat sepanjang 14 inchi yang tertempel di dinding menampilkan secara eksklusif sinetron yang banyak di gandrungi remaja-remaja di Ibukota, Ganteng-Ganteng Sering Gila yang pemainnya di bintangi ALLibaba.
Emang di Korea masuk ya sinetron ini?
Jadi ceritanya, ALLibaba ini punya anak, terus dia bunting. Dan akhirnya anaknya malah ketukar sama bapak-bapak yang jualan bubur dari RCTIE, terus anaknya men—
JANGAN KACANGIN GUA, WOI!
—dadak langsung remaja. Si anak yang mendadak remaja ini keluyuran sampe maghrib dan nggak pulang-pulang. Eh, ternyata dia malah nyasar dan akhirnya malah main-main bareng sama pemainnya Pacarku Setengah Badak Jawa. Dan author yang gendeng ini masih terus aja nyocrolin cerita yang alurnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan inti cerita untuk mengisi paragraf yang agak melompong.
Masuk intinya aja lah.
Daritadi, 'kek!
Jadi ceritanya memang benar kalau ke-duabelas bocah yang katanya paling seksi sejagat Korea ini lagi nonton TV. Tapi author nggak tau nonton apa, jelas saja, author ada di Medan, EXO ada di hati author —eh salah, ada di Korea, jadi author nggak peduli, mau nonton X-Factor kek, mau nonton XXX kek, yang penting fanfic author selesai aja lah pokonya.
"Oper pop-cornnya kesini dong." Kata Chen yang duduknya paling ujung, nyempil banget, kasian deh, pantatnya hampir nggak duduk di sofa. Abis maksa banget sih, masak yang ber-duabelas ini mau duduk semua di sofa? Yasutralah. Sementara si Baekhyun yang di himpit sama dua tower tinggi sedang setangah mati ngoperin baskom cuci muka yang isinya penuh banget sama berondong jagung yang udah agak amem sisa dua hari lalu.
"Nggak sampek nih," ucap Baekhyun kesusahan. Si Xiumin yang duduk di sebelah Chen malah pura-pura nggak lihat, masih sibuk nyamilin bakpao isi ekstra daging di kedua tangannya, padahal Chen udah setengah mati nungging-nungging buat ngambil itu baskom.
"Eh pesek, temsek, bantu kek." Akhirnya makian si Chen keluar.
"Makinya pake nasi, hyung, biar kenyang! Unta lu!" Si Jongos eh Jongin —yang tanpa di komando, memang merasa dirinya pesek, dengan berat hati mengoper baskom pink cerah dari tangan Baekhyun ke tangan Chen. Risih juga ngeliatin si Jongdae nungging-nungging sampe belahan bokong seksinya kelihatan jelas.
"Eh Chanyeol, pacarannya sama cabe mulu, elu nggak takut mencret?" ucap Luhan yang mabok karena tiba-tiba keluar dari tema popcorn.
"WOI, situ nyindir saya?!" Baekhyun naik tensi. Chanyeol cengar-cengir doang.
Eh tapi serius, ini sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan cerita yang mau author buat. Dan akhirnya, ditengah narasi yang mati-matian di pikirkan author, tiba-tiba dering telepon terdengar.
"Angkat, noh." Ucap Sehun malas-malasan, padahal posisi teleponnya berada tepat desebelah dengkulnya.
KRIINGG… KRIIING… DIANGKAT BANG… DIANGKAAAT… KRRINGG! #CKLEK —
"Halo, dengan kris pria jablay ganteng yang hobinya tebar-tebar pesona. Siapa disana?"
Tolong Kris. Lebay.
"Hah? Tukang Pijat?" ucap Kris masih tetap menggunakan nada agung yang di kuping author lebih terdengar mirip suara abang-abang yang pake dress di Tana Abang. Sementara yang lain masih sibuk nonton.
"Iyee, piyee iki? Tadi si masnya ada pesen jasa pijet, kerok dan urut tubuh eyke. Situ lupa?" Kata si penelopon yang suaranya antara jantan dan betina tersebut. Menurut perkiraan, si penelepon ini sebenarnya pria berotot yang mukanya mirip preman-preman di cerita FTV, tapi entah kenapa suaranya kok diubah jadi wanita jadi-jadian begitu.
"Jasa pijat, Kerok dan Urut tubuh? Oh sebentar ya, saya tanyak dulu. WOI, SIAPA NIH YANG PESEN TUKANG PIJAT?!"
"Aku-aku," Lay mengangkat tangannya, bulu keteknya melambai-lambai ditiup angin siang. Ih jijik deh. "Udah panggil aja kesini," sambungnya lagi.
Kris mengangguk, lalu melanjutkan lagi perbincangannya dengan sales yang nawarin jasa pijat di seberang telepon, "Iya dateng kesini aja, bang. Alamatnya jalan Kakek Subur, gang Sule, komplek Tukul nomer 1002."
Lalu telepon di tutup sepihak.
"Jangan ngasih nomor asrama kita sembarangan," Suho yang jabatannya jadi ibuk asrama ngasih nasehat, tapi seperti biasa, jangankan ngomong, si Suho yang kepeleset karena nginjek pakaian dalam sehun yang basah dan hampir ayan aja nggak di perduliin sama yang lain.
"BTW, tukang pijat itu apa?" tanya Luhan akhirnya.
"Tadi pas lagi googling tentang berita #savehajilulung, ada iklan tentang Pijat Urut. Katanya sih itu semacam Spa atau refleksi tradisional asal Indonesia, terus bisa buat tattoo garis-garis merah yang artistik banget," Lay menjelaskan dengan bahasa khasnya, agak ngebingungin.
Dibilangin Spa modern emang bangga sih…Tapi garis-garis merah itu bukan tattoo. Plese deh, idiotnya jangan kebangetan bang.
Jangan hina anak orang, woi!
Dan akhirnya mereka duduk manis nungguin Si Bapak Panggilan itu datang.
Si Kris sama Tao kayak biasa, berlovely-dovey ria yang buat mata author orgasme, Luhan-Sehun yang lagi nikmatin bantal pahanya Lay, Chan-Baek yang lagi ngerocekin perut six-packnya baozi, Kaisoo yang lagi yadongngan di pojok dapur, sisanya pada nonton GGS dengan tatapan fangirling.
Karena malas nulis harus ngapain ke-dua belas bocah ini sambil nungguin tukang pijat panggilannya datang, terpaksa author nyekip —ngeskip ceritanya.
"Ngomong-ngomong, siapa yang bayar tukang pijetnya nanti?"
Sudah cukup, nggak sanggup lagi, nih! Kok makin nggak masuk akal gini sih? Jangan ngeremehin pembaca, woi! Kesannya rendah banget sih, EXO ini?!
…:0-0-0:…
Kisah EXO dan Tukang Pijit Urut Panggilan
…:0-0-0:…
Si tamu idaman yang ditunggu akhirnya datang, pertanda dengan suara bel yang terdengar di depan pintu. Siapa lagi yang datang? 'kan nggak mungkin om-om yang nagih iuran listrik bulan.
"Siapa?" Suho ingin memastikan, bisa saja itu pelaku begal, dan seingat author, sejak kapan ada begal yang kejadiannya di asrama? Bukannya menunggu perintah Suho, si Lay dengan kecepatan 140km/lebay membuka pintu. Dan lagi-lagi, bagai peran bawang putih yang terlantar, si Suho di kacangin lagi.
Pintu pun di buka, tenang bukan menampakkan om-om berotot yang pake dress merah jambu sependek paha yang menampakkan kaki hitam kurikan dengan bulu lebat terus make high heels dan wig berwarna norak. Sama sekali bukan.
Bapak-bapak yang berdiri di depan pintu. Ia menggunakan topi hitam, dengan kemeja dan saru… —sarung? Ditangannya ada koper hitam yang mirip sama koper-koper berisi bom di fim-film action. Dan si bapak make sandal Swallow yang harganya mendadak naik karena dipake si Sehun pas balik ke Korea.
"Pesan jasa Pijat?" tanyanya dengan nada sopan.
"Iya bang, masuk sini." Si Lay mempersilahkan, "Hati-hati bang, sarungnya awas jatuh." Lanjut si Lay.
Si bapak dipersilahkan masuk. Berasa kayak rumah sendiri, si bapak malah ambil posisi enak diatas sofa, padahal anak-anak EXO udah pada duduk lesehan dilantai sambil gelar tikar.
Jangan belagu di rumah orang, pak.
"Pak, terus kita harus apa?" mata DO yang udah gede tambah gede, ngeliat si bapak yang dengan nyantainya duduk ngangkang, padahal dia cuma dilapisi satu lapis sarung kucel doang.
"Ini kenapa pada gelar tikar? Kalian mau obral baju setengah harga?" tanya si bapak, "Kita lakuin ini dikamar. Saya nggak mau yang terbuka-terbuka begini."
"Ah… maksud bapak apa? Jangan-jangan mau melakukan 'itu' ya? Ini memang keahlian saya pak, saatnya saya bersinar sekarang." Ucap Kai mulai striping, DO ngences sejadi-jadinya.
Ampun Kai, ampun. Pikirkan rating fic ini.
Tapi, si bapak kok seenak jidat begini sih?
Bapak ini mau mijat atau mau, ehem-ehem?…
Dari hasil voting, Tao dapat giliran pertama, urutannya ditentuin dari menang-kalah main suit. Padahal Lay yang punya ide hina buat manggil tukang pijat keasrama.
Sabar ya, Lay.
Author juga lagi setengah mati mikirin kata-kata apa yang tidak garing, dan tidak menimbulkan kesan, "Fanfic menjijikkan apa yang aku baca ini?" bagi para readers.
…:0-0-0:…
Kisah EXO dan Tukang Pijit Urut Panggilan
…:0-0-0:…
Dalam kamar yang remang-remang oleh cahaya lilin aromaterape… aromateraphi, aromatheraphy? —gimana sih tulisannya? Yah gitulah, si Tao tidur tengkurap membelakangi si bapak. Ia telanjang, hanya bagian pinggul kebawah yang ditutupi saru —sarung lagi? Enggak kok, ditutupi selimut. Sehingga bagian pundak belakangnya begitu ter-eskpos, menampakkan pundak terseksi yang pernah author lihat di sejagat EXO.
"Jangan pikiran ngeres ya nak, bapak cuma mau mijet." Kata si bapak agak was-was. Plis tolong, jangan sampek si Tao ini berakhir sama si bapak OOC yang kepribadiannya di karang author ini, kasian si Kris Wu.
"Iya pak, nggak papa, Tao udah siap." Tao menutup matanya. Ampun Tao, jawabanmu kok ambigu gitu, jadi geli nih kan?
"Terus kalian ini siapa? Bapak lihat, kalian ini tampan-tampan semua." Si bapak memulai urut-mengurutnya. Yee bapak, matanya tau aja mana yang ganteng.
"Kami ini adal —Aaah… E… EXO…" erang Tao ketika sebuah sentuhan dingin menyentuh salah satu sisi pundaknya, bentuknya bukan seperti jari, tapi seperti lempengan setebal dua-koma millimeter. Ah, Tao lagi dikerok ternyata.
"EXO itu apa? Drama sinetron kayak GGS?" tanya si bapak. "Apa ini sakit?" tanyanya kemudian.
"Iya pak, maklum baru pertama kali. Aduh pak… jangan kuat-kuat dong, gosoknya pelan ajaa…" Si Tao OOC akut, yang ngetik berasa mual dan ambeiennya kumat mendadak.
Nafas Tao memburu, membuatnya bicara agak terbata-bata karena 'tak yakin ia dapat mengucapkan kata-kata yang keluar dari mulutnya dengan benar. Ia melenguh setiap kali ada tekanan tidak biasa menjalar diatas pundaknya.
"Ah… per… periih!"
"Heem~~" si bapak menjawab dengan nada mesum, merasa dirinya menang dan dapat menguasai titik-titik ditubuh Tao sepenuhnya.
Jari-jari si bapak semakin aktif bermain. Ditandai dengan setiap inci tubuh yang disentuhnya, kalau Tao melenguh, berarti sisi itulah yang menjadi kelemahan Tao. Si bapak tersenyum-senyum, merasa dirinya sudah pro dalam hal ini.
"Nnh.. Y-ya, Disitu pak… Ughhh!"
Tao melenguh lagi, ia mencengkram bantalnya. Bulir-bulir keringat merembes keluar menembus kulit kecoklatannya. "Kau sungguh hebat pak, kau sungguh hebat…"
Hening.
Masih hening.
Tukang ketoprak lewat.
Hening lagi.
"... Dalam memijat dan mengerok tubu—"
/BRAK! GROMPYANG! MEONG!/ #(efek suara pintu didobrak + panci jatoh + kucing liar kejatuhan jemuran tetangga)
"WOI BAPAK MESUM! LU APAIN PANDA KECINTAAN GUA?! BUKA INI PINTU SEBELUM GUA PANGGIL SATPOL PP!" Kris menggedor-gedor liar pintu tidak bersalah berwarna cream itu.
Ah…
Ternyata mereka dari tadi nguping.
"Itu Tao diapain sih di dalem?" Luhan ikutan protes .
Suho ikutan angkat bicara, "Lebih baik kita lihat Tao diapain, atau mungkin dia sedang dilecehkan secara seksual oleh bapak it—"
"WOI TAO, KENAPA JALAN CERITANYA JADI LU BUAT EROTIS BEGINI SIH?!" si Xiumin mendadak jejeritan, disisi lain Sehun sibuk ngipas-ngipasin Kris yang tadi mendadak jatuh pingsan dan tiba-tiba di mulutnya udah keluar buih-buih putih.
Suho dikacangin lagi.
"Krith tenang, thi Tao itu di pijet doang, bukan diperkotha," Sehun berusaha nenangin Kris yang masih kejang-kejang dengan mulut berbusa.
Fic ini jadi tidak bisa diteruskan. Yang dikhawatirkan author adalah, bisa saja fic nggak jelas ini mendadak berubah jadi rating M, dan membahayakan imajinasi anak-anak remaja polos tidak berdosa.
Nggak tau si bapak yang terlalu lihai mijit, sampai bisa ngebuat Tao ngeluarin suara-suara yang erotis…
Si Tao yang suaranya terlalu seksi nggak nahanin padahal dia cuma dikerokin doang…
Atau author yang otaknya pas-passan dan nggak tau lagi mau nulis apa…
Tapi yasudahlah, harus cepat diakhir, sebelum ficnya dilanjutkan dengan pairing Bapak Tukang Pijat Panggilan x Huang Zitao, dan author akan dihajar beramai-ramai sama readers karena semakin kesini ceritanya semakin ngawur dan nggak jelas.
Sekian dan terimakasih, fanficnya berakhir dengan hina.
Akhir kata, disuatu hari disebuah kastil indah Korea…
Udah Woy, dasar author gemblung!
Mungkin Ada Lanjutnya.
Tujuan fic ini adalah tidak lain untuk menyembuhkan dan membuat kembali kecerian kita*kita siapa?* atas kepergiannya dua anggota EXO ke jalan lain.
Alasan lain adalah, kalau boleh jujur, AUTHOR LELAH SELALU BACA FIC SEDIH-SEDIH TENTANG TAORIS! HEPI DONG SESEKALI! HEPII! AUTHOR BERASA TERISIS HATINYA KALAU SELALU BACA CERITA YANG MENGHARUSKAN SI PANDA NANGIS ATAU MEWEEK! AUTHOR LELAAH!
Walau bukan tentang taoris, lain kali author pasti buat. Ide cerita ini juga author dapet dari hasil semedi nemenin nenek author ke panti pijat deket rumah.
Gitu aja dulu, author masih harus lanjutin cerita author yang lain. RAMAIKAN KEMBALI TAORIS! SARANGHAJAA!
Sampai berjumpa lagi ya... author masih pendatang baru, jadi masih butuh hajaran ah salah, ajaran dari kalian-kalian semua yang udah lebih pro dari author. Lalu, folow/fav dan reviews sangat berarti untuk kehidupan author. #ciummanja
