Disclaimer: Hetalia punya Oom Hidekazu.
A/N: Ini karya saya yang paling pendek, kayaknya. LOL. Besok saya harus ngumpulin cerpen dengan tema 'komunikasi' ke kelompok saya buat mading... Dan saya baru bikin kira-kira 2 jam lalu. =A= Saya sampe terpaksa nunda nulis fic saya. Anyway, enjoy!
Jarak, Jumlah, Waktu
7063 mil, 11366 kilometer dan 22 jam 5 menit.
Hari ini cerah, sayang, walau matahari Amsterdam tidak bersinar seterik di rumahmu. Dapat kubayangkan sekarang kau tersenyum, kakimu berayun pelan untuk mendorong ayunan tempatmu duduk di sore hari. Cahaya keemasan sang mentari akan menimpa kulit kecoklatanmu, menghangatkan yang telah hangat. Kemudian kubayangkan engkau disini, berdiri dalam balutan enam lapis baju hangat dan masih gemetar kedinginan, bersungut sungut sepanjang hari dan mengeluh padaku mengenai suhu dingin tempat ini. Dan aku tertawa. Maaf, cinta, bukan maksudku untuk menertawakanmu.
Dan kini, aku membayangkan dering mobiel-mu saat panggilanku mencapai rumahmu. Kuharap kau sudah mengganti ring-tonemu. 'Cucak Rowo' sudah lama ketinggalan jaman, kasih. Dan kemudian suaramu akan terdengar di ujung sana; terputus-putus dan tidak jelas, namun tetap jelas itu suaramu. "Pagi, Nether. Ada apa?" terdengar dari telefon genggamku. Terdengar jauh dan dekat pada saat bersamaan. 7063 mil, 11366 kilometer dan 22 jam 5 menit. Dan aku tersenyum.
"Tidak. Tidak ada apa-apa. Bagaimana kabarnya hari ini?" dan kau akan memnjawab dengan sebuah dengusan jengkel. "Iya, tadi itu tuh si ..." kau akan bercerita terus, dan aku akan mendengarkan terus. Di saat-saat seperti ini, aku suka suaramu yang cempreng itu.
7063 mil, 11366 kilometer, 22 jam 5 menit, 65 tahun, 781 bulan, dan 17085 hari.
Hari ini, saat aku sedang browsing dan membiarkan satu tab bertampilkan sebuah chat-page terbuka, aku mendengar sebuah suara. Bing! Dan kemudian, sebelum sempat aku menyentuh mouse-ku, terdengar suara yang sama menyusul. Bing! Kemudian Bing! Dan Bing! Bing! Bing! Bing! Bing! Liebchen, kau sudah kecanduan internet.
Dan kemudian, kita bercengkrama. Aku tertawa mendengar ulahmu seharian, dan kau tampaknya merasa senang mengetahui bahwa ada orang yang mau mendengarkan keluh kesahmu.
-Kapan kamu akan datang kesini, In?
Aku menunggu. Detik detik yang terlewat terasa seperti berjam-jam. Jantungku berdebar keras, menunggu, menanti. Kenapa begitu lama, sayang?
-Maaf. Aku tak akan pergi hari ini.
Kau memutuskan koneksi, dan aku menyesal. Menyesal, menyesal, menyesal sekali. Aku duduk disana, menatap layar komputer yang tak berubah. Tapi sedih. Ya, rasa sedih lebih banyak lagi ada disana.
Cinta, aku tahu bahwa kau tidak akan datang besok. Tidak juga lusa, tidak minggu depan ataupun bulan depan.
7063 mil, 11366 kilometer, 22 jam 5 menit, 65 tahun, 781 bulan, 17085 hari, 9325 panggilan telefon, 5678 surel dan 741 chat.
Terkadang aku berpikir bahwa kau tidak pernah ada. Aku bangun di pagi hari, tangan menggapai dalam cahaya mentari yang menerobos masuk dari jendela. Menggapai untukmu. Karena, liebchen, terkadang aku merasa seakan kau akan hilang. Seakan kau bahkan tak benar benar ada disana. Hanya fragmentasi dari imajinasiku yang liar. Aku menutup mata, dan berusaha membayangkan parasmu dibalik kelopak mataku.
Terkadang, aku tak mampu.
Ah, tapi kemudian sesuatu akan terjadi. Terdengar bunyi 'Bing!' , bertambah jumlah surelku yang belum dibaca,...
Dan berdering nada 'Cucak Rowo' dari ruang tengah.
A/N: Gimana? Jelek? Ada typo? Ada kalimat yang aneh? Tombol review ada dibawah. Terima kasih banyak.
