Haruna Proudly Present

Cherry

Sakura Haruno | Akatsuki

Mix Genre

PG-16

Chapter

xxx

Prologue.

Dia adalah musim semi kami dan hal itu tak akan bisa di ubah

xxx

Sakura, nama bocah perempuan yang kini tengah tertidur pulas di gendongan salah satu ninja paling berbahaya, Itachi Uchiha. Gadis cilik itu tidur dengan wajah yang damai, membuat siapa saja tenang melihatnya.

Termasuk, Pain dan Madara. Kedua lelaki yang terkenal menakutkan itu tengah duduk di ruang tengah persembunyian Akatsuki sembari melihat Sakura yang mulai mendengkur halus karena kelelahan bermain dengan serigala putih pemberian Tobi dengan tatapan yang lembut.

Di rasa bahwa gadis dalam gendongannya telah tertidur pulas, Itachi memutuskan untuk meletakkan Sakura di kamarnya. Tentu saja setelah meminta izin oleh Madara dan Pain.

Perlahan, Itachi membuka kenop pintu kamar di depannya tanpa suara, lalu meletakkan tubuh mungil dalam dekapannya itu pada sebuah tempat tidur senada warna rambutnya yang merah muda dan tersenyum tipis.

Menyelimuti bocah itu hingga sebatas dada kemudian, berkata dengan lembut, "Mimpi indah, Sakura-chan."

Setelah meletakkan Sakura, Itachi memutuskan untuk kembali ke ruang rapat bersama Pain dan Madara karena ada beberapa hal yang perlu di bahas.

Gadis cilik berusia sembilan tahun itu bernama Sakura. Lebih tepatnya, Sakura Haruno. Dia adalah bocah perempuan malang, kehilangan kedua orang tuanya karena pensterilan besar-besaran yang di lakukan oleh anggota dewan. Rambut merah muda sepunggung yang lurus serta harum itu adalah salah satu ciri khususnya selain senyum cerah dan kata-kata panjang yang selalu dia katakan –cerewet – tentu saja.

Di temukan oleh tim Akatsuki saat sedang pergi menjalankan misi ke Konoha dengan kondisi mengenaskan, hampir mati dengan beberapa kunai tertancap sempurna di sekujur tubuh mungilnya.

Lalu, demi keselamatan gadis cilik itu, mereka segera membawanya pergi dan menghilangkan semua ingatannya tentang Konoha. Walau tidak permanen, setidaknya Sakura tidak akan merasa sedih di tengah realita bahwa seluruh keluarganya tewas akibat kekejaman anggota dewan.

Sekarang, mereka senang bahwa ada matahari yang selalu menyinari mereka, para ninja buron yang di kenal sebagai monster. Namun, bagi Sakura, Akatsuki adalah keluarganya dan hal itu telah permanen dalam otaknya yang jenius.

Madara selaku ketua awalnya tidak setuju dengan kedatangan bocah itu namun, lambat laun entah kenapa hatinya menghangat ketika melihat senyum cerah Sakura. Tentu saja, Madara ingin merekrut Sakura sebagai anggota Akatsuki kelak(walau sakura sudah dianggap oleh anggota lain sebagai salah satu anggota akatsuki)

Pain memberinya tugas rumah; memasak, mencuci pakaian, bersih-bersih dan menemani para anggota yang tidak sedang bertugas menjalankan misi. Hal itu di sambut hangat oleh si polos Sakura.

Juga, Madara selalu memberinya imbalan atas semua pekerjaannya. Bisa di sebut sebagai gaji namun, Sakura lebih suka memanggil imbalan itu sebagai hadiah atas sikapnya sebagai anak baik.

Bocah cilik yang selalu di sayangi dan di cintai oleh semua anggota Akatsuki tanpa terkecuali.

Sakura walau masih berusia sangat belia telah pintar dalam hal apapun, bahkan, bisa menghafalkan buku ensiklopedia yang tebalnya mencapai empat ratus halaman dengan sekali baca. Serigala yang di beri nama Sachi itu terlihat masuk ke dalam kamar sang majikan yang di dominasi warna pink tanpa hambatan.

Gadis merah muda itu adalah perempuan yang istimewa, maka, Madara menghadiahkannya sebuah kamar yang di penuhi dengan mainan menyenangkan dan warna merah muda khas rambutnya.

Meski begitu, ada larangan bagi Sakura yaitu tidak boleh keluar dari halaman markas karena mereka khawatir bahwa Sakura akan di bunuh. Maklum saja hal itu menjadi larangan tetap karena memang Sakura belum di latih pembelaan diri oleh Akatsuki.

Pagi itu burung berkicau begitu indah membuat gadis cilik yang tadinya tertidur segera membuka matanya perlahan ketika bias sinar masuk kedalam matanya. Berkedip menyesuaikan diri dengan sinar benderan ini kemudian, duduk di atas tempat tidur dan menguap lucu.

Setelah itu, turun dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Memakan waktu sekitar tujuh menit untuk mandi dan tiga menit untuk berganti pakaian. Kini, dia telah rapi dengan dress selutut berwarna hijau pastel dan rambut yang di rumbai, poninya di beri cepitan buah ceri.

Dengan langkah yang bersemangat dia berlari menuju dapur dan segera membuatkan teh hijau untuk anggota Akatsuki yang sekarang ini mungkin tengah berkumpul di ruang tengah, mendiskusikan sesuatu yang membuat Sakura pusing memikirkannya.

"Ohayou!" Sapa Sakura hangat dan semangat lalu, meletakkan beberapa cangkir teh di atas meja dengan tangan kecilnya.

Beranjak untuk duduk di tempat duduk khususnya, dekat Madara dan meminum milkshake strawberry di tangannyaitu dengan kalem sembari mendengar pembicaraan anggota Akatsuki.

Jangan tanya kenapa di markas besar ninja terkuat ada milkshake strawberry. Sebenarnya, siapun yang pulang dari misi selalu di perintahkan oleh Pain untuk membeli sebotol besar susu dan sekeranjang strawberry karena Sakura suka dengan minuman manis itu.

"Sakura-chan," Suara Pain membuat bocah yang tadinya sibuk meminum milkshake mendongkakkan kepalanya dan menatap pria tampan dengan tindik di wajahnya itu dengan tanya.

"Iya?" Jawab Sakura dengan nada riang. Membuat semua orang di sana tersenyum senang.

"Kami semua akan pergi untuk misi penting jadi, Sakura-chan akan sendirian di rumah, tidak apa-apa?" Tanya Itachi sembari menatap bocah cilik itu dengan senyuman tipis.

"Tentu saja! Ada Sachi yang akan menemaniku, tenang saja." Jawab Sakura lagi dengan nada yang begitu ceria dan polos membuat siapa saja gemas ingin menciumnya –eh?

"Baiklah. Kami akan berangkat beberapa menit lagi dan ingat bahwa kau tidak boleh keluar halaman little bitch." Kata Hidan sembari menyeringai.

"Hidan-kun, kau tahu aku masih punya nama. Namaku Sakura bukan little bitch atau siapapun itu." Protes Sakura kesal, bahkan, pipinya kini merah saking jengkelnya. Membuat semua orang menahan untuk tidak mencubitinya.

Semua anggota Akatsuki yang laki-laki memang di panggil dengan suffix –Kun oleh Sakura.

"Sudahlah, Hidan. Kita harus segera berangkat agar sampai tepat waktu. Ne, Sakura-chan?" Sela Konan kemudian, tersenyum manis ke arah Sakura yang masih memasang wajah kawaii-nya.

Sakura balas tersenyum kearah konan, memperlihatkan deretan gigi rapi yang membuatnya semakin imut saja di mata semua orang.

"Baiklah. Kami berangkat dulu, Sakura-chan. Jaga dirimu, oke?" Pesan Sasori, tersenyum kearah Sakura. Begitu juga Sakura yang kini mengacungkan jempolnya pertanda bahwa dirinya mendengarkan.

"Jaa!" Teriak Sakura sembari melambaikan tangannya ke arah tim monster yang kini telah berlari menuju rimbunnya hutan di depan markas.

Sakura bosan, dia sangat bosan. Sachi sepertinya tidak bisa di ajak berkompromi. Serigala putih itu terus tidur seharian ini. Ini masih siang dan Sakura tidak punya kegiatan apapun. Ide terlintas di kepala gadis itu.

Dia berjalan menuju halaman dan mengintip suasana di balik gerbang sedikit. Matanya hanya menangkap hutan belantara di sekeliling. Dia membuka gerbang itu pelan dan keluar. Menghirup udara pepohonan yang segar kemudian, Sakura mendengar besi yang beradu tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Segera, dia melangkah menuju sumber suara. Menyembunyikan tubuh kecilnya itu di balik batang pohon yang besar dan mengintip. Dia penasaran dengan apa yang tengah terjadi di sana.

Sakura menemukan dua orang lelaki yang tengah beradu dengan kunai dan salah satu dari mereka memasang segel terlarang hingga sebuah burung phoenix raksasa, kuda putih bertanduk dengan surai pelangi serta sebuah naga berkepala sepuluh dan berekor seratus dengan bentuk ular kobra itu keluar dari tubuh lelaki yang memakai topeng itu. Sedangkan yang lain telah tergelatak tak bernyawa di hadapannya.

Sakura memandang takjub lelaki bertopeng itu kemudian, tertawa.

"Kau siapa?" Lelaki itu tiba-tiba berada tepat di sampingnya seperkian detik kemudian. Sakura sampai kaget di buatnya.

"Aku Sakura, kakak sendiri?" Tanya Sakura antusias.

"Namaku Sora," Jawabnya santai.

"Nama yang bagus!" Pekik Sakura histeris. Membuat lelaki itu sedikit merona di balik topeng yang tengah ia gunakan.

"Kakak tadi sedang apa?" Tanya Sakura polos, dibalik matanya bahkan telrihat berbinar karena tak pernah melihat hal yang semacam itu.

"Kenapa memangnya?" Tanya lelaki itu balik. Gemas melihat ekspresi wajah Sakura yang terlihat begitu antusias sampai kedua pipinya bersemu merah.

"Karena tadi sangat keren! Hehehe. Apalagi hewan indah yang muncul dari tubuh kakak itu, mengesankan!"

Lelaki itu tersenyum kemudian, tubuhnya merasakan sebuah chakra asing yang mendekat. Segera, dia menyentuh punggung gadis itu dan menyalurkan semua Jinchuriki langka yang dia miliki ke tubuh gadis cilik itu. Penyaluran itu hanya berlangsung lima menit karena memang Jinchuriki itu suka dengan inang mereka yang baru sehingga menyebabkan pemindahan itu berlangsung sangat cepat.

"Aku memberimu hewan mengesankan tadi, mereka sudah jinak. Tapi, kau tidak boleh berkata pada siapapun oke?" Sakura mengangguk dan berjalan kembali menuju markas.

Lelaki itu memandang punggung Sakura yang semakin menjauh, dia sudah memberi gadis itu empat Jinchuriki langka yang tiga kali lipat lebih kuat dari kesembilan Jinchuriki yang ada di unia ini, apakah gadis itu bisa bertahan?

Lelaki bernama Sora itu melompat dari satu dahan ke dahan lain. Senyum terukir di wajahnya, dia telah jatuh cinta pada gadis cilik itu, tak ada salahnya bila suatu saat ketika gadis itu beranjak dewasa akan menjadi manusia terkuat sepanjang masa di alam semesta ini karena tiga mahluk yang bersarang nyaman di tubuh bocah itu.

to be continued