Rhyme A. Black
-
PresenT
-
Magical Love
-
-
NaruHina
The Greates Pair
-
Naruto belongs to Masashi Khisimoto-sensei
-
WARNING : OOC STADIUM AKHIR, ROMANCE YANG GAK ADA ROMANCE-ROMANCENYA, AU, kegilaan dimana-mana, deskripsi yang abal, dan yang pasti.. MISSTYPO…
-
I HOPE YOU ENJOY IT
OKE…1…2…3…TAKE…ACTION!!
-
Kali ini, adalah awal musim dingin, aku merapatkan sweater unguku guna untuk tidak memudahkan dingin yang menusuk ini menembus kulitku. Aku kini menuju sebuah taman hiburan di dekat sekolahku. Kiba, kekasihku tadi menelponku, katanya ada sesuatu yang penting sekali yang ingin ia bicarakan berdua denganku.
Aku mempercepat langkahku, aku tidak ingin membuat Kiba menunggu di saat cuaca sedang dingin-dinginnya seperti ini, nanti dia sakit. Diakan pacarku…., KYAAA! Wajahku jadi memerah memikirkan hal ini. Tak lama kemudian aku sampai di taman hiburan itu. Mataku tak henti-hentinya mencari-cari sosok cowok populer itu. Akhirnya, mata lavenderku menangkap bayangan tubuh Kiba, cowok keren itu memakai jaket abu-abu dengan hooded-nya, celana denim biru dengan tas selempang andalannya. Aku segera berlari-lari kecil menuju ke arahnya. Ketika aku tinggal bebeapa meter darinya, aku melihat seorang cewek sedang bergandengan mesra dengannya. Aku terdiam mematung beberapa saat, memandangi cewek yang sedang berangkulan mesra dengannya itu. Cewek itu berpakaian serba pink, dari baju, tas, pernak-perniknya, sampai dengan rambutnyapun berwarna pink—weitsss, itu asli?—, kecuali celana panjangnya yang berwarna coklat. Bila di lihat dari jauh cewek itu seperti pohon Sakura berjalan. Akupun mengindahkan perasaan tidak enak yang sempat mampir di hatiku itu, aku segera memacu langkah cepat menuju Kiba.
"Kiba-kun…" Sapaku pada Kiba. kemudian Kiba berbalik padaku. dia agak sedikit kaget ketika melihatku, buktinya dia segera melepaskan rangkulan 'pohon Sakura' itu.
"Eh, Ha—hai…, bisa bicara di tempat lain?" katanya membalas sapaanku dan kemudian menyeretku ke sebuah tempat yang agak jauh dari jangkauan cewek itu. Aku jelas kaget dengan kelakuannya ini, ada apa dengan dia? Kenapa dia jadi aneh begini.
"Siapa cewek itu?" tanyaku cepat padanya saat kami berdua sudah agak jauh dari cewek pink itu, kami kini berada di bawah pohon beringin besar yang tumbuh di sudut taman hiburan itu.
"Gue mau ngomong sesuatu." Katanya tidak nyambung dengan apa pertanyaanku tadi. Tidak biasanya dia berbicara dengan gaya 'elo-gue' seperti ini. Sejak aku berpacaran dengan dia, dia selalu memanggilku dengan panggilan kamu, honey, saya, sayang, cintaku, dan masih banyak lagi yang tidak bisa di sebutkan satu-persatu.
"Mau ngomong apa?" Tanyaku padanya, aku sudah mulai merasa tidak enak, seperti ada sesuatu yang tidak baik akan terjadi antara aku dengan Kiba.
"Gue…." Dia menghentikan perkataannya, seolah ingin menambah kekuatannya untuk mengatakan hal yang tidak aku tahu pasti. dia berwajah serius seolah yang ingin di katakanya ini menyangkut keputusan hidup dan mati, waduh kenapa aku jadi lebay begini yah?.
"Gue mau putus…." Katanya langsung, dengan wajahnya yang tadinya serius kini berubah menjadi dingin. Aku mengernyitkan kedua alisku, mencoba memahami Kata-katanya.
"Hinata, gue bilang, gue mau PU-TUS." Katanya lagi dengan penekanan di Kata terakhirnya. Putus…., Kata itu terngiang-ngiang di benakku. Putus. Putus. Putus. Berulang-ulang kali Kata itu terputar bagaikan aliran melody 'indah' yang terpatri jelas di otakku. Putus, sekali lagi suara Kiba yang biasanya terdengar merdu di telingaku, entah mengapa menjadi begitu memekakkan telinga saat ia mengucapkan Kata itu.
"Kenapa?" Tanyaku, dia menghela napas berat, seolah-olah dia sedang berbicara dengan seseorang yang menderita autis.
"Karena gue udah bosan sama lo," Katanya ketus "Lo itu ngebosenin. Lagi pula gue sudah punya yang baru, itukan resiko yang lo ambil kalo pacaran dengan cowok popouler." Lanjunya dengan perkataan yang begitu menyakitkan hati. Seharusnya, tindakan yang ku ambil saat itu adalah menampar wajahnya yang saat itu sedang menyerigai penuh kemenangan. Menghajarnya sampai babak belur seandainya aku bisa. Tapi anehnya, aku tidak melakukan tindakan apa-apa. Aku bahkan tidak merasa kecewa atas perkataannya tadi, aku malah merasa lega dengan Kata putus yang keluar dari bibirnya itu. Hanya ada rasa sakit yang amat sedikit ketika dia mengatakan bahwa aku membosankan. Yah, aku memang tidak bisa mengekspresikan perasaanku secara spontan, karena aku bukan tipe orang yang seperti itu. Aku cenderung lebih pendiam dan agak pemalu. Sehingga aku butuh bantuan temanku untuk bisa berbicara dengan Kiba sewaktu kami belum jadian dulu.
-
-
Aku masih ingat ketika aku masih hanya sebatas fans dari seorang Inuzuka Kiba, salah satu cowok popoler di sekolahku dan juga seorang kapten basket. Hah, bayangkan saat dia melakukan slam dunk, dia keren sekali. Pikirku waktu itu. Sampai suatu ketika, Shino temanku mengajak diriku bersama teman-temanku yang lain ikut goukon bersama teman-teman Shino yang lain. Tidak ku sangka, ternyata Kiba ikut juga, tapi katanya itu karena dia di paksa oleh teman-teman satu tim basketnya. Tak lama kemudian akupun duduk di sebuah sudut kafe yang kami tempati sebagai tempat goukon saat itu, lalu kemudian aku merasakan bahuku di tepuk oleh seseorang. Aku menoleh ke belakang, rupanya Shino yang melakukan hal itu, dia lalu memperkenalkan aku dengan Kiba yang saat itu sedang bersamanya. Oh tuhan, dapatkah kau bayangkan wajahku saat pertama kali dia menjabat tanganku dan menatap mataku? Aku sepertinya sudah hampir pingsan! Kami pun bercakap-cakap bertiga sampai ada seorang perempuan yang mengajak Shino kenalan, dan mereka pun pergi berdua. Kini tinggal aku beruda dengan Kiba, kami sempat canggung beberapa saat sampai dia membuka percakapan dan semuanya mengalir begitu saja. Waktu itu aku berpikir bahwa Shino adalah cupid cintaku, yang telah menembakkan panah asmaraku pada Kiba. Semuanya terjadi begitu saja, setelah seminggu aku berkenalan dengan Kiba, dia menyatakan cintanya padaku di hadapan orang banyak, astaga betapa senangnya aku waktu itu. Sampai…
Sampai saat ini, sewaktu beberapa menit yang lalu Kiba mengatakan hal putus padaku. entah—ugh—entahlah, aku merasa seperti apa yah? Aku tidak kecewa juga. Kini akupun mempertanyakan perasaanku pada Kiba, apakah selama ini aku mencintainya?. Dan lubuk hatiku yang paling dalam menyatakan….TIDAK!. ternyata selama ini, perasaanku pada Kiba hanyalah sebatas kagum…ah, ngefanslah. Aku salah mengartikan bahwa perasaan ngefans padanya itu adalah cinta. Arti cinta dan kagum bedakan?* aku kagum padanya yang begitu keren dan di puja oleh banyak orang. Dan aku hanyalah cewek yang beruntung bisa jadian dengan dia karena temanku yang jadi mak comblangnya. Jadi tak salah juga dia mau mengakhiri hubungan ini.
"Kau ingin kita putus? Baiklah, tak apa," Kataku padanya dengan berani dan tanpa beban apa-apa. Dari ekspresi wajahnya menyiratkan rasa kaget. Oh, rupanya dia telah berpikir bahwa aku akan menohon-mohon cinta padanya yang seorang cowok populer itu. "Lagi pula aku juga sudah punya cowok lain." Lanjutan dari Kata-kataku itu membuat matanya melotot dan dia menjadi amat sangat kaget banget!. Aku tidak peduli bahwa Kata-kataku yang terakhir itu bahwa aku memiliki pacar selain dirinya itu bohong. Aku tak peduli, karena sekarang ada rasa puas pada diriku yang bisa membuatnya menjadi terkaget-kaget seperti itu. Hmm lucu rasanya melihat wajahnya yang melongo seperti itu.
"Jadi… jadi kau selingkuh?" tanyanya menghakimiku.
"Kalau kau bisa kenapa tidak?" dia terdiam dengan Kata-kataku. Hmm rasakan!
"Oh jadi kamu udah punya cowok?" tanyanya lagi entah untuk mengujiku atau sebagai pembangkit rasa percaya dirinya lagi. Dan aku mengangguk. Dalam hatiku terasa di angin.
"Hmm, boleh juga. Kaau gitu ajak yah, cowok lo datang pas hari valentine lusa. Lo ajak pacar lo itu ke sini, biar kita bisa double date." Katanya dengan senyumnya yang menyebalkan. Oh tidak! Bagaimana ini? Sekarang baru aku menyadari bahwa aku telah membuat jebakan untuk diriku sendiri. Dia masih saja tersenyum, seperti menyadari perubahan suasana hatiku saat ini.
"Oh…Oke.." Jawabku agak terbata-bata. Duh, sekarang masalah baru lagi yang muncul. Siapa yang akan menjadi PACAR bohong-bohonganku? Shino? Ugh, mana mungkin. Sai? Bisa-bisa aku disate Ino. Chouji? Pasti makannya banyak. Shikamaru? Aku bisa dilibas sama Temari-nee!!. Ugh, aku pusing sekarang dengan masalah-masalah yang berdatangan tidak ada habisnya ini. Dasar baka! Baka!.
"Ya sudahlah kalau begitu… lusa bawa pacarmu itu ke mari. Lo ngak boleh telat, ngak boleh bohong, apa lagi kalau gak datang… bawa pacar lo itu, gue penasaran pengen liat gimana sih tampangnya, sampai lo selingkuhin gue." Katanya penuh dengan kepercayaan diri yang tinggi alias sombong. Huh, udah jadi mantan aja masih sok ngatur-ngatur. Menyebalkan.
Melihatku terdiam begitu saja, diapun berlalu kembali bersama pacar barunya. Aku menghela napas panjang. Bagaimana ini? Siapa? Aduh semakin kupikirkan semakin membuatku sakit kepala.
-
-
Sehari sebelum valentine…
Besok hari valentine, semua teman-temanku sudah menyiapkan —yang katanya— bahan untuk membuat coklat untuk orang yang mereka sayangi. Huh, sementara aku? Aku malah harus memikirkan cowok mana, cowok mana yang bisa membantuku berbohong di depan Kiba. Semua teman-teman cowokku tak ada yang bisa. Selain aku yang tidak berani meminta mereka langsung, juga sebagian besar dari mereka sudah punya gebetan.
Dan yeah! Ughhhh! Aku bahkan tidak berkosentrasi pada pelajaran matematika yang menyebalkan dari sang guru mesum Kakashi-sensei. Entah apa itu trigonometri, logika, sinus,consinus, aljabar semakin membuatku merasa mual. Beban serasa bertambah saja ketika Kakashi-sensei menunjukku untuk maju ke depan menyelesaikan soal geometri dimensi tiga. Astaga, mengapa disaaat aku sedang bingung plus pusing harus mengerjakan soal di papan tulis?. Semua mata tertuju padaku, menantikan heiress Hyuuga untuk menyelesaikan soal yang katanya terbilang 'cukup mudah' untuk di selesaikan. Mataku menyalang kemana-mana, meminta pertolongan pada teman yang sekiranya bisa membantuku. Tapi oh, sang jenius di kelasku malah tertidur. Duh, bagaimana? Aku sama sekali tidak memperhatikan penjelasan Kakashi-sensei tadi. Dengan perasaan yang bercampur aduk aku berjalan ke depan, mengambil spidol dari Kakashi-sensei dan menulis ulang soal di papan tulis. Perasaan mual kembali menyerangku. Inilah aku bila sudah banyak pikiran dan masalah bertumpuk-tumpuk di orakku seperti tumpukan buku di gudang tua yang harus segera di bersihkan yang kalua tidak bisa banyak mengundang tikus dan hama-hama lainnya untuk turut bergabung di dalamnya. Dan aku menganggap, masalahku dengan akhir-akhir ini dengan ayahku dan Kiba adalah buku-buku tuanya, sedangkan yang aku hadapi ini adalah tikus dan sarang laba-laba.
Oh tuhan, tolonglah hambamu ini, sudah ada sekian menit aku berdiri di sini dan aku belum menulis apapun untuk jawaban atas soal yang telah kutulis ulang ini. Kakashi-sensei memperhatikanku dengan seksama, seperti menyadari ada hal aneh yang terjadi pada diriku. Aku menunduk, kebiasaan lama yang akan aku lakukan bila menyadari seseorang memperhatikanku.
"Hinata-san, anda tidak apa-apa?" Tanya Kakashi-sensei. Oh terima kasih kau telah menanakan keadaanku ini.
"Ti-tidak sensei, saya hanya sedikit tidka enak badan." Jawabku. Dan tebak apa yang terjadi, Kakashi-sensei menyuruhku untuk pergi beristirahat di ruang kesehatan. Oh, itulah yang memang ku inginkan. Saat dia menanyakan apakah aku bisa ke sana—ruang kesehatan— sendiri aku mengangguk. Aku butuh istirahat dan sendiri untuk saat ini.
Terkadang aku seperti ingin terkena amnesia, atau kalau perlu menghilang dari dunia ini. Entah kurasa akhir-akhir ini masalahku bertambah dan itu membuatku merasa oh. Aku terkadang benci kepada diriku sendiri yang terlalu pendiam dan tertutup seperti ini, aku ingin seperti orang lain. Yang bisa tertawa sesuka hati meeka, bercanda dan saling akrab dengan teman-teman dan keluarganya, dan punya orang yang mencintai dan dicintai…
Aku terkadang memikirkan bahwa nanti akan ada pemuda yang tampan a la pangeran datang dengan kuda putihnya dan mengtakan padaku bahwa aku akan baik-baik saja, semua masalah itu akan selsesai, dan dia akan selalu bersamaku..mencintaiku dengan setulus hatinya dan menerima aku apa adanya. Aku ingin, ingin sekali ada seseorang yang dengan tulus mengatakan hal seperti itu padaku. Seseorang yang akan selalu disampingku, menemaniku kala aku merasa terpuruk dengan keadaanku, dan selalu datang untuk melindungiku. Heii, jangan tertawa mendengar impianku ini oke? Setiap gadis ingin deperlakukan dengan seperti itukan?
Tapi yah memang, sepertinya impianku itu terlalu muluk. Terkadang impian itu mengerikan!
-
-
Valentine day, at konoha park. 15.30
Aku mentap awan putih yang berarak di langit cerah sore ini, menikmati belaian angin sepoi-sepoi yang membelai lembut wajahku. Betapa indahnya karunia Tuhan ini. Sangatlah indah, pemandangan di pinggiran Konoha Park ini! Taman bermain yang seluas dua ratus hektar ini sangatlah indah dan menyenangkan. Wahana-wahana bermain yang lengkap serta letaknya yang amat-sangat strategis. Berada di tepi teluk Konoha Beach—dan agak menjorok masuk kelaut— yang di sepanjang perbatasan antara laut dan taman bermain dibangun tanggul setinggi empat meter. Dan juga di beri pagar pembatas setinggi semester lebih (yang biasanya seperti ada di dermaga-dermaga). Suasananya yang selalu ramai dan menyenangkan, mungkin itula yang menjadi daya tariknya. Kau bisa melihat laut biru yang becahaya tertimpa sianr matahari. Lovely!
Sekarang masih pukul 15.30, satu jam lebih cepat dari waktu perjanjianku dengan Kiba beberapa hari yang lalu. Aku masih saja menatap laut samudra yang membentang tanpa batas di depan sana untuk sejenak pikiranku menjadi tenang hanya dengan menatap laut yang besinar kemerah-merahan, seperti terjalin erat dengan langit biru yang tercampur engan sinar keemasan sang surya. Aku ingin seperti itu, aku ingin menjadi laut yang tanpa batas dan ada seseorang yang akan menjadi langit dan matahari untukku, memberi warna di setiap hari-hariku.
Kupejamkan mata ini, kuhirup dalam-dalam aroma laut yang begitu kusukai. Tenang… kutajamkan indra pendengaranku, ku dengar semua suara yang mampu ku jangkau dengan telingaku. Suara tawa ceria anak-anak bercampur dengan derail ombak yang menghantam karang. Sampai aku mendengar derap langkah dan teriakan minta tolong
"OIYYY!... TOLONG… TOLONG… AMBILKAN TOPIKU!!" suara itu semakin lama semakin mendekat. Kubuka mataku dan dengan cepat menoleh ke samping —kira-kira asal suara itu—. Dan mataku melihat seorang pemuda yang entah berpakaian aneh tengah berlari kencang ke arahku! Dan seperti mengejar sesuatu yang… oh, apa ini? Sesuatu berbulu orange dan berbentu segitiga berwarna hitam baru saja melesat tepat di depan wajahku!... dan kulihat pemuda itu terus berlari dan meloncat di…
"HUWAAA!!!"
"AWAS!"
BRUK…BHUM!!..
Aku…SHOCK!!
-
TUBERCOLLUSE *gilazed*
Hehe,
TO BE CONTINUED…
-
AUTHOR'S SIDE.
HUWAA!!! RHYME IS BACK!
Hola-hola minna-san? Wkwkwk…
Yey! This fict for NH again! Yah, karena gak bisa dan ngak mau ngerayain valentine day, maka aku buat fict ini sebagai pelampiasan gak bisa post valentine day's fict..…wkwkwk…
Yapzzz, friend..
Rhyme sadar di fict ini masih banyak kekurangan, so berikan uneg-uneg kalian…wokwh
Narsiezzz dikit gak papa ea !!!!
NaruHina The Greatest Pairing
