Love Sick
Fiction by Wang_Mark582
Cast : Mark Tuan & Jackson Wang [GOT7]
| Genre : Brother Romance, Angst | Rating :PG-15
Summary : Kesalah pahaman di antara keduanya semakin membuat perasaan terlarang itu tumbuh semakin kuat dan tidak terpisahkan.
Warning!
Yaoi! BoyXBoy! BroRomance
Don't Like Don't Read
.
.
.
"Maaf bisa tolong bungkusan yang ini?" Tanya seorang pemuda.
Sang pelayan sedikit terkejut dengan penampilan pemuda dihadapan-nya. Mengenakan pakaian serba hitam dan menggunakan masker wajah. "Maaf, bisa dipercepat?" Tanya pemuda itu lagi. Sedikit tidak sabar dengan sikap pelayan yang hanya diam memperhatikannya.
Seakan tersadar sang pelayan langsung bergegas untuk membukus pesanan pemuda itu. "Ma−maaf tunggu sebentar" Sebenarnya pemuda itu merasa tidak enak setelah menegur pelayan tersebut tetapi dia tidak punya pilihan sebelum 'penyamaran-nya' terbongkar.
Setelah beberapa saat pesanan pemuda itu sudah siap. "Maaf sedikit lama, ini pesanan anda" Baru saja pemuda itu ingin membayar pesanannya ia sudah dikejutkan dengan kedatang beberapa gadis yang terlihat mengenali penyamarannya.
"Mark? Kau Mark Tuan GOT7 kan?" Tanya salah satu gadis tersebut yang tersenyum lebar kearahnya. Buru-buru pemuda itu memberikan lembaran uang ke pelayan dan langsung pergi−tanpa mengambil uang kembalian−takut akan ketahuan oleh para fans-nya.
.
.
.
"Bagaimana bisa, besok aku merayakan hari ulang tahun ku" Seorang pemuda berkebangsaan Hongkong terlihat memandang binggung pada lelaki paruh baya−atasannya−dihadapannya.
"Oleh sebab itu, Kau harus menginap disana malam ini. Itu bisa membuat rating menjadi tinggi karena pesta ulang tahunmu"
"Tapi tidak bisakah besok saja? Aku benar-benar tidak enak jika harus meninggalkan mereka dihari jadiku" Lelaki paruh baya itu mendekati sang pemuda dan merangkul pundak pemuda itu.
"Tenanglah, mereka pasti memakluminya" Ujarnya mencoba menenangkan perasaan sang pemuda. Pemuda itu hanya diam. Pikirnya saat ini bergelut memikirkan kejadiaan yang akan di alaminya nanti.
Menghadapi kekasihnya dan memberitahukan jika ia tidak bisa berkumpul bersamanya seperti tahun-tahun lalu. Tanpa sadar pemuda itu menggigit bibir bawahnya. Ia benar-benar tidak ingin melihat wajah kecewa sang kekasih.
"Bagaimana?"Pertanyaan lain terdengar, membuat lamunan sang pemuda buyar. Jackson paling tidak bisa untuk menolak permintaan lelaki paruh baya itu. Dengan terpaksa ia menganggukan kepalanya. "Ba−baiklah"
.
.
.
"Kau sudah pulang, Mark?" Tanya Jaebum−leader GOT7. Mark mengangguk sebelum melewati Jaebum yang berdiri tepat didepan pintu Apartment mereka.
"Hyung, kau sudah membelinya?" Tanya Bambam yang berada didapur. Mark hanya menunjukan bungkusan ditangannya dan menaruh barang yang ia beli kedalam Kulkas.
"Apa tidak akan ketahuan jika ditaruh disitu?" Pertanyaan lainnya dilontarkan oleh Jinyoung.
"Tidak akan, selagi aku menjauhkannya dari kulkas"
Jinyoung hanya menggeleng melihat tingkah Mark. Ia sedikit heran dengan sikap yang ditunjukan oleh pemuda kelahiran LA itu hari ini. Mark bahkan menolak tawaran untuk menemaninya.
"Aku pulang" Suara lain terdengar dan sukses membuat Mark kalang kabut menutup pintu kulkas. Takut jika barang yang baru saja ia beli ketahuan sebelum waktunya.
"Oh, kau sudah pulang Jackson?" Tanya Jaebum. Ia berusaha untuk menahan Jackson yang ingin berjalan menuju dapur.
"Dimana Mark hy−"
"Kau sudah pulang?" Jackson menoleh ke sumber suara dan berujung menemukan sosok yang ia cari. Mark merasa aneh dengan tatapan Jackson yang terlihat berbeda. "Ada apa?"
"Hyung kita bicara dikamar sekarang"
.
.
.
Suasana kamar milik Jackson dan Mark terasa berbeda dari biasanya. Hawa disekitar kamar itu terasa berat. Mark yang terduduk dipinggir kasur hanya memandang binggung pada Jackson yang berjalan bolak-balik dihadapan-nya.
"Kau ingin bicara apa?" Tanya Mark memecah suasana yang tidak mengenakan didalam kamar milik mereka. Jackson menghentikan langkahnya dan berdiri tepat dihadapan Mark.
Mark menaikan sebelah alisnya saat tidak mendengar sepatah kata pun yang terluncur dibibir pemuda berkebangsaan Hongkong itu. Jackson hanya diam dan terus menatapnya.
Setelah memantapkan niatnya barulah Jackson memberanikan diri memulai percakapan. "Kau harus berjanji terlebih dahulu, baby"
Jackson akan mulai memanggil Mark dengan panggilan 'kesayangan-nya' jika hanya berdua.
"Janji? Sebenarnya ada apa ini?" Mark ditambah binggung dengan sikap Jackson yang terlihat aneh. Jackson berlutut tiba-tiba dihadapan Mark membuat pemuda bersurai merah coklat-madu itu tambah binggung.
"Kau harus berjanji tidak akan marah dengan berita yang akan aku sampaikan" Jackson menggengam kedua tangan Mark. Mark semakin dibuat binggung.
"Baiklah, aku janji. Sekarang bisa kau jelaskan ada apa denganmu, Wang?"
"Malam ini aku harus menginap 'disana' karena menurut bos kita itu pilihan yang tepat untuk menaikan rating" Raut wajah Mark berubah, tidak ada senyum yang awalnya masih terpasang diwajah manisnya.
"Apa dia tidak tau jika besok kau berulang tahun?"
"Karena hal itu lah yang akan membuat acara akan menjadi menarik" Mark melepas genggaman tangan Jackson. Ia berusaha untuk tidak mengeluarkan emosinya lagi pula ia sudah berjanji pada 'kekasihnya'.
Mereka berdua menjalani status 'terlarang' sudah hampir 2 tahun dan bahkan keluarga dan teman satu grupnya−GOT7−tidak mengetahui hal itu. Hanya mereka dan Tuhan lah yang tahu dosa yang telah mereka perbuat.
"Lalu apa lagi yang akan kau tunggu? Bukankah kau harus berkemas?" Mark memaksakan dirinya untuk tersenyum dan Jackson tau jika kekasihnya hanya ingin menyembunyikan perasaannya. Mark terlihat menyibukan diri mempersiapkan kebutuhan Jackson.
Maaf Mark, aku mengecewakanmu
Batin Jackson yang merasa miris melihat keadaan Mark yang tidak bisa meluapkan emosinya karena janji yang mereka buat beberapa saat yang lalu.
Tidak mau memperburuk keadaan Jackson membantu Mark yang menyiapkan keperluannya untuk menginap malam ini.
.
.
.
"Loh, Jackson hyung kau mau kemana?" Tanya Yongjae saat melihat Jackson keluar dari kamar dengan tas ranselnya. Mark berdiri tepat dibelakang Jackson−berniat mengantar sang kekasih sampai di depan pintu apartment.
"Dia harus menginap 'disana' malam ini" Bukan Jackson yang menjawab tetapi Mark lah. Yongjae terkejut melihat senyum Mark yang terkesan dipaksakan.
"O−oh begitu"
Jackson melanjutkan langkahnya, ia benar-benar tidak enak jika harus berada lebih lama didekat Mark untuk saat ini. Ia takut jika melihat keadaan Mark akan membuatnya mengurungkan niat untuk pergi dan memilih tetap bersamanya.
"Mau kemana lagi?"Pertanyaan kali ini dilontarkan oleh Jaebum. Melihat Jackson sudah akan meninggalkan Apartement mereka lagi.
"Hyung kau akan menginap disana lagi?" Jinyoung menimpali dengan pertanyaan lainnya. Jackson hanya menganggukan kepalanya. "Iya, malam ini aku harus menginap disana"
"Lalu bagaimana dengan pest−"
"Bukankah kau harus bergegas pergi?" Ucap Jaebum. Ia memotong ucapan Bambam yang akan membokar rencana mereka. Yougyeum yang berada disamping Bambam langsung memukul kepalnya.
"Kau benar, hyung. Baiklah aku berangkat sekarang"
Jackson mencoba tersenyum seperti biasanya dan ia merasa berat saat melihat wajah Mark yang juga mencoba tersenyum kearahnya. Tidak mau membuang-buang waktu Jackson langsung beranjak pergi.
Sepeninggal Jackson suasana ruang tamu GOT7 terasa sunyi. Mark yang sudah tidak tahan menutupi topengnya pun langsung beranjak kembali ke kamarnya.
"Yah tidak jadi deh" Gumam Bambam tanpa memperhatikan keadaan disekitarnya. Member lain hanya terdiam sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
.
.
.
Bruakkk
Jackson memukul stir mobil dengan perasaan kacaunya saat ini. "Sial, kau benar-benar brengsek Wang"Umpatnya. Hatinya benar-benar ter-iris jika mengingat senyum terpaksa Mark tadi.
Ingin rasa ia kembali ke Apartement dan memeluk tubuh kekasihnya itu. Dan harapannya itu harus terhenti mengingat jika ia akan terlambat datang ke rumah 'keduanya' saat ini.
"Kontrak sialan" Jackson menyalakan mobilnya meninggalkan halaman parkir Apartement dan langsung melaju dengan kecepatan diatas rata-rata mengingat perasaannya saat ini.
.
.
.
Tangis Mark pecah saat ia menutup pintu kamarnya. Badan ringkihnya terjatuh begitu saja didepan pintu kamar. Pundaknya bergetar hebat menahan suara tangisnya.
Ia tidak ingin suaranya sampai terdengar oleh member GOT7. Perasaanya sedikit lega setelah meluapkan semua emosinya−dengan menangis−yang ia tahan.
Mark berjalan kearah kaca yang terpajang di dinding untuk melihat keadaannya. Kedua matanya merah dan membengkak, sangat memperihatinkan.
"Kau tidak boleh egois Tuan" Gumamnya untuk dirinya sendiri. Ia sangat tau jika Jackson pergi bukan karena kemauannya tetapi karena kontrak. Setuju dengan pemikirannya Mark pun memutuskan untuk berbaring dan memilih untuk beristirahat sebelum terbangun pada tengah malam.
Mark tidak ingin ketinggalan moment pada hari spesial milik sang kekasih walaupun kekasihnya itu tidak sedang berada disisinya saat ini.
.
.
.
Jackson benar-benar tidak melepas handphone dari gengamannya. Berulang kali ia melihat layar menunggu panggilan dari orang terkasih. Orang pertama yang menelponnya adalah kedua orang tuanya dan para member GOT7−minus Mark.
"Hei ada apa dengan wajah orang yang sedang berulang tahun hari ini?" Tanya Kang Joon yang memperhatikan wajah Jackson yang terlihat murung.
Jackson hanya tersenyum simpul. "Aku hanya lelah saja" Sahutnya. Ia benar-benar lelah dengan perkara yang dia alami hari ini.
"Bersenang-senang lah ini hari spesialmu" Jackson tidak pernah meminta-minta hal lebih di hari ulang tahun. Kali ini ia hanya meminta Mark menghubungi dan itu tidak terkesan berlebihan kan.
Kang joon yang menjadi teman sekamar Jackson−di Roommate− sangat tau jika Jackson memiliki sebuah masalah. Seakan tau jika hal yang paling dibutuhkan Jackson saat ini Kang Joon pun mengusir teman-temannya yang berkumpul dikamarnya merayakan ulang tahun Jackson.
"Thanks Kang joon"
Kang Joon hanya menepuk-nepuk bahu Jackson memberikan semangat. "Istirahatlah, aku tau harimu melelahkan"
Jackson menganggukan kepalanya dan langsung berbaring. Ia berharap dengan istrihatnya itu membuat bebannya menjadi ringan.
.
.
.
"Akhh Sial" Erang Mark yang merasa frustasi. Cuaca pagi yang cerah tidak seperti perasaannya saat ini. Ia merasa sangat bersalah saat tidak bisa mengucapkan selamat pada sang kekasih.
Efek tangisannya semalam membuatnya susah untuk membuka mata saat tengah malam. "Kenapa tidak di angkat, sih?" Mark semakin merasa bersalah saat ia mencoba menghubungi sang kekasih.
Tuttt Tuttt Tuttutttt−
Mark dengan pasrah melemparkan handphone-nya ke arah kasur. Sudah hampir sepuluh kali ia mencoba menghubungi sang kekasih tetapi hasilnya nihil. Jackson bahkan tidak mengangkat telepon darinya sama sekali.
Rambut Mark yang awalnya sudah berantakan semakin terlihat berantakan saat ia mengusap rambutnya dengan kasar. "Dia benar-benar marah padaku"
"Pagi Mark hyung, bagaima−" Bambam menghentikan ucapnnya saat melihat keadaan Mark yang memperihatinkan. Kedua mata Mark terlihat membengkak.
"Kau baik-baik saja Mark hyung?" Tanya Jaebum. Ia bahkan menghentikan kegiatannya−meminum kopi−hanya untuk memperhatikan keadaan orang yang paling tua di grupnya.
Mark mendudukan dirinya disofa. "Aku baik-baik saja" Sahutnya dengan senyum palsunya.
"Makananmu ada di meja makan, hyung. Maaf kami tidak berani membangunkan mu" Ucap Jinyoung ikut bergabung duduk disofa−samping Mark. Mark hanya mengangguk paham. Kedua mata Mark melirik Jam yang terpasang di dinding ruang tamu.
Pantas saja, ini sudah terlalu telat untuk diucapkan
Batinnya yang meris melihat Jam yang menunjukan sudah jam 9 pagi.
.
.
.
"Haahh" Jackson terus menghela nafas sendari tadi. Suasana hati Jackson semakin suram mengetahui jika kekasihnya bahkan tidak mengirimkan satu pesan pun. Padahal harapan Jackson saat ia terbangun ia akan menemukan pesan dari sang kekasih.
"Hei, semangat lah. Ini hari mu" Kang Joon menghentikan aktifitas mencangkul tanah. Ia dan Jackson beserta para member Roommate lainnya diharuskan bangun pagi−jam 7−dan langsung melakukan panen umbi.
Jackson melepaskan cangkulnya dan memilih untuk berjongkok. Pikirannya saat ini benar-benar hanya tertuju pada sang kekasih. "Maaf akhir-akhir ini aku banyak pikiran" Sahutnya.
Kang joo memilih untuk berjongkok disamping Jackson dan merangkul pundak Jackson. "Ayolah, semua permasalah bisa diselesaikan"
Jackson tersenyum mendengar ucapan Kang joo yang memberinya sedikit semangat. "Thanks, Kang joo. Kau memang teman terbaik ku"
Kang Joon hanya tertawa mendengar ucapan Jackson yang terkesan polos dan lugu. "Kalau kau siap untuk bercerita, aku pun siap mendengarkannya kapanpun"
Jackson hanya mengangguk paham. Ia ingin sekali bercerita pada Kang Joon semua permasalahannnya tetapi ia merasa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.
"Maaf Kang Joon" Kang joo hanya menepuk-nepuk pucuk kepala Jackson−pelan. Baginya Jackson sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.
"Tidak apa, aku tidak memaksamu untuk bercerita. Jadi, semangat lah" Kang Joon berjalan menjauh dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Ia tidak ingin dimarahi oleh gadis-gadis Roommate yang terkenal akan cerewetnya. Jackson pun melanjutkan hal yang sama. Tidak ingin kena semprot para gadis.
.
.
.
"Jadi bagaimana?" Tanya Youngjae. "Bagaimana jika kita mendatanginya dan memberikan sedikit supraise?" Usulnya.
Para member GOT7 terlihat berkumpul di ruang tamu dan membahas kejutan yang akan mereka lakukan untuk Jackson. Mark hanya diam mendengarkan jalannya diskusi.
"Ide yang bagus, aku tidak sabar melihat ekspersi terharu Jackson hyung" Sang magnae GOT7−Yugyeom−menimpali pertanyaan Yongjae. Para member lainnya hanya mengangguk mengiyakan usulan Yongjae.
"Yeah, sudah diputuskan kita akan memberikan dia kejutan dilokasi syuting. Cepat bersiap-siap" Perintah Jaebum. Teman-temannya pun langsung bubar, bersiap untuk pergi. Hanya Mark yang masih tinggal membuat Jaebum menaikan sebelah alisnya.
"Kau tidak bersiap-siap Mark hyung?" Mark terkejut saat mendengar pertanyaan Jaebum. Ia yang awalnya terlarut dalam lamunannya pun terpecah mendengar ucapan Jaebum.
"Aku akan bersiap-siap" Jawabnya. Dengan segera ia berdiri dari posisi duduknya dan langsung berjalan kearah kamarnya. Jaebum hanya menaikan bahunya−tidak mau ambil pusing dengan sikap Mark.
.
.
.
Cklek
"Kalian" Sunny gadis disalah satu anggota Roommate terkejut saat ia menemukan member GOT7 berdiri didepan pintu rumah. Para pemuda itu hanya memasang senyuman mereka. "Kenapa kalian ada disini?"
"Jackson" Sahut Jaebum. Seakan tau akan maksud pemuda didepannya Sunny langsung membuka lebar pintu mempersilahkan para pemuda itu memasuki kediaman para member Roommate.
"Oh, maaf aku hampir lupa jika Jackson berulang tahun hari ini" Sunny melirik kotak besar yang berada ditangan Jinyoung. "Itu apa?"
"Ini cake untuk Jackson" Jawab Jaebum. Sunny hanya mengangguk paham. Para member GOT7 sudah tidak sabar bertemu Jackson, mengejutkan pemuda kebangsaan hongkong itu. Mark yang dari awal memasuki bangunan ini hanya bisa menundukan kepalanya. Ia belum siap bertemu dengan Jackson.
"Loh, kalian disini?" Tanya Gook ju, wanita bertubuh gempal itu terkejut dengan kehadiran member GOT7 yang memang sudah dikenalnya akrab. "Kalian pasti mencari Jackson? Dia ada dikamarnya"
"Dikamar?" Gumam Bambam.
"Kita tadi habis memanen umbi−" Kang Joon yang berada disamping Gook ju menunjuk tumpukan umbi diatas meja. "−setelah melakukan hal itu kesehatannya menurun. Dia mengalami sakit kepala dan sedikit demam" Lanjutnya yang membuat ekpresi member GOT7 berubah. Ekspresi khawatir lah yang ditangkap oleh Kang joon.
"Kalian masuk lah, dia sedang berbaring dikamarnya"
.
.
.
Jackson benar-benar terlihat tidak berdaya. Sakit kepala dan demam yang di alaminya menjadi alasan ia tidak bisa bangkit dari tempat tidurnya. "Kalau kau sakit seharusnya bilang, tidak usah nekat ikut panen bersama kami"
Youngji terus memeras handuk yang ia beri air hangat dan menaruhnya berulang kali di atas kening Jackson. Jackson hanya diam diperlakukan seperti itu.
"Tapi tadi aku tidak pusing sama sekali" Bela Jackson. Ia memang berkata jujur sebelum mereka berangkat untuk memanen umbi kepalanya baik-baik saja. Setelah mereka pulang barulah sakit kepalanya muncul.
Youngji yang ingin beranjak untuk mengangti air harus tertahan saat Jackson memegangi lengannya. "Sudahlah, lebih baik kau istrahat saja. Aku akan−"
"Tetap disini" Suara Jackson terdengar sangat parau. Sedih melihat keadaan Jackson seperti ini, bahkan belum pernah Youngji−selama mengenal Jackson−melihat Jackson nge drop. Biasanya pemuda itu sangat over dalam segala hal.
Cklek
Suara pintu kamar yang terbuka mengintrupsi kegiatan dua pasang makluk berbada gender itu. Youngji langsung melepas gengaman Jackson pada lengannya saat mengetahui jika orang yang membuka pintu kamar adalah teman-teman Jackson.
Mark adalah orang pertamanya yang membuka pintu kamar dan sangat terkejut melihat posisi keduanya yang sangat dekat. Youngji langsung menunduk memohon maaf saat melihat keterkejutan diwajah Mark.
"Masuklah, aku akan mengganti air terlebih dahulu" Youngji meninggalkan mereka didalam kamar Jackson. Mark hanya berdiri disamping pintu tidak berniat mendekati Jackson seperti halnya teman-temannya.
"Jackson hyung, are you ok?" Bambam langsung menghambur kearah Jackson. Jackson yang awalnya akan terlelap kedalam alam bawah sadarnya langsung membuka kelopak matanya.
Mukanya mengisyaratkan kebingungan saat menemukan teman-temannya dikamarnya. "Kalian? Kenapa kalian kemari?"
"Kau lupa jika ini hari ulang tahun mu?" Tanya Jaebum. Jackson menatap kearah Mark yang hanya berdiri dan menatap kearah lantai. Jackson sangat tau jika Mark mencoba menghindari kontak mata diantara mereka.
Fokus Jackson terhadap Mark teralih saat dihadapannya terhadap cake birthday dengan lilin diatasnya. "Buat permohonan dan tiuplah, hyung" Ucap Jinyong yang juga menjadi orang yang memegangi cake tersebut.
Jackson menganggukan kepalanya sebelum meniup lilin dengan susah payah karena sakit yang mendera kepalanya. "Thanks friends" Jakson tersenyum tulus kearah teman-temannya.
Para member GOT7 memasang wajah khawatir. "Kau tidak apa hyung? Apa perlu dibawa kerumah sakit?" Tanya Yougyeom. Sebagai orang yang paling muda digrup ia sangat perhatian pada hyung-hyungnya.
Jackson hanya menggelengkan kepala dengan lemah. "Tidak usah, ini hanya sakit kepala ringan" Sahutnya masih dengan suara yang terdengar parau.
"Kau ini keras kepala sekali. Liat keadaanmu sangat memperihatinkan" Jaebum menunjuk kearah Jackson memperhatikan keadaan Jackson yang terlihat memperihatinkan.
Cklek
Pintu kamar kembali terbuka, kepala Gook ju terlihat menyembul dari balik pintu. "Kami ingin makan siang, kalian ingin bergabung?"
Para member GOT7 terlihat berpikir. "Apa tidak apa?" Tanya Jaebum
"Tidak apa. Lagi pula kami punya banyak makanan untuk kalian" Sahut Gook ju. Ia melirik Jackson yang masih terbaring diranjang. "Biarkan dia istirahat"
Seakan tau maksud Gook ju, Jaebum langsung menyuruh teman-temannya untuk pergi dari kamar itu. Ketika Mark akan meninggalkan kamar Jackson, suara Jackson menghentikan langkahnya.
"Mark kita perlu bicara"
T
B
C
