Chapter 1 : Hinata

Disclaimer : Mashashi Kishimoto

Pairing : Sasuke Uchiha X Hinata Hyuga

Rate : M

Genre : Romance/Fantasi

Warning : EYD, Typo, Bahasa kurang dimengerti, alur bisa cepat atau lambat.

Sumarry : Tahukah kalian tentang 'Bunga Lavender?' wangi, indah, menenangkan.

lantas bagaimana dengan 'Lavender Beracun?'

wanginya membuatmu menggigil ketakutan, indah namun disaat yang bersamaan akan membunuhmu secara perlahan. Tidak ada kata menenangkan yang ada hanyalah hari-harimu yang terasa mencekam. Terlebih jika kau adalah seorang 'UCHIHA'

.

.

.

.

.

.

'Drrtt...Drrrtt' Dering handphone diatas nakas, membangunkan seorang pria yang tengah tidur diatas ranjang king size miliknya. Layar yang terus berkedip berkali-kali menanpakan tulisan nama seseorang disana, tangan yang semula diam kini mulai terulur untuk mengambil benda persegi panjang tersebut.

Onyx hitam yang tampak sayu itu menatap layar handphone dengan senyum sumringah tercetak jelas dibibirnya.

tanpa fikir panjang segera ia angkat panggilan tersebut.

"Ya Hime"

"..."

"Hn"

"..."

"Aku akan segera kesana, Tunggulah"

'klick' Sambungan itupun terputus, diletakkannya kembali handphone tersebut kemudian ia mulai berjalan menuju kamar mandi.

.

.

.

.

.

Gelap dan sunyi adalah dua kata yang pas untuk menggambarkan keadaan manshion megah namun tidak meninggalkan kesan tradisional. Gerbang yang besar, taman yang bersih dan rapi, serta ruang utama yang luas tampak mencekam tatkala sunyi dan gelapnya manshion itu, padahal di luar sana matahari telah muncul dan meninggi.

Di ruang utama terdapat tangga yang menghubungkan dengan lantai dua, karna manshion ini memang terdiri dari dua lantai.

keadaan juga tak jauh beda di lantai dua, terlebih pada salah satu kamar yang cukup gelap hanya sedikit tersoroti matahari dari sela-sela jendela yang tertutup tirai. Cermin besar pada sudut ruangan, menampakkan pantulan seorang gadis yang tengah menatap kosong cermin tersebut. Surai indigonya terus meneteskan titik-titik air, menandakan surai tersebut tengah basah begitupun dengan tubuhnya.

Tatapan yang semula kosong kini perlahan menimbulkan kebencian. Bibir yang semula datar kini mulai tampak seringai menakutkan.

"Hah.. Jadi ini yang terakhir ya?" Gumamnya. tangannya perlahan terulur menyentuh bayangan wajahnya pada cermin tersebut.

"Mungkin tak masalah jika aku akan sedikit main-main"

.

.

.

.

.

Senandung kecil tengah di lontarkan oleh wanita bersurai ungu dengan jepit bunga mawar yang senada dengan surainya, tangannya terus bergerak kesana kemari menyusun piring dan mangkuk beserta isinya, atau lebih tepatnya ia tengah menyiapkan sarapan untuknya dan suaminya yang tercinta. Lucu memang jika mengingat waktu telah menunjukan pukul 10:27 dan masih menyebutnya sarapan, namun rasa cinta yang besar terhadap suaminyalah yang rela membuatnya menunggu sang suami.

Ia terharu akan kegigihan sang suami yang terus bekerja dengan giat, dan membuatnya lembur hampir setiap hari padahal tugas tersebut dapat digantikan oleh bawahannya mengingat dia adalah seorang General Manager, semalam saja sang suami pulang pukul 03:07 dini hari itulah yang membuatnya terlambat bangun. Sebenarnya ia bisa saja membangunkan sang suami namun ia urungkan niatnya karna wajah lelah sang suami, lagi pula hari ini hari minggu jadi tak masalah jika suaminya kesiangan.

"Sudah siap" Ucapnya seraya tersenyum pada hasil karyanya hari ini, namun itu tak berselang lama karna netranya menangkap sosok sang suami yang tengah mendekat kearahnya.

"Pagi Hime" Ucapnya seraya mengecup pipi sang istri

"Umm... Ini sudah hampir siang Itachi-kun". Itachi itulah nama suami yang sangat ia cintai

"Ck hei nona Konan yang cantik, aku ini sedang ingin berkata romantis harusnya kau menjawab bukannya protes" Ucapnya seraya mencubit kedua pipi Konan.

"Auh... Iya Ananta"

"Ngomong-ngomong Itachi-kun, kau rapi begini mau kemana? Tanyanya

"Aku hanya ingin pergi sebentar, ada yang ingin kucari"

"Memangnya apa?"

"Itu rahasia" Ledek Itachi seraya menaik turunkan alisnya

"Menyebalkan!" Ucapnya seraya menggembungkan pipinya, melihat itu Itachi yang gemas segera menangkup kedua pipi itu lalu menariknya

"Uh.. Hentikan" Itachipun melepaskan tangannya dari pipi Konan

"Sebelum pergi kau harus sarapan dulu, aku sudah masak sup miso kesukaanmu" Lanjutnya

"Tapi aku harus cepat Hime" Ucap Itachi seraya memohon.

Konan tak menjawab, ia memilih untuk duduk dikursi makan sambil sesekali menampakkan wajah cemberutnya. Itachi yang melihat sikap sang istri hanya menghela nafas dan mengalah.

"Baiklah aku akan makan" Jawabnya dan iapun menarik kursi dan mendudukan dirinya disamping Konan. kemudian ia mulai menyuapkan sup miso kedalam mulutnya setelah ia mengucapkan selamat makan.

"Makanlah pelan-pelan Itach-kuni" Ucap Konan ketika ia melihat Itachi makan dengan rakusnya.

"Akhu khan sedhang buyu-buyu" Jawabnya dengan mulut yang tersumpal penuh oleh makananan.

"ya... Terserah kau sajalah"

"Aku sudah selesai, aku akan pergi sebentar kau tunggulah dirumah Hime" Ucap Itachi seraya mengecup puncak kepala Konan dan mulai meninggalkan Konan.

"Hati-hati Anata" Gumamnya ketika ia melihat sosok Itachi yang sudah menghilang dibalik pintu.

.

.

.

.

.

Mobil ferari hitam melesat kencang membelah jalanan kota, mata onyxnya terfokus pada jalanan yang lumayan ramai. mobilnya terus melaju hingga kini telah sampai pada perumahan elit mewah nan modern namun ada satu rumah yang masih terkesan tradisional yang menjadi tujuannya saat ini. Mobil itu terparkir rapi dihalaman rumah itu, perlahan ia turun dan mulai memasuki rumah tersebut tanpa repot-repot mengetuknya.

Kakinya terus melangkah dan lantai dua adalah tujuan utamanya, hingga sampailah ia pada pintu bernuansa lavender. Perlahan ia ketuk pintu itu perlahan

"Hime" Ucapnya sambil terus mengetuk pintu.

'Cklek' Pintu itupun terbuka menapillkan sosok gadis tengah tersenyum, surai indigonya ia biarkan menjuntai hingga kepinggang.

"Apa aku terlalu lama?" Ucap Itachi.

"Tidak" Jawab sang gadis seraya menggelengkan kepalanya

"Jadi apa jawabanmu Hinata?" Hinata adalah nama dari sosok gadis yang sedang berada dihadapan Itachi saat ini. Gadis cantik yang memiliki surai indigo, bermata amesyt yang indah serta kulit mulusnya bak pocelen dan jangan lupakan tubuh indahnya.

"Um" Gumam hinata dengan anggukan kepalanya sebagai jawaban. Mendengar jawaban Hinata membuat mata Itachi berbinar. Tampa menunggu lama Itachpun segera memeluk tubuh mungil Hinata.

"Arigatou Hime" Ucap Itachi seraya mempererat pelukannya.

"Tapi..." Hinata menggantungkan kalimatnya.

"Tapi apa Hime?"

"Tapi... Aku tidak ingin jadi orang kedua, aku ingin jadi yang pertama dalam fikiranmu. Dan tahukah kau jika kau adalah orang pertama yang aku sukai, aku tidak pernah merasakan apa itu cinta dan aku tak pernah bersentuhan sebelumnya. jadi aku hanya ingin kaulah yang pertama mendapatknnya" Jelas Hinata

"Tapi Hime, aku tidak bisa meninggalkan Konan" Ucap Itachi seraya melepas pelukannya pada Hinata.

"Sudah kuduga aku memang bukan prioritasmu"

"Hei kau bicara apa Hime, Aku benar-benar mencintaimu"

"Kalau begitu singkirkan Konan, atau jangan pernah menemuiku selamanya"

"Haahh" Helaan nafas terlontar dari mulut Itachi. Matanya terpejam erat, tangannya mencengkram suri gelapnya.

"Baiklah aku akan meninggalkan Konan"

.

.

.

Kediaman Uchiha

Senyum itu terpancar jelas diwajah Konan, saat ini ditangannya tengah menggenggam benda kecil memanjang dengan dua garis merah tercetak jelas disana.

"Hiks Itachi pasti akan senang" Gumam Konan sambil mengelus perutnya yang masih rata.

'Tok... Tok... Tok' Suara ketukan pintu mengalihkan tangisan Konan, Ia tahu pasti siapa yang mengetuk pintu tersebut. Tanpa menunggu lama segera saja ia membukakan pintu tersebut, dan benar saja Itachilah yang kini tengah berdiri didepan pintu. Senyum terpancar dari wajah Konan lalu iapun menghambur kepelukan Itachi.

"Aku"/"Aku" Ucap mereka bersamaan.

"Kau duluan saja Hime" Ucap Itachi seraya melepas pelukan Konan.

"Tidak kau duluan saja" Tolak Konan.

"Baiklah, A-Aku..." Ucap Itachi ragu,

"A-Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang" Lanjutnya

"Siapa?"

"Hinata masuklah"

'Tak... Tak... Tak' Suara decitan sepatu bersol mulai terdengar semakin dekat, hingga tampaklah sepasang kaki jenjang putih, black dress selutut yang mengembang cantik dengan bagian atas yang bermodel sabrina. Surai yang tergerai indah dengan hiasan bunga lavender segar disematkan dikepalanya menambah kesan anggun.

Matanya memandang Konan yang tampak bingung akan kehadirannya, iapun menyunggingkan senyum penuh arti pada Konan.

"Nee Itachi-kun siapa dia?" Tanya Konan pada Itachi.

"Dia... Dia adalah tujuan hidupku yang baru" Aku Itachi

"Tujuan hidup? apa maksudmu Itachi, aku tidak mengerti" Konan menatap onyx itu lekat-lekat, berharap apa yang ada dalam fikirannya tidaklah benar. Itachi manarik nafas dalam dan membuangnya secara perlahan, iapun membalas tatapan Konan memberi keyakinan pada Konan akan apa yang ia ucapkan.

"Aku ingin kita mengakhiri semua ini" Jawab Itachi

'JLEDARR' Jawaban Itachi, membuat petir tak kasat mata yang menyambar ulu hati Konan.

"A-Apa? Kenapa?" Suara Konan bergetar, air matanya sudah berkaca-kaca. ia mencoba sebisa mungkin agar air mata itu tak tumpah dipipinya.

"Karena aku mencintainya, aku ingin hidup dengannya dan bahagia bersamanya. Aku ingin kita mengakhiri semua ini, kemasilah barang-barangmu dan enyahlah dari sini"

"TIDAK!" Ucap Konan

"Kau bohong Itachi! itu terlihat jelas dimatamu" Sambung Konan.

"Tidak kah kau dengar ucapannya?" Kali ini Hinata angkat bicara, ia mendekat kearah Itachi.

"Dia ingin bersamaku" tanggannya terulur menyentuh dada bidang Itachi yang terlapisi oleh kaos, lalu tangan itu berpindah menyentuh rahang kokoh Itachi seraya mengecup pelan.

Mata Konan membola melihat adegan didepannya saat ini. Tidak kah itu menyakitkan? suami yang kau kira mencintaimu setulus hati ternyata menghianatimu sejauh ini?

'TES' Air mata itu tak dapat ia bendung lebih lama lagi

"Aku tidak bisa meninggalkanmu Itachi" Gumamnya namun masih bisa didengar oleh Itachi dan Hinata.

"Aku tidak menerima penolakan" jawab Itachi

"Tapi aku sed-,"

"AKU TIDAK PEDULI! ENYAH KAU DARI SINI" Potong Itachi dan iapun menarik lengan Konan, menyeretnya keluar dari kediaman Uchiha.

"PERGI! DAN JANGAN KAU MUNCUL KESINI LAGI"

'BRAAK' Pintu itu ditutup secara kasar oleh Itachi. Tangan mencengkram erat surai hitamnya menyesali akan perbuatan nya terhadap Konan. Sebenarnya Itachi mencintai Konan namun ditengah-tengah mereka cinta yang lain hadir dan telah membutakan Itachi. Tangannya masih mencengkram erat rambutnya, namun perlahan ia lepaskan tatkala tangan lain memeluknya dari belakang.

"Aku menyukaimu" Ucap Hinata

"Aku juga" Balas Itachi

"Berciuman?" Tawar Hinata

"Bolehkah?"

"Tentu" Anggukan mantap Hinata berikan.

"Kau yakin?" Tanya Itachi sekali lagi, pasalnya selama ini ia tak pernah di izinkan untuk menciumnya apa lagi menidurinya.

"Um" Sekali lagi Hinata menganggukan kepalanya. Itachipun membalikan tubuhnya menghadap Hinata, tangannya menyentuh tengkug leher gadis itu. perlahan ia dekatkan wajahnya hingga kedua hidung itu bersentuhan, saling menghiup nafas hangat yang terlontar dari keduanya. mata keduanya mulai menutup tatkala bibir mereka bersentuhan, lumatan-lumatan kecil diberikan oleh Itachi dan tentu saja disambut senang hati oleh Hinata. Seringai licik tercetak jelas dibibir Hinata, merasa tak puas Hinata mendominasi ciuman mereka dan mengikut sertakan lidahnya untuk menyapu bibir Itachi.

'DEG'

'SESAK' Kata yang tepat untuk keadaan Itachi saat ini. Perlahan didorongnya Hinata hingga ciuman itu terlepas. Dadanya semakin sakit membuatnya sulit bernafas, kepalanya pusing, matanya berkunang-kunang ia pun jatuh kelantai, ditatapnya Hinata onyxnya sedikit membulat tatkala Hinata menyeringai kepadanya tanpa ada niatan untuk membatu dirinya.

Tawa keras yang berasal dari Hinata memenuhi ruangan tersebut, matanya terus memandang Itachi dengan benci dan jijik. pandangn itupun tak luput dari Itachi hingga perlahan kegelapan membuat semuanya tak terlihat.

"Semua Uchiha itu Biadab dan pantas mati" ucap Hinata seraya menatap jasad Itachi, dan tanpa ia ketahui seseorang tengah melihat peristiwa yang barusan terjadi.

.

.

.

.

.

To Be Continue

Ahoy... Ahoy...!

Aika disini, salam kenal.

ini adalah fanfic lama Cuma kurombak ulang lagi, dan ini juga pertama kalinya post di ff net. Karna sebelumnya Cuma digrub fb aja. Berhubung saya masih newbie saya akan sangat berterimakasih jika kalian menyempatkan diri untuk memberi kritik dan saran untukku. dan jangan lupa follow juga ya.

dan jika kalian ingin berteman difb juga boleh kok, 'Aika McDhol Anastasya' itu nama akun fbku, silahkan diadd.

akhir kata see you next chap

R

E

V

I

E

W