Title: Rendezvous

Pair: AkashiKuroko, others.

Note: Ini Hybrid Cat!AU, jadi chara-chara KnB bisa berubah jadi kucing hybrid. Hahaha...

Warn: Typos, OC, OOC, penambahan fakta demi cerita, dan kemungkinan M-preg (mungkin...).

Disclaimer: Fujimaki Tadatoshi, other brands or places, i gain no profit from this fiction.

Happy reading.

.

.

Lewat ujung mata, Seijuuro melirik Audemars yang melingkari pergelangan tangan kiri. Hampir satu jam berlalu, dan otaknya tidak henti merapal kata bosan bagaikan mantra. Ingin lidah setajam pisau itu mendecak kasar—namun urung ia lakukan—jika saja tidak ada marga besar Akashi yang membebani nama depan.

"Jadi..., apa yang biasanya Akashi-san lakukan di saat... senggang?"

Baru ia hendak meraih flute berkaki panjang dari atas meja, pemuda dengan helai rambut sewarna madu di hadapannya kembali tersenyum setelah melontarkan pertanyaan kasual untuk kesekian kali. Dan itu hampir membuat Seijuuro memutar bola mata karena frustasi. Harum menyengat bergamot yang tercium dari tubuh pemuda itu tetap tidak mampu menutupi aroma asli miliknya dari hidung Seijuuro.

Domestic Short Hair.

Masaomi memang mengerti benar apa dan bagaimana selera Seijuuro.

Mungil, submisif, dan lincah saat di ranjang.

(Si Tua itu tentu membayar tinggi kepada informan kepercayaannya, sampai-sampai ia hapal benar kehidupan sex Seijuuro. Karena, well... tiga kali sudah Seijuuro menjalin hubungan dan ia menyadari bahwa semua partner-nya memiliki tipe serupa.)

Tapi tetap saja, Seijuuro tidak tertarik. Ia masih betah melajang, dan tidak ingin terikat komitmen dengan siapapun dalam jangka waktu dekat. Puluhan kali Sang Ayah mengadakan kencan buta atau omiai untuknya, puluhan kali pula ia akan menjatuhkan tawaran beliau.

Demi Tuhan! Usia Seijuuro bahkan belum menginjak kepala tiga, dan Masaomi bagai kebakaran jenggot ingin segera menimang cucu. Hampir di setiap akhir pekan, Masaomi membuat (memaksa) Seijuuro menghadapi anak-anak para kolega bisnisnya lewat kencan artifisial di kafe ber-interior Eropa atau restoran michelin berbintang tiga. Masaomi akan mengabstainkan jadwal Seijuuro dari kesibukan kantor, dan membuatnya bicara omong kosong dengan orang-orang yang baru ia kenal hari itu juga.

Awalnya Masaomi memberi Seijuuro kebebasan untuk menentukan sendiri siapa pasangan hidupnya. Asalkan mereka terikat, Masaomi pasti menerima. Namun sepertinya, sifat keras kepala Masaomi benar-benar mendarah daging dengan sempurna. Berulang kali informan kepercayaan Masaomi datang memberi kabar bahwa Seijuuro terus saja mengakhiri hubungan yang telah ia bangun, secara sepihak. Hingga finalnya, Masaomi merasa ia harus turun tangan langsung untuk mengurusi kehidupan pribadi Seijuuro. Walau dengan konsekuensi yang setimpal: Seijuuro pasti bakal mengutuknya sampai ke perut neraka.

"Tidak ada yang istimewa." jawab Seijuuro datar. (Karena waktu senggangnya sebagian besar memang dihabiskan dengan menghadiri semua jadwal omiai yang dibuat oleh Masaomi.) Lidah Seijuuro mengecap pahit-manis pinot noir dalam flute kristal di pegangan tangan. Potongan smoked salmon dengan tomat, pucuk capers dan siraman herba vinegar masih tersisa setengah di atas piring miliknya.

Perut Seijuuro sedang tidak mau diajak berkompromi setelah debat panjang dengan Masaomi di Mansion Akashi tadi siang. Berdebat dengan Sang Ayah memang salah satu cara jitu untuk membuat Seijuuro kehilangan selera bersantap dalam sekejap. Kalau tahu akan jadi begini, sejak Jumat kemarin ia pasti memilih untuk kembali ke apartemen pribadinya saja.

Ya, tadinya ia akan mencoba menjadi anak baik setelah hampir tiga minggu tidak berada satu atap dengan Masaomi. Biasanya di setiap akhir pekan, Seijuuro akan tinggal di mansion besar Keluarga Akashi dan menemani Masaomi yang kini tinggal seorang diri. Intensitas pertemuan (selain di kantor) ayah dan anak itu memang berkurang—setelah Seijuuro memilih keluar dari Mansion, dan menempati petak apartemennya sendiri di Azabu mulai tahun lalu. Dan Seijuuro berniat akan membayar keabsenannya itu dengan menghabiskan akhir pekan di Mansion Akashi. Namun, topik makan siang di Sabtu berhujan yang tengah mereka bahas benar-benar membuat putus urat kesabaran Seijuuro.

Pernikahan dan keturunan.

Itu adalah contoh dari sekian banyak hal yang ada dalam daftar hitam milik seorang Akashi Seijuuro.

Dan puncaknya, Masaomi malah menggagalkan niat mulia Seijuuro, dengan mendepaknya keluar Mansion agar bersiap memenuhi janji kencan buta yang telah ia buat secara sepihak.

Sungguh hebat.

"Akashi-san pasti orang yang sangat sibuk ya..." Eiji, nama pemuda di hadapan Seijuuro itu berujar pelan. Dari Masaomi ia tahu bahwa Kawamura Eiji adalah putra bungsu dari Kawamura Ryuichi, Sang Mogul pemilik Ranch Wild Mustang di Utara Sapporo. Kuda-kuda mereka terkenal akan kualitas juara dan selalu hadir dalam pacuan bergengsi semacam Osaka Champion atau Tokyo Racecourse. "Seperti ayah, juga nii-san." dahi Eiji mengerut dalam. Garpu di pegangan tangan berhenti menusuk sepotong jamur portabelo berbalut saus bechamel terakhir dari atas piring keramik. "Ah, maaf! Bukan begitu maksudku..." rona merah muda merambati kedua pipi Eiji. Ia mengira telah menyinggung Seijuuro dengan menyebutnya serupa ayah juga kakak laki-lakinya—yang mungkin tidak mengenal apa itu waktu senggang.

Seijuuro hanya mengulas senyum hambar. "Tak apa." katanya, mencoba menenangkan dan membuat Eiji balas tersenyum kikuk. "Di waktu senggang, kadang aku suka membaca."

"Eeh? Benarkah?"

Bunyi samar roda troli yang menghampiri, membuat Eiji bungkam sejenak dari informasi menarik yang baru saja ia terima. Seorang butler La Chateau dengan cekatan mengganti peralatan makan di atas meja dengan hidangan utama. Aroma scallops berbumbu jahe dan filet mignon dengan saus rosemary memenuhi udara di sekitar mereka. Pinot Noir kembali dituang. Dan dari kilatan ceria di kedua mata Eiji, Seijuuro tahu bahwa pembicaraan tentang 'membaca' ini, akan jadi berbuntut panjang.

Great.

TBC