Everything's Back to Normal
Chanbaek
Yaoi
Mpreg
M
.
.
.
Baekhyun terbangun karena suara gaduh dari kamar sebelah. Suara debaman, pekikan dan jeritan benar-benar membuat Baekhyun mendesah frustasi lalu bangkit duduk. Mengambil ponselnya dibawah bantal untuk melihat jam yang sudah menunjukkan angka enam. Dia segera bangkit setelah sedikit menyisir rambut dengan jari-jarinya.
Tangan kurusnya terangkat untuk mengetuk pintu kamar yang terdapat gantungan papan dengan tulisan yang amat berantakan dan hampir sulit dibaca. Tulisan tangan sang anak yang berusaha menuliskan nama mereka sendiri, diikuti gambar-gambar seperti dinosaurus yang lebih mirip bebek atau naga yang justru terlihat seperti cacing.
Diketukan ketiga Baekhyun tak lagi mendengar kegaduhan, bahkan jeritan tawa yang tadi begitu bergema hampir keseluruh sudut apartemenpun hilang. Dengan pelan Baekhyun menekan kenop pintu sedikit untuk mengintip, lalu menganga dan kemudian menepuk jidatnya sendiri. Kamar anaknya memang tidak terlalu besar, berisi tempat tidur bertingkat dan dua buah lemari bergambar tokoh Robocar dan Toys Story. Selebihnya ditempati meja belajar dan ruang untuk mereka bermain sebuah rel kreta dan robot-robotan lainnya yang sekarang sudah tampak berserakan, bahkan sampai keujung sandal tidur Baekhyun.
Perlahan ia berjalan masuk sambil memunguti robot-robotan untuk dimasukkan kekotak mainan mereka yang sudah terbuka, sedangkan sang tersangka sedang berpura-pura tidur diatas kasur mereka dengan mata yang bergerak-gerak dan senyum yang tertahan. Baekhyun tak bisa marah jika sudah melihat tingkah manis anaknya itu, jadi dengan cepat ia meletakkan Optimus Prime dalam bentuk mobil ke kotak mainan dan menaiki kasur bawah tepat disamping anaknya berpura-pura tidur.
"Anak nakal, huh? Sudah berantaki kamar dan sekarang berpura-pura tertidur." Kata Baekhyun menjewer main-main telinga si kembar yang langsung tertawa dan bangkit memeluk tubuh Baekhyun sampai hampir membuat Baekhyun terjungkang kebelakang.
Baekhyun dengan sayang memeluk kedua tubuh kecil anaknya dan mengecup pucuk kepalanya bergantian, "Siapa yang akan membereskannya?"
"Bukan Sehunie." Jawab sang anak yang kini memilin-milin kancing piyama Baekhyun dengan cemberutan.
"Kyungsoo juga tidak mau."
Baekhyun mendesah lalu mencoba menggendong sikembar sekaligus namun karena mereka memiliki badan gembul khas anak-anak membuat Baekhyun menyerah, jadi ia menggendong Kyungsoo dan menarik tangan Sehun untuk turun dari kasurnya.
"Yasudah, ayo mandi. Biar papa bereskan selagi kalian mandi,"
Sehun memekik dan memeluk tangan Baekhyun kegirangan. Selalu saja jika sudah berserakan seperti ini ujung-ujungnya Baekhyun yang akan membereskan lalu kemudian saat mereka pulang sekolah, kamar sederhana mereka akan kembali berserakan seperti kapal sehabis perang.
Baekhyun menarik dua helai handuk putih pada sangkutan lalu meletakkannya dibahunya. Ia masuk kekamar mandi yang terletak disudut kamar sikembar. Baekhyun sebenarnya memiliki tubuh mungil juga, itu mengapa ia tidak sanggup menggendong kedua anaknya jadi ia menurunkan Kyungsoo dari gendongan dan mulai beralih pada kancing piyama Sehun.
Kyungsoo lahir lebih awal sepuluh menit itu sepertinya menjadi alasan mengapa Kyungsoo senakal-nakalnya ia tapi bisa melakukan hal sendiri seperti membuka piyama, menggosokkan sabun keseluruh badan dan memakai pakaian sendiri. Juga termasuk makan tanpa tumpah. Dan Sehun, huft, anak satunya itu sangat manja dan apapun tidak bisa. Membuka kancing piyama yang ada akan berakhir mencopotkannya seperti piayama yang sudah-sudah. Padahal Baekhyun sudah mengajarkannya berulang kali.
"Kyungsoo bisa mandi sendiri, 'kan?" Tanya Baekhyun dengan nada yang membuat anak manapun akan gembira.
"Iya!"
"Sehunie juga bisa mandi sendiri!" Pekik Sehun tak mau kalah ketika Baekhyun sedang menuruni celana piyama sekaligus celana dalamnya. Bibirnya selalu cemberut jika Kyungsoo unggul satu poin darinya.
"Sehunie papa mandikan saja, ya?"
"Sehunie mau mandi sendiri, pa!"
Baekhyun membawa Sehun kedalam bathub yang sudah mulai terisi air hangat, Kyungsoo ikut masuk dengan sebotol sabun cair wangi buah-buahan dan menuangkannya kedalam bathub.
"Kyungsoo suka busa!"
"Sehunie juga!"
Baekhyun mundur beberapa langkah ketika melihat tubuh telanjang bulat Kyungsoo dan Sehun yang bergerak-gerak dalam air untuk menciptakan busa lebih banyak. Jeritan bahagia mereka membuat Baekhyun tersenyum dan mengambil shampoo bergambar Disney pada kemasan botolnya dan menuangkan sedikit ditelapak tangan lalu menggosokkannya untuk ia bubuhi dirambut Sehun yang hitam lebat. Kyungsoo yang melihat tangan-tangan papanya mulai menggosok rambut Sehun ikut menadahkan tangan, tanda meminta dituangkan shampoo juga.
Memandikan mereka berarti ia juga ikut mandi, dengan tubuh aktif seperti Sehun dan Kyungsoo sudah pasti membuat tubuhnya ikutan basah karena mereka yang begitu senang ketika sudah melihat busa mandi. Mengingat ia belum menyiapkan sarapan, Baekhyun menitip pesan pada Kyungsoo untuk menggosok tubuh Sehun dengan spons juga. Kyungsoo mengangguk dan itu cukup membuat lega karena bisa membuat waktu lebih efektif.
Baekhyun keluar dengan piyama basah, bagian lengan ia gulung sampai siku dan langsung menuju dapur yang otomatis melewati ruang tv. Baekhyun terdiam dengan langkah terhenti ketika seorang pria tinggi dengan setelan mahal juga parfum yang begitu mendominasi ruangan berdiri dengan beberapa paper bag yang sudah tergeletak diatas meja.
"Chanyeol? Bagaimana kau bisa masuk?" Tanya Baekhyun dan mendekat kearah sofa, memunguti pakaian serta pedang mainan sikembar yang ternyata juga berserakan disana.
Pria bersetelan yang Baekhyun panggil Chanyeol berdeham lalu membantu Baekhyun memunguti celana dalam Pororo dan Batman milik sikembar yang juga berserakan.
"Kau tidak mengganti sandi apartemenmu,"
Baekhyun mengangguk dan mengambil alih celana dalam anaknya dari tangan Chanyeol.
"Lalu ada apa kau datang sepagi ini?"
"Mengantar anak-anak ke Sekolah tentu saja. Sekaligus melihat dirimu,"
Baekhyun tersenyum reflek dan itu benar-benar membuat hati Chanyeol menjadi lebih hangat setelah melihat senyum orang tercintanya, ia mengekori Baekhyun menuju dapur. Ia berhenti dicounter dapur sedangkan Baekhyun menuju ruang cuci untuk meletakkan pakaian anak-anaknya.
"Ohiya, dimana mereka?" Tanya Chanyeol yang tanpa diperintah langsung mengambil lembar roti untuk dipanggang, ia juga menyiapkan pan panas dan telur.
"Mereka sedang mandi,"
Benar. Chanyeol bisa mendengar pekikan girang mereka dari dapur, suara melengking Kyungsoo yang benar-benar dirindukannya. Dan juga kemanjaan Sehun yang kadang membuatnya kewalahan.
"Biar aku saja, Chan. Kau bisa membuat kopi untukmu dan susu untuk mereka." Baekhyun datang dari samping dan mengambil spatula dari tangan Chanyeol yang pergelangan tangannya sudah ada jam tangan mahal melingkar.
Salah satu barang couple mereka, masih Chanyeol kenakan. Tapi Baekhyun lebih memilih menyimpannya dengan aman.
"Dan kau ingin kubuatkan apa?"
"Teh saja tolong,"
Chanyeol tersenyum dan mulai berkutat dengan bubuk kopi disebelah Baekhyun, ia juga mengambil susu cair kotak didalam kulkas untuk dituang kedalam gelas yang sudah ia siapkan dua buah. Baekhyun melirik sekilas pekerjaan Chanyeol dan memegang tangannya reflek ketika pria itu akan menuangkan susu kedalam gelas untuk Sehun.
"Untuk Kyungsoo saja,"
Chanyeol mengangkat satu alisnya menatap Baekhyun dan tangannya yang masih disentuh lelaki mungil itu,
"Ups, maaf." Baekhyun segera melepaskannya.
Chanyeol tidak mengerti tapi ia langsung menutup kotak susu itu kembali dan meletakkannya kedalam kulkas.
"Apa Sehun tidak suka susu sapi?"
"Bukan begitu. Dia belum bisa lepas dari ASI."
Chanyeol terkikik lalu mengaduk kopinya yang sudah jadi, "Sudah kuduga. Apa kau masih memberikannya?"
"Tentu saja. Aku tidak mau mengambil pusing, dia akan menangis seperti bayi gajah."
"PAPA! KYUNGSOO MENGEJAR SEHUNIE AAAAAA!"
Baekhyun mendesah dan meneleng kebelakang, melihat si kembar yang saling kejar-kejaran. Sehun dengan tubuh telanjangnya berlarian mengelilingi sofa dengan air yang menetes kemana-mana sedangkan Kyungsoo dibelakangnya dengan handuk yang sudah terpasang dengan baik ditubuhnya. Chanyeol tertawa ketika melihat wajah kesal Kyungsoo yang sedang mengejar Sehun untuk dipakaikan handuk, melihat tubuh kecil Kyungsoo yang terbalut handuk seperti melihat kepompong yang berlarian.
"Sehunie! Pakai handuk, dasar tidak malu!"
"Kyungsoo juga sudah melihatnya, jadi kenapa harus malu wle!"
Kyungsoo berhenti mengejar dan melempar handuk itu dengan kesal kewajah Sehun.
"DADDY!"
Chanyeol reflek merentangkan tangannya ketika Sehun berlari dengan belalai gajah mungilnya yang bergoyang dan segera masuk ke pelukan Chanyeol. Baekhyun merotasikan matanya dan akan mengambil alih Sehun tapi anaknya yang manis langsung memeluk erat leher Chanyeol.
"Sehunie akan membuat daddy basah, sayang. Ayo, papa pakaikan baju."
Sehun menggeleng kuat, "Sehunie rindu daddy,"
Chanyeol mengisyaratkan Baekhyun untuk membiarkan Sehun, lagipula ia tidak keberatan basah jika itu bisa mengurangi rasa rindu anaknya.
Kyungsoo yang melihat Sehun digendong dan dielus manja oleh daddynya langsung merasa sedih, ia dilupakan. Bahkan papanya tak melirik padanya dan sibuk melap rambut Sehun dengan handuk yang ia lemparkan tadi. Ia pun berbalik, masuk ke kamarnya untuk memakai baju sendiri.
"Ayo pakai baju dulu, nanti Sehunie bisa terlambat ke Sekolah." Bujuk Baekhyun, jika begini Sehun bisa masuk angin.
"Sehunie maunya sama daddy,"
Chanyeol tersenyum sambil tangan besarnya mengusap punggung Sehun, ia menatap Baekhyun,
"Ambilkan bajunya, biar aku yang pakaikan."
"Uhm, oke."
Setelah menyusun piring-piring sarapan diatas meja makan, Baekhyun berjalan memasuki kamar sikembar dan terkejut ketika mendapati Kyungsoo didalamnya. Ia tidak sadar jika Kyungsoo sudah hilang diruang tv.
"Hei, sayang. Perlu bantuan?" Baekhyun mendekat, dan hendak membantu Kyungsoo menyisir rambutnya.
"Tidak usah, pa. Kyungsoo bisa sendiri."
Baekhyun berlutut disamping Kyungsoo dan mengusap pipi gembilnya yang sudah ditaburi bedak secara berantakan, terlalu menumpuk dibagian hidung mungilnya. Melihat wajah anaknya yang tanpa senyum, Baekhyun tahu Kyungsoo punya masalah.
"Kyungsoo kenapa, nak?"
"Tidak apa-apa," Jawab Kyungsoo tanpa melihat, tangan kecilnya mengambil cologne khusus anak-anak yang sudah tertempel dengan namanya agar tidak tertukar dengan milik Sehun. Ia menuangkannya ketangan lalu menggosoknya diseluruh pakaiannya sehingga wangi segar khas anak-anak masuk kepenciuman Baekhyun.
Baekhyun memutar bahu Kyungsoo agar menghadapnya langsung, ia menelisik wajah tanpa eskpresi milik Kyungsoo yang langsung berubah. Padahal tadi selepas bangun tidur ia masih bisa tertawa dan memekik bersama saudaranya.
"Katakan, Kyungsoo kesal pada papa, ya?"
Kyungsoo terdiam lalu detik kemudian menggeleng patah-patah, menatap ujung jari kakinya lalu menatap kedua mata sipit sang papa.
"Daddy lebih menyayangi Sehun daripada Kyungsoo." Lalu menunduk, tak berani menatap wajah Baekhyun yang mungkin akan marah dan memukulnya.
Hati Baekhyun tercubit keras, ia tidak tahu kalau Kyungsoo lebih perasa terhadap sesuatu yang dipikirnya. Chanyeol tidak seperti itu, daddy mereka tidak seperti itu. Pria tinggi itu menyayangi mereka sama rata, tidak pilih-pilih meskipun Sehun jauh lebih manja. Baekhyun semakin tertampar ketika Kyungsoo mulai terisak.
"Saat daddy datang, pasti yang pertama kali dipeluk itu Sehun." Tangan-tangan kecilnya terangkat untuk mengusap matanya, "Daddy selalu membelikan banyak Prime untuk Sehun."
"Sayang_"
"Kyungsoo tidak menangis."
Baekhyun segera memeluk Kyungsoo dan mengelus punggungnya menenangkan. Meski umurnya baru enam tahun Kyungsoo sudah mengerti mana yang mengganggunya dan mana yang tidak, bedanya, Kyungsoo akan memendam jika tidak ditanya. Kalau itu Sehun, dia akan meraung-raung dengan suaranya yang seperti terompet kematian.
"Daddy juga sayang sama Kyungsoo, kok. Kyungsoo tahu, 'kan Sehunie itu manja? Dan Kyungsoo tahu semerepotkan apa kalau Sehunie sudah rewel?" Kyungsoo mengangguk. Baekhyun melepas pelukan dan menangkup rahang kecil Kyungsoo, "Ayo kita keluar dan datang pada daddy, lalu Kyungsoo bisa memeluk daddy sepuasnya."
Kyungsoo menggeleng, "Kyungsoo mau dipeluk papa saja," lalu tersenyum menampakkan gigi kelincinya yang menggemaskan. Baekhyun balas memeluk Kyungsoo dan mengelus punggungnya lagi.
"Jadi daddy tidak mau dipeluk, nih?" Baekhyun tersentak dan mengadah, menatap pria tinggi menjulang yang sudah ada disamping mereka dengan Sehun masih digendongan tengah memegang potongan apel dikedua tangan mungilnya.
Kyungsoo melepaskan pelukan Baekhyun dan mengadah, menatap Chanyeol lalu Sehun. Ia tiba-tiba kesal lagi ketika melihat mulut penuh Sehun yang sedang mengunyah tanpa dosa.
"Tidak mau," Kata Kyungsoo pelan dan berjalan kearah gantungan dekat lemari, berjinjit untuk mengambil taskura-kura hijaunya dan memakainya. Berjalan melewati Chanyeol yang sedang cemberut karena diabaikan anaknya sendiri.
Baekhyun tertawa dan mengambil Sehun dari Chanyeol yang masih telanjang, "Tadi Kyungsoo menangis,"
"Apa? Kenapa? Apa kau memukulnya?" Sembur Chanyeol panik.
"Aku tidak pernah memukul anakku sendiri, Chanyeol. Sebaiknya kau tanya saja sendiri, karena alasannya menangis itu karena DADDY-nya." Baekhyun tersenyum miring namun sangat manis dimata Chanyeol membuat dia berkeinginan mencium bibir tipis merah milik Baekhyun.
Lalu setelah mengambil perlengkapan pakaian Sehun, Baekhyun keluar meninggalkan Chanyeol yang sedang kebingungan dikamar sikembar.
.
.
.
Tidak butuh berhari-hari untuk tahu mengapa anaknya marah padanya. Hanya dalam hitungan menit Chanyeol sudah tahu alasannya, tidak jauh-jauh dari rasa cemburu. Yang menjadi korban adalah dirinya. Dijauhi dan dimusuhi.
Sehun sering menyita perhatiannya ketika ia datang berkunjung ke apartemen Baekhyun, bercerita banyak hal dan itu selalu mendahului Kyungsoo mengingat Sehun memiliki perasaan menggebu-gebu dalam dirinya. Jika Chanyeol akan meladeni Kyungsoo sebentar saja maka Sehun akan menangis dengan jeritan yang akan membuat satu rumah kewalahan, Kyungsoo sadar adiknya itu memang manja tapi dia sudah keterlaluan. Memonopoli daddy Chanyeol hanya untuk dirinya sendiri itu benar-benar curang, terlebih Chanyeol jarang mampir.
Sekarang, Kyungsoo sedang duduk dipangkuan Chanyeol sedang memakan roti bacon dan telurnya. Sedangkan Chanyeol menatap sambil mengelus rambut Kyungsoo yang sudah rapi. Kalau itu Sehun, pasti dia sudah memberontak dan memarahi Chanyeol karena telah merusak tataan rambutnya. Tapi Kyungsoo hanya diam dan sibuk pada sarapannya.
Jika Kyungsoo makan dengan rapi dan diam, memegang roti dengan kedua tangannya dengan benar maka Sehun berkebalikan. Dia duduk dipangkuan Baekhyun yang sedang menyisir rambutnya dari belakang, sengaja menggerakkan kepalanya kesana-kemari sambil menggumamkan lagu favoritenya dalam kunyahan. Tidak memegang roti dengan benar, ia meremas roti dan telur baru akan memasukkan kedalam mulutnya.
"Tidak seperti itu makannya sayang," Baekhyun berusaha menyusun rotinya kembali tapi Sehun merengek tidak suka. Jadi Baekhyun mengalah dan lanjut membubuhi rambut Sehun dengan hair cologne anak-anak.
"Sehun benar-benar sepertiku ya, Baek?" Chanyeol tertawa melihat Baekhyun yang mendelik padanya,
"Sangat. Mungkin aku salah mengidam dulu."
"Hmmm, menurutku mengidam ingin disentuh olehku tidak salah kok." Dibawah meja Baekhyun menendang tulang kering Chanyeol yang langsung mengaduh dengan keras.
"Ouh, papamu kejam, Soo." Adu Chanyeol pada Kyungsoo yang menatapnya diam.
"Jangan berkata macam-macam didepan anak-anak," Peringat Baekhyun keras dengan pelototan.
"Pa, Sehunie mau menyusu."
Serentak Chanyeol dan Kyungsoo mengangkat alis kanannya menatap Sehun yang belepotan roti dan bacon, disekitar piringnya juga terdapat banyak remah-remah yang membuat Kyungsoo merotasikan bola matanya.
"Disini ada daddy," Sindir Baekhyun, tapi Sehun tidak mau mendengar alasan. Dengan tangan kotor ia membuka kancing piyama Baekhyun dan langsung meraup puting kanan Baekhyun dengan mulutnya yang belepotan.
Chanyeol yang sempat melihat dada Baekhyun bersiul-siul tidak jelas sambil membuang pandangannya kesegala arah. Baekhyun menendang ditempat yang sama untuk kedua kalinya dengan tatapan jengkel.
"Kyungsoo tidak menyusu lagi, ya?" Tanya Chanyeol melap mulut Kyungsoo pelan dan merapikan rambut anaknya yang tadi ia usak.
"Iya," Jawab Kyungsoo seadanya.
Lalu Chanyeol beralih pada Baekhyun yang sedang merapikan piring Sehun, satu tangannya tak lupa memegang punggung Sehun ketika ia akan bergerak.
"Apa tak apa membiasakan Sehun menyusu?"
"Dokter memperbolehkannya asal tidak terlalu sering. Lagipula ASIku tidak begitu lancar lagi. Hanya akan keluar sesekali." Jawab Baekhyun, "Sehun sering merengek karena itu,"
"Tapi menurutku tidak baik dibiasakan, apalagi mereka sudah mulai masuk Sekolah,"
"Aku sudah berusaha, tapi Sehun akan menangis dan menjerit. Susah untuk diam. Ia tidak suka susu apapun, membuatku khawatir dengan pertumbuhannya."
Baekhyun menunduk, menatap wajah Sehun yang mulai menyayu. Lalu tangannya menepuk pantat Sehun untuk menyadarkannya, "Jangan tidur. Sehunie harus Sekolah."
Chanyeol melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima, ia harus bergegas mengantar anak-anak Sekolah lalu ke kantor. Ada rapat dipagi hari, jadi dia bangkit berdiri menggendong Kyungsoo yang sudah selesai.
"Sudah pukul tujuh, aku sudah harus berangkat, Baek."
Baekhyun mengadah menatap Chanyeol, "Tapi Sehun belum selesai," Katanya sambilan melap tangan kotor Sehun dengan tisu basah.
"Sehunie, sudah cukup, hm? Daddy harus kekantor dan kalian harus Sekolah." Sehun menggeleng dengan puting Baekhyun dimulutnya.
"Kalau Sehunie berhenti, nanti sepulang sekolah daddy belikan mainan dan es krim." Mendengar tawaran menggiurkan mata Sehun langsung terbuka lebar dan melepas hisapannya dengan bunyi plop, ia menatap Chanyeol semangat.
"Yang benar, dad?"
Chanyeol mengangguk dengan senyum pasti. Sang anak bungsu langsung turun dari pangkuan Baekhyun dan merentangkan tangannya pada Chanyeol untuk digendong. Mudah saja bagi pria tinggi itu menggendong kedua anaknya karena tubuhnya besar dan juga kuat.
"Kyungsoo ingin boneka Crong."
"Sehunie mau es krim lima scoop!"
"Baiklah, anak daddy yang tampan-tampan ini." Ia mengecup kedua pipi anaknya.
Setelah mengancingi piyamanya kembali, Baekhyun mendekat untuk melap mulut Sehun yang masih belepotan roti dan ASI disudut bibirnya. Kemudian mereka berjalan menuju pintu, mengantar Chanyeol dan kedua anaknya keluar.
"Hati-hati Yeol," Kata Baekhyun saat Chanyeol sudah diluar, "Jangan nakal di Sekolah ya Sehunie, dengarkan Kyungsoo. Dan kalau kalian butuh bantuan katakan pada bu guru, okay?"
"Okay!" Jawab mereka serempak.
"Kalau begitu aku berangkat dulu," Kata Chanyeol sedikit canggung. Biasanya jika ia akan berangkat ke kantor, ia akan mencium bibir Baekhyun atau mungkin ditambah lumatan. Namun sekarang tidak memungkinkan, ya? Bisa-bisa ia dijambaki habis-habisan oleh Baekhyun kalau langsung nyosor.
Jadi dengan senyum, ia berjalan meninggalkan apartemen Baekhyun dengan Sehun dan Kyungsoo yang mulai berceloteh tentang film kartun yang mereka tonton semalam.
.
.
.
"Jadi Chanyeol datang lagi pagi ini?"
Baekhyun mengangguk, mengaduk-ngaduk jus jambunya yang sedari tadi ia diamkan.
"Aku tidak bisa menolaknya, dia datang demi anak-anak." Baekhyun menghela nafas, "Aku tidak ingin sikembar tidak mendapat kasih sayang dari daddynya,"
"Tapi dia sudah terlalu sering datang dengan alasan 'anak-anak'. Aku yakin, dia hanya modus agar bisa dekat lagi denganmu."
Baekhyun berdecih dan menepuk bahu temannya yang rela datang jauh-jauh dari Jepang. Sebenarnya sih untuk urusan kerja suaminya.
"Persetan, dia akan bertunangan."
"Apa?! Lalu dengan siapa?!"
Baekhyun menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi setelah menghela nafas, "Luhan."
"Luhan? Luhan siapa?" Tanya Minseok bodoh, ditambah rautnya yang mengernyit seperti itu.
"Dia seorang model yang sedang banyak orang bicarakan. Kau ingat aku pernah menunjukkanmu majalah Elle edisi musim semi tahun lalu? Itu dia, Luhan."
"Wow, aku benar-benar terguncang, Baek."
"Kau berlebihan," Kekeh Baekhyun.
Setelahnya ia lebih memilih diam, megaduk-ngaduk jusnya lagi sambil melamunkan nasibnya yang kurang beruntung. Sampai dimana ia mengingat masa bahagianya bersama Chanyeol, ketika pertama kali mereka bertemu sampai berpacaran. Mereka menikah tepat dimusin panas, lalu juga melalui banyak malam panas yang tak bisa Baekhyun lupakan. Sentuhan Chanyeol, ciumannya, bagaimana ia melakukannya dengan sangat lembut lalu berakhir bermain kasar.
Bagaimana ekspresi Chanyeol ketika tahu bahwa dia hamil, bagaimana Chanyeol memanjakannya. Dan sampai dimana sikembar lahir, ia melihat Chanyeol menangis untuk pertama kalinya semenjak mereka menjalin hubungan. Dia mencium kening bayi-bayinya sayang dan mengucapkan sejuta kata cinta untuknya.
"Lalu bagaimana dengan kau?"
"Aku kenapa?"
"Tak ingin menyusulnya?"
"Maksudmu mencari pria baru?"
"Mh-hm."
Baekhyun mendesah panjang, seolah baru saja dilepaskan dari beban berton-ton.
"Tidak dulu, deh. Aku masih fokus pada Sehun dan Kyungsoo." Lalu Baekhyun tersenyum sumringah dan menatap Minseok, "Kau tahu, Sehun sekarang sangat aktif dan cerewet. Paman Minseok harus mengunjungi Sehunie dan Kyungsoo sesekali."
"Aww, paman Minseok ingin sekali mengunjungi keponakan-keponakan nakal itu dan membawa Daeul." Minseok menghela nafas, "Yaah, apa daya paman Jongdae sibuk terus."
Baekhyun tertawa tapi hatinya menangis miris. Jongdae sibuk dengan urusan pekerjaan sampai merelakan waktunya dengan Minseok dan Daeul. Namun Minseok masih tetap sabar, mendampingi Jongdae dan mengurus Daeul.
Andai ia seperti Minseok.
.
.
.
'Aku tidak bisa menjemput anak-anak. Maaf.' –pcy.
Baekhyun menghela nafas ketika sepenggal pesan dikirimkan oleh Chanyeol beberapa menit yang lalu. Sudah pukul sebelas dan Sekolah sikembar akan berakhir sebentar lagi, Chanyeol tidak bisa menjemput karena urusan pekerjaan. Seperti biasanya.
'Kau sudah berjanji akan membelikan anak-anak mainan dan es krim.' –bbh.
'Nanti malam aku akan mampir membawa pesanan mereka.' –pcy.
Baekhyun bangkit dari kursi ruang kerjanya, mengambil coat hitam dan kunci mobil.
"Aku akan menjemput sikembar, tolong urus cafe selagi aku tidak ada." Joohyuk yang bekerja dibagian counter pemesanan mengangguk dan mengatakan hati-hati pada bossnya itu.
Baekhyun menelpon guru sikembar untuk menjaganya selagi ia dalam perjalanan menjemput. Sehun itu sangat jahil dan nakal, bisa-bisa ia menarik Kyungsoo untuk berlarian dan kemudian malah tersesat.
"PAPA!"
Baekhyun tersenyum dan menyambut anak-anaknya yang berlari menghampirinya dengan tangan direntang lebar-lebar, memeluk pahanya dengan erat sambil cekikikan riang. Lalu ia berterima kasih pada guru sikembar sudah mau menjaga anaknya.
"Daddy dimana?" Tanya Kyungsoo.
"Daddy janji akan menjemput dan membelikan es krim huwaaaaaaaa~" Sehun merengek dipelukan Baekhyun membuat si mungil harus menggendong anak bungsunya dan menepuk-nepuk punggungnya agar tenang.
"Tenang, ya? Daddy akan membelikannya nanti malam."
"Tidak mau huwaa! Sehunie maunya sekarang!" Sehun menendang-nendang membuat Baekhyun hampir saja oleng. Kyungsoo mengadah menatap Sehun jengkel, dengan kesal ia menarik kaki Sehun dan menepuk pantatnya.
"Daddy, 'kan sudah bilang akan membelikannya nanti malam. Sehunie tidak bisa bersabar."
"Kyungsoo pembohong! Kyungsoo pasti sudah bersekongkol dengan daddy untuk membohongi Sehunie hiks."
Baekhyun membuka pintu penumpang dan membantu Kyungsoo menaiki mobil dan memasangkan safetybeltnya. Lalu ia ikut masuk dan duduk dibangku kemudi. Sehun masih menangis dipangkuannya membuat si mungil kewalahan mendengar jeritannya.
"Sehunie menyusu saja, ya?" Rayu Baekhyun tapi Sehun menggeleng dan memukul-mukul dada Baekhyun geram.
"Sehunie mau daddy! Daddy! Daddy! Daddy!"
"Okay, papa menelpon daddy dulu dan Sehunie tenanglah."
Dari samping, Kyungsoo memandang papa dan kembarannya lelah. Tangan mungilnya beralih memijit kepalanya seperti orang dewasa tanda bahwa ia pusing melihat tingkah kembarannya.
Pada sambungan keempat, Chanyeol mengangkat panggilannya.
"Halo, Baek?"
"Dadddyyyy!" Jerit Sehun langsung saat ia mendengar suara daddynya dari ponsel.
"Sehunie? Kenapa menangis?"
"Sehunie mau daddy! Kenapa daddy berbohong hueee."
"Maafkan daddy sayang, daddy banyak pekerjaan. Tapi daddy janji nanti malam akan mampir."
"Daddy hiks-daddy pasti berbohong lagi hiks."
"Tidak sayang, Sehunie mau apa? Daddy belikan."
"Sehunie mau daddy."
"Uuuu manisnya anak daddy~ nanti malam daddy mampir okay?"
"Jangan bohong lagi atau Sehunie tidak mau bertemu daddy selamanya."
"Daddy janji. Sekarang bisa tolong berikan ponselnya pada papa?"
Baekhyun mengambil tisu diatas dashboard dan melap wajah basah serta ingus Sehun. Ia mengernyit ketika Sehun memberikan ponselnya,
"Ada apa?"
"Maaf."
"Yasudahlah, Chan. Lagipula pekerjaanmu kan tidak bisa ditinggal." Kata Baekhyun saat sedang membuka dua kancing kemejanya karena Sehun yang beberapa menit lalu tidak mau menyusu telah berubah pikiran.
"Kenapa nada bicaramu seperti itu?"
"Seperti apa?" Baekhyun mengernyit menahan perih saat Sehun memainkan gigi-gigi susunya. Membuat area dadanya menjadi ngilu. "Pokoknya nanti malam jangan mengecewakan anak-anak lagi, Chan."
"Aku mengerti."
"Yasudah, kembali bekerja. Aku akan mengantar anak-anak pulang."
"Hmm, see you, puppy."
"Yaa_"
Tutt tutt
Baekhyun menatap ponselnya kesal. Panggilan itu, panggilan paling keramat. Ia meletakkan ponsel diatas dashboard dan menoleh kesamping, kepala Kyungsoo sudah terkulai menyamping. Ia terkekeh, pasti terlalu lama mengobrol membuat Kyungsoo kebosanan dan akhirnya tertidur.
"Jangan menggigitnya, Sehunie." Baekhyun menarik kepala Sehun paksa, sisa-sisa susu masih membasahi bibirnya, "Atau papa tidak memperbolehkan lagi Sehunie menyusu sampai kapanpun."
"Baiklah," Ancaman itu sudah pasti langsung membuat Sehun takut. Ia kembali menyusu dengan tenang, tidak menggigit.
Baekhyun mulai melajukan mobil dengan kecepatan standart, sesekali melepas satu tangannya pada stir untuk mengelus punggung Sehun. Jika Sehun merasa bosan dengan puting yang kanan, maka ia akan beralih ke puting yang kiri. Dari lahir, sikecil Sehun sudah mengklaim kalau dada Baekhyun adalah miliknya. Tidak ada yang boleh menyusu selain dirinya.
(Maunya TBC apa DELETE, nih?)
Notes:
Yang diatas itu diiyain aja ya biar palli dah wkwk
Gue uda ngetik cerita ini beberapa chap. Jangan anuin gue. Gue tau ini cerita bagi sebagian orang bikin mual. Ya namanya aja fiksi ga beneran, imajinasi gue. Kali kali mamih sama papih untuk 10 tahun kedepan kaya gt.
Ohya, kenapa ini M? Karena gue berencana bikin ensi. Tapi tar abis puasa koq tenang aja ehe. Masih rencana juga. Dan kalo memang gasuka ya mending langsung close, gapapa dah numpang baca aja daripada review tapi nyelekit :') gaboleloh bikin orang sakit hati lagi puasa
Kalo banyak respon positif gue lanjut deh :) kalo ga ya wassalam
Pake cinta,
Piou
